Hong Zhi Shi, seorang putri dari garis keturunan Klan Dewa Pengetahuan. Cantik sudah pasti, karena ia seorang Dewi yang tinggal dialam surgawi. Pintar, tak perlu ditanya lagi, secara Klannya adalah Dewa pengetahuan.
Hidup abadi, cantik, pintar, tinggal dialam surgawi yang semua serba indah dan ada, tentu menjadi anugerah diingini banyak manusia.
Tapi akibat ia menolak lamaran Dewa neraka untuk menjadikannya selir, Hong Zhi Shi dijatuhi hukuman. Ia akan menjalani hidup dialam dunia fana dalam tiga kali masa kehidupan.
Ada banyak misi yang harus ia emban, salah satunya mendapatkan cinta tulus dari seorang pria yang juga ia cintai. Karena hanya dengan itu, Hong Zhi Shi akan kembali bisa hidup dialam surgawi setelah kematiannya didunia fana.
Entah dikehidupan yang keberapa cinta itu akan ia dapatkan, pasalnya sudah enam kehidupan sudha ia jalani. Sekarang dimasa ini, adalah kehidupannya yang ketujuh.
Bagaimana kisah Hong Zhi Shi dikehidupan ketujuh ini..?
Mari ikuti kisahnya..!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertengkaran keluarga
Hong Bing gegas menuju kepaviliun utama begitu sampai dirumah. Hatinya bak teriris sembilu melihat sang istri yang lemah dan pucat sedang membersihkan lantai paviliun.
Semetara tuan dan nyonya Hong duduk dikursi mengawasi dengan congkaknya sembari meminum teh.
"Kenapa kau sudah pulang..?" tanya tajam tuan Hong mengagetkan Su Zihan.
"Suamiku..!" seru lemah Su Zihan tersenyum tipis.
Hong Bing Abai, ia mendekati sang istri lalu membantunya berdiri.
"Kau harus beristirahat, ayo pulang...!" katanya lembut.
"Anak kurang ajar, apa kau tuli..? Aku bertanya kepadamu." hardik tuan Hong.
"Aku pulang untuk menggantikan pekerjaan istriku." jawab Hong Bing.
"Siapa yang mengizinkanmu..?" pekik tuan Hong.
"Ayah..! istriku baru saja melahirkan. Bagaimana bisa kalian tega menyuruhnya mengerjakan semua pekerjaan rumah."
"Tidak usah berlebihan, wanita rendahan itu hanya melahiran bukan sekarat." balas nyonya Hong.
Hong Bing menatap nyalang pada ibu tirinya.
PLAK
Tamparan keras mendarat dipipi Hong Bing, hingga membuatnya terhuyung dan nyaris tersungkur bersama istrinya
Nyonya Hong tersenyum sinis, ia amat menikmati penyiksaan yang dialami oleh keluarga selirnya.
"Jaga sikapmu itu..!" tunjuk tuan Hong.
"Cepat kembali keladang, biar istrimu itu menyelesaikan tugasnya." perintah lelaki paruhbaya itu.
"Aku tidak mau kem-----
Ucapan Hong Bing terputus ketika sang istri menyentuh lengannya. "Aku tidak apa-apa, kembalilah keladang."
"Kau dengar sendiri, wanita rendahan itu baik-baik saja." tuan Hong berbicara.
Hong Bing tidak berniat menjawab, ia sudah terlalu lelah mengalah dan menurut. Demi hidup panjang istrinya, kali ini ia harus melawan.
"Ayo temui putri kita..!" ajaknya pada sang istri.
"Kurang ajar, berani kau melawanku...?" pekik murka tuan Hong.
Hong Bing acuh, ia memapah Su Zihan keluar dari paviliun.
Tuan Hong menyambar guci yang berada diatas meja hias, lalu dilemparkan kearah Hong Bing dan tepat mengenai kepala pria itu.
"Suamiku..!" seru panik Su Zihan.
Hong Bing tersenyum "tidak apa-apa...!" ucapnya mencoba tenang meski sempat mendesis pusing.
"Berhenti kau...!" teriak tuan Hong yang masih diabaikan oleh putra ketiganya.
"Keparat...!" umpatnya kemudian mengejar Hong BIng. Nyonya Hong membuntuti.
