Alina terpaku saat melihat janur kuning disebuah gedung nama Kaka sepupu atau kaka tirinya terpajang dipapan janur kuning.
wanita mana yang tidak sakit hati dikhianati oleh Kaka tiri..Dan calon suaminya.
Ira Kaka tiri atu sepupu Alina.adalah anak bawan ibu tirinya,ayahnya Alina menikahi Hamidah ibunya Ira setelah satu tahun ibunya Alina menikah.
Hamidah adalah adik kandung Halimah yang kebetulan seorang janda. keluarga meminta Subandi ayah Alina turun ranjang.semua dilakukan demi anak-anak mereka.
" astaghfirullah..! sejak kapan Mas Ardi dan Ira pacaran?? kenapa begitu tega mayakiti ku."
kakinya kaku seperti tertanam ditanah tidak bisa digerakkan saat melihat papan nama itu...Wita sang sahabat menenangkan hati Alina.
" tarik nafas dan beristighfar, tenang kan hatimu." ucap Wita.
ikuti kisahnya dinovel yang berjudul.
ditikung Kaka tiri dipinang pengusaha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur silawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 Menikmati sunset
Sebelum Lina pergi meninggalkan gedung pernikahannya..Lina bertemu dengan Pak Lurah.
Pak lurah adalah saudara kandung Pak Subandi,ia diberitahu oleh salah satu perangkatnya bahwa,telah terjadi kegaduhan disebuah gedung pernikahan.Dimana keponakannya Alina telah ditikung kaka sepupunya.
"Alina!! Apa yang terjadi nak?"tanya Pak Lurah dan ia langsung memeluk Alina.
"Lina tidak jadi menikah dengan Ardi Om, posisi Lina sudah digantikan oleh Ira!"ucapnya sambil menahan tangis.
Pak lurah diam mematung entah apa yang ada di dalam pikiran Pak lurah mendengar aduan keponakannya itu.
beberapa hari yang lalu Subandi memberitahunya jika,Alina akan menikah minggu dengan bukan hari ini.
"Bapakmu sudah keterlaluan Lin,om diberitahu jika kamu menikah minggu depan bukan sekarang, ternyata semua bohong! Entah apa, maksud Mas Bandi melakukan ini semua. Ya sudah,tidak apa-apa tidak jadi menikah dengan Ardi dunia tidak selebar daun kelor,mungkin Allah mempunyai rencana lain untuk masa depanmu. Ikhlaskan, ya nak! Kamu mau ke mana? Sebenarnya Om masih bingung dengan kejadian hari ini, Om ingin bertanya banyak padamu? Tapi jika kamu ingin pergi pergilah, jaga diri baik-baik jangan melakukan hal-hal bodoh yang merugikan dirimu sendiri."pesan pak lurah, Lina menjawab dengan anggukan.
Tangis Alina pecah di depan adik bapaknya itu,dadanya sangat nyesek sekali rasa-rasa mau pecah.
Mendengar tangisan pilu sang keponakan Edi rasa-rasanya ingin menangis..
" Pergi lah nak, tinggalkan gedung kesakitan ini cari lah tempat dimana bisa kamu temui ketenangan dan pulang saat hati dan pikiran sudah tenang." Titah Edi Alina tidak bisa menjawab hanya mengangguk saja.
Sambil menghapus air matanya ia mencium tangan Edi. Lalu gadis cantik itu meninggal gedung tersebut..
Edi menatap kepergian sang keponakan penuh rasa iba. Entah apa yang akan ia lakukan kepada Subandi kakak laki-lakinya itu.
Melihat Edi memasuki gedung pernikahan itu. Subandi terlihat gelisah. Dan salah tingkah
"Edi!! Siapa yang memberitahumu jika Mas ada di gedung ini?"tanyanya, tampak sekali kegelisahan di wajah laki-laki paruh baya itu.
"Netizen! Yang memberitahuku, jika telah terjadi pengkhianatan di gedung ini!!Dan semua direncanakan oleh ibu tiri dan Bapak kandungnya sendiri, pelakunya adik sepupu. Aku nggak habis pikir?? dengan jalan pikiran Mas dan Mbak Hamidah.. di mana coba, kalian meletakkan hati nurani kalian?? Bisa-bisanya Alina menikah hari ini, tetapi calon suaminya menikahi adik tirinya? Dan Mas ikut sekongkol menikung anak kandung sendiri??"jawab Edi sambil menggelengkan kepalanya.
"Semua ini, tidak seperti apa yang kamu pikirkan Ed? Mas akan jelaskan tapi tidak hari ini! Semua Mas lakukan demi kebaikan Alina!"jawab Edi gugup.
Edi tersenyum sinis, menatap kakak kandungnya dan kakak iparnya itu silih berganti.
"Apapun alasannya! Kejadian hari ini telah membuat Alina terluka dan sakit hati beserta malu. Hatimu, di mana Mas???"teriak lantang Edi Bustami..
"Mas Edi!! Semua sudah takdir Tuhan. Semua berjalan sesuai dengan kehendaknya, Ira dan Ardi saling mencintai. Dan pernikahan hari ini, terjadi semua restu Tuhan, sekarang Ardi telah menjadi menantu kita, Mas Edi harus bisa menerima Ardi sebagai menantu dengan ikhlas."ucap Hamidah penuh percaya diri.
Edi tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan kakak iparnya itu.
"Apa kata mu, Takdir? Takdir yang kalian ciptakan sendiri. Bukan takdir dari Tuhan, sah-sah saja Ardi dan Ira mencintai dan menikah. Tapi tidak seperti ini caranya. Saya akan bawa kasus ini ke ranah hukum, Alina itu keponakanku berarti ia juga anakku. Jika Bapak kandungnya tidak bisa melindunginya biarkan aku sebagai omnya yang akan melindungi keponakanku."ucap Edi dengan nada lantang dan tegas.
