NovelToon NovelToon
Aku Masih Perawan

Aku Masih Perawan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Fazry Fazriyah

Rahmadhani gadis yang menikah setelah ia lama berpacaran dengan kakak kelas saat mereka SMA bernama Vino Subagyo Dua bulan pernikahan mereka Rahma tidak menemukan kebahagiaan dalam pernikahannya, mertuanya yang suka ikut ikutan dengan urusan pernikahan mereka berdua. Dan suami yang mulai berubah dari perangai dan sikapnya. Hingga akhirnya Rahma sering bertengkar dengan ibu mertuanya yang selalu memojokkan dirinya karena sang suami tidak pernah betah di rumah.

Rahma pun akhirnya memutuskan untuk mengambil peputusan dalam menyikapi polemik dalam rumah tangganya, sampai akhirnya Rahma menemukan kejangalan pada snag suami.


Lalu bagaimanakah kisah rumah tangga Rahma dan Fino? apakah Rahma akan mempertahankan rumah tangga nya atau ia akan menyerah dengan apa yang terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fazry Fazriyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Roti Sobek

Kami berdua masuk ke dalam rumah, tak lupa aku mengucapkan salam saat pintu berwarna putih nan tinggi itu di buka oleh seorang ibu ibu yang mungkin usianya tidak beda jauh dengan ibu ku.

"Bi Sarni tolong bawain koper ini ke kamar saya ya!" kata kak Vino memberikan perintah kepada bibi yang sepertinya itu asisten rumah tangga di sini.

Aku tersenyum kepadanya, sebelum ia menggambil koper dari tanganku.

"Gak usah bi, biar ini saya saja yang bawa." Larang ku saat tangan bibi itu akan menyentuh koperku. Namun bi Sarni tetap memaksa mengambilnya, mungkin mendengar perintah dari kak Vino.

"Gak apa apa, non... ini sudah menjadi tugas saya di sini."

Jawabnya dengan begitu santun. Tapi aku kurang suka saat bibi tersebut memanggilku dengan panggilan non.

"Panggil saya Rahma aja, bi!"

Sahutku yang aku merasa seperti nona besar saja yang memiliki banyak perhiasan mahal ketika mendengar panggil itu.

Bi Sarni pun membawa dua koper itu menuju kamar kak Vino, saat aku sudah memasuki ruang tamu di sana, kak Vino sudah memberikan ciuman pipi kepada sang mamah.

Mungkin itu sudah menjadi kebiasaan di rumah ini. Aku menghampiri sang mamah mertua yang memang selalu kelihatan cantik dan rapih saat di rumah, beda dengan aku yang apa adanya.

Aku meraih tangan mamah mertuaku berniat untuk menyalaminya, namun mamah mertua ku langsung menariknya, entahlah, mungkin dia merasa jijik denganku. Aku sadar diri kok kalau mamah mertuaku tidak menyukai aku.

Aku diam dan berpura pura untuk basa basi kepadanya. Namun baru saja aku akan membuka mulutku tapi mamah mertuaku sudah berdiri dan pergi begitu saja dari hadapanku.

Aku hanya bisa mengelus dada mencoba untuk sabar. "Ingat Rahma ini baru awal mula kamu beradaptasi dengan lingkungan rumah ini, berserta sifat sifat orang yang ada di rumah ini.

"Nia, kamar kita ada di atas ya!" Teriak kak Vino yang sudah ada di lantai dua bersama bi Sarni yang sudah ada di pertengahan tangga.

"Iya, kak!" Jawabku singkat.

Di rumah aku tidak melihat papah mertuaku, walau pun ini adalah hari libur, mungkin pak Nugraha ada di tempat lain di rumah ini. Aku melangkah menaiki tiap anak tangga dan aku selalu merasa kecil ketika aku melihat rumah kak Vino. Jadi menurut ku wajar saja bila mamah mertuaku tidak menyukai ku, anak dari kalangan keluarga sederhana yang tinggal di suatu Desa.

Seperti di sinetron sinetron menantu yang miskin pasti akan diperlakukan tidak baik oleh mertuanya. Tapi dalam hati aku meyakinkan bawah semua itu tidak akan terjadi padaku.

"Non... itu kamarnya Den Vino!" Pikiranku teralihkan saat mendengar ucapan bi Sarni yang memberi tahu dimana kamar kak Vino.

"Baik, bi. Terima kasih ya... dan maaf bi, panggil saja saya Rahma jangan pake non nya ya, bi!" Pintaku yang lagi lagi bi Sarni memberikan senyum kikuk.

"Gak apa apa atuh, non... Non Rahma kan istrinya den Vino, jadi wajar kalau bibi manggil non Rahma gitu."

Jawab Bi Sarni yang sepertinya merasa berat menghilangkan kata NON di setiap memanggilku.

Aku mengetuk pintu kamar kak Vino yang sudah tertutup.

Tok... tok... tok.

Aku membukanya seraya mengucapkan salam saat masuk, dan aku tidak melihat kak Vino di dalam nya. Lagi lagi mataku berkeliaran melihat sekeliling kamar yang akan menjadi tempat istirahat ku bersama kak Vino.

"Ini sih tiga kali lipat dari kamar aku bahkan lebih... luas banget kamarnya."

Ucapku saat aku melihat isi kamar kak Vino yang begitu tertata dengan rapih, aku melihat lemari berwarna abu abu yang mempunyai banyak pintu yang sudah di pastikan itu lemari untuk semua pakaian kak Vino. Lebih dari satu toko sepertinya isi lemari itu.

Saat aku melangkah mendekati kasur yang ukurannya besar pula, tiba tiba aku mendengar suara orang yang sedang mandi di dalam. Sudah di pastika itu pasti kak Vino.

Bukan kah saat shubuh tadi dia sudah mandi? dan sekarang kenapa dia harus mandi lagi? pantas saja dia memiliki kulit yang putih ke merah merahan dan halus. Seharian saja mandi bisa beberapa kali, tidak sepeti aku yang mandi hanya dua kali dalam sehari pagi dan sore, kecuali aku merasa gerah saat siangnya mungkin bisa mandi lagi. Ini kak Vino baru beberapa jam yang lalu dia mandi sekarang sudah mandi lagi.

Aku berdiri di sisi jendela dekat balkon kamar, melihat pemandangan dari dalam. Di sini terasa indah bisa melihat pemandangan yang ada di bawah dari atas sini.

Udaranya juga sejuk dan aku bisa melihat dari jendela ini setiap mobil yang memasuki rumah, dan aku melihat ada mobil berwarna silver memasuki gerbang. Aku ingat mobil itu pernah kak Vino pakai saat ia menjemput aku saat aku pulang kerja.

Aku berbalik badan dan saat itu pula aku melihat kak Vino yang baru ke luar dari kamar mandi, dengan handuk putih yang di lilitkan ke pinggang. Aku mematung tanpa bergerak, kedua mataku menatap setiap air yang jatuh membasahi dada kak Vino yang memilki kotak kotak seperti roti sobek yang ingin aku gigit kapan saja.

Salivaku ku telan dalam dalam, jantungku berpacu semakin cepat tatkala kak Vino mulai berjalan mendekatiku. Semakin dekat semakin mendekat, huhhh... jantungku rasa mau copot dari tempatnya. Kak Vino semakin terlihat tampan dan begitu menyegarkan.

"Yaa Tuhan, kalau saat ini aku pingsan, kak Vino apakah akan menolongku?" Aku berbicara sendiri sampai akhirnya kak Vino menutup gorden jendela yang ada di belakang ku. Bau sabun dan sampo menyeruak dengan begitu dekatnya.

"Nia!?" Lamunanku terhenti saat kak Vino memanggil diriku dimana kini kak Vino sedang menggambil baju di dalam lemari.

Sejak kapan kak Vino berada di situ, sampai aku sendiri tidak sadar kalau bukan kak Vino memanggil nama ku.

"I_i... iya, kak!" Sahutku yang masih merasa amnesia.

"Kamu bisa taruh baju baju kamu di lemari sebelah kanan ya... sebelah kiri ini untuk pakaian pakaian kakak." Kata kak Vino yang memberi tahu dimana aku bisa menata baju baju yang aku bawa.

"Iya, kak." Jawabku singkat.

Aku sampai lupa menyiapkan baju untuk kak Vino yang sudah selesai mandi, aku masih ingat kebiasaan ibu dikala ayah yang sedang mandi, ibu pasti sudah menyiapkan baju yang akan ayah gunakan.

Besok besok aku akan berusaha untuk melakukannya untuk kak Vino. Janjiku dalam hati.

Kak Vino masuk ke ruangan yang ada di pokok kiri, yang sepertinya itu adalah ruang ganti. Aku duduk di sofa yang bersebrangan dengan kasur. Aku masih setia menggunakan jilbabku, jujur aku belum berani untuk membuka jilbabku di depan kak Vino, aku tidak akan membukanya bila kak Vino tidak memintanya, itu prinsip ku.

Dan saat kemarin malam pun aku tidur dengan menggunakan jilbab instan karena aku takut bila ada pelayan yang mengetuk pintu, pikir seperti itu.

Tiba tiba ponsel ku berdering, dan aku tidak tahu nomer siapa itu, karena belum terdapat nama kontak saat aku melihat layar di ponselku. Awalnya aku tak menghiraukannya, karena aku tau biasanya itu panggilan dari layanan provider dari sim kart yang aku punya.

Kedua kalinya nomer itu memanggil sampai ke tiga kalinya aku hanya bisa menatap layar ponselku sampai akhirnya kak Vino yang sudah duduk di sampingku meminta aku untuk mengangkatnya.

"Angkat aja, Nia. Siapa tahu itu telepon penting." Titahnya yang membuatku menoleh kepadanya, entah sejak kapan kak Vino tiba tiba ada duduk di sampingku.

"Tapi, nomer ini aku gak tau, kak!" Jawabku yang harus terus waspada karena sekarang banyak motif penipuan.

"Dia menelpon kamu beberapa kali pasti ada hal yang penting... udah angkat aja... kalaupun ada yang jail atau penipuan kan ada kakak di samping kamu." Kata kak Vino yang membuat aku merasa nyaman karena merasa di lindungi.

Aku menekan tanda telpon yang berwarna hijau, dan aku kaget ketika mendengar suara seseorang yang telah lama tak aku dengar suaranya, karena ia pergi meninggalkan Indonesia demi pendidikannya.

"Assalamu'alaikum, Rahma!" Ucapnya saat pertama kali aku menempelkan ponselku di telinga kiriku.

"Wa'alaikum salam." Jawabku yang membuat aku teringat akan email yang pernah ia kirim ke padaku, yang mengatakan bahwa ia akan meminang saat dirinya sudah pulang ke Indonesia. Aku tak bisa memahami apa yang aku rasakan sekarang.

"Barokallahu laka wabaroka 'alaika wajama'a bainakumaa fii khoirin... Semoga Allah memberkahi mu di waktu bahagia dan memberkahi mu di waktu susah, dan semoga Allah menyatukan kalian berdua dalam kebaikan." Kurang lebih seperti itulah artinya.

Lalu kak Yazid menabahkan satu kalimat lagi dibelakangnya.  "Selamat menempuh hidup baru ya, Rahma".

Serrr, aliran darahku seakan berhenti sejenak di bagian kepalaku. Aku ingat benar saat saat kami selalu bertengkar saat ada pertemuan keluarga.

Yazid adalah anak dari ayah angkat kakak iparku, yang bisa di bilang dia adalah adik ipar kak Kia yang tak sedarah dengan kak Kahfi.

Aku terdiam sejenak, dan aku tersadar saat kak Vino mencium punggung tanganku berkali kali. Dalam diri tubuh ini seperti nya merasakan hal hal yang terkadang membuat jantungku berdebar, karena merasa sedih dan lain sisi aku merasakan debaran jantung itu karena bahagia karena saat ini suamiku muli menyentuh diriku.

"Siapa temen kerja kamu, atau temen kuliah?" Tanya kak Vino yang sedang memainkan cincin yang ada di jari manisku, seakan hal itu mengingatkan ku bahwa aku sudah memilik suami, jadi gak perlu lagi memikirkan perasaan seseorang seperti kak Yazid.

Tak lama aku dan kak Yazid berbicara di telepon. Hingga akhirnya aku memutuskan untuk turun ke bawah untuk mencari aktifitas yang bisa aku lakukan di rumah ini.

1
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
mending Yazid blg aja sm kk kia biar rahma bisa di lindungin jg,, lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor
fazry_fazriyah
Jangan lupa tinggalkan jejak like n subscribe nya ya temen3

aku butuh dukungan kalian... tebarkan mawar indah kalian... terima kasih😘💕
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
apa itu Yazid yg menolong rahma
lanjut thor 🙏💪😘
Apriyanti
mending kamu trus terang rahma sm keluarga mu tentang Vino,,biar kamu ada yg melindunginya,, lanjut thor
Apriyanti
lanjut thor
Apriyanti
jgn takut rahma,, lawan trus si Vino jgn lemah,, lanjut thor
Apriyanti
apa jgn² vino gay ya thor
lanjut thor 🙏💪😘
Apriyanti
mau aja kamu di bohongin trus rahma,, terlalu bucin jd percaya aja Vino blg apapun,, lanjut thor
Apriyanti
rahma begitu mudah nya terperdaya oleh rayuan Vino,, pdhl jelas² Vino gak mencintai nya
Apriyanti
KLO aku JD Rahma mending udahan aja mnta cerai, percuma bersuami tp KY gak punya suami di masa Uda nikah brp bln blom jg di tidurin malah asyik gandeng cewe Laen,, Uda tinggalin mnta cerai biar si vino tau rasa bikin vino menyesal,, lanjut thor 🙏
fazry_fazriyah: kasian ya bun jadi Rahma...

semoga Rahma mendapatkan kebahagiaan nya ya bun
total 1 replies
Apriyanti
terlalu lemah bgt si kamu Nia,, harus nya kamu ceritain aja kelakuan vino SM papah mertua mu,,jgn die aja JD gak dihargai kan,, lanjut thor 🙏💪😘
Apriyanti
bener KY nya Maureen cewek nya vino,, lanjut thor 🙏
Apriyanti
bener KY nya vino cm terpaksa menikahi Rahma,, munkin benar vino ke Amrik cm berdua SM Maureen,, MK nya gak ngajak Rahma,, lanjut thor 🙏🥰
Apriyanti: blom update LG ya Thor🙏
Apriyanti: ok Thor👍💪😘🙏
total 3 replies
Apriyanti
KY nya vino cm pura² aja baik dan sayang SM Rahma,,masih penasaran ada rahasia apa SM vino
lanjut thor 🙏💪😘
Apriyanti: ok Thor👍🙏💪😘
fazry_fazriyah: terus ikuti ceritanya ya, bun...

semoga selalu setia
total 2 replies
Apriyanti
lanjut thor 🙏💪😘
Apriyanti
lanjut thor
Medeia
kak, paragraf ini terlalu panjang. bisa di jadikan 2 paragraf agar lebih bagus dan pembaca jadi ga cape duluan lihatnya. untuk keseluruhan bagus, tinggal tanda bacanya aja.
semangat terus thor /Determined/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!