Hubungan rumah tangga Nadin dengan suaminya semakin hari semakin memanas sejak kepindahan mereka ke rumah baru. Nadin mencurigai perlakuan aneh suaminya sejak kedatangan pembantu barunya, belum lagi kejadian-kejadian aneh yang kerap kali ia dapatkan mulai dari dirinya yang sering di ganggu sosok menyeramkan dan rumah yang kerap kali berbau anyir. Tidak ada gelagat aneh yang di tunjukkan pembantunya itu, akan tetapi Nadin menaruh kecurigaan besar terhadap pembantunya.
Kecurigaan Nadin terbukti saat ia tidak sengaja mempergoki suaminya yang tengah bergumul dengan sang pembantu di saat dirinya sedang tidak di rumah. Di tengah keputusannya untuk bercerai ia justru di buat bingung dengan sang suami yang mendadak menjadi sakit-sakitan. Sampai akhirnya semua mendapat titik terang saat Nadin di datangi temannya yang memiliki kelebihan khusus dan menjabarkan semua hal-hal aneh yang sedang di hadapi Nadin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lind Setyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENCARI PEMBANTU
"Engga apa-apa Mbak, mbaknya sudah mau ke kasir atau masih ada yang mau di beli? " Tanya Nadin.
"Sudah Mbak, sayang tinggal bayar ini, " jawab wanita itu.
"Yasudah ayo Mbak. " Nadin berjalan lebih dulu ke arah kasir untuk membayarnya.
Di kasir Nadin hanya membayar dua plastik telur dan empat sosis yang ia ambil di kulkas. Setelah di bayar Nadin menyerahkannya pada wanita tadi. Setelah selesai Nadin berpamitan pada wanita itu untuk duluan karena apa yang ia mau beli sudah dapat.
Sesampainya di rumah, Nadin melihat suaminya yang mengalungkan handuk di leher dan bersiap ke arah kamar mandi. Sepertinya suaminya itu baru saja bangun terlihat dari raut mukanya yang masih setengah sadar.
"Dari mana? " Reno berhenti saat melihat istrinya yang berjalan buru-buru dari luar.
"Ini habis beli telur sama sosis, engga apa-apa kan Mas kalo sarapan telur dulu? " Nadin memperlihatkan plastik yang ia pegang.
"Engga apa-apa sayang, Mas mau mandi dulu, " setelah mendapat anggukan dari Nadin, Reno berbalik menuju pintu kamar mandi.
Selesai bersiap-siap dan sarapan pagi mereka berdua berangkat ke toko masing-masing. Reno terlebih dahulu mengantarkan istrinya ke toko roti miliknya setelah itu Reno baru berangkat ke arah toko miliknya sendiri.
...****************...
Satu minggu sudah berlalu, pagi ini seperti biasa Nadin bangun untuk membuat sarapan. Setelah membuat sarapan Nadin kemudian membereskan peralatan kotor, ia setengah terburu-buru sampai tidak sengaja menjatuhkan gelas ke lantai. Reno yang sedang berganti pakaian di dalam kamar dan mendengar suara barang jatuh dari arah dapur buru-buru menghampiri istrinya. Reno melihat Nadin yang berjongkok untuk memunguti bekas pecahan gelas.
"Jangan di ambil pakai tangan sayang, kamu diam saja di situ biar aku ambil sapu. " Reno khawatir jika istrinya akan terkena pecahan beling.
Dengan cekatan Reno menyapu lantai yang terkena pecahan gelas ia juga sampai harus memakai sendal supaya tidak sampai sengaja menginjaknya, sedangkan Nadin ia gendong terlebih dahulu menuju ke kursi meja makan supaya tidak terkena serpihan dari pecahan gelas.
Reno merasa kasihan pada istrinya yang harus bangun pagi untuk menyiapkan sarapan dan belum lagi membereskan rumah sebelum berangkat ke toko. Pagi ini Nadin bangun sedikit terlambat sehingga ia harus buru-buru untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya.
"Sayang, kita cari pembantu aja ya, bukannya aku tidak percaya dengan usahamu yang ingin mengurus rumah sendiri, tapi Mas kasihan kalo harus lihat kamu kerepotan seperti ini. " Reno kembali menawarkan untuk mencari pembantu supaya bisa meringankan pekerjaan istrinya.
"Tapi Mas aku mau mengurus rumah kita sendiri, aku juga engga mau kalo kita tinggal sama orang lain. " Mata Nadin sudah berkaca-kaca, jujur ia memang merasa capek jika harus mengurus rumah sedangkan ia juga masih harus menjaga toko rotinya. Tapi ia tidak suka jika ada orang asing yang tinggal bersamanya, ia hanya ingin mengisi rumahnya dengan keluarga kecilnya saja.
"Iya Mas paham, tapi lihat kamu yang seperti ini Mas engga tega, jika kita ada pembantu kan kita juga bakal jadi punya banyak waktu bersama. Apa kamu mau toko roti saja yang di carikan karyawan dan kamu yang mengurus rumah? " Pancing Reno memberikan usul yang sudah pasti di tolak oleh Nadin.
