NovelToon NovelToon
Mantan Kekasihku, Pemilik Putraku

Mantan Kekasihku, Pemilik Putraku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Lari Saat Hamil / Berbaikan
Popularitas:31k
Nilai: 5
Nama Author: Nagita Putri

"Bisakah kita segera menikah? Aku hamil." ucap Shea Marlove dengan kegugupan ia berusaha mengatakan hal itu.
Tak ada suara selain hembusan nafas, sampai akhirnya pria itu berani berucap.
"Jangan lahirkan bayinya, lagipula kita masih muda. Aku cukup mencintaimu tanpa perlu hadirnya bayi dalam kehidupan kita. Besok aku temani ke rumah sakit, lalu buang saja bayinya." balas pria dengan nama Aslan Maverick itu.
Seketika itu juga tangan Shea terkepal, bahkan jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelum ia gugup mengatakan soal kehamilannya.
"Bajingan kau Aslan! Ini bayi kita, calon Anak kita!" tegas Shea.
"Ya, tapi aku hanya cukup kau dalam hidupku bukan bayi!" ucapnya. Shea melangkah mundur, ia menjauh dari Aslan.
Mungkin jika ia tak bertemu dengan Aslan maka ia akan baik-baik saja, sayangnya takdir hidupnya cukup jahat. ......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nagita Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 3

****

Shea dan Jane duduk makan di cafe depan kantor. Hanya saja Shea sama sekali tak makan walau ada makanan di hadapannya.

“Shea maaf, tapi apa kau ada masalah? Aku lihat kau sejak pagi sampai siang ini tampak kehilangan semangatmu, itu terlalu tak biasa untukmu atau saat ini kau sedang sakit?” tanya Jane.

Shea yang dari tadi hanya mengaduk makanannya tampak mengangkat kepalanya.

“Ah bukan begitu aku hanya merasa sedikit tak enak badan saja.” ucap Shea seraya tersenyum pada Jane.

Jane mengangguk, ia tahu kalau Shea tak ingin mengatakan soal masalahnya.

“Syukurlah. Tapi jika kau sakit maka jangan sungkan mengatakannya padaku, aku akan membantumu bahkan aku bisa menemanimu pergi ke klinik.” ucap Jane.

Shea tersenyum mendengar ucapan Jane.

“Terima kasih, Jane.” ucap Shea.

“Hmm.” balas Jane

Setelah mereka berdua selesai makan siang, terlihat mereka berdua keluar dari cafe itu. Shea terkejut melihat keberadaan Aslan yang berdiri di dekat mobilnya dengan sebuah paper bag.

“Jane.” ucap Shea.

“Ya?” balas Jane.

“Kau duluan saja ke kantor, aku ada sedikit urusan sebentar.” ucap Shea membuat Jane mengangguk.

Jane tampak pergi lebih dulu meninggalkan Shea seorang diri.

Langkah Shea mendekati Aslan membuat pria itu mengukir senyum.

“Sayang, apa hari ini kau sangat sibuk sekali sampai tak bisa mengangkat panggilan ku hm? Kau harus tahu bahwa aku begitu merindukanmu.” ucap Aslan.

Aslan menarik tangan Shea lalu menyerahkan paper bag itu pada Shea.

“Ini kue kesukaanmu. Aku harap kau masih menyukai kuenya, pasti hari ini kau sangat lelah sekali sampai kau tampak tak mood.” ucap Aslan.

Cup!

Aslan berikan kecupan lembut di kening Shea.

Tatapan Shea cukup mengganggu Aslan, karena biasanya Shea pasti memeluknya dan mengatakan bahwa ia juga merindukan Aslan tapi kali ini sama sekali tidak. Perempuan itu hanya diam seraya menatap Aslan.

“Haruskah aku kembali bekerja? Apa kau tak merindukanku hm?” tanya Aslan.

Kali ini Shea tersenyum dengan sendu.

“Hmm, pergilah bekerja lagi. Ohya Aslan, aku pikir kedepannya jangan sering menjemputku saat aku pulang kantor, aku akan naik taksi saja.” ucap Shea.

Aslan mengernyitkan dahinya.

“Apa ada masalah sayang? Apa orang di kantormu…”

“Bukan apa-apa, hanya saja aku merasa tak nyaman. Aku harap kau tak keberatan.” ucap Shea.

Shea menyerahkan kue pemberian Aslan.

“Aku sudah makan siang, kuenya tak kuterima ya. Maaf.” ucap Shea membuat Aslan semakin curiga kalau sesuatu sudah terjadi pada Kekasihnya itu.

“Shea ada apa denganmu? Tak biasanya kau begini. Coba katakan padaku, apa sesuatu telah terjadi?” tanya Aslan.

Aslan sampai menarik Shea lebih dekat padanya membuat Shea menghembuskan nafasnya kasar. Tatapannya berubah menjadi dingin.

“Kita bicara nanti, aku banyak sekali pekerjaan di kantor. Pergilah.” ucap Shea mendorong lengan Aslan.

Usai mengatakan itu, Shea berlalu masuk ke kantornya.

Tangan Aslan terkepal, ia benar-benar tak suka perubahan Shea.

***

Aslan tidak fokus dalam bekerja, bahkan meeting pun tak berjalan seperti biasanya.

Saat hari sudah sore, ia terburu-buru untuk pergi karena tujuannya adalah Shea.

Baru saja ia melangkah keluar, Aslan malah bertemu dengan Mommy nya.

“Kenapa kau terburu-buru seperti itu? Apa kau tak sabar bertemu kekasihmu itu lagi?” tanya Yumna membuat Aslan terdiam.

“Mau sampai kapan Aslan, kau pulanglah ke kediaman Mommy! Kau punya rumah untuk apa selalu menginap di tempat orang lain? Jangan kau kira Mommy tak memantaumu selama ini. Jujur Mommy malu melihat Perempuan biasa sepertinya, dia hanya karyawan.” ucap Yumna membuat tangan Aslan terkepal.

“Mom, Shea adalah kekasihku!” ucap Aslan.

“Apa yang akan berubah kalau Mommy tak setuju? Asal kau tahu Aslan, tadi pagi Mommy datang menemuinya dan Mommy memberikannya uang untuk memutuskanmu. Dia bahkan menerimanya. Wanita seperti dia hanya…”

“Mom!” kesal Aslan membuat Yumna terkejut.

“Jadi Mommy yang membuat Shea bersikap seperti itu padaku? Mommy kenapa begini? Kenapa Mommy sangat jahat? Apa semua orang hanya Mommy ukur dengan derajatnya saja? Aku kecewa dengan Mommy!” ucap Aslan yang memilih langsung pergi.

****

~Apartemen Shea.

Beberapa kali Aslan mencoba menekan angka yang biasa ia gunakan tapi kali ini tak bisa. Mungkin Shea sudah mengganti sandi Apartemen itu.

Kini Aslan hanya bisa menekan bel sampai pintu dibuka oleh si pemilik.

Ada Shea disana, masih saja ia menatap Aslan seperti itu.

Aslan segera masuk, ia langsung memeluk Shea dengan erat.

“Harusnya kau katakan padaku kalau Mommy ku datang menemuimu Shea.” ucap Aslan.

Shea memilih diam dalam pelukan Aslan, ia juga tak membalas pelukan Aslan.

“Aku minta maaf atas tindakan Mommy mu kalau dia datang hanya untuk…”

Shea langsung mendorong tubuh Aslan dari pelukan itu.

“Ah benar juga. Jadi Mommy mu sudah memberitahumu ya, harusnya sejak awal pun kau jujur saja padaku bahwa Mommy mu tak menyukai tentangku. Jika sejak awal aku tahu alasan kau selalu menghindari pembicaraan soal pernikahan maka aku akan cepat sadar diri, Aslan.” ucap Shea menatap wajah Aslan.

Segera Aslan menggeleng.

“Shea, aku hanya…”

“Ayo kita akhiri saja, sampai kapanpun kita tak punya derajat yang sama. Kau dan aku berada ditempat yang berbeda jauh. Ayo jangan saling menghubungi lagi, kita masing-masing saja mulai hari ini Aslan.” ucap Shea.

Aslan mendekat membuat Shea segera mundur, wanita itu berjalan ke arah meja lalu meraih sesuatu berbentuk amplop.

“Uangnya masih utuh karena aku tak mengambilnya sedikitpun, kembalikan ini pada Mommy mu. Kedepannya…”

Aslan segera menarik Shea mendekat, menempelkan bibirnya pada bibir Shea. Dengan sedikit kekasaran, ia menciumnya seolah-olah benar-benar kesal mendengar Shea ingin mengakhiri hubungan yang telah mereka jalani selama ini.

Bugh!

Shea dorong tubuh Aslan, nafasnya tak lagi beraturan.

“Cukup Aslan! Aku tak suka dengan sikapmu ini, aku sudah sadar diri dan aku tak mau terluka terlalu jauh nantinya. Kau bukan duniaku, kita punya dunia yang jauh berbeda. Harusnya sejak awal pun aku sadar dengan perbedaan kita tapi aku yang terlalu percaya diri bahwa kita mungkin akan bisa menyatu. Tapi kali ini, aku menyerah.” ucap Shea.

Aslan tetap menggeleng, ia menarik tangan Shea agar bisa meyakinkan Shea bahwa mereka pasti berjodoh.

“Shea tolong tunggu sebentar, aku benar-benar akan meyakinkan Mommy bahwa aku…”

“Aslan! Lupakanlah, kau tak perlu meyakinkan apapun pada Mommy mu. Aku harap kau mau menerima ini. Kumohon kita berakhir saja.” ucap Shea sekali lagi.

Shea berikan amplop pemberian Mommy nya ke tangan Aslan membuat tangan itu menggengam erat amplop itu.

“Shea…”

“Aslan, kumohon pergilah.” ucap Shea yang langsung membalikkan tubuhnya.

Terlalu sakit untuk Shea menatap wajah Aslan, ia sangat mencintai pria itu namun ucapan Yumna memang benar bahwa ia dan Aslan punya dunia yang berbeda.

“Shea, bagaimanapun aku akan tetap mencintaimu. Aku bersumpah bahwa yang akan menikahimu kelak adalah aku.” ucap Aslan.

Shea memilih diam, walau ia bisa mendengar nada bicara Aslan yang begitu rapuh.

Nyatanya, mereka berdua sama-sama saling mencintai satu sama lain.

Suara pintu tertutup membuat Shea tahu bahwa Aslan telah pergi.

Detik setelahnya Shea terduduk di lantai, air matanya menetes. Segera Shea menutup wajahnya lalu menangis terisak.

Perasaannya sakit sekali usai mengakhiri hubungannya dengan Aslan.

Bersambung…

1
Bandar Jayalampung
aku jd bingung . klo Mathew anaknya athur artinya shie sodara kandung sama matew ya 🙏
Bandar Jayalampung
smga shea slmt
Bandar Jayalampung
hRusnya kalian sadar she hanya untuk aslan
Lee Mba Young
lanjutt
Epijaya
pasti mommy Aslan yg memintak penjahat td utk mencelakankan Shea dgn memfitnah Aslan.
muna aprilia
lanjut
LISA
Aq mampir Kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!