BUG
Hantaman tongkat bambu mengenai punggung Hong Bing, hingga membuat pria berusia dua puluh lima tahun itu berhenti.
"Rupanya aku sudah terlalu baik kepadamu selama ini, sampai kau berubah menjadi anak tak tahu diri." suara menggelegar tuan Hong hingga mengundang para tetangga.
"Ayah..! selama ini aku selalu mematuhi apa yang menjadi kemauanmu. Tapi untuk kali ini saja, tolong berikan pengertianmu. Istriku baru saja melahirkan, kondisinya sedang tidak baik."
"Tidak usah berlebihan, yang melahirkan itu bukan hanya wanita rendahan itu----
"Jangan kau hina lagi istriku...!" hardik tajam Hong Bing pada ibu tirinya.
Tuan dan nyonya Hong terjingkat lalu mendelik tajam.
Para tetangga sudah banyak yang menyaksikan kegaduhan itu.
Selir Mei datang dari arah belakang, begitu juga Yu Lan bersama kedua putranya sembari menggendong keponakan perempuannya.
Nyonya Nilu dan Xi bersama putri putri mereka ikut bergabung, menonton pertengkaran itu.
Wang Chun juga tiba dan langsung menghampiri istri, putra dan ibu mertua.
"Berani sekali kau meninggikan suaramu kepadaku..?" sengit nyonya Hong.
"Kenapa tidak berani..? selama ini aku diam karena menghormati ibuku, tapi tidak untuk kali ini. Sudah cukup kau menghina kami." tantang Hong Bing.
Putra pertama dan kedua datang, setelah mendapat kabar keributan yang mulai tersebar.
"Apa ini yang diajarkan oleh ibumu..?" tanya tuan Hong.
Hong Bing menatap marah pada ayahnya. "Ibuku selalu mengajarkan hal baik padaku, aku seperti ini karena diajari olehmu." sahutnya tegas.
"Kurang ajar..! dasar anak tidak tahu diuntung. Apa ini baktimu kepada orangtua yang sudah memberimu makan dan hidup enak..?"
Hong Bing tersenyum sinis "aku makan dari hasil kerjaku sendiri. Hidup enak..? hidup enak seperti apa yang sudah ayah berikan..?"
"Kau...!" tuan Hong mengepalkan tangannya erat.
"Semua orang tahu bagaimana selama ini ayah memperlakukan aku dan ibu juga adikku. Jadi jangan bicara omong kosong soal memberikan kami hidup enak." sengit Hong Bing.
Hampir sebagian penduduk kota kecil Guizhou tahu bagaimana keluarga Hong memperlakukan selir mei, Hong Bing, Yu Lan dan Su Zihan. Mereka juga tahu bagaimana watak asli keluarga Hong.
Jadi kalau pun sekarang Hong Bing melawan, pria itu malah mendapatkan dukungan.
"Kau membela wanita yang hanya bisa memberimu anak perempuan dan melawan ayahmu sendiri..?" tuding tuan Hong.
"Ini sudah kehendak langit ayah..! Lagi pula apa salahnya kalau perempuan..?" sahut Hong Bing.
"Tentu saja salah..? Tujuh tahun kau habiskan hanya untuk seorang bayi perempuan tak berguna itu."
"JANGAN KAU HINA PUTRIKU...!" suara menggelegar Hong Bing, mengagetkan semua orang.
Wajah pria itu menggelap, dengan mata mendelik murka kepada tuan Hong. Putrinya yang baru beberapa jam lalu lahir sudah disumpahi. Sungguh sangat keterlakuan.
Siapa yang bisa menebak masa depan, kenapa pria paruhbaya itu menghardik putrinya tidak berguna.
Tentu sebagai seorang ayah yang amat menantikan kehadiran anaknya tidak akan sudi menerima penghinaan itu.
LILIN MINYAK LEMAH HEWAN
Jangan lupa untuk selalu 👇
👍 Like setelah membaca setiap bab.
❤️ Subscribe.
⭐️ Betrikan penilaian bintang 5.
👑 Vote disetiap hari senin.
🌹 Jika ada poin, boleh setangkai mawarnya.
🔔 Tinggalkan komentar penyemangat.
Terimakasih...!!!" 🙏🫰🙏
trusss semangat ya thorrr💪💪💪