NovelToon NovelToon
SEDETIK CINTA DI TANAH NABI

SEDETIK CINTA DI TANAH NABI

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Menyembunyikan Identitas / Istri ideal
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Sindya

"Ya Allah. Ijin aku memiliki calon suami setampan pria yang ada sebelahku ini," ucap Rani dengan suara yang cukup keras membuat seorang Khalid tersenyum samar karena ia paham dengan bahasa Rani.

"Aamiin ya Allah kabulkan doa bidadari ini karena aku sendiri yang akan menjadikan dirinya sebagai istriku," lirih Khalid mengaminkan doa Rani lalu mengikuti langkah Rani yang ingin keluar dari lingkaran tawaf.



Sedetik Cinta di tanah nabi


Dia hadir tanpa permisi
Mengisi relung menyesap lambat
Ku tolak ia ku takut murkaNya
Yang ada ia menyusup hadir mendiami jiwa..
Aku terdiam menikmati lezatnya.Merasakan nuansa yang tak ingin usai
Waktu berlalu tanpa pamit

Sedetik hadirmu mengusir lara..ku takut sepi menyapa jua seperti gelap tak pernah iba tuk hadirkan malam..

Aku takut melepaskan detik cinta tertinggal mimpi ...ku ingin miliki dia karena ku damba... hadir mu singkat hilang tak dapat kutahan .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Tetap Mengawasi

Khalid tidak tenang dengan keberadaan Rani yang jauh darinya. Ia tidak rela Rani ditemani oleh lelaki lain saat pergi melempar jumroh ke dua dan ketiga kalinya.

Ia memutuskan untuk mencaritahu jadwal pelemparan jumroh di kloter Rani tentu saja melalui orang suruhannya. Tidak lama kemudian pesan masuk kalau Rani akan melakukan lempar jumroh sekitar jam 5 subuh. Khalid mengulum senyum karena ia bisa mendekati Rani sekaligus meminta maaf pada gadis itu.

Rupanya Rani memutuskan berangkat jam 1 dini hari agar pulangnya ia bisa menunaikan sholat subuh lalu tidur di pagi harinya.

Khalid yang terlelap dalam tidurnya dibangunkan oleh bunyi ponselnya. Ia meraih benda pipih itu dengan setengah mengantuk.

"Ada apa?" suaranya terdengar ngantuk dan malas.

"Prince. Gadis itu berangkat bersama dengan tiga orang lainnya. Dua orang dipastikan suami istri dan satu lagi pria lajang," lapor di seberang telpon sana membuat Khalid langsung terduduk.

"Apakah dia baru keluar dari tendanya?" tanya Khalid seraya berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka berwudhu.

"Iya prince. Mereka baru saja keluar dari tenda. Apakah prince ingin menyusul nya?"

"Tentu saja. Ikuti dia dan laporkan posisimu setiap lima menit sekali!" titah Khalid yang sudah berpakaian rapi menuju tempat parkiran mobil sport mewah miliknya.

"Baik prince. Mereka kelihatan santai. Tenang saja aku tidak akan kehilangan jejaknya. Insya Allah."

Dalam beberapa menit kemudian Khalid menuruni bukit Mina menyusuri jalan pintas yang bisa menembus ke terowongan lantai tiga di mana Rani kini berada.

"Siapa pria yang berani sekali mendekati wanita ku?" geram Khalid yang ingin cepat sampai di tempat Rani kini.

Tidak berapa lama Khalid sudah tiba di terowongan ke dua di mana Rani baru memasukinya. Khalid mengikuti sinyal GPS milik orang suruhannya yang sedang mengikuti Rani. Banyaknya para jamaah di dalam terowongan itu membuat Khalid kesulitan menemukan sosok Rani.

Rupanya Rani mencari jalan yang sedikit ke pinggir agar tidak terlalu berdesakan dengan jamaah haji lainnya.

"Ya Allah ternyata lumayan jauh juga ya kalau jalan kaki," keluhnya yang sudah berkeringat lalu meneguk air yang dia bawa tapi air di botolnya tinggal sedikit.

Rani meneruskan langkahnya hingga ia menemukan tempat air yang bisa diambil. Khalid bernafas lega karena ia bisa menemukan Rani yang sedang mengantri mengambil air di keran yang tersedia.

"Minum ini saja...!" Khalid menyodorkan botol air zamzam untuk Rani yang terperanjat melihat dirinya.

"Kauuu...!"

"Minumlah...! Bukankah kamu haus?" Dengan ragu Rani akhirnya mengambil juga botol dari Khalid yang sudah Khalid buka untuknya. Ia meneguknya sebentar dan hampir setengah botol habis. Khalid tersenyum melihat tingkah Rani yang terkadang tidak begitu jaim sebagai wanita berkelas lagi cantik.

"Sudah hilang hausnya?" goda Khalid dengan senyum manisnya.

"Ngapain kamu di sini?" ketus Rani melanjutkan perjalanannya.

"Tentu saja mau melempar jumroh," jawab Khalid santai.

"Bukankah kalian punya jalur sendiri sebagai keluarga bangsawan Arab?" imbuh Rani.

"Aku ingin menemanimu, apakah tidak boleh?" cicit Khalid sedikit lebih lunak pada Rani.

"Terserah....!" langkah Rani lebih cepat karena ia sudah kehilangan rombongannya.

"Pelan-pelan Rani ....!" tegur Khalid mensejajarkan langkahnya dengan Rani.

"Aku kehilangan teman-temanku," jawab Rani.

"Sudah ada aku bersamamu mengapa kamu masih butuh teman?" timpal Khalid.

