NovelToon NovelToon
Topeng Kemiskinan - Rahasia Sang Putri Yang Terkhianati

Topeng Kemiskinan - Rahasia Sang Putri Yang Terkhianati

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Kim Yuna

Anatasya menyembunyikan identitasnya sebagai putri bungsu keluarga konglomerat dari suaminya. Ia membantu Adrian membuka perusahaan. Tapi siapa sangka ternyata Adrian tidak pernah mencintai Anatasya, dia bahkan jijik dengan bau amis yang melekat pada tubuh istrinya.

Suatu hari, Adrian menceraikan Anatasya dan mengungkapkan bahwa dia memiliki pacar, yaitu Clara, seorang wanita kaya dan cantik yang merupakan adik sepupu dari keluarga Santoso.

Anatasya merasa hancur dan terhina. Tasya akan membuat orang yang menyakiti nya membayar mahal dibantu oleh ketiga abangnya. Damian, Julian dan Rafael.

Ketiga Abangnya tidak akan membiarkan adik bungsu mereka terluka.

Bagaimana reaksi Adrian dan keluarga nya setelah mengetahui jika wanita yang selama ini mereka hina adalah putri konglomerat?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 Clara?

Anatasya berdiri di bawah atap toko yang sudah tutup, mencari perlindungan dari hujan deras yang terus mengguyur. Hujan itu seolah mencerminkan kesedihan dan kekacauan dalam hatinya. Ia memeluk dirinya sendiri, mencoba menghangatkan tubuhnya yang basah kuyup. Tatapannya kosong, menatap jalanan yang diguyur hujan, pikirannya melayang-layang, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi.

Setiap tetes hujan yang jatuh seolah menghantam hatinya, mengingatkannya pada penghinaan dan pengusiran yang baru saja ia alami.

"Tasya, maaf jalanan agak macet. Ini sudah mau sampai," ucap Damian dari seberang telepon suaranya terdengar khawatir.

"Nggak papa kok, Kak. Tasya juga sudah keluar dari keluarga Pratama," jawab Natasya, mengakhiri panggilan dengan nada datar. Hatinya masih perih, namun ia berusaha tegar.

Tiba-tiba, suara nyaring memecah keheningan. "Hei, bukankah itu pembantu keluarga ku?" seru seseorang, tak lain adalah Winda, adik kandung Adrian. Ia datang bersama dua teman lelakinya, tatapan mereka merendahkan.

Anatasya menoleh, matanya memancarkan amarah yang tertahan.

"Perkenalkan, dia pembantu keluarga kami. Tiga tahun menikah, dia sama sekali tidak pernah disentuh kakakku. Sampai sekarang dia masih perawan. Kalian nggak mau cicipi rasanya?" tanya Winda, senyum sinis menghiasi wajahnya.

"Boleh juga, Win," sahut salah satu teman Winda, matanya menelanjangi Natasya. "Pembantu mu ini cantik juga, tubuhnya juga ideal."

"Enyah! Kalian minta dipukul?" bentak Anatasya, suaranya bergetar menahan amarah.

"Berani kau ngomong begitu? Apa isi tas ini, apa kau mencuri barang dari rumahku? Buka, kasih aku lihat!" Winda menunjuk koper Natasya dengan kasar.

"Winda, sekalipun aku cerai dengan kakakmu, separuh hartanya milikku. Kamu nggak berhak lihat," jawab Anatasya tegas, meski hatinya mencelos.

"Kusuruh buka! Buka!" Winda memaksa membuka koper Natasya, reflek Anatasya menampar pipi Winda.

"Kau berani pukul aku?" Winda murka, wajahnya memerah padam.

"Kalian cepat buka kopernya!" perintah Winda kepada kedua temannya.

"Apa ada keuntungannya?" tanya salah satu dari mereka, matanya berbinar penuh minat.

"Keuntungannya, wanita ini menjadi milik kalian," jawab Winda, senyum licik tersungging di bibirnya.

"Kamu yang bilang begitu, ya?" sahut pria itu, mereka berdua mendekati Natasya dengan tatapan lapar.

"Jangan sentuh aku!" teriak Anatasya, menampar salah satu dari mereka.

"Jalang, berani kau pukul aku?" pria itu murka, Natasya berusaha keras mempertahankan diri, namun kedua pria itu terus berusaha melecehkannya.

"Wanita jalang, besar juga tenaga mu. Lihat bagaimana aku telanjangi kamu," ucap pria itu, tangannya berusaha merobek pakaian Natasya.

Tiba-tiba, suara deru mobil mewah memecah ketegangan. Sebuah mobil hitam berhenti, dan tiga pria keluar dengan langkah cepat. Mereka adalah kakak-kakak Anatasya, pertolongan datang tepat waktu.

Damian, dengan wajah gelap penuh amarah, menarik rambut pria yang berusaha melecehkan Anatasya, menjauhkannya dari adiknya yang ketakutan. Tatapannya membunuh, penuh dengan kemarahan yang membara.

Kedua kakak Anatasya yang lain, Julian dan Rafael, tidak tinggal diam. Mereka melayangkan pukulan bertubi-tubi kepada kedua pria yang hendak melecehkan adik kesayangan mereka. Kemarahan mereka meluap, melindungi Anatasya dari bahaya yang mengancam.

"Kalian... si-siapa kalian?" tanya salah satu pria itu dengan suara gemetar, wajahnya penuh memar.

"Kalian berani mengusik adik Damian, Julian, Rafael Santoso?" bentak Julian, suaranya menggelegar penuh amarah.

Winda, yang menyaksikan kejadian itu, terkejut bukan main. Ia tidak menyangka ketiga pria tampan dan kaya raya yang sangat terkenal itu adalah kakak dari Anatasya. Ia terjatuh ke tanah, ketakutan melihat amarah yang terpancar dari wajah mereka. Kedua temannya sudah melarikan diri, meninggalkan Winda dalam ketakutan.

'Tidak mungkin.' Batin Winda.

"Kak Damian, Kak Julian, Kak Rafael!" seru Anatasya, air mata haru membasahi pipinya. Ia berlari menghampiri ketiga kakaknya dan memeluk mereka erat.

"Jangan khawatir, kami datang untuk menjemputmu dan membawamu pulang," ucap Rafael lembut, mengusap air mata Natasya.

Damian, dengan tatapan dingin dan penuh amarah, berjalan ke arah Winda yang masih terduduk di tanah. "Sampaikan kepada kakakmu, Adrian. Hutangnya kepada Natasya akan kutagih satu per satu," ucap Damian dengan suara mengancam.

Winda, yang masih diliputi rasa takut, tidak mengerti apa yang terjadi. Ia hanya bisa menatap kepergian mobil mewah yang membawa Anatasya dan ketiga kakaknya pergi.

"Tasya, beraninya kau mencari pria lain. Tunggu saja pembalasanku!" teriak Winda, rasa iri dan dendam bercampur aduk dalam hatinya.

***

Adrian memandang piala penghargaannya dengan rasa bangga, senyum puas menghiasi wajahnya. Ia merasa telah mencapai puncak kesuksesan.

"Ternyata Clara putri keluarga Santoso?" ucap Jamilah lembut, matanya berbinar menatap Clara dengan penuh kekaguman. "Adrian, ternyata seleramu bagus."

Winda, dengan wajah memar dan penuh amarah, tiba-tiba datang. "Kak Adrian, wanita jalang itu selingkuh!" ucapnya dengan nada penuh kebencian.

"APA? Ada apa dengan wajahmu, Winda?" tanya Jamilah, terkejut melihat kondisi Winda.

"Tasya memukulku!" jawab Winda, emosinya meluap. "Tadi aku bertemu dengannya di jalan. Aku hanya curiga dia membawa barang-barang kita. Dia malah memukulku. Lalu, dia memanggil tiga pria untuk menindasku!"

"Kamu tahu siapa mereka?" tanya Adrian, matanya menyipit penuh curiga.

"Mereka bilang, mereka dari keluarga Santoso. Damian, Julian, dan Rafael," jawab Winda, suaranya bergetar menahan amarah.

"APA?" Adrian terkejut, matanya membelalak tak percaya. Ia merasa seperti disambar petir, kesombongannya seketika runtuh.

"Nggak mungkin Tasya kenal anggota keluarga Santoso. Dia pasti menyewa orang untuk membohongi kita," sangkal Jamilah, suaranya bergetar karena panik. Ia tidak ingin mengakui kenyataan bahwa menantu miskin nya memiliki hubungan dengan keluarga kaya raya itu.

"Sekarang aku baru sadar. Rafael, idolaku! Beraninya wanita jalang itu menyewa orang untuk menyamar jadi dia!" seru Winda, matanya berkilat penuh amarah dan iri.

Clara, yang sedari tadi diam, akhirnya angkat bicara. "Kalau ketiga sepupuku tahu kejadian di rumah keluarga Pratama, kalian bisa celaka," ucapnya dengan nada dingin, memperingatkan mereka akan konsekuensi yang akan dihadapi.

Ruangan itu dipenuhi dengan ketegangan. Adrian, Jamilah, dan Winda saling bertukar pandang, wajah mereka pucat pasi.

"Adrian, menurutmu kita harus apa?" tanya Jamilah, suaranya bergetar menahan ketakutan.

Adrian terdiam, pikirannya berkecamuk. Ia tidak menyangka istri nya memiliki hubungan dengan keluarga Santoso, keluarga yang sangat dihormati dan berpengaruh. Ia merasa terancam, takut kehilangan segalanya.

'Ini pasti salah, Tasya tidak mungkin memiliki hubungan dengan mereka. Iyah pasti ini salah.' Batin Adrian.

"Apa lagi yang bisa kita lakukan? Sekalipun kita bangkrut, kita harus memohon maaf kepada keluarga Santoso," ucap Adrian dengan suara lemah, rasa putus asa dan ketakutan terpancar dari wajahnya. Ia menyadari betapa besar kesalahan yang telah mereka perbuat.

Dalam hati nya, Adrian marah kepada Natasya beraninya dia bertingkah bodoh dan membuat keluarga Santoso marah kepada mereka.

'Ini semua salah Tasya, dasar udik!' cela Adrian kepada istri yang akan menjadi mantan istrinya.

Clara, dengan langkah anggun, mendekati Adrian. "Sayang, tenang saja," ucapnya lembut, berusaha menenangkan Adrian yang dilanda kepanikan.

"Kak Damian itu kakak sepupuku. Selama ada aku, mereka tidak akan mempersulitmu. Kebetulan beberapa hari kedepan keluarga Santoso mengadakan acara di Hotel Loresto untuk menyambut kakak sepupuku. Nanti kubawa kalian ke sana. Kamu cukup menjelaskan semuanya kepada kakak sepupuku."

Penjelasan Clara terdengar menenangkan, namun di balik itu, ada nada dingin dan penuh perhitungan. Ia tahu betapa berkuasanya keluarga Santoso, dan ia akan menggunakan hubungannya untuk melindungi Adrian, sekaligus menunjukkan kekuasaannya.

Adrian, yang dilanda rasa takut dan putus asa, mengangguk lemah. Ia tidak punya pilihan lain selain mengikuti rencana Clara. Jamilah dan Winda, yang juga dilanda ketakutan, hanya bisa diam dan menuruti perkataan Clara.

...----------------...

1
Heny
Duh clra gk malu y sok kenal sok akrab
Heny
Knp clara dan anastasya gk saling knl y
Heny
Baru kaya dkt sdh sombong
Ma Em
Clara tdk ada kapok2 nya sdh minta maaf malah skrg bertambah gila mau membuat Tasya menderita , siap2 saja Clara pasti hidupmu akan hancur dan untuk bu Jamilah dan Adrian sekarang kamu baru sadar dan baru tau bahwa Tasya adalah anak seorang pengusaha sukses Adrian menyesalkan karena sdh membuang berlian hanya untuk kerikil yg tajam pasti akan menusukmu Adrian
Ma Em
Thor kapan waktunya Adrian dan keluarganya tau bahwa Anatasya adalah putrinya Santoso, mau tau reaksi Adrian dan keluarganya begitu juga dgn Clara dan usaha si Adrian bangkrut agar si Andin dan ibunya yg sombong itu merasakan hdp nya susah lagi.
Ma Em
Kenapa sih Anatasya sama ibunya Adrian ditampar kok diam saja Ana itu bkn sabar tapi kamu terlalu bodoh jadi orang masa setiap di buly sama keluarga Adrian dan selalu dihina Ana diam saja tdk melawan heran saja ada orang dihina ditampar biasa saja , coba tunjukan Ana pada Adrian dan Clara bahwa kamu benar putri bungsu santoso kayanya punya empat kakak yg sangat menyayangi Anatasya tapi waktu Ana dihina dan tampar kok tdk ada yg belain , jadi ga seru karakter si Anatasya nya terlalu lemah
Ma Em
Thor maaf up nya yg banyak lagi seru2nya habis , ga sabar mau tau Adrian dan keluarganya hancur.
Ma Em
Fans apaan begitu fanatik hanya membahayakan orang saja .
Ma Em
Adrian pasti menyesal karena sdh menyakiti dan menyia nyiakan putri dari keluarga Santoso malah memuja muja si anak haram dari keluarga Santoso si Clara, si Adrian sdh salah pilih berlian yg sdh ada digenggaman malah Adrian lepaskan dan di tukar dgn tembaga
Serenarara: Ubur-ubur makan sayur lodeh
Minum sirup campur selasih
Coba baca novelku berjudul Poppen deh
Dah gitu aja, terimakasih. /Joyful/
total 1 replies
Ma Em
Thor tambah dong bab nya lagi seru banget ingin melihat reaksi tiga orang ini Adrian, Winda dan Clara setelah tau kalau Tasya adalah putri bungsu pak Santoso ditunggu thor upnya lagi.
Ma Em
Clara ngaku2 adik Rafael padahal teman2 Rafael sdh tau adik Rafael adalah Tasya bakalan malu tuh si Clara yg pede banget ngaku dari keluarga Santoso apalagi si Adrian dan si Winda kalau tau Tasya putri bungsu Santoso bakal pingsan dia.
Ma Em
Adrian dan keluarganya menghina Anatasya kok ga berhenti2 hina Tasya coba tunjukan sama kamu Tasya bahwa kamu putrinya tuan Santoso bungkam tuh mulut si Clara yg cuma anak selingkuhan saja kok bangga juga sama si Adrian sama keluarganya agar si Adrian menyesal karena sdh membuang berlian dan ngambil yg imitasi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!