Awalnya kupikir Roni adalah tipikal suami yang baik, romantis, lembut, dan bertanggung jawab, namun di hari pertama pernikahan kami, aku melihat ada yang aneh dari diri Suamiku itu, tapi aku sendiri tidak berani untuk menduga-duga sebenarnya apa yang tersembunyi di balik semua keromantisan suamiku itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi tan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rahasia
Kejadian hari ini terus melekat di Ingatanku, bagaimana dengan mata kepalaku sendiri aku melihat bahkan bertemu langsung dengan perempuan yang sering dihubungi oleh Mas Roni, perempuan yang sering di telepon dan sering di chat oleh Mas Roni, dia adalah Dokter Eva Suryani.
Aku sama sekali tidak menyangka, kalau profesi sebagai Dokter bisa-bisanya berselingkuh dengan laki-laki yang bahkan sudah beristri, sementara dirinya statusnya juga adalah seorang istri dan memiliki suami dan keluarga, rasanya sulit untuk percaya, tapi itulah kenyataan.
Mau tidak mau aku harus menerima kenyataan ini, walaupun saat ini aku sendiri juga tidak tahu harus berbuat apa, Apalagi aku juga harus menerima kenyataan kalau kondisiku saat ini sedang positif hamil, dan yang lebih dahsyatnya lagi adalah aku diperiksa oleh Dokter Eva Suryani, selingkuhan suamiku sendiri.
Aku masih menyandarkan punggungku di sofa ruang tamu ini, mataku melihat ke arah TV yang menyala namun pikiranku tidak menikmati acara TV tersebut, pikiranku melayang entah kemana.
Aku berpikir, apakah aku harus memberitahukan Mas Roni soal kehamilanku ini, Atau aku rahasiakan saja sementara, sejujurnya aku belum siap memberitahu Mas Roni kalau aku positif hamil, karena saat ini Hatiku sedang gundah, ada orang ketiga diantara pernikahan kami, dan itu tidak mudah, tapi aku tidak boleh tersulut Emosi, aku harus tetap bisa berpikir jernih, sehingga aku bisa memutuskan suatu langkah yang tepat.
Tiba-tiba ponselku berbunyi, sejak tadi aku tidak melihat ponselku, aku langsung merogohnya di dalam tas yang ada di atas meja tamu, ada panggilan telepon dari mas Roni, tumben dia telepon jam segini, aku langsung mengusap layar ponselku untuk menjawab panggilan telepon dari mas Roni.
“Halo mas, ada kabar apa?“ Tanyaku saat mengangkat panggilan telepon dari mas Roni.
“Kamu di rumah ya Dek, sepertinya malam ini Mas Agak terlambat pulang, karena ada pesanan dari pelanggan, jadi Mas harus memastikan kalau pesanan itu benar-benar diantar, kebetulan pelanggannya meminta mengantar di malam hari!“ jawab Mas Roni.
"Oh ya? Bagus sekali tokonya Mas, bisa ada layanan pengantaran sampai malam, biasanya kalau di toko lain kalau toko sudah tutup ya tutup saja, pengantaran dilakukan keesokan harinya!" Ujarku yang merasa agak janggal dengan alasan Mas Roni.
"Ini pelanggan lama Dek, Karena dia sudah sering memesan barang-barang di toko mas, mas kan jadi tidak enak kalau kemauannya tidak dituruti, nanti kamu tidur saja duluan ya dek, tidak usah menunggu Mas, Mas pasti pulang walaupun terlambat!“ ucap Mas Roni.
“Ya sudah tidak apa-apa Mas, hati-hati ya!" Jawabku yang kemudian langsung mematikan ponselku, aku tahu Mas Roni sedang berbohong, feelingku mengatakan demikian.
Aku sangat penasaran ke mana sebenarnya perginya Mas Roni, sehingga dia merencanakan pulang malam, terbersit ide di pikiranku ingin mengikutinya, tapi bagaimana caranya?
Aku ingat kalau di ujung jalan ini ada tukang ojek yang mangkal, sebaiknya Aku meminta tolong tukang ojek itu untuk membuntuti suamiku, kalau jam segini kemungkinan suamiku masih ada di toko, karena ini masih sore, ya, aku harus melakukan ini untuk memperkuat bukti-bukti perselingkuhan suamiku.
Setelah membasuh wajahku, supaya segar dan tidak terlalu lelah, aku pun Kembali keluar dan berjalan menuju ke Ujung Jalan, Di mana tukang ojek biasa mangkal.
