NovelToon NovelToon
Berjaya Setelah Terluka

Berjaya Setelah Terluka

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kebangkitan pecundang / Persahabatan / Romansa / Menjadi Pengusaha
Popularitas:48.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Demi menikahi wanita yang dicintainya, Arhan Sanjaya mengorbankan segalanya, bahkan rela berhutang banyak dan memenuhi semua keinginan calon mertuanya. Terbelenggu hutang, Arhan nekat bekerja di negeri seberang. Namun, setelah dua tahun pengorbanan, ia justru dikhianati oleh istri dengan pria yang tak pernah dia sangka.

Kenyataan pahit itu membuat Arhan gelap mata. Amarah yang meledak justru membuatnya mendekam di balik jeruji besi, merenggut kebebasannya dan semua yang ia miliki.

Terperangkap dalam kegelapan, akankah Arhan menjadi pecundang yang hanya bisa menangisi nasib? Atau ia akan bangkit dari keterpurukan, membalaskan rasa sakitnya, dan menunjukkan kepada dunia bahwa orang yang terbuang pun bisa menjadi pemenang?

Karya ini berkolaborasi spesial dengan author Moms TZ.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Cinta, Dendam, dan Penyesalan

.

“Apa dia pergi?" tanya Nurmala ketika dia sampai di ruang depan restoran.

Seorang pelayan yang sedang membereskan kekacauan yang dibuat oleh Fadil mengangguk. “Iya, Bu," jawabnya singkat lalu menunduk. Sedikit heran dengan bos nya ini yang biasanya ketus, kenapa kali ini terdengar suaranya berbeda? Terdengar lebih ramah. Apa dia sedang duduk dapat hidayah?

“Pinjamkan kontak motormu padaku!" Nurmala menengadahkan tangannya pada pelayan.

Pelayan tersentak. Menatap ke arahnya sebentar, tapi tak berani membantah juga tak berani bertanya. Merogoh kontak yang ada di saku celana panjangnya, lalu meletakkan di atas telapak tangan Nurmala yang masih menghadap ke atas.

Setelah mendapatkan kontak milik pelayan, Nurmala melangkah keluar. Mengambil syal yang ada di dalam tas kecilnya, menggunakan sebagai penutup kepala, juga kacamata hitam. Memegang perutnya yang telah terlihat membesar seiring bertambahnya usia kandungannya.

Nurmala menstater motor, lalu melaju ke arah di mana warung Arhan berada. Beberapa menit saja ia telah sampai karena jarak yang memang tak jauh. Diam-diam ia menyelinap ke dalam warung. Suasana sedang ramai sehingga tak seorangpun menyadari keberadaannya. Apalagi dia memang sengaja memilih di tempat yang sedikit di pojok.

Dari balik meja, ia mengamati Arhan yang sedang cekatan melayani pelanggan. Penampilan Arhan berubah drastis, lebih percaya diri dan berwibawa. Warung itu pun tampak lebih ramai dan bersih.

"Satu ayam bakar sambal bakar, dibungkus ya Mas," ucap Nurmala dengan suara pelan saat Joni datang melayani pesanannya.

Joni mengangguk, namun tidak mengenali Nurmala karena memang belum pernah bertemu sebelumnya. "Siap Mbak. Tunggu sebentar ya.”

Saat menunggu pesanan, Nurmala terus mengamati Arhan. Ia teringat masa lalu mereka, saat mereka berdua masih menjadi suami istri. Penyesalan menghantam hatinya. Bodohnya dia meninggalkan Arhan dan memilih Fadil yang ternyata sama sekali tak sesuai harapan.

"Ini pesanannya Mbak," Joni datang beberapa menit kemudian seraya menyodorkan bungkusan ayam bakar.

Nurmala menerima bungkusan itu dengan tangan gemetar. "Terima kasih Mas."

"Sama-sama Mbak. Selamat menikmati," jawab Joni dengan senyum ramah. "Dan semoga tidak kapok untuk kembali," lanjutnya.

Nurmala segera pergi dari warung itu, air mata mulai membasahi pipinya.

Namun, tanpa disadarinya, seseorang telah mengawasinya sejak tadi. Fadil yang tadinya keluar untuk menenangkan pikiran, baru saja kembali dan tidak mendapati Nurmala di ruangannya. Ia bertanya pada pelayan dan terkejut mendengar kalau Nurmala keluar dengan meminjam motor. Fadil langsung menduga bahwa Nurmala pergi ke warung Arhan. Ia pun menyusulnya dan melihat Nurmala keluar dari warung "Bara Api".

Fadil mengejar Nurmala yang Baru saja datang dengan kantong plastik di tangan. "Jadi, kamu diam-diam ke warung Arhan? Apa yang kamu lakukan di sana?" Ia langsung menghardik Nurmala.

Nurmala terkejut dengan amarah Fadil. "Aku hanya ingin membeli makan siang, Mas. Memangnya tidak boleh?"

"Bohong! Di restoran ini ada banyak makanan yang tidak habis terjual, untuk apa membeli makanan di tempat lain? Pasti kamu mulai menyimpan perasaan pada Arhan!" bentak Fadil, matanya menyala-nyala.

"Itu tidak benar, Mas. Kalau aku menyukai Mas Arhan, aku tidak akan bersamamu sekarang. Aku hanya penasaran dengan warungnya yang katanya ramai," jawab Nurmala, mencoba membela diri.

"Penasaran? Atau rindu?" Fadil mencibir sinis. Ia mendekati Nurmala dengan langkah mengancam. "Aku tidak bodoh, Nurmala. Aku tahu kamu mulai berubah pikiran karena melihat dia yang usahanya maju, kan?”

"Mas, kenapa sih, kamu bicara seperti itu. Dari awal aku mencintaimu. Aku mendekati dia juga karena perintahmu, tapi sekarang kamu menuduhku seperti itu?” teriak Nurmala, air matanya mulai menetes.

Fadil tertawa sinis. "Cinta? Kalau kamu benar-benar masih mencintaiku, kamu tidak akan diam-diam menemui mantan suamimu?"

Fadil meraih tangan Nurmala dengan kasar. "Aku tidak akan membiarkanmu bertemu Arhan lagi. Kamu milikku, hanya milikku!"

Nurmala meronta, mencoba melepaskan diri. "Mas, sakit! Lepaskan aku!" Sebelah tangannya memegangi perutnya, sementara kantong plastik berisi makanan yang ia beli dari warung Arhan telah jatuh di lantai.

"Diam!" Fadil membentak Nurmala, lalu menyeretnya menuju ruang kerja.

Dari luar kamar, terdengar suara tangisan Nurmala dan bentakan Fadil. Suasana restoran itu terasa mencekam. Dua orang pelayan yang masih bertahan untuk bekerja di tempat itu, hanya bisa mendengar tanpa bisa menolong. Cinta yang dulu pernah ada, entahlah apa kini masih bisa disebut sebagai cinta.

*

*

*

Seiring berjalannya waktu, "Bara Api" semakin berkibar. Arhan menambahkan menu-menu baru yang menggugah selera, seperti sate lilit bakar dan seafood bakar. Selain itu, ia juga melengkapi warungnya dengan fasilitas yang lebih baik, seperti tempat parkir yang luas, toilet yang bersih, akses WiFi gratis, dan melayani pesanan dalam bentuk online.

"Mantap, Han! Warungmu semakin keren saja," puji Budi saat melihat perubahan yang terjadi di "Bara Api".

Tak ada lagi kecemburuan di hati pria itu, karena ia sadar Arhan tak mungkin menikung dirinya. Justru ia merasa malu karena pernah memiliki pemikiran konyol seperti kemarin.

Arhan tersenyum bangga. "Ini semua berkat dukungan kalian semua. Tanpa kalian, aku tidak akan bisa seperti ini."

"Jangan lupakan aku, Mas," sahut Rina sambil meletakkan satu tangan di pinggang dan satu tangan lainnya menepuk dada dengan bangga. "Aku juga ikut andil dalam kesuksesan warung ini."

"Iya, iya, siapa lagi kalau bukan adikku yang cantik jelita anak ini?" jawab Arhan sambil merangkul leher adiknya dengan tulus.

Berkat kerja keras dan inovasinya, warung "Bara Api" semakin ramai dikunjungi pelanggan. Bahkan, warung itu menjadi salah satu destinasi kuliner di daerah itu. Orang-orang yang rumahnya jauh dari tempat itu, tak segan memasang secara online untuk menikmati sambal bakar khas Arhan.

*

*

*

Berbanding terbalik dengan kesuksesan Arhan, di tempat lain Fadil semakin frustrasi dan marah. Restorannya semakin sepi dan bahkan pilih pria itu terlilit hutang.

Fadil tidak bisa menerima kenyataan bahwa Arhan berhasil mengalahkannya. Apalagi saat mengetahui bahwa Arhan telah menyewa ruko yang ada di sebelah warungnya untuk memperluas warungnya.

"Sialan! Bagaimana bisa si Arhan sialan itu lebih sukses dariku?" gerutu Fadil sambil memukul meja dengan keras.

Nurmala yang mendengar umpatan Fadil hanya diam sama sekali tidak mencoba menenangkan suaminya. Hubungan keduanya semakin dingin karena Fadli yang semakin hari semakin gemar main tangan.

Semenjak pertengkaran mereka beberapa waktu lalu, Nurmala lebih banyak memilih diam karena tak ingin membahayakan janin dalam perutnya. Bahkan wanita itu juga sering memilih tidur di restoran walaupun tidak nyaman, daripada dia harus pulang ke rumah orang tua Fadil dan mendengar sindiran terus-menerus dari Bu Wahyuni.

Fadil berjalan mondar-mandir di ruangannya dengan pikiran campur aduk. Yang ada dalam otaknya hanyalah tekad untuk menghancurkan Arhan, apapun caranya.

"Aku tidak akan membiarkan dia berhasil. Aku akan menghancurkan semua yang dia miliki," gumam Fadil, matanya menyala penuh kebencian.

Nurmala menatap Fadil dengan dada berdegup kencang. Dia merasa Fadil sedang merencanakan sesuatu yang buruk. Entah kenapa ia tiba-tiba mengkhawatirkan Arhan.

*

*

*

Malam hampir larut, di dalam rumah kontrakannya, Arhan sedang duduk sekedar melepas penat di depan TV bersama ibu dan adiknya. Mereka tertawa dan bercanda, menikmati hidangan secangkir kopi dan sepiring pisang goreng yang masih hangat.

"Ibu bangga padamu, Han. Kamu berhasil membuktikan bahwa kerja keras dan kejujuran akan selalu membuahkan hasil yang baik," ucap Bu Astuti sambil menepuk pundak Arhan.

"Terima kasih, Bu. Aku juga tidak menyangka bisa sampai seperti ini," jawab Arhan dengan senyum bahagia.

"Tapi kamu juga tidak boleh terlalu cepat puas, Han. Perjalananmu masih panjang. Masih banyak tantangan yang harus kamu hadapi," ujar Bu Astuti dengan bijak.

"Iya, Bu. Aku tahu itu. Tapi aku yakin, dengan doa dan dukungan dari Ibu, aku bisa menghadapi semua tantangan itu," jawab Arhan dengan penuh semangat.

"Aku tidak, Mas?” Rina memasang wajahnya yang cemberut.

"Iya, kamu juga.” Arhan menarik leher adiknya dan memiting di bawah ketiak.

Mereka bertiga tertawa bersama, merayakan sebelum akhirnya mata mereka tak lagi bisa terbuka, dan ketiganya tanpa sadar tertidur di depan TV.

1
Nar Sih
sdh nurmala terima sja nasib mu jgn berharap bnyk lgi pada arhan yg udh gk mau sma kmu
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: betul. bukankah lebih baik mulai perbaiki diri
total 1 replies
Warijah Warijah
Akhirnya Nurmala kecewa kn..
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: kasian kasian kasiaaannn
total 1 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
bersikap sekarang mungkin ki opo to mak mak👻😪
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: aduh, opo iku mau
total 1 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
ngarep aja terus bu? emang anak dia sampai terketuk hatinya
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: lha iyo
total 1 replies
kaylla salsabella
semoga saja nurmala gak pendek pikiran nya habis di tolak arhan
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: Aamiin 🤲
total 1 replies
ora
Dih, ngatur /Smug/
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: lha iyo
total 1 replies
Warijah Warijah
PD sekali Nurmala.. smg cintanya Arhan diterima oleh Ersha dn keluarganya.
kaylla salsabella
heleh ngarep ya Nur.... 🤣🤣🤣
Nar Sih
jgn mimpi nur,mending kmu jalani sja hudup mu ngk usah kepikiran mau balik lgi dgn arhan ngk akan mungkin terjadi arhan mau sama kmu lgi
Was pray
Nurmala mulai bermain api lagi, belum cukup luka akibat kamu bermain kemarin nur??
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
yg tanya rista kenapa jawabnya jd rani?
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
serung? 👻👻👻 kirain tadi sarung loh/Joyful/
ora
Tapi kamu nggak layak dikasih kesempatan. Apalagi dengan Ibu mu yang karena mau hidupnya terjamin ....
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: lha iyo
total 1 replies
Patrick Khan
nur q bisikin ya.. km pasti di tolak arhan😁😂.. sakit lo di tolak
Warijah Warijah
Semoga Arhan target untuk kebaikan, bukan target balas dendam..
ora
Dan saat keadaan sudah kembali, jangan lagi mau berteman sama teman yang sudah meninggalkan Sa ....
ora
Oalah ....
Hasanah Purwokerto: neng ati Podo kak....oalaaaaahhhh...jebulnya.....😂😂😂😂😂😂
total 3 replies
Nar Sih
lanjutt kak👍
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
warungnya enak banget? terasa ambigu
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: mungkin
total 4 replies
Patrick Khan
. ternyata pak broto diam2 punya rencana .. tp ide nya bagus juga pura2 begitu jd tau mana teman yg tulus dan modus.. km hebat ersa bisa melewati nya
Patrick Khan: bener bun... ersa dan mama nya juga lgsg sadar mw mengubah sifat dan sikap nya.. dia jg tau sekarang disaat susah temannya menjauh..harus hati2 memilih teman yg tulus
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!