NovelToon NovelToon
ASIYAH (Terpenjara Dendam&Cinta)

ASIYAH (Terpenjara Dendam&Cinta)

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Konflik etika / Romansa
Popularitas:198.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Cty S'lalu Ctya

Dari kecil hidupku sudah ku abdikan pada keluarga yang mengangkatku sebagai anak, aku adalah anak panti yang tanpa nasab, ibuku dulu seorang budak dan dia di bunuh oleh seseorang entah siapa setelah menitipkan aku di panti asuhan. Sejak umur 10 tahun seorang donatur mengadopsiku, dia adalah tuan Samer dan Ibu Luci, mereka mengangkat ku sebagai pancingan agar mempunyai anak, dan benar saja setelah satu tahun aku bersama mereka mereka mempunyai seorang anak perempuan. Tuan Samer memintaku untuk selalu melindungi anak kandungnya, hingga suatu ketika terjadi bencana dalam keluarga tuan Samer, anak dari tuan Samer memanipulasi dokumen dari sebuah perusahaan besar di negara ini. Pemilik perusahaan geram dan itulah awal kisah baru ku. Aku di tuntut oleh Nyonya Lusi menggantikan anaknya sebagai tawanan seorang yang kejam pemilik perusahaan tersebut. Diriku di sekap dan di kurung dalam penjara, entah apa yang akan ku dapatkan. Benci, dendam atau cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cty S'lalu Ctya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aku Kembali

🌸🌸🌸

Aku adalah dosen di salah satu kampus ternama di Mesir yaitu kampus Al Ashar. Aku mendapat beasiswa S2 di Mesir lima tahun lalu, berawal dari asisten dosen aku kini menjadi dosen, sedangkan S1 aku studi di Istanbul University itu juga lewat jalur beasiswa S1 aku memilih Jurusan HI (hubungan internasional).

Aku memilih tinggal di Mesir selama lima tahun ini karena selain mengajar kehidupanku disini lebih tenang dan damai, meski tak di pungkiri aku masih berhutang Budi pada keluarga tuan Samer. Semenjak lulus sekolah menengah atas aku mendapat beasiswa, sejak saat itu hubungan ku dengan keluarga tuan Samer renggang. Meski aku selalu menghubungi mereka tapi mereka selalu merijek. Padahal aku rindu pada mereka, dan selama lima tahun ini aku hanya bisa melihat postingan Zena lewat IG. Sempat aku DM tapi tak ada balasan. Getir, itulah yang ku rasakan sehingga satu Minggu lalu aku mendapat DM dari Zena. Betapa kaget juga senangnya hatiku akhirnya Zena mau membalas DM ku, selesai mengajar aku duduk di taman dan mengirim nomorku ke Zena. Dia meminta nomerku. Tak berapa lama dia menghubungiku.

"Assalamualaikum" salam ku saat menjawab telfon dari Zena.

'Wa'alaikum salam' jawab seseorang yang ku kenal suaranya, bukan Zena tapi nyonya Luci.

"Nyonya, apa kabar?" tanya ku agak gugup sekaligus senang.

'Buruk' jawabnya. Aku sempat terdiam sejenak untuk menelaah.

'Kau pasti bahagia disana' lanjutnya bertanya dengan ketus.

"Ada apa nyonya?" mencoba bertanya hanya itu kata yang bisa ku ucap.

'Kau lupa pada kami yang mengangkat mu!' sarkas nya.

"Tidak pernah akan lupa nyonya, karena kalian sudah bersedia mengadopsi ku, aku akan selalu ingat itu nyonya" balas ku.

'Tapi dimana kau saat kami susah?' sarkas nya kembali lebih geram.

"Aku selalu menghubungi kalian tapi kalian tak pernah merespon, maafkan aku" lirihku.

'Pulanglah ada sesuatu yang ingin di sampaikan suamiku padamu!' pinta nya. Begitu bahagianya hatiku mendengar seruan untuk pulang.

"Baik nyonya, sekarang juga aku akan pulang ke Ankara" jawabku pasti. Selesai mematikan sambungan telfon aku langsung menemui rektor untuk izin cuti beberapa hari dan aku menunjuk asistenku untuk menggantikan ku sementara.

~Ankara~

Langkahku pasti dan begitu bahagia saat kaki ini berayun melewati beribu orang lalu lalang di bandara ini dengan menyeret koper dan satu tas yang ku pegang di tanganku.

"Assalamualaikum Ankara, aku kembali" sambut ku pada kota kelahiran ku. Lima tahun sudah aku meninggalkan Ankara dan saat ini aku kembali.

Rindu...

Itulah kata yang cocok saat ini dengan perasaanku. Tak banyak berubah di sepanjang jalan masih tetap sama seperti lima tahun lalu saat aku meninggalkan negara ini untuk studi di negara tetangga. Dan sampai di depan rumah yang agak besar dari rumah tetangga mobil yang membawaku berhenti. Aku menarik nafas dalam lalu keluar dari dalam mobil itu ketika sopir membukakan pintu untuk ku.

"Terima kasih" kataku setelah sopir itu menaruh koperku di sebelahku.

"Sama-sama" sopir itu langsung pergi meninggalkanku di depan pagar besi rumah tuan Samer. Rumah yang masih sama ketika pertama kali aku di ajak kesini saat usiaku 10 tahun. Sekarang musim hujan, langit nampak mendung mungkin sebentar lagi akan hujan. Ku seret koper ku dan ku coba membuka pintu pagar besi itu. Ya, pintu itu tak pernah terkunci dari dulu. Setiap langkah kaki, kenangan masa lalu terputar layaknya film, kenangan saat menjaga Zena bermain dengannya sampai ketika dia beranjak remaja. Entah kenapa Zena tidak begitu suka dengan ku, tapi sadar diri aku disini bukanlah siapa-siapa. Aku selalu mengalah pada Zena. Meski begitu sungguh aku sangat menyayangi keluarga tuan Samer.

Bunyi Guntur menggelegar sepertinya hujan akan turun dengan lebat. Buru-buru tangan ini menekan bel. Tak begitu lama pintu sudah terbuka.

"Maaf, ada yang bisa saya bantu?" tanya ART yang menyambut ku. Sepertinya dia tidak mengenaliku saat ini.

"Ammah" panggilku pada ART itu. ART itu menatapku dalam.

"Asiyah" tanyanya padaku.

"Ya ammah, ini aku Asi" jawabku mengangguk.

Grep..

"Apa kabarmu Asi?" Ammah memelukku.

"Alhamdulillah Ammah. Ammah apa kabar?" tanya ku pada ammah. Ammah adalah ART di rumah tuan Samer, namanya adalah Rabiah, suaminya menjadi sopir pribadi tuan Samer, mereka berdua tinggal di paviliun yang ada di rumah tuan Samer. Ya, dan aku dulu tinggal di paviliun itu bersama mereka. Ammah dan baba merekalah orang yang begitu baik padaku. Sayangnya ammah dan baba tidak memiliki ponsel, sehingga saat aku di Mesir tidak bisa menghubungi mereka, tapi sempat aku mengirim beberapa surat kepada mereka tapi tak ada balasan.

"Alhamdulillah kami sehat Asi" balas ammah melerai pelukannya.

"Apa nyonya menyuruhmu pulang?" tanya ammah padaku. Aku mengulas senyum seraya mengangguk. Tapi sepertinya wajah ammah seakan tersirat sedihan.

"Kenapa ammah? kalau aku pulang kan bisa bersama ammah dan baba" ammah tak menjawab.

"Ayo kita masuk, sepertinya akan turun hujan. kamu pasti capek, sebaiknya kamu istirahat dulu!" ajak ammah menyeret koperku.

"Ammah dimana nyonya Luci dan tuan Samer?" aku mencoba bertanya.

"Tuan Samer masih ada urusan, sedangkan nyonya Luci dan nona Zena ada di atas" jawab ammah masih terus menyeret koperku menuju pintu dapur yang tersambung dengan paviliun.

"Ammah, aku ingin bertemu mereka" kataku berhasil menghentikan langkah ammah.

"Nanti malam saja sekalian ada tuan Samer" kata ammah dan dia kembali melanjutkan langkahnya. Aku hanya menurut dan mengikuti langkah ammah. Sampai di paviliun ammah langsung membawa koperku ke kamar yang dulu ku tempati. Paviliun ini masih sama seperti dulu, dan saat sampai kamar ternyata ammah merawat kamarku dengan baik.

"Istirahatlah, aku akan siapkan makanan untukmu!" titah ammah. Aku mengangguk.

"Terima kasih ammah" ammah mengangguk dia hendak melangkah pergi tapi sebelum itu dia menatapku dalam.

"Asi, kamu bisa melepas cadarmu. Disini kamu bebas memperlihatkan wajah cantikmu!" kata ammah lembut. Aku mengangguk kemudian membuka cadar yang ku pakai. ammah tersenyum lembut dan membelai wajahku.

"Kamu sangat cantik nak, pantas saja nona Zena menyuruhmu menutup wajahmu karena dia merasa tersaingi oleh mu Asi" ungkap ammah mengingat masa lalu ku.

"Ammah, aku lebih nyaman memakai niqab saat ini"

"Ya, dan begitu beruntung kelak lelaki yang mendapat wanita sepertimu Asi" tutur lembut ammah.

"Ammah masak dulu, kamu sebaiknya istirahat nanti aku akan memanggilmu!" seru ammah meninggalkanku sendiri di kamar.

Selesai sholat, aku ketiduran dan ku buka mata saat bunyi ketukan pintu. Dengan cepat aku meraih hijab juga niqab memakainya dengan berjalan menuju pintu.

Klek..

"Asi, makanlah dulu!" pinta ammah seraya menyodorkan nampan yang berisi sepiring kebab dan secangkir teh padaku.

"Terima kasih ammah" aku menerima nampan itu dari ammah.

"Nanti selesai magrib kita ke rumah utama. kata baba tuan sedang perjalanan pulang" tutur ammah. Hanya anggukan yang ku berikan.

Suasana saat ini begitu hening, dimana sekarang aku berada di sebuah ruang keluarga yang ada di rumah tuan Samer. Berbanding terbalik dengan keadaan di luar, hujan turun dengan deras di ikuti dengan suara Guntur yang menggelegar.

"Saat ini tunjukkan baktimu Asiyah pada kami yang mengangkut mu dari panti asuhan" Kata itu yang terlontar dari mulut nyonya Luci. Sedangkan tuan Samer hanya diam tidak menimpali.

"Kamu temui mereka dan katakan pada mereka kamu anak dari tuan Samer" seru Zena menatap tajam pada ku.

"Dan akui setiap apa yang mereka tuduhkan padamu" lanjut Zena.

"Apakah mereka akan percaya begitu saja nyonya?" alih ku menatap mereka satu persatu. Dan pertanyaan itu berhasil membuat mereka saling lempar pandang seakan takut dengan apa yang aku ungkapkan.

1
Agustiany
bagus
Saya Sayekti
Luar biasa
Chum Kilwalaga
Aliando itutemannya si Tom
Chum Kilwalaga
aliansi temannya Tom
bucinnya Bangtan💜
masa mereka gk bisa mengenali siapa yg jd karyawan bagian keuangan,kan ada cctv bisa dicek dong
ولدي انعم
Luar biasa
Sugiharti Rusli
oh uda penghabisan yah ini,,,
Lia siti marlia
akhirnya tamat juga di tunggu judul barunya thorr
Sugiharti Rusli
wah ini akan diperpanjang sampai Syamil dewasa kah,,,
Lia siti marlia
khadizah belum punya anak yah ...padahal nikah nya duluan khadijah dari asiyah 😁
Sugiharti Rusli
apa kisahnya masih berlanjut ke si Afriel yah nanti
Lia siti marlia
makin kaya aja .....
Sugiharti Rusli
padahal segitu si Tom dah kaya raya yah😝
Sugiharti Rusli
udah punya anak aja yah Tom dan Asiyah sekarang😊😊😊
Lia siti marlia
eh sakindah lamanya aku gak baca dah tau tau nya lahiran baru juga denger positif hamil thorr gak di ceritain ngidamnya kan seru tuh tom di suruh suruh sama asiyah minta ini minta itu saat ngidam 😁
Lia siti marlia
bagus kamu fernanado segera sadar meskipun rumput tetangga lebih hijau itu di karnakan ada yang merawatnya ....selamat buat tom dan asiyah kalian jadi orang tua ....buat afriel kapan loh sadar jangan jadi pelakor gak baik yah drk jangan yah dek ....
sofiah sudjai
cerita bagus banget, belajar ikhlas semoga bahagia untk tom dan istrinya
Sugiharti Rusli
masih mau coba aja jadi pelakor nih si Afriel, dia pikir si Tom segitu cintanya apa ke dia😠😠😠
Sugiharti Rusli
wah si Tom menyimpan api dalam sekam nih ke Afriel dan Fernando
Lia siti marlia
uh dah sekali coba lanjut terus ketagihan kamu tom yah sama tubuh asiyah ......dasar kamu afril seharusnya kalin berjodoh sama sama di acuhkan sama orang yang disukai dari pada ganggu hubungan orang lain mending kalian nikah afril fernanado cocok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!