Kebetulan di pangkalan ojek itu hanya satu tukang ojek yang terlihat sedang menunggu penumpang, mungkin teman-temannya sedang mengantar, Kebetulan sekali jadi aku tidak usah memilih.
“Permisi bang, bisa antarkan saya ke toko furniture Mandiri? Tapi setelah itu saya ingin diantar untuk mengikuti seseorang!“ kataku to the point.
"Oh tentu saja bisa Mbak, mau jalan sekarang?" tanya tukang ojek itu sambil mengenakan helmnya.
"Iya Bang, jalan sekarang saja, nanti kita langsung mengikuti orang yang saya maksud!" Jawabku.
Tukang ojek itu mengangguk tanpa bertanya lagi, Kemudian aku pun segera naik ke atas motor yang kemudian langsung melaju menuju ke Toko Mas Roni.
Setelah hampir mendekati Toko Mas Roni, aku pun menyuruh tukang ojek itu untuk berhenti, sengaja aku berhenti agak jauh dari toko, tapi masih bisa kulihat dengan mata kasatku, aku takut ketahuan Mas Roni kalau aku membuntutinya, motor Mas Roni masih terlihat terparkir di depan toko itu berarti dia masih berada di toko.
“Tunggu sebentar ya Bang, orangnya belum keluar dari toko!“ kataku pada tukang ojek.
“Siap Mbak!" sahut tukang ojek.
Dia tidak berani bertanya macam-macam padaku, karena mungkin dia sungkan padaku, sepertinya tukang ojek ini tahu kalau aku membuntuti suamiku sendiri.
Setelah sekitar 10 menit menunggu, akhirnya Mas Roni nampak keluar dari dalam toko, dia langsung mengenakan helmnya dan naik ke atas motornya.
“Tuh Bang orangnya sudah siap-siap mau pergi, kita ikutin dia ya Bang, tapi usahakan jangan sampai ketahuan!" ujarku sambil menunjuk ke arah Mas Roni.
"Ya Mbak saya paham, lebih baik sekarang kita cepat-cepat ikutin dia, takut kehilangan jejak!" Kata tukang ojek itu yang langsung mengenakan helmnya juga, aku pun langsung kembali naik ke atas motor dan abang ojek itu pun segera melajukan motornya mengikuti Mas Roni yang mulai melaju keluar dari tokonya.
Sepertinya abang ojek sudah paham Bagaimana cara membuntuti orang, dia tidak terlalu dekat, tapi dia juga masih bisa memantau Ke mana arah laju motor Mas Roni.
Setelah beberapa saat lamanya menempuh perjalanan, mataku tercengang karena merasa mengenali jalan ini, yah, ini adalah jalan yang aku lewati bersama dengan Sisi menuju ke rumah atau ke klinik Dokter Eva Suryani.
Tiba-tiba dadaku bergemuruh, tidak salah lagi, Mas Roni pergi menuju ke tempat praktek Dokter Eva, tapi kenapa Mas Roni seberani itu?
Apakah Mas Roni tidak takut pada suami Dokter Eva ataupun keluarganya yang lain? Itulah yang menjadi pertanyaan terbesarku, sebenarnya Apa hubungan mereka dan bagaimana cara mereka melakukan hubungan terlarang tanpa diketahui siapapun?
Motor Mas Roni berhenti di depan klinik, tukang ojek yang mengantarkan aku pun berhenti tidak jauh dari klinik, setelah Mas Roni memarkirkan motornya, dia tidak langsung masuk ke dalam klinik, Tetapi dia mengeluarkan ponsel Sepertinya dia sedang menelpon seseorang.
"Bang Tunggu sebentar ya, Pokoknya saya akan memberikan bayaran lebih buat abang!" Kataku yang mulai merasa tidak enak karena tukang ojek sudah terlalu lama mengantarkan aku.
"Iya mbak tenang saja, saya paham kok, tanpa Mbak harus bicara pada saya, saya tahu orang yang Mbak ikutin itu adalah suaminya Mbak, saya akan bantu mbak sebisa saya!" ucap tukang ojek itu.
Aku pun tersenyum sambil menganggukkan kepalaku, kemudian mataku kembali mengarah pada Mas Roni yang masih berdiri sambil menelepon seseorang, tiba-tiba saja dia masuk tapi bukan masuk ke dalam klinik, tetapi masuk ke dalam rumah yang ada persis di sebelah klinik, motornya juga dia masukan ke dalam garasi rumah itu, apakah rumah itu adalah rumah Dokter Eva?
Bersambung ….