Adrian adalah pemuda biasa yang berasal dari kampung. berkat kehebatan dan kejeniusannya, dia berhasil bangkit dan menjadi pemuda yang paling di takuti di dunia bawah tanah Eropa. bahkan negara-negara di benua Eropa maupun di luar Eropa, sangat menghargai Adrian berkat kejeniusan dan latar belakangnya sebagai raja bawah tanah Eropa.
Namun Adrian meninggalkan semua status dan gelarnya yang telah dibangunnya itu demi baktinya kepada bibinya. Namun, sebuah hal buruk terjadi pada kekasih dan keluarganya. dengan terpaksa, dia menggunakan kekuatan dan pengaruhnya lagi demi melindungi kekasih dan keluarga tercintanya.
Untuk kisah lengkapnya, silahkan lanjutkan membacanya di karya baru saya ini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elang Malam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3 : Salah Paham
Meski enggan, Adrian tetap memilih mendengarkan bibinya.
“Kencan buta?, Bukankah ini hanyalah proses perkenalan saja!, asal saya bilang tidak suka, apa yang bisa dilakukan bibi terhadap saya?” Gumam Adrian dalam hati.
Cecilia Lin yang sedikit menyadari pikiran ponakannya itu, sudut bibirnya langsung sedikit melengkung ke atas dengan samar: “ Adrian, ngomong-ngomong, jika kamu tidak menyukai gadis yang akan kita temui nanti, kamu tidak perlu berkecil hati, bibi masih punya 12 gadis cantik lagi. Lagi pula dengan status keluarga kita saat ini, gadis seperti apapun dapat kamu temukan di kota guangzhou.
“ Apa,,, 12 !! “
Adrian tidak dapat menahan diri untuk tidak melebarkan kedua bola mata, mengekspresikan rasa keterkejutannya dan berkata dengan tidak berdaya: “Bibi, mengapa kamu mencarikan begitu banyak gadis untukku?"
“Haha,,, Ini disebut trik Adrian, lebih baik menebar jaring yang lebar untuk menangkap ikan yang banyak daripada menggunakan pancing”, Cecilia Liu menatap Adrian dan berkata sambil tersenyum.
Melihat ekspresi Cecilia Lin yang tidak menyerah itu untuk mencarikan gadis untuknya, Adrian hanya dapat menghela napas dengan berat dan melanjutkan bertanya, “bibi, dari mana gadis ini berasal? Apakah dia juga seorang mahasiswa?”
“Gadis ini berasal dari hainan, keluarganya cukup berpengaruh dan juga memiliki beberapa perusahaan di kota hainan”. Pada titik ini, Adrian tersenyum dengan tipis.
“Kali ini dia datang ke kota guangzhou mewakili keluarganya untuk membicarakan kerjasama bisnis dengan bibi, bibi lihat gadis ini cukup baik dan juga cantik. Jika kalian bersama, kalian tidak akan kekurangan apapun di masa depan meskipun kalian tidak bekerja!”.
“Hehe,, apa maksud bibi?, Kenapa saya merasa seperti gigolo saja?”, Adrian menyentuh hidungnya dan tersenyum pahit.
...
...
“ Bukan seperti itu maksud bibi. Sudah sudah, sekarang kita sudah sampai!”. Tidak lama kemudian mobil Maserati merah itu pun berhenti di sebuah restoran mewah. Sebelum Adrian keluar dari mobil, Cecilia Lin sudah menyeret tangan ponakannya itu langsung menuju pintu masuk restoran. Pada saat dia keluar, pakaian Adrian masih baru, dengan setelan jas berwarna hitam yang bersih dan rapi, serta sepatu boot kulit buatan tangan. Meskipun Adrian bukanlah pemuda yang tidak terlalu tampan, namun dengan cara berpakaian seperti ini dan temperamennya, dia terlihat seperti pemuda yang berwibawa dan karismatik. Dengan setelan Adrian yang seperti itu,dia dapat menarik banyak perhatian para gadis untuk mengobrol dan berkenalan dengannya.
Restoran anggrek!
Di salah satu ruangan pribadi, Amanda Hartono sedang mengaduk kopi di cangkir menggunakan sendok porselen dengan perlahan. Aroma kopi yang samar-samar pun tercium jelas di ruangan pribadi yang tidak terlalu luas itu. Dengan cahaya lampu yang tidak terlalu terang, masih terlihat jelas kulit Amanda yang putih sehalus salju dengan rambut hitamnya yang panjang sebahu. Sedangkan Tangan yang satunya lagi menopang pipinya dengan lembut.