Benar saja Nadin membalas dengan pelototan mendengar usul dari suaminya, jika ia full di rumah menjadi ibu rumah tangga ia tidak bisa membayangkan betapa membosankan kesehariannya. Memang ia ingin belajar menjadi ibu rumah tangga untuk suaminya tapi ia sudah membuat kesepakatan dengan suaminya jika ia sudah hamil dan memiliki anak. Nadin menggeleng untuk menolak usul suaminya.
"Engga mau Mas, kan kita sudah sepakat aku bakal berhenti jaga toko kalo sudah hamil. " Nadin tidak terima jika ia harus berhenti menjaga toko dari sekarang.
"Kalo gitu Mas buat cepat hamil ya? " Reno tersenyum jail ke arah istrinya yang di balas pelototan tajam.
Reno tertawa melihat raut muka lucu Nadin yang cemberut seperti ini. Ia mengusap rambut istrinya pelan dan dapat di lihat jika rasa sayangnya sangat besar terhadap istrinya itu.
"Kalo gitu, kita cari yang rumahnya dekat sini, jadi dia tidak perlu menginap di sini dan bisa sering pulang juga. " Reno kembali memberi usulan.
Kali ini Nadin menimbang usul dari suaminya sebelum akhirnya mengangguk untuk mengiyakan. Di rasa tidak masalah juga jika pembantunya tidak harus menginap di sini jadi ia masih tetap bisa mengurus rumah. Ia memang sedikit kualahan selama seminggu ini mengurus rumah dan toko secara bersamaan, ternyata mengurus rumah dan bekerja secara bersamaan bukanlah hal yang mudah untuk di lakukan oleh wanita.
...****************...
Hari ini Nadin tidak membuka toko roti karena sedang tidak enak badan. Awalnya ia tetap kekeh untuk pergi ke toko tapi Reno mengancamnya dengan berbagai hal sehingga mau tidak mau Nadin harus nurut untuk beristirahat dulu di rumah. Merasa bosan berada di dalam rumah, Nadin memilih keluar untuk bersantai di teras depan. Saat dirinya akan ke luar ia tidak sengaja melihat seseorang yang juga sedang melihat ke arahnya dari balik pagar depan.
Wanita itu tersenyum saat ketahuan oleh Nadin sedang melihat ke arah rumahnya. Nadin masih ingat wanita itu adalah orang yang sama dengan yang dia temui di toko seminggu yang lalu. Wanita itu tersenyum ke arah Nadin dan sepertinya bersiap untuk pergi. Nadin yang awalnya membalas senyuman wanita itu buru-buru memanggilnya.
"Mampir dulu Mbak? " Seru Nadin yang berjalan ke arah pagar untuk menghampiri wanita tersebut.
Sejak awal Nadin suka dengan wanita itu, senyumnya yang kalem dan gerak tubuhnya yang sopan membuat Nadin ingin mengenalnya lebih dekat sebagai tetangga di rumah barunya ini. Nadin juga tidak menaruh curiga saat melihat wanita itu yang seperti tengah memperhatikan rumahnya waktu ia keluar tadi, mungkin wanita itu penasaran dengan siapa yang menempati rumah ini karena katanya awalnya kosong untuk beberapa tahun.
"Terima kasih Mbak, lain kali saja. " Ia menjawab dengan nada yang lembut di sertai anggukan tipis.
"Mbaknya tinggal di sini juga? " Nadin masih gencar ingin mengobrol lebih lama dengan wanita itu.
"Saya tinggal di depan sana Mbak, tidak jauh mungkin sekitar 5 rumah dari sini. " Jawab wanita itu.
"Oh, " Nadin mengangguk untuk menjawabnya. "Di sekitar sini apa tidak ada yang mau kerja jadi ART ya Mbak, soalnya saya butuh yang bisa bantu saya beres-beres rumah. Nyari yang dekat sini soalnya sore sudah boleh pulang, oh iya nama saya Nadin Mbak. " Imbuhnya.
Jangan lupa tinggalkan like dan comment, terima kasih.
Tapi nenek itu siapa? Jangan2 itu berhubungan dengan Naya lagi/Blush/
Hmm... maaf nih, ya. Aku bukan ingin membenarkan karena aku lebih tahu atau gimana. Tapi sebenarnya, ada beberapa dialog yang bisa dipisah, dan membuat antar karakter/tokoh terasa lebih ke memang sedang melakukan percakapan.
Aku tak ada niatan untuk menggurui, tapi ini hanya masukan dariku sebagai pembaca./Pray/
Misalnya, saat awal Nadin masuk, sebenarnya ia bisa diberi gambaran kecil kenapa ia bertanya, "Mas, kamu kenapa?" terus "Masih ada yang sakit?" dan tindakan sebelum benar-benar masuk lalu bertanya. Jadi, tak mendadak bertanya.😅
Semangat ya, thor. Aku tunggu update selanjutnya~/Determined//Smile/
Lagi menjelajah novel horor soalnya, hehe~😅