NovelToon NovelToon
Terjebak Takdir Keluarga

Terjebak Takdir Keluarga

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:44
Nilai: 5
Nama Author: Siti Gemini 75

Eri Aditya Pratama menata kembali hidup nya dengan papanya meskipun ia sangat membencinya tetapi takdir mengharuskan dengan papanya kembali

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Gemini 75, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengaruh Dinda mulai Mengena

Siang itu, sepulang kuliah, Eliana dan teman-temannya menikmati makan siang di sebuah kafe dekat kampus. Mereka asyik mengobrol sambil menyantap makanan, ketika tiba-tiba seorang wanita mendekati mereka. Wanita itu tampak kumal, namun aura kemewahan masa lalu masih terpancar. Sepertinya ia pernah menjadi wanita berada, tetapi kini keadaannya kurang terawat.

Wanita itu menghampiri mereka dan bertanya, "Yang mana di sini yang namanya Eliana Devita?"

Mendengar pertanyaan itu, Eliana dan teman-temannya saling pandang dengan heran. Apa maksud wanita ini mencari Eliana? tanya mereka dalam hati.

"Maaf sebelumnya, ada apa ya, Bu, mencari saya?" tanya Eliana, penasaran.

"Oh, jadi ini toh tunangannya Eri!" kata wanita itu sinis.

"Iya, memang kenapa ya, Bu?" tanya Eliana, semakin bingung.

"Nggak apa-apa, cuma kalau aku jadi kamu, aku tidak mau menikah dengan laki-laki yang pernah menghamili anak gadis orang!" katanya sambil menatap Eliana dengan tatapan sulit ditebak.

"Menghamili anak gadis orang? Apa maksudnya?" tanya Eliana, tak mengerti.

"Kamu ingin tahu apa maksudku, hem?" tanya wanita itu sambil tersenyum sinis.

Teman-teman Eliana pun ikut heran dan bingung. Apa wanita ini orang gila? pikir mereka.

"Eri itu bukan cowok baik seperti yang kamu kira. Eri itu pernah menghamili anak gadisku hingga anakku bunuh diri karena malu karena Eri tidak mau bertanggung jawab sehingga anakku memilih bunuh diri!"

"Apa... Kak Eri menghamili anak gadis Ibu?" tanya Eliana, tidak percaya.

"Kalau kamu tidak percaya, ini buktinya!" kata wanita itu sambil mengeluarkan beberapa foto Eri bersama Dea yang berpose mesra.

Eliana dan teman-temannya mengamati foto-foto itu dengan seksama. Eliana tidak percaya Eri bisa melakukan hal senonoh itu.

"Tidak... tidak mungkin Kak Eri melakukan hal tidak senonoh itu, Ibu jangan mengada-ada deh!" sanggah Eliana, tidak percaya.

"Iya, El, aku juga tidak percaya, mungkin Ibu ini mengada-ada atau gila!" sahut Tita, salah satu teman Eliana.

Wanita itu kembali tersenyum sinis dan mengeluarkan sebuah surat, memberikannya pada Eliana. "Surat apa ini?" tanya Eliana sambil menerima surat itu.

"Kalau kamu tidak percaya, baca sendiri surat itu. Surat itu yang ditulis Dea untukku dan ayahnya!" jelas wanita itu. Surat itu memang ditulis Dea untuk ayah dan ibunya, sengaja ditinggalkan di kamarnya.

Eliana membaca surat itu dengan seksama. Selesai membaca surat itu, tubuh Eliana bergetar hebat. Dia tidak percaya kalau Eri pernah melakukan hal sebejat itu.

Melihat tubuh Eliana bergetar hebat, teman-temannya jadi bingung dan khawatir. "Kamu baik-baik saja kan, El?" tanya Susi dan Tita, cemas.

Eliana tidak menjawab, hanya memberikan surat itu kepada kedua sahabatnya. Susi langsung menerima surat yang disodorkan Eliana. Mereka bergantian membaca surat itu.

"Bagaimana, Eliana Devita Andrean yang cantik? Apa kamu masih tidak percaya? Kalau kamu masih tidak percaya, tanya saja pada Eri atau Tante Henny Larasati, calon mertuamu itu. Kalau aku jadi kamu, aku tidak akan mau lagi meneruskan pertunangan dengan Eri, apalagi menikah dengan Eri. Karena menurut pendapatku sebagai putri Bapak Rico Andrean, pemilik perusahaan terbesar di kota ini, masak menikah dengan laki-laki yang pernah berbuat asusila dengan anak gadis orang? Kalau aku merasa jijik, tapi entah denganmu, kalau aku merasa jijik!" ucap wanita itu disertai tawa mengejek, dalam hatinya bersorak karena umpan mulai mengena.

Eliana terpaku mendengar ucapan wanita itu tanpa bisa berkata apa-apa. Dia syok dan tidak percaya dengan cerita wanita itu. Sebelum Eliana menyadari keadaan, wanita itu pergi setelah meminta surat yang dibaca Eliana dan kedua temannya.

Sejak pertemuan itu, Eliana menjadi benci pada Tante Henny, khususnya pada Eri. Meskipun sebenarnya Eliana tidak ingin percaya kalau Eri benar-benar melakukan hal menjijikkan itu, foto dan surat itu sudah cukup menjadi bukti. Kejadian itu memang benar adanya.

Namun, di balik kebenciannya, Eliana merasa ada yang janggal. Mengapa wanita itu, yang mengaku sebagai ibu Dea, tampak begitu sinis dan penuh dendam? Mengapa ia memilih untuk mengungkap aib Eri di depan umum, bukan secara pribadi? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berputar di benaknya, membuatnya semakin bingung.

Eliana mencoba mengingat kembali setiap momen yang ia lalui bersama Eri. Ia ingat bagaimana Eri selalu bersikap lembut dan perhatian padanya. Ia ingat bagaimana Eri selalu berusaha membuatnya bahagia. Mungkinkah Eri benar-benar melakukan hal sekeji itu?

Di sisi lain, Eliana juga tidak bisa mengabaikan bukti-bukti yang telah ia lihat. Foto-foto Eri dan Dea yang berpose mesra, surat Dea yang penuh dengan kesedihan dan keputusasaan. Semua itu terasa begitu nyata, membuatnya sulit untuk percaya bahwa Eri tidak bersalah.

Eliana merasa terjebak dalam labirin keraguan dan ketidakpastian. Ia tidak tahu siapa yang harus ia percaya, Eri atau wanita yang mengaku sebagai ibu Dea. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu, dan apa yang akan terjadi di masa depan.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!