NovelToon NovelToon
Tetangga Berjodoh

Tetangga Berjodoh

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: pipit fitriyani

Jodoh itu rahasia Tuhan. Siapa sangka dua manusia yang terkesan saling cuek dan tidak punya ketertarikan satu sama lain itu disatukan dalam ikatan pernikahan. Akan seperti apa rumah tangga keduanya, saling menerima atau malah kalah sebelum mencoba? Ikuti kisah mereka karena mungkin kita akan menjadi saksi cinta mereka bertumbuh atau sebaliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pipit fitriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terlalu dini

"Tolong kasih sedikit waktu kamu untuk anak Ayah. Jangan biarkan dia merasa sendirian."

Mendengar permintaan ayah mertuanya Irsan merasa malu dan tertampar. Apakah Alma benar-benar tertekan sampai harus menceritakan persoalan yang menurutnya sepele, apalagi kepada orangtuanya.

"Maaf, Yah. Akhir-Akhir ini aku memang sibuk mengurus pembukaan cabang restoran di luar kota. Aku mengakui kalau waktu ku dengan Alma memang tidak banyak, tapi aku akan berusaha membagi waktu antara pekerjaan dan Alma."

mengakui kesalahan memang lebih baik dari pada membela diri yang pada akhirnya akan menunjukkan kalau Irsan pengecut dan tidak bertanggung jawab sebagai seorang suami. Terlalu dini untuk orang tua ikut campur, tapi kalau tidak dinasihati bisa keterusan.

"Ayah berharap banyak pada pernikahan kamu dan Alma. Dia anak perempuan Ayah satu-satunya, setelah Ayah merawat dan membesarkan dengan kasih sayang dan sepenuh hati, rasanya tidak akan rela jika dia merasa sedih di awal pernikahannya. Sekali lagi Ayah mohon agar kamu lebih perhatian lagi dengan Alma."

Irsan tertunduk mendengar Imran berbicara, ia yakin setelah ini pasti kedua orangtuanya pasti akan memarahinya, apalagi menantu kesayangannya merasa sedih dan kesepian.

"Irsan akan berusaha, Yah. Maafkan segala kekurangan aku yang belum bisa jadi suami yang baik untuk anak Ayah. Sekali lagi Irsan minta maaf."

"Ayah juga minta maaf karena terlalu ikut campur. Alma tidak tahu kalau Ayah akan bicara hal ini sama kamu, dia juga tidak menceritakan banyak hal terhadap kami, hanya saja kami menyadari satu hal yaitu berat badannya yang lebih kurus dari sebelumnya. Ayah dan mamah memaksa dia bercerita, meskipun tidak banyak tapi Mamah berhasil membuat Alma buka suara."

Lagi lagi Irsan hanya tertunduk mendengar ucapan Ayah mertuanya.

Tak lama kemudian Alma dan mamahnya tiba di ruang tamu, Alma sudah rapih dengan pakaian yang yang belum lama ia ganti, dengan tas selempang yang tidak terlalu besar.

"Yuk kita pulang sekarang, Bang."

"Sudah semua, tidak ada yang ketinggalan?." Alma menggeleng, kemudian berpamitan pada Ayah dan mamahnya.

"Mah, Yah. Aku sama Bang Irsan pamit pulang dulu. Nanti kapan-kapan aku main lagi."

"Iya, Nak. Hati-hati dijalan, besok-besok kalau mau ke sini bareng suami jangan sendiri saja. Selain kami, ada orang tua lain yang harus kalian kunjungi, jadi Ayah mohon atur waktu kalian dengan sebaik-baiknya."

"Iya bapak Imran Suryawan suaminya ibu Arini Lestari, bapaknya Almahita Dwi Suryawan. Kami akan mengingat dengan baik pesan anda." Alma menjadikan candaan untuk mencairkan suasana yang sedikit tegang, dia tidak ingin suaminya merasa tertekan oleh sang ayah.

"Dasar kamu ini kalau orangtua ngomong serius malah dibercandain. Hati-hati pas pulang nanti, kabarin kalau sudah sampai."

"Ya maaf, Ayah berlebihan ah kaya aku pulang nyebrang pulau aja, beda kecamatan doang juga."

"Ya kali aja kalian nyasar, mana tahu kan hal kaya gitu bisa aja terjadi."

"Ayah makin ngaco. Yaudah yu Bang kita pulang, migren lama-lama ngobrol sama ayah."

"Ayah ih durhaka sama anak."

"Ih mana ada Ayah durhaka sama anak, kalau anak yang durhaka banyak."

"Udah Al, kalau omongan Ayah kamu diladeni terus kamu ga pulang pulang, nanti keburu magrib. " Akhirnya arini menghentikan pembicaraan tidak penting antara suami dan anak keduanya.

