NovelToon NovelToon
Jodoh Setelah Diselingkuhi

Jodoh Setelah Diselingkuhi

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Nikahmuda / Selingkuh
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: zennatyas21

"Aku mau kita putus!!"

Anggita Maharani, hidup menjadi anak kesayangan semata wayang sang ayah, tiba-tiba diberi sebuah misi gila. Ditemani oleh karyawan kantor yang seumuran, hidupnya jadi di pinggir jalan.

Dalam keadaan lubuk hati yang tengah patah, Anggita justru bertemu dua laki-laki asing setelah diputuskan pacarnya. Jika pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang, kalau ini malah tak kenal tapi berujung perjodohan.

Dari benci bisa jadi tetap benci. Tapi, kalau jadi kekasih bayaran ... Akan tetap pura-pura atau malah beneran jatuh cinta?

Jangan lupa follow kalau suka dengan cerita ini yaa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zennatyas21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JSD Bab 3

Sampai di depan sebuah rumah mewah, Ridho melongo heran. Sedangkan Widi hanya menatap sambil menghela napas. Gerbang rumah itu dibuka oleh satpam yang bekerja.

"Udah gitu aja kan, Mbak? Saya pamit."

"Eh, tunggu. Bentar lah, lo gak mau buat masuk dulu? Yaa ... Bukan maksud gimana ya, cuma kan lo baru nganter gue sama Shinta tuh, emang gak capek?" tawar Anggita masih dengan mode kalem.

Shinta yang mendengar diam-diam mengulum senyum. Berbeda dengan Ridho ingin kabur sebelum Shinta menyadarinya. Widi belum mampu menjawab, Anggita malah memberi kode.

"Shin, mau kabur tuh."

Orang yang dipanggil pun seketika mendelik. Geplakan keras langsung mendarat di lengan Ridho. "Mau ke mana lo!? Main kabur aja, mau duit gak? Kalau enggak juga gak papa sih, gue jadi untung."

"Eitss, enak aja. Bayar lah, lo kira motor gue rongsokan apa."

Usai debat tak bermanfaat itu, seorang pria berjas hitam datang menghampiri Anggita. Ridho dan Widi bersamaan memundurkan posisi motor mereka.

"Siapa mereka berdua?" Wajahnya datar, terlihat seram bagi Ridho yang bergumam di dalam hati.

Sedangkan Widi tetap diam saja dengan kalemnya masih duduk di atas motor.

"Dia ini Ridho sama ... Eum, lo namanya siapa?" Gita menoleh ke Widi, membuat Shinta tepuk jidat.

"Gila lo, Git. Dari sore boncengan berduaan masa gak kenalan nama." Itulah suara hati Shinta.

"Saya Widianto, Pak. Tadi—"

"Ah, oke. Kalau begitu besok kamu harus bisa jadi pacar Anggita ya. Saya tidak mau tahu, karena kamu berani datang ke rumah saya. Apalagi habis boncengin Gita 'kan?"

Setelah mengatakan itu, pria sang Ayahnya Gita yang bernama Anggara Bagaskara berjalan masuk ke rumahnya.

Seketika Gita menghela napas sambil meraup wajahnya. Dinginnya malam di pinggir jalan membuat Ridho dan Widi berpamitan.

"Ya udah, Shin, Git. Gue sama Widi balik dulu ya. Soalnya udah malem, gak baik kelamaan nanti diliatin tetangga." Ridho mulai berpamitan.

Shinta memicingkan matanya. "Yeuu, udah dari tadi kali lo berdua diliatin tetangga."

  ••••

Pukul 23.00 mata Anggita belum terpejam. Pikirannya masih berputar-putar tentang mantan pacarnya. Sosok Arya dimatanya adalah laki-laki penyayang, walau kata Shinta ternyata hanya sayang pada hartanya.

Dua tangannya mengepal di atas jendela kayu yang sengaja masih dibuka. Wajahnya diterpa angin malam hingga menusuk kulit membuatnya kedinginan.

"Gue heran deh, kenapa sih gue harus pura-pura hidup sok gak punya gini. Padahal kan kerjaan gue enak gitu, kayak tinggal tidur aja duit gue masih ada. Nih, ini semua tuh gara-gara Ayah."

Anggita merebahkan diri ke kasur. Napasnya tenang, tetapi tidak dengan kondisi pikirannya. Sejenak menatap atap kamar, Anggita kembali duduk.

"Kalau dipikir-pikir lagi, ngapain Ayah nyuruh gue jadi pacarnya Widi? Kenal aja baru sekali, beda banget sama gue waktu bareng Arya," dumelnya berbicara sendiri.

Sedangkan di lokasi lain ada Ridho dan Widi yang tiba-tiba dihadang oleh seseorang. Masih berada di tengah jalan, mereka berdua turun dari motornya.

"Weh, mana janji lo? Katanya mau nemenin gue belanja? Udah malem gini dihubungin susah, ngapain aja sih lo?" Seorang perempuan seumuran dengan mereka berdiri dengan gaya sok galak.

Ridho memijat pelipisnya pusing. Sementara Widi hanya diam menyimak sambil sesekali tersenyum tipis.

"Mau lo apa sih, Jul? Terus ngapain lo nagih janji jalan-jalan sama gue pake petantang-petenteng gitu. Mau jadi preman?"

Juliana, perempuan berumur 23 tahun yang sering dipanggil 'Jul' oleh Ridho itu memajukan bibir bawahnya.

"Yeuh ... lo tuh yang kerjanya gak cakep. Masa selain ngojek kerjanya ngurusin or—"

"Heh, diem! Lo mau gue tinggalin di sini, hah? gak usah bahas-bahas soal kerjaan."

Saking lamanya Widi sampai kembali menaiki motornya. "Udahan ributnya, kemaleman nanti gak dikasih izin masuk rumah mampus."

Setelah mengatakan itu, Widi langsung menancap gas meninggalkan satu temannya yang melongo.

"Tuh kan, Widi aja muak sama lo," Ridho mencibir, lalu kabur membawa motornya.

Kini tersisa Juliana berdiri di tepi jalan sambil menunggu pacarnya datang. Yah, Ridho dengan Julia hanyalah teman sekolah dulu.

  ••••

Rumah sederhana yang terbuat dari kayu dan anyaman bambu itu dimasuki oleh Widianto. Usai memarkirkan motornya di garasi sederhana sebelah rumahnya, Widi berjalan masuk.

"Assalamualaikum, Bu. Gimana kabarnya? Ibu gak kenapa-kenapa kan?" tanyanya khawatir.

Sang ibu yang umurnya sudah 50 tahun itu tinggal sendiri di rumah kecil tersebut. Widi menghela napas sambil mengusap punggung ibunya.

"Waalaikumsalam, Nak. Kamu habis dari mana? Kok pulangnya malam?" jawab Sarah, Ibunya Widi.

Sang anak pun tersenyum tipis. "Tadi ada mampir dulu sama Ridho, Bu. Oh iya, Bapak belum pulang?"

Ketika anaknya menanyakan hal tersebut, wanita itu menarik napas berat. Tatapannya berubah pilu, ada raut kecewa juga.

Widi mencoba memahami diamnya sang Ibu. Satu tangan bergerak menarik ibunya ke dalam pelukan.

"Ibu yang sabar ya, Widi janji akan cari Bapak sampai ketemu."

Sarah mengangguk paham. Percaya dengan ucapan Widi. Malam yang tenang justru tidak bagi seorang Widi. Hari-harinya hanya sibuk menjaga ibunya serta bekerja kadang menjadi tukang ojek, kadang pula melakukan tugas dari pekerjaan sampingan yang berkali-kali mendapat teguran dari sang ibu untuk berhenti.

Kembali ke sebuah rumah mewah milik keluarga Anggara Bagaskara, di suatu ruang rahasia dekat tangga menuju lantai dua ada pembicaraan serius.

"Kalau bisa besok langsung menikah saja. Supaya ada yang gantikan saya nantinya. Intinya kamu harus bisa persiapkan semuanya," tutur Anggara, ayahnya Anggita.

Beliau sedang berbicara dengan salah satu karyawan kantornya. Sembari duduk di kursi, tangannya mencatat nama seseorang.

"Maafkan Ayah ya, Anggita. Ayah melakukan ini demi hidup kamu."

1
Lonafx
kacau banget cwok kayak Arya, gak modal😅

hai kak, aku mampir, cerita kakak bagus💐
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!