Edi hanya bisa tertunduk malu, sementara Hamidah sedikit Panik, mendengar ancaman Edi.
Pasangan yang baru Sah menjadi suami istri itu, terlihat panik dan ketakutan. Terutama Ardi mukanya pucat menahan rasa takut yang sulit untuk diungkapkan.
"Ira itu bukan keponakanku! Jadi Ardi bukan menantuku. Keponakanku hanya Alina dan aku tidak memiliki keponakan lagi selain Alina."jawaban Edi membuat Hamidah lesu bagaikan kerupuk disiram air kondisi hati Hamidah saat ini.
"Aku setuju 1000% dengan ucapan Pak Lurah! Dan saya mendukung Pak Lurah untuk membawa para pengkhianat ini keranah hukum.. oh ya,pak lurah mohon bantuannya. Ardi ini ,telah banyak memakan uang Alina, pernikahan ini dan gedung mewah ini memakai uang Alina semua. Tolong dikawal supaya uang Alina keponakan kita, bisa kembali."sahut Ayu dengan suara lantang.
"Cukup Mba Ayu! Kamu sudah terlalu banyak bicara dan terlalu ikut campur dalam urusan keluargaku. Aku yang akan melaporkanmu ke kantor polisi atas kasus pencemaran nama baik."Ayu tertawa ngakak, mendengar Hamidah ingin melaporkannya atas kasus pencemaran nama baik.
" Kamu akan melaporkanku atas kasus pencemaran nama baik?? Nama baik yang mana yang aku cemarkan? Tanpa aku cemarkan kan, nama baikmu sudah tercoreng. kamu kira, aku tidak bisa bikin laporan ke kantor polisi Atas kasus penipuan.Kamu lihat saja nanti apa yang akan lakukan,Walaupun saudara besan mu,banyak yang menjadi aparat aku tidak takut."Setelah mengucapkan kata-kata penuh ancaman untuk sang Adik durjana.
Ayu ditarik oleh suaminya untuk meninggalkan gedung tersebut...Baru beberapa langkah Ayu beranjak meninggalkan ruangan itu.Tiba-tiba wanita paruh baya itu, menghentikan langkahnya Ia membalikkan badannya dan melangkah mendekati Ardi dan Ira..
" Satu lagi kelupaan!! Kalian harus tinggal kan rumah Alina!!kamu, Ardi. Bawa istri mu pulang ke rumahmu.. Karena yang ditempati Ira dan Ibunya rumah almarhum adik saya.Rumah itu dibeli hasil keringat adik saya jadi TKW dan kamu juga Bandi bawa istri mu pergi dari rumah Halimah.. Awas saja kalau Kalian masih di rumah itu akan aku lemparkan Bodoh Ucap Ayu sengit.. Matanya nyalang menatap pasangan yang baru resmi menjadi suami istri itu.
Sementara itu Alina dan Wita beserta pria berkacamata dan selalu mengunakan masker itu.. Sedang menikmati sunset disebuah pantai diujung kota..
Alina kini,telah mengganti pakaiannya dengan outfit santai.
Mata gadis berparas ayu itu menatap lurus lautan yang ada didepannya.. Suasana hatinya berangsur-angsur membaik,beban berat yang mengganjal dihatinya seketika sirna..
Pria berkacamata itu duduk disebelah Alina.Ia memberikan satu botol air mineral yang sudah ia bukakan.
"Minumlah patah hati itu, perlu tenaga Jangan sampai kamu kehausan Kamu butuh tenaga dan pikiran yang sehat untuk membalaskan sakit hati mu!" Alina mengambil air mineral yang disodorkan oleh Pria itu, tanpa menoleh ke arah Pria berkacamata hitam,yang belum ia ketahui namanya.
Pria misterius itu, tidak pernah melepaskan kacamata dan maskernya. Alina pun tidak menanyakan nama pria tersebut.
Dalam kondisi hati yang sedang porak poranda Alina tidak memperdulikan asal usul pria itu.
"Terimakasih." ucap Lina datar.Ia meneguk air mineral itu sampai tandas.
"Sama-sama, kalau masih haus aku belikan lagi." Tawar laki-laki misterius itu.
"Kamu punya uang?? Aku boleh pinjem?"tanya Alin lagi..Wita yang duduk disebelah kiri Alina mengernyit tipis.Wita menatap sahabatnya dengan tatapan penuh tanda tanya..
''Ada kamu butuh berapa? boleh tahu uangnya buat apa." tanya Pria itu..
" Aku mau sewa hotel buat tidur semalam saja.. Aku malas pulang kerumah ku.Mau pulang ke kos pun malas."jawab Lina.Tatapanya masih luruh ke depan memandang lautan lepas..
Semenjak ia bekerja di sebuah pabrik, dan posisinya sekarang sudah menjadi staf purchasing di sebuah perusahaan manufaktur.
Alina memutuskan untuk kost, yang tidak jauh dari pabrik tepat ia bekerja. Hanya untuk menenangkan hati dan pikiran, Jika ia pulang ke rumah ia tidak pernah nyaman, karena selalu ada neraka di rumah itu. Setiap harinya ibu tiri, dan Kaka tirinya itu, merongrong minta uang terus-menerus.
"Kamu mau nginep di hotel, dengan siapa Lin?" tanya Wita penuh khawatir..
"Sama kamu!! Memangnya aku punya berapa sahabat?? Itu juga kalau kamu tidak keberatan.."Wita menarik napas lega mendengar jawaban sahabatnya itu.
"Aku,dengan senang hati menemanimu Kemana pun.."jawab Wita tulus.