NovelToon NovelToon
Sumpah Darah

Sumpah Darah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Anak Kembar / Cinta pada Pandangan Pertama / Kekasih misterius
Popularitas:30.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

Apa jadinya jika kakak beradik saling jatuh cinta. Seluruh dunia bahkan menentang hubungan mereka.

Dan tanpa mereka sadari, mereka telah melakukan sumpah untuk sehidup semati bersama.

Hingga sebuah kecelakaan mengakhiri salah satu hidup dari mereka.

Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Apakah mereka memang ditakdirkan untuk hidup bersama?

Ikuti jalan ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 Penyebab Hakim Sakit

Waktu terus berlari, hari terus berganti, bulan demi bulan pun telah dijalani. Hakim dan Amina akhirnya menuai hasil kerja keras mereka. Amina dinyatakan hamil.

Keluarga besar Hakim sangat protektif terhadap Amina. Amina dijadikan ratu di dalam rumahnya. Amina tidak diperbolehkan mengurus pekerjaan rumah. Amina diminta menjaga kehamilannya karena ini adalah cucu pertama Hadi dan Laila.

Seluruh kasih sayang dicurahkan untuk Amina. Amina merasa bersyukur karena kehamilannya membuat mertua dan keluarga besar suaminya yang selama ini cuek menjadi perhatian.

Tante Dina semakin akrab dengan Amina. Tante Dina selalu memberikan buah-buahan segar untuk Amina. Terkadang Dina juga memberikan air mineral kepada Amina dengan alasan air penguat kandungan karena ini kehamilan pertamanya. Tante Dina juga memberikan pengalaman hamilnya kepada Amina.

Amina selalu menerima pemberian dari Dina. Amina sama sekali tidak pernah berpikir yang macam-macam. Amina yakin ini semua untuk kebaikan anaknya. Karena anak yang di dalam kandungannya adalah cucu yang sangat dinantikan keluarga besar suaminya.

Saking akrabnya tante Dina kepada Amina, membuat kecemburuan anak kandungnya. Amel merasa tidak diperhatikan lagi oleh ibu kandungnya. Perhatian Dina tercurah kepada Amina.

Hari ini Amel ikut bersama ibunya ke rumah Amina. Di sana juga ada mertua Amina dan beberapa keluarga yang lain. Mereka sedang melaksanakan arisan keluarga.

Amel yang saat ini sedang berada di taman belakang rumah Amina melihat Dina yang sedang menyiapkan cemilan. Amel menghampirinya.

"Ibu perhatian amat sih sama si Amina. Bukannya dulu ibu gak suka sama dia?" Amel duduk dengan wajah yang cemberut.

"Sampai sekarang pun Ibu gak suka dia," Dina sambil menata cemilan di meja panjang tanpa menoleh ke arah Amel.

"Kalo gak suka, ngapain repot-repot bantuin Amina. Mending kita shopping di mall," Amel mencicipi cemilan yang ada di atas meja.

"Amina penghasil uang. Jangan disia-siakan," sahut Dina.

"Maksudnya gimana?" Amel menyipitkan matanya.

"Tante Laila sekarang lagi senang karena mau momong cucu. Ibu selalu dikasihi uang. Kamu juga, pandai-pandailah bersandiwara. Ambil hati Tante Laila."

"Bu, apa boleh jatuh cinta dengan saudara sepupu?" tanya Amel.

"Siapa yang larang. Keluarga kita bebas aja tuh, kamu suka sama siapa?"

"Amel dari dulu suka sama Kak Hakim."

Dina menghentikan pekerjaannya. Dina menatap ke arah Amel. Lama Dina memperhatikan anaknya yang semata wayang itu. Setahu Dina, Amel tidak pernah pacaran. Tidak ada yang kurang dari Amel. Amel cantik, tinggi, juga bekerja di perusahaan swasta sebagai sekretaris.

"Mel, Hakim sudah menikah. Sebentar lagi istrinya akan melahirkan."

"Amel benci Ibu. Amel dengar dari keluarga kita, Ibu yang membawa Kak Hakim berobat. Kenapa Ibu melakukan itu?"

"Apa kamu gak kasian sama Hakim?" Dina tajam menatap penuh selidik kepada Amel.

"Ibu, yang membuat Kak Hakim sakit saat itu adalah aku. Aku dengan sengaja melakukan itu karena aku gak rela Kak Hakim menabur benih ke rahim istrinya. Aku ingin Amina meninggalkan Kak Hakim dan menjadi milikku."

"Apa yang kamu katakan Amel?" Dina tidak begitu saja percaya omongan Amel.

"Gara-gara Ibu semua berantakan!" Amel membuang cemilan yang tersusun rapi di meja.

"Amel, jangan bikin kerjaan Ibu bertambah. Bantu ibu beresin kembali," Dina memungut cemilan yang berserakan di tanah.

"Bodo!" Amel meninggalkan Dina.

Setelah selesai menaruh cemilan dan minuman ringan, Dina terduduk sambil menatap kepergian Amel sampai hilang di pandangan matanya.

Amel, jadi orang yang kamu sukai diam-diam itu Hakim? Dina bicara dalam hati.

Beberapa pria banyak datang ke rumah untuk melamar Amel, tapi Amel selalu menolak karena Amel bilang sudah mempunyai seseorang di hatinya.

Dina kembali teringat ketika Hakim akan mengadakan acara lamaran untuk Amina. Amel mendadak sakit dan harus masuk rumah sakit. Begitu juga saat Hakim mengadakan pernikahan dan resepsi Amel tidak juga hadir.

"Amel, ternyata cintamu sungguh besar. Mengapa harus Hakim? Jika benar Hakim sakit karenamu, berarti Ibu menggagalkan rencanamu. Tapi tenang Amel, kebahagiaan mereka hanyalah sesaat. Lihat dan tunggu saja," Ucap Dina.

Amel yang kesal kembali masuk ke dalam rumah Amina, kumpul dan berbincang santai dengan sepupu-sepupunya dan keluarga yang lain. Amel melihat Amina yang lagi sendirian. Entah apa yang Amina lakukan di depan lemari es.

Amel meninggalkan sepupu-sepupunya dan mendekati Amina. Amel mengambil air mineral dan membuka tutup botolnya. Amel menumpahkan sedikit air mineral ke lantai. Amel kemudian dengan sedikit berlari meninggalkan Amina dan kembali ke halaman belakang.

Amina tidak menemukan apa yang dia cari. Amina menutup pintu lemari es. Amina berbalik badan dan kakinya menginjak tumpahan air yang ada di lantai. Amina terpeleset.

"AAAGGGHHH!" Amina memegang perutnya.

Laila dan Hakim yang mendengar teriakan Amina berlari ke dapur. Hakim melihat darah di bagian bawah Amina. Laila menyuruh Hakim segera membawa Amina ke rumah sakit terdekat.

Hakim mengangkat Amina membawa masuk ke dalam mobilnya. Mereka meninggalkan rumah. Dina mendengar keluarga besar suaminya ribut. Dina mencari tahu apa yang terjadi. Tapi Dina mengurungkan niat setelah melihat Amel kembali dan dengan santainya duduk di kursi taman.

"Apa yang terjadi?" tanya Dina.

"Amina kepeleset mengeluarkan darah. Kak Hakim membawanya ke rumah sakit," jawab Amel dengan santai.

"Apa ini perbuatan kamu?" Dina tajam menatap Amel.

"Iya. Amel cuman menumpahkan sedikit air ke lantai. Salah dia sendiri. Makanya kalo jalan, mata itu dipake!"

Dina membuang napas kasar. Dina duduk di samping Amel. Dina memperhatikan sekelilingnya. Keluarga besar suaminya tidak ada yang ke halaman belakang kecuali mereka berdua.

Dina kembali mengambil kue jajanan pasar. Dina menatanya di meja. Dina meletakkan kue-kue di dekat Amel seolah menyuruh Amel membantu pekerjaan kecilnya. Amel dengan malasnya membantu Dina.

"Amel, apa kamu sangat menyukai Hakim?"

"Ih, Ibu kok nanya lagi sih," Amel mengembalikan kue-kue itu ke Dina.

"Ibu akan bantu."

Amel membelalakkan matanya. Amel memandangi ibunya yang masih asik mengiris kue basah yang ada di dalam loyang. Amel mendekatkan dirinya.

"Bantu apa Bu?"

"Ibu akan bantu memisahkan Hakim dan Amina. Tapi kamu harus menuruti persyaratan Ibu."

"Apa itu?"

"Biarkan Amina melahirkan. Tolong jaga kehamilannya. Jangan biarkan dia terluka."

"Apa-apaan sih Ibu? Jika Amina melahirkan, Amel tidak punya kesempatan lagi untuk mendapatkan Kak Hakim."

"Sayang, Amina harus melahirkan. Anaknya harus lahir ke dunia. Setelah itu terserah kamu. Ibu tidak perduli kamu mau melakukan apa saja kepada Amina."

"Kenapa sih Ibu sangat ingin Amina melahirkan? Apa anaknya sebegitu penting buat Ibu?" Amel sedikit menurunkan volume suaranya karena beberapa keluarga sedang memperhatikan mereka.

Dina melepaskan pisau yang ada di tangannya. Dina mendekatkan bibirnya ke telinga Amel dan membisikkan sesuatu.

Kembali mata Amel terbuka lebar, alis matanya meninggi dan mulutnya sedikit terbuka.

"Mulai sekarang kamu harus menuruti perkataan Ibu. Kalo tidak!"

Dina dengan kasarnya menusuk pisau yang dia gunakan untuk mengiris kue ke buah apel yang ada di meja. Buah apel itu terbelah dua.

"Ibu tidak akan segan melakukan ini padamu. Ibu tidak mau rencana Ibu gagal hanya karena kamu. Paham!" Dina melototkan matanya kepada Amel.

"Iya Bu, paham," Amel bergidik ngeri dan menganggukkan kepalanya.

Mengapa Ibu sangat membenci Amina? Bodo amat, gue ngikut permainan Ibu. Kita lihat apa yang akan terjadi, batin Amel.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Nashira
Kasian
Queen
saking merasa bersalah nya
Al!f
😱😱😱😱😱
Queen
Baru bab 21 Nabil sudah pergi 😭
Fang
Meninggal kh? Oh Nabil 😭
Na!
Nabil pergi 😭
Al!f
Unboxing juga
Queen
Dan terjadi.....
Queen
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Queen
Wawwww apa yg Alan terjadi 😱
Fang
Kita lihat esok 😂
Al!f
Lanjut 😄
Al!f
Gak bisa Nabila, sadar Nabila, kalian saudara.
Queen
Mungkin ini yang terbaik
Nashira
Itu namanya tak jodoh
Queen
Ternyata Amel anak Dina
Nisa
Jahat bet
Aila
Ternyata semua diawali dari dengki
Aila
Amel, Amel back
Aila
Oh, Amel sepupu Hakim.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!