Setelah Arini menghalau percakapan anak dan suaminya, akhirnya kini Irsan dan Alma sudah berada di dalam mobil. Tidak ada pembicaraan apapun, hening sampai tiba dijalan raya.

"Kamu cerita apa sama ayah dan mamah?." Alma yang sedang sibuk scroll toktok melihat ke arah suaminya.

"Aku nggak ngomong apa-apa. Memangnya kenapa?."

"Tadi ayah ngomong sama aku kalau kamu kesepian dan ayah minta aku untuk tidak terlalu sibuk sama pekerjaan, intinya bisa luangin waktu sama kamu."

Alma mengangguk paham , sepertinya ayahnya mendapatkan informasi dari sang mamah, emang dasar dua sejoli tua Bangka itu tidak bisa dipercaya

"Enggak usah dipikirin Bang, aku nggak cerita apapun cuma mamah nanya aja karena berat badan aku lebih kurus dari sebelumnya, ya aku bilang aja kalau aku nggak punya teman."

"Kenapa berat badan kamu bisa turun? Uang buat belanja keperluan rumah aku kasih, bahkan untuk keperluan kamu sendiri udah aku transfer. Kamu bisa beli makanan apapun yang kamu suka, kamu juga bisa jalan sama teman-teman kamu, nyari udara segar nggak harus di rumah terus. Aku nggak enak sama ayah dan mamah baru beberapa minggu menikah anaknya udah keliatan ga bahagia. "

Irsan melupakan banyak hal tentang hakikat berumah tangga, pikirnya kebahagiaan bisa diukur dengan lancarnya transferan uang.

"Yaudah aku minta maaf kalau bikin abang terpojok dihadapan mamah dan ayah. Aku salah karena terlalu banyak bicara sama mereka, aku nggak berpikir sampai jauh kalau hal ini akan menjadi sebuah pembahasan dan melukai abang sebagai suami Alma."

"Bukan itu maksud abang, pernikahan kita terlalu dini untuk berbagi persoalan rumah tangga dengan orang tua. Kita bisa bicarakan berdua dulu, mencari solusi kemudian baru memutuskan. Abang harap hal seperti ini tidak terjadi lagi."

Alma tersenyum seperti mengejek mendengar ucapan suaminya. "Seperti abang yang harus atur jadwal abang untuk rumah tangga kita, waktu abang terlalu sedikit untuk kehidupan baru kita."

Lagi-lagi Irsan kalah telak, seharusnya sejak awal dia diam saja tidak berbicara apapun sampai dia bisa mengatur waktu dan meluangkannya untuk rumah tangga yang baru seumur jagung ini.

Irsan terdiam sampai mobil yang ia kendarai berhenti tepat di depan rumah mereka. Alma turun lebih awal untuk membuka gerbang , kemudian ia masuk ke dalam rumah yang nampak sepi dam dingin. Apa sebaiknya keduanya segera merencanakan memiliki momongan saja? Tapi kehidupan rumah tangga mereka belum stabil dalam hal pengaturan waktu. Sampai kapan irsan akan terus disibukan dengan pekerjaan yang tak ada habisnya. Kalau begini hanya masalah waktu saja.

Menjelang malam harinya keduanya sudah bersiap untuk tidur, Alma sudah berganti pakaian, ia menggunakan pakaian tidur satin diatas lutut, warna kulitnya yang putih begitu kontras dengan warna baju yang alma gunakan.

Alma duduk diatas tempat tidur sambil membaca novel yang belum selesai ia baca. Alma begitu fokus sampai melupakan suaminya tang saat ini tengah melihat Alma tanpa berkedip. Menyadari hal itu ia pun menegur sang suami.

"Kenapa malah bengong bukannya tidur," ucap Alma setelah itu ia kenbali fokus pada novelnya.

Tidak seperti sebelumnya Irsan mendekat kearah istrinya yang saat ini tengah asik membaca, alma kembali melihat ke arah suaminya.

"Kenapa bang?,"

"Abang, sedang ingin , boleh?" Tanya Irsan penuh pengharapan, berharap istrinya tidak menolak.

1
kalea rizuky
cerai aja nikah buat nganu doank buat apaan
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
suka deh di jodohin tp nrima gini kn enakk g ada drama pisah kamar atau masih ada pacar
kalea rizuky
baru baca
rasahaz
awas kau irsan klu nnti d surabaya kau mlah nyari istri lgi,, auto dptong th burung perkutut mu,,,
rasahaz
diiiiiihhh bagian dari mau ny ddketin,, klu kagak btuh dibiarin,,
rasahaz
enak bnr dbilang maslah spele,, 😤
rasahaz
akhir ny stlh skian purnama dan kisah bru lgi kak othor,, mdh2n ngga dgntung lg dh cerita ny,,, 😁😁😁
Penikmat Sunyi: mangkanya dukung aku, biar semangat ni hehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!