elara adalah seorang "pengganggu" yang tiba-tiba terlempar ke dalam dunia novel fantasi dan dipaksa oleh sebuah entitas kejam bernama Sistem 'Eros' untuk menyelesaikan Misi Utama: Merebut hati Pangeran Rayden, Pemeran Utama Pria yang terkenal dingin dan misterius. Kegagalan berarti kehancuran total.
Berbekal panduan misi yang kaku dan serangkaian taktik romantis klise, Elara memulai penyerbuannya. Namun, sejak pertemuan pertama, System 'Eros' mengalami bug besar: Pangeran Rayden kini dapat mendengar setiap pikiran, komentar sinis, rencana kotor, dan bahkan sumpah serapah Elara yang tersembunyi jauh di dalam hatinya.
Tiba-tiba, setiap pujian yang Elara lontarkan terdengar palsu karena Rayden mendengarnya menambahkan, "Semoga dia tersedak tehnya," dalam hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25: Rahasia Hadiah dan Ujian Pengendalian Diri
Beberapa minggu berlalu setelah krisis lingkungan terselesaikan. Kehidupan istana berjalan lancar di bawah pemerintahan yang dikendalikan oleh kejujuran absolut. Namun, mendekati ulang tahun Elara, Rayden mulai bertingkah aneh.
[Poin Cinta: 100%. Status: Stabil Permanen. Tugas: Menahan diri untuk tidak membaca pikiran PUP tentang hadiah. PUP mencoba menyembunyikan rencana romantis.]
Rayden sering menghabiskan waktu sendirian di ruang kerja, dan jika Elara masuk, ia akan segera menyembunyikan gulungan kertas atau dokumen di laci. Ketika Elara bertanya, Rayden hanya menjawab dengan senyum penuh rahasia.
"Ada apa di laci itu, Rayden?" tanya Elara suatu malam saat mereka bersantai di kamar mereka.
"Bukan apa-apa yang perlu kau khawatirkan, Permaisuri," jawab Rayden, nada suaranya terlalu santai.
Elara memfokuskan pikirannya. "Baiklah, aku akan mencari tahu. Aku akan memikirkan laci itu. Apakah itu surat rahasia dari Kryos? Apakah dia merencanakan serangan balik? Apakah dia menyembunyikan Padi Hangat yang lain di sana?"
Rayden menatapnya dengan senyum penuh kemenangan. "Elara, hentikan. Aku tahu kau berpikir itu serangan Kryos, dan aku juga tahu kau berharap itu Padi Hangat yang lain. Tapi itu hanya hadiah ulang tahunmu. Dan aku bersumpah, jika kau membocorkannya melalui pikiranmu, aku akan berpura-pura hadiah itu adalah jepit rambut bebek emas lain."
Ancaman Rayden berhasil. Elara tahu ia tidak akan bisa menahan rasa malunya jika menerima hadiah konyol lain di depan umum.
"Hadiah ulang tahun! Oh, dia sedang merencanakan sesuatu. Ini ujian terberat dalam hubungan kami. Aku tidak boleh membocorkan rahasia ini. Aku harus menjaga kejutan romantis ini. Aku akan memikirkan Nasi Hangat yang sangat hambar dan membosankan, sehingga Rayden tidak akan mendapatkan petunjuk apa pun."
Selama beberapa hari berikutnya, Elara melatih dirinya untuk mengendalikan pikirannya setiap kali ia berada di dekat Rayden. Rayden sering mengujinya.
"Aku akan pergi sebentar, Permaisuri. Aku harus mengurus sesuatu yang... sangat penting," kata Rayden suatu pagi.
Elara hanya mengangguk lisan, sementara dalam hatinya ia berusaha keras: "Padi Hangat. Padi Hangat. Hanya Padi Hangat. Jangan pikirkan hadiah. Pikirkan saja Padi Hangat sedang tidur. Ya, dia sedang tidur. Dia aman. Dia tidak peduli dengan hadiah. Dia hanya peduli dengan bantal."
Rayden kembali beberapa jam kemudian, terlihat sedikit berkeringat namun sangat puas. "Kau sangat pandai mengendalikan diri, Elara. Aku hampir tidak bisa mendengar apa-apa selain kehangatan karbohidrat dan bulu kucing."
Elara merasa bangga. Itu adalah firewall mental yang sukses.
Malam ulang tahun tiba. Rayden membawa Elara ke taman pribadi yang telah dihias dengan lampu-lampu peri yang berkelip. Meja makan kecil diletakkan di bawah bintang-bintang.
"Selamat ulang tahun, Permaisuri Elara," bisik Rayden, memegang tangan Elara.
Rayden kemudian membawa sebuah kotak kecil yang dibungkus dengan sutra biru tua.
"Ini dia," kata Rayden. "Hadiah yang sangat penting dan rahasia."
Elara mengambil kotak itu, jantungnya berdebar. "Ini dia. Aku akan membukanya. Ini pasti kalung berlian yang menakjubkan. Atau mungkin buku kuno yang hilang tentang sihir waktu. Atau, jangan-jangan, itu jepit rambut bebek emas lagi! Aku harus membayangkan Nasi Hangat yang sedang mencuci piring."
Rayden hanya tersenyum geli. "Kau sangat mencintai kucingmu, Elara."
Elara membuka kotak itu. Di dalamnya, terbaring sebuah kalung perak sederhana. Di liontin kalung itu, terdapat ukiran sangat halus dari sepasang telinga.
Elara bingung. "Telinga?"
Rayden mengangguk, matanya lembut. "Ya. Itu adalah simbol dari hubungan kita. Aku akan selalu mendengarkanmu, dalam setiap pikiran dan setiap kata. Dan aku tidak ingin kau pernah merasa harus menyembunyikan apa pun dariku, meskipun kau mencoba menyembunyikan ini."
Elara menyadari bahwa hadiah itu melambangkan kejujuran mutlak mereka. Itu adalah pengakuan yang sangat romantis dan pribadi.
"Aku menyukainya, Rayden," kata Elara, tulus. Tidak ada sarkasme mental yang menyertai.
[Poin Cinta: 100%. Status: Stabil Permanen. Misi Sampingan: Berhasil. Pengakuan Romantis berhasil, memperkuat ikatan emosional.]
Rayden memakaikan kalung itu di leher Elara. "Kau adalah Permaisuri yang unik, Elara. Dan aku senang kau adalah milikku."
"Kau juga unik, Rayden," balas Elara. "Raja yang membuatku memikirkan karbohidrat untuk menutupi rencanaku."
Mereka berdua tertawa. Tepat saat mereka akan melanjutkan makan malam, mereka mendengar suara meong yang keras.
Padi Hangat I, kucing oranye bermahkota, tiba-tiba melompat ke meja dan mulai mengendus kue ulang tahun.
"Oh, tidak. Padi Hangat! Jangan makan kue itu! Kue itu untukku! Dia akan memakan semua gula! Itu akan merusak dietnya. Rayden, larang dia!"
Rayden hanya menggelengkan kepala, terbiasa dengan kekacauan yang diciptakan oleh Kucing Mahkota. "Aku mendengarmu, Elara. Tapi Padi Hangat juga merayakan ulang tahunmu. Biarkan dia mencicipi sedikit. Itu adalah hak istimewa Kucing Mahkota."
Elara tersenyum. Kehidupan mereka adalah perpaduan sempurna antara romansa agung dan kekacauan mental. Dan ia tidak akan menukarnya dengan plot novel yang sempurna mana pun.