Rani menarik nafas panjang. Ia sadar kalau ia juga butuh Khalid disisinya. Walaupun banyak teman disisinya tapi ia merasa ada yang hilang dari dirinya jika tidak melihat sosok Khalid.

Walaupun begitu ia tidak memperlihatkan dirinya merasa butuh pada sosok yang demi apa saja untuk bisa bersamanya seperti saat ini.

"Apakah dia menyukaiku? Jika iya kenapa dia tidak mengatakan apapun tentang isi hatinya padaku? Kenapa dibuat gantung begini?" gerutu Rani yang menginginkan hal lebih dari prince Khalid.

Jumlah jamaah yang membeludak membuat Khalid harus melindungi Rani saat gadis itu mulai melempar jumroh. Rani merasa sangat aman dalam penjagaan Khalid yang memberinya kesempatan untuk melempar paling depan tanpa berdesakan dengan jamaah lain karena ada beberapa pengawal Khalid yang menjaga mereka saat ini.

"Terimakasih tuan Khalid." Senyum Rani merasa lega bisa menunaikan kewajiban hajinya.

"Sama-sama. Lebih baik ikut dengan ku sekarang karena kita harus tawaf wada dan kembali ke sini untuk lempar jumroh lagi sebagai Nafar awal," ajak Khalid lalu menarik tangannya Rani menuju arah ke Ka'bah dengan mobilnya.

"Apakah setelah pulang dari Ka'bah kamu akan mengantarkan aku lagi ke tenda ku? Aku harus bersiap-siap besok kembali ke hotel," ucap Rani.

"Sebaiknya besok kamu ambil barangmu dan kita akan lempar jumroh bersama dan langsung pulang ke hotel. Kapan rombong mu pulang ke negaramu?" tanya Khalid.

"Kami mau ke Madinah dulu. Sepekan kemudian baru kembali ke tanah air," jawab Rani.

"Baiklah. Kalau begitu aku akan ikut bersamamu ke Madinah karena ada yang harus aku sampaikan kepadamu sebelum kamu meninggalkan negara ini," ucap Khalid.

"Kamu mau menyampaikan apa tuan Khalid?" tanya Rani penasaran.

"Nanti saja, Rani. Sabar sedikit. Kau akan tahu jawabannya jika tiba saat yang paling tepat untuk kita berdua," ucap Khalid.

"Kamu membuat ku mati penasaran, tuan Khalid," sungut Rani.

Keduanya sudah berada di dalam mobil menuju haram.

...----------------...

Menjelang sepekan kemudian, Rani bertolak ke Madinah bersama rombongannya. Begitu pula dengan Khalid yang sudah mempersiapkan diri untuk mengatakan sesuatu kepada Rani.

Rani menebak-nebak apa yang akan dikatakan oleh Khalid di Madinah. Apakah sebuah lamaran atau adakah hal yang lebih penting dari itu. Tapi ia tidak banyak memberikan ekspektasi pada hatinya karena takut untuk melukai hatinya nanti.

"Ya Allah semoga bukan suatu hal yang buruk yang akan dikatakan pria itu. Tapi, bukankah dia itu seorang prince? Apakah aku pantas berharap padanya yang jelas-jelas aku tahu siapa dirinya? Oh Rani mimpi terlalu tinggi jika Khalid akan menjadikanmu istrinya," batin Rani terlihat gelisah selama di dalam perjalanan.

Kebetulan di bis Rani selalu duduk sendirian karena hanya dia yang tidak punya pasangan. Baginya sudah terbiasa dia sendiri dan ia menikmati kesendiriannya itu. Sedari tadi ia memperhatikan ponselnya barangkali ada pesan dari Khalid dan ternyata tidak ada sama sekali. Rani melihat ke arah jendela di mana mereka sebentar lagi akan tiba di kota Madinah. Rani mulai memperbanyak sholawat untuk kekasih ALLAH manusia terbaik di atas muka bumi ini.

Beberapa menit kemudian bis Rani tiba di hotel yang dituju kloternya. Rani turun dari bis dan segera menuju hotel untuk mencari kamarnya yang ada di lantai lima di mana viu nya lansung menghadap ke arah mesjidilil haram.

Rani melepaskan pakaiannya untuk membersihkan dirinya bersamaan dengan bunyi ponsel dari Khalid.

"Hallo tuan Khalid ...!" sapa Rani disertai salam.

"Bersiaplah nanti ba'da isya aku akan menjemputmu di hotelmu. Ada acara penting untuk kita malam ini," ucap Khalid lalu mengakhiri obrolannya sepihak sebelum Rani menjawabnya.

"Ishh....! Kenapa dia sangat menyebalkan sekali," gerutu Rani.

1
Yuliana Tunru
apa rani dojter hebqt itu ..smogq z ya biar momjy xkhalid berutang nyawa pd rani dan menerima jd mqntu jesayangan x
lestari saja💕
semoga yaaa
lestari saja💕
tertarik dgn judulnya...
Yuliana Tunru
hedeeeh drama klga kerajaan ya gitu kyk manusia lain bkn tak punya martabat sebesar mrk padahal paham agama klo harta dan gelar tak berarti di mata Allah
Yuliana Tunru
ya ampun paksu sdh tak sabar msh byk tamu àpa tdk bisa menunggu
Rosdiana Diana
insya Allah sangat bagus. Ayo mampir bagi yang ingin merasakan cinta romantis tokoh di novel ini
Sri Muryati
jangan belum halal...
durrotul aimmsh
visual Khalid kakak
Astrid valleria.s.
makasih thor udah up🌹🌹🌹
Astrid valleria.s.
merapat thor😘
adlina firdhausy
segara di tambahkan halaman nya ya
!m_mah
masuk list yuk💪upny kk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!