Bagi Amanda, dia sebenarnya tidak ingin melakukan kencan buta ini, tapi demi menjaga perasaan Cecilia Lin, dia terpaksa menyanggupi permintaan Cecilia Lin.
Keluarga Amanda juga memiliki status tertentu di kota hainan, dan dia sendiri adalah wanita yang cantik dan menarik. Jika dilihat dari aspek kecantikannya, dia masih dapat mencari pasangan tanpa melalui kencan buta.
“ Tetapi,,, “
Dalam ruangan yang sunyi itu Amanda mendesah pelan. Dia telah berusia 25 tahun dan sudah sepatutnya memiliki pendamping untuk membina rumah tangga. Meskipun banyak pria yang mengejarnya, tapi kebanyakan dari mereka berusia 20 tahun kebawah, sebagian besar pria yang disukainya sudah pada memiliki keluarga, sedangkan kedua orang Amanda, mereka sangat menginginkan agar putrinya segera menikah.
Setelah Cecilia Lin dan kedua orang tua Amanda berkomunikasi satu sama lain, mereka cocok dan memutuskan untuk membiarkan kedua anak itu agar bertemu terlebih dahulu.
Jauh di dalam lubuk hatinya, Amanda agak menentang kencan buta itu, karena dia tidak mengenal dan mengetahui sosok pasangan kencan butanya seperti apa, di tambah lagi Cecilia Lin tidak memperlihatkan foto Adrian kepadanya. Lagi pula, pasangan kencan butanya itu hanyalah seorang pemuda berusia 22 tahun dan statusnya mahasiswa. Amanda merasa Adrian belum cukup dewasa yang tidak memiliki pengalaman dalam masyarakat.
“ tok! tok! tok! “
Di saat Amanda terhanyut dalam lamunannya, tiba-tiba terdengar ketukan di pintu yang membuat Amanda tersadar, dia mengangkat kepalanya dan berkata dengan suara pelan, “ masuk! “. Pintu ruangan terbuka, dan masuklah Cecilia Lin bersama Adrian.
“Amanda, maaf ya tadi ada sedikit kemacetan di jalan, jadi saya agak terlambat!” Cecilia Lin masuk dan berkata sambil tersenyum di wajahnya.
“Tidak bibi Lin, saya nya saja yang datang sedikit lebih awal!”, Amanda membalas dengan sangat sopan. Sambil bicara, pandangan mata Amanda tertuju pada Adrian, sosok pemuda yang berada di samping Cecilia Lin. Begitu juga dengan Adrian, dia pun mengarahkan pandangan ke arah Amanda.
" Cantik!, keindahan yang sempurna lagi” Adrian melirik Amanda dan tidak dapat menahan perasaan kagum. Apa yang terjadi hari ini? Dia baru saja bertemu dengan seorang gadis cantik bak bidadari dalam kereta, dan sekarang dia bertemu lagi dengan gadis cantik lagi. seseorang Mungkinkah dia beruntung dalam cinta hari ini?
“Amanda! Ini Adrian, keponakan yang bibi bicarakan itu, dia baru datang hari ini”, Cecilia Lin mendorong Adrian ke depan dan berkata sambil tersenyum: ‘Kalian berdua ngobrol lah dulu dengan baik, bibi akan keluar dulu!”, Cecilia Lin langsung saja bicara inti dari kencan buta itu dilakukan, dia pun langsung meninggalkan Adrian dan Amanda dan dia pun langsung berbalik dan pergi.
Adrian dan Amanda saling berpandangan dan terdiam sejenak, namun, Amanda dengan cepat menyesuaikan keadaannya, menunjuk ke kursi di seberangnya dan berkata sambil tersenyum: "”Silahkan duduk!"
Adrian duduk di depan Amanda dan menatapnya lekat-lekat. Amanda adalah tipe orang yang enak dipandang dan menarik perhatian orang banyak. Gadis ini bagaikan buah persik yang sudah matang, dengan kecantikan yang terlihat jelas, walaupun hanya memakai riasan tipis. Seorang lelaki pasti akan sangat beruntung jika dapat menikahi dan menjadikan dia sebagai pendamping hidupnya.
Setelah mengobrol beberapa kalimat dengan Amanda, Adrian dapat merasakan bahwa Amanda tidak terlalu menyukainya. Tatapan matanya melihat Adrian, dingin dan tidak antusias. Dia hanya menatap Adrian biasa-biasa saja, seakan-akan dia sedang menatap orang asing. Jelaslah bahwa dia hanya ingin menjaga jarak dengannya.
“Gadis ini tampaknya tidak begitu menghargai ku!” gumam adrian dalam hati.
Bagi Adrian, dia mau menerima kencan buta ini hanya demi menjaga perasaan Cecilia Lin, orang yang telah dia anggap sebagai ibunya itu. Jika cocok dia akan mencoba menjalani dulu dan jika tidak cocok dia akan menolaknya. Meski Amanda cantik, Adrian bukanlah tipe orang yang tidak pernah dekat dengan gadis cantik. Dalam beberapa tahun terakhir, gadis cantik macam apa pun pernah dekat dengan Adrian, bahkan tidak sedikit dari pada gadis-gadis itu yang lebih dulu mendekatinya.
Akan tetapi, Adrian mencari pasangan bukan melihat dari fisik dan kecantikan saja. Dia lebih fokus ke arah kebaikan dan budi pekerti orang tersebut.
Saat ini yang terpikirkan Adrian adalah, jika dia tidak bisa cocok dengan Amanda, maka akan ada 12 orang lagi yang mengantri untuk pergi kencan buta dengannya, meskipun dia percaya pada para gadis pilihan bibinya itu, Adrian tidak dapat menahan perasaan geli. Yang terburuk dari kata-kata bibinya adalah, selama dia tidak jatuh cinta dan memiliki pacar, maka bibinya itu akan terus menebar jala untuknya.
Memikirkannya saja membuat kepala Adrian sakit.
Setelah melihat Amanda lagi, dia mendapatkan sebuah ide dalam benaknya. Adrian terlalu malas untuk melanjutkan pembicaraan tentang topik-topik yang tidak penting itu, dia pun langsung berkata: “ Nona Amanda, mari kita bicara terus terang saja tentang perihal kencan buta ini!”.
Tanpa diduga, Adrian begitu lugas. Amanda yang mendengarnya sedikit terkejut. Dia hanya mengangguk pelan dan berkata perlahan, “Maaf, saya akui kamu memang hebat dalam segala hal, tapi menurutku perbedaan usia kita terlalu jauh, dan kita tidak cocok untuk bersama!”
Adrian mengambil cangkir kopi dan menyesapnya, lalu berkata dengan perlahan: “Nona Amanda, pasti ada urusan bisnis antara keluarga Anda dan bibi saya!"
Amanda sedikit mengernyit, perasaan jijik pun langsung muncul di hatinya. Mungkinkah pemuda yang berada di hadapannya ini ingin menggunakan hubungan bisnis untuk memaksanya tunduk.
Harus dikatakan bahwa kedua keluarga itu memiliki banyak urusan bisnis, dan keluarga Amanda perlu bergantung pada perusahaan Cecilia jika ingin berkembang dan membuka cabang di kota guangzhou. Jika kedua keluarga berselisih, keluarga Amanda lah yang paling menderita. Melihat Adrian benar-benar menggunakan cara tercela seperti itu, untuk menekannya, rasa jijik Amanda terhadap Adrian meningkat pesat.
Adrian sama sekali tidak menyadari apa yang ada dalam pikiran Amanda, dia tersenyum dan berkata lagi, “Saya harap Nona Amanda dapat menyetujui salah satu permintaan saya dan saya akan meminta bibi saya untuk meningkatkan kerja samanya dengan keluarga Anda!”.
"Tuan Adrian, jika Anda ingin menggunakan kondisi ini untuk memaksa saya menyerah, maka saya rasa Anda bisa melupakannya!” Amanda menatap Adrian dan berkata dengan dingin.
Setelah mengatakan itu, Amanda tiba-tiba berdiri dari tempat duduk, diam meraih tas kecilnya dan hendak keluar dari ruangan itu.
Namun gerakan Adrian lebih cepat. Sebelum Amanda melangkahkan kakinya, Adrian langsung meraih telapak tangan putih Amanda. Kulitnya halus seperti batu giok dan sangat nyaman dipegang. Namun, tindakan ini tampak sedikit menggoda jika pandang dari sudut mana pun.
Akibatnya, rasa jijik Amanda terhadap Adrian pun menjadi semakin besar. “Apa yang kau lakukan? Lepaskan, atau saya akan teriak!.
Amanda menatap Adrian dengan dingin.
“ baik!,, baik!,, baik! “
Adrian mengendurkan genggaman tangannya pada telapak tangan Amanda dengan cemas, dia kemudian menyentuh hidungnya, dan tersenyum dengan tak berdaya: “Kakak, kamu salah paham!”.