NovelToon NovelToon
Terpaksa Jadi Istri Kedua Demi Keturunan

Terpaksa Jadi Istri Kedua Demi Keturunan

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:171.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Hana, gadis sederhana anak seorang pembantu, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam sekejap. Pulang dari pesantren, ia hanya berniat membantu ibunya bekerja di rumah keluarga Malik, keluarga paling terpandang dan terkaya di kota itu. Namun takdir membawanya pada pertemuan dengan Hansel Malik, pewaris tunggal yang dikenal dingin dan tak tersentuh.

Pernikahan Hansel dengan Laudya, seorang artis papan atas, telah berjalan lima tahun tanpa kehadiran seorang anak. Desakan keluarga untuk memiliki pewaris semakin keras, hingga muncul satu keputusan mengejutkan mencari wanita lain yang bersedia mengandung anak Hansel.

Hana yang polos, suci, dan jauh dari hiruk pikuk dunia glamor, tiba-tiba terjerat dalam rencana besar keluarga itu. Antara cinta, pengorbanan, dan status sosial yang membedakan, Hana harus memilih, menolak dan mengecewakan ibunya, atau menerima pernikahan paksa dengan pria yang hatinya masih terikat pada wanita lain.

Yuk, simak kisahnya di sini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Salahkah aku jatuh cinta?

Langkah Hansel terasa berat saat ia menyusuri lorong rumah yang sepi. Malam itu hening, hanya suara detak jam dinding yang terdengar samar. Hatinya kacau, kata-kata Laudya masih terngiang, namun dorongan batin membawanya berhenti di depan kamar yang kini dihuni Hana.

Hansel mengetuk pelan pintu kamar tersebut. Tidak ada jawaban, dengan ragu, Hansel membuka pintu dan mendapati Hana sedang duduk di ranjang, bersandar pada bantal besar. Wajahnya pucat, tapi matanya yang lelah menatap lembut begitu menyadari siapa yang datang.

“Mas … belum tidur?” suara Hana lirih, hampir seperti bisikan. Hansel, tersenyum mendengar panggilan itu yang tak seperti biasanya. Hansel lalu mendekat, duduk di tepi ranjang. Pandangannya jatuh pada perut Hana yang kian membesar. Ada rasa haru sekaligus perasaan yang tak bisa ia kendalikan lagi.

“Kamu sudah minum obat vitamin dari dokter tadi?” tanyanya pelan.

Hana mengangguk. “Sudah, Mas. Jangan khawatir.”

Keheningan turun di antara mereka. Hansel menunduk, menatap jemarinya sendiri, lalu tiba-tiba ia meraih tangan Hana. Genggamannya erat, seolah tak ingin melepaskan. Hana terkejut, tapi tak menarik diri.

“Maafkan aku, Hana…” suara Hansel bergetar. “Aku tahu aku tidak boleh terlalu jauh. Tapi entah kenapa … aku selalu ingin ada di dekatmu.”

Hana menatap wajah Hansel, hatinya bergetar. Ada air yang menggenang di pelupuk matanya. Dia ingin menepis, ingin berkata bahwa ini salah, tapi bibirnya kelu.

“Mas…” hanya itu yang keluar, nyaris tanpa suara. Hansel menggeser duduknya, kini wajahnya hanya sejengkal dari wajah Hana. Nafasnya hangat menyentuh kulit Hana.

“Aku tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi. Tapi setiap melihatmu, setiap melihat bayi ini …” ia menoleh sejenak pada perut Hana, lalu kembali menatap matanya, “aku merasa … aku benar-benar seorang ayah. Dan kamu...” Hansel terhenti, matanya berkaca-kaca. “Kamu lebih dari sekadar ibu pengganti.”

Air mata Hana jatuh tanpa bisa ia cegah. Kata-kata itu terlalu dalam. Perlahan, ia menunduk, suaranya pecah.

“Mas … jangan buat aku berharap. Aku takut … aku terlalu jauh mencintaimu.”

Hansel menangkup wajah Hana, mengangkatnya agar mata mereka kembali bertemu. Ia menelan ludah, lalu dengan penuh keraguan namun juga dorongan hati yang tak tertahan ia menunduk, mengecup kening Hana lembut, sama seperti di ruang USG siang tadi.

“Kamu tidak sendiri, Hana,” bisik Hansel. “Aku di sini dan akan selalu berada di sini.”

Hana terisak, tangannya refleks meremas jemari Hansel. Untuk pertama kalinya sejak semua ini dimulai, ia merasa bukan hanya sebagai seorang titipan. Malam itu, perasaan yang selama ini mereka tekan perlahan pecah, meski keduanya tahu ada dinding besar bernama Laudya yang sewaktu-waktu bisa meruntuhkan segalanya.

Suasana kamar tamu malam itu begitu hening, hanya terdengar detak jam dan tarikan napas yang kian berirama. Hansel masih menangkup wajah Hana, pandangannya dalam, seolah mencari jawaban di mata istrinya itu.

“Hana…” suaranya parau, bergetar di antara perasaan yang sudah tak mampu ia bendung, “aku tidak bisa lagi menyangkalnya, aku mencintaimu.”

Air mata Hana jatuh semakin deras, dadanya bergemuruh. Kata-kata itu adalah sesuatu yang selama ini ia pendam, ia harapkan, tapi tak berani ia bayangkan benar-benar keluar dari bibir Hansel.

“Mas…” suaranya bergetar, “aku juga, aku sudah lama mencoba menolak. Tapi setiap kali kamu ada di sampingku, aku semakin jatuh … jatuh cinta padamu.”

Tanpa perlu banyak kata lagi, Hansel meraih tubuh Hana, memeluknya erat seakan takut kehilangan. Ciumannya mendarat lembut di kening, lalu bergeser ke pipi, hingga akhirnya bibir mereka bertemu dalam pengakuan yang tak lagi bisa disembunyikan.

Malam itu, untuk pertama kalinya mereka bersama bukan karena kewajiban, bukan karena permintaan siapa pun. Malam itu, Hansel begitu lembut, setiap sentuhannya dipenuhi cinta, dan Hana meresapi semuanya dengan senyum dan tangis yang bercampur. Rasa sakit yang dulu pernah ia terima kini berganti dengan kenikmatan yang lahir dari ketulusan hati. Mereka hanyut, melupakan segalanya bahwa di kamar lain ada Laudya yang masih sah sebagai istri pertama. Bagi Hansel, malam itu hanya ada satu nama, satu sosok, satu cinta yaitu, Hana.

Fajar menyingsing perlahan. Sebelum adzan subuh menggema, Hansel bangkit dari ranjang dengan tubuh masih diselimuti rasa letih. Ia menatap Hana yang terlelap, senyum tipis masih terukir di wajah istrinya itu. Jemarinya sempat menyapu lembut rambut Hana, sebelum akhirnya ia melangkah keluar kamar, kembali ke kenyataan.

Sesampainya di kamar utama, suasana masih gelap. Laudya tampak tertidur di ranjang mereka. Dengan langkah hati-hati, Hansel masuk dan langsung menuju kamar mandi. Begitu pintu tertutup rapat, suara air mengalir terdengar samar.

Namun, di ranjang, sepasang mata perlahan terbuka. Laudya menatap kosong langit-langit kamar, dan tanpa bisa ditahan, air matanya jatuh deras membasahi pelipisnya. Tangannya terkepal kuat di sisi tubuhnya, dada sesak menahan teriakan yang tak pernah bisa keluar.

'Kenapa posisi itu ada padanya? Kenapa suamiku berubah demi wanita lain? Kenapa bukan aku yang dia cintai dengan begitu dalam? Kenapa bukan aku wanita yang mengandung benih suamiku, kenapa Tuhan?!'

Tangisnya semakin pecah dalam diam, menjerit di dalam hati. Laudya menutup mulutnya rapat-rapat agar isak itu tak terdengar. Ia memeluk perutnya sendiri yang kosong, menyadari kejamnya kenyataan. Malam ini, ia kalah bukan sebagai istri, tapi sebagai wanita.

Kakak ramekan karya ini juga ya ...

1
ken darsihk
Laudya sudah hancur sehancur hancur nya , dia sdh nggak punya apa2 untuk menopang hidup nya yng hedon dia mencekik keluarga Malik 😠😠😠
Ddek Aish
alasan klise menjaga nama baik keluarga
Fitria Syafei
Kk cantik kereeen 🥰🥰 terimakasih 😘
Sunaryati
Yang menggunggat cerai itu Laudya, seharusnya tidak meminta harta gono- gini, apalagi tak punya anak, dan kesalahan adalah pada Laudya, kenapa tidak gugat balik perzinahan Ryan dan Laudya bisa masuk penjara. Laudya minta gono- gini karena sudah miskin. 🤣🤣🤣
Ani Basiati: lanjut thor
total 1 replies
Sunaryati
Furqan apapun kesalahan papa Hanzel kau harus menghormati, bagaimana mulanya toh papa Hanzel lantaran kau hadir di dunia. Panggil sebutan papa. Dengan menghormati siapapun merupakan menghargai diri- sendiri. Tunjukkan baktimu padanya dengan membantu memulihkan perusahaan, buat Mama Hanna bangga padamu, tunjukkan bahwa kamu mampu Nak Furqan. Jika bisa bantu papamu menyelesaikan masalahnya baik rumah tangga maupun perusahaan
Ani Basiati
lanjut thor
nayla tsaqif
Thorr,, penyebutan nama hansel saat bicara sama furqan seharusnya pake kata "papa" lbh enk di baca,, bukan "aku",, berasa bicara sama orang lain,, bukan anak sama ayah🙏
ken darsihk: Setuju
Baru aja aq mo buat koment seperti ini
Setuju ya thor penyebutan aku nya di buang , kalau Hansel sedang berbicara dengan anak nya Furqan
total 1 replies
Yati Jenal
Furqon mending plng jgn ngurusin yg gk jls
Silvia
Hansel nya plin plan 😔😔
Mundri Astuti
Hansel sama aja kaya emaknya, gila hormat
Rahma
Tah ini baru bab yg memuaskan Krn kebahagiaan melimpahi kehidupan Hana mudh2n g ada yg ganggu lg
Silvia
semoga tidak ada masalah lagi
enungdedy
knp jdi seolah laudya yg tersakiti? dia sndiri yg gk mau hamil..dia sndri yg minta hansel hamilin perempuan lain...skg seolah jdi korban
Ir
ini tinggal nunggu dia Anomali Rohana Laudya tobat
ken darsihk
Nanti mampir thor sdh lounching belum , aq nya blm dpt notif 🤭
Aisyah Alfatih: udah mungkin masih riview ...😁
total 1 replies
Dila Dilabeladila
masya allah thor karya mu banyak bgt.sehat sehat ya thor lancar selalu
juwita: certa baru nya g bisa di buka Thor.
total 2 replies
enungdedy
lah kan elu sendiri yg gk mau hamil kan lidya gmn sih mlh nyalahin hana😄
ken darsihk
Heeiii Laudya tau diri sedikit situ nggak punya harga diri yak , jelas jelas kesalahan bersumber dari diri mu sendiri , koq melampiaskan ke Hana dasar lo Laudya perempuan sun**l nggak punya akhlak 😠😠😠
A.M.G
lidi harus diaapain sih biar tobat
A.M.G
saatnya ketwaa 📢📢📢📢📢
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!