TAMAT SINGKAT 28 SEPTEMBER 2023
Nyata pahit yang Vanessa pernah alami adalah, tak diakui oleh ibu yang telah melahirkan dirinya.
Terlebih, kala Vanessa baru mengetahuinya; tahu bahwa sang ayah yang sangat dia cinta telah lama disakiti ibu cantiknya.
Kekesalan, dendam, amarah, rasa ingin membuktikan membuat gadis 17 tahun itu bertekad untuk merebut kekasih ibunya. "Hello, Calon Papa Tiri...."
"Oh Shitttttt! Aku tidak berniat menikahi mu, gadis kecil!" Rega Putra Rain.
Polow IG kooh... [ Pasha_Ayu14 ] karena di sana terdapat mini clip untuk beberapa nopel kooh...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HOP DUA
Rega...
Rega di kursi kerjanya harus terus mengeras wajah miliknya yang tegas. Dia yang selama ini terkenal ahli meretas, bisa tertipu daya oleh gadis kecil yang bahkan masih tercium aroma minyak telon di tubuhnya.
Keahlian hackingnya bisa melacak ke mana gadis bernama Marimar setelah membawa kabur barang berharga miliknya.
Di layar laptopnya wajah cantik alami itu terlihat, dan dari banyaknya video cctv yang dia retas dia bisa mendapatkan informasi tentang anak itu dengan cara menangkap layar wajah gadis itu untuk dimasukkan ke mesin telusur sosial media.
Ada beberapa akun dengan wajah yang mirip gadis itu. Salah satunya Vanessa Disaga, remaja 17 tahun. Anak pertama dari Arjuna Disaga, sekolah di SMA Millers-corpora duduk di bangku kelas 12.
Baru lima menit yang lalu, ada sejumlah transaksi pembelian tiket pesawat. Dan Malaysia tujuan keberangkatannya.
"Dia mau kabur ke Malay setelah menggasak uang-uang ku?" Rega terkekeh tak percaya. Bisa-bisanya dia tertarik ngamar dengan bocah kecil, yang padahal dia sendiri tak pernah bermimpi tidur bersama anak kecil.
"Tunggu-tunggu."
Saat membaca lebih detail, Rega sadar, rupanya anak kecil yang bersamanya kemarin anak perempuan dari pemilik perusahaan elektronik yang menjadi pesaing bisnisnya.
"Sial, Arjuna mengirim ku anak kecil! Dia pasti punya rencana kotor!" dugaannya.
"Jadi apa rencana mu, Bos? Menjebloskan dia ke penjara?" tanya Antoni yang kini berdiri di depan meja kerja.
Rega tergelak kesal. "Penjara anak dibawah umur tidak akan cukup. Aku mau buat penipu kecil ini menderita!" katanya.
"Caranya, Bos? Selain dia perempuan, dia juga putri dari anak orang berada."
"Kita lihat saja nanti." Rega bangkit dan berjalan keluar dari ruangannya. Sebentar lagi dia akan mengeksekusi balik gadis penipu.
Terutama ponselnya yang akan segera dia ambil kembali. "Kau menantang ku, gadis kecil," gumamnya.
•••••••••••••
^^^•••••••••••••^^^
Vanessa...
"Malam, Anes Sayang."
Pria berdarah Jawa Thailand itu tersenyum manis, dan tentunya senyum yang dia persembahkan untuk Vanessa putri cantik yang kini duduk di kursi meja dapur dengan di temani air mineral.
Arjuna Disaga, nama dari duda beranak satu yang tak pernah menikah lagi sedari belasan tahun lalu. 17 tahun putrinya beranjak, dan 17 tahun pula dia menduda.
Di usia muda tepatnya saat dia berusia 18 tahun Arjuna menikahi Hilda. Sayangnya, begitu lahir Vanessa si putri kecil, Hilda pergi dan tak mau kembali padanya.
Kesehariannya saat ini hanya mengurus perusahaan dan menjadi ayah serta ibu bagi anak perempuan cantik yang dia besarkan tanpa seorang istri.
Di lain sisi, Arjuna sedang memperjuangkan kembali ibu dari Vanessa yang tentunya atas keinginan Vanessa.
"Pagi kamu baru pulang hmm?"
"Uhuk-uhuk." Minuman langsung menyentak tenggorokan milik Vanessa. Gadis itu terbatuk batuk setelah tahu, ayahnya tahu hal yang coba-coba dia rahasiakan: Pulang pagi dari kelab malam dan berjalan mengendap-endap.
"Iya Pa, hehe." Menyengir mungkin bisa membuat ayahnya tak curiga. "Ada acara ulang tahun temen, si anu..."
"Luke? Adis? Atau Jane? Bukannya mereka sudah berulang tahun semua di bulan-bulan sebelumnya?" Arjuna ayah yang tahu seluruh teman putrinya di sela kesibukannya.
"Mmmh... Ada Pa, pacarnya Jane. Dia yang ulang tahun, makanya nggak enak kalo Anes nggak ikut party nya." Vanessa berkilah tentu saja, demi kebaikan menurutnya.
"Lagian Papa percaya kan, Anes nggak akan pernah kecewakan Papa."
"Tetap saja. Pulang pagi tidak baik untuk nama baik perempuan," tegur Arjuna. Dia memiliki cara tersendiri untuk membuat putrinya tidak lagi mengulangi perbuatannya.
Arjuna sengaja tak menegur dengan marah, karena hanya dengan cara lembut putrinya akan menurut. "Nama baik Papa juga yang sedang kamu pertaruhkan."
"Iya Pa, Anes ngerti kok." Kecupan manis Vanessa arahkan di pipi kanan ayahnya.
"Pokoknya Papa tenang aja, Papa nggak perlu khawatir lagi, karena dalam waktu dekat ini, Papa punya partner buat ngurusin Anes di rumah!" Gadis itu tersenyum antusias.
"Partner?" Arjuna mengerut kening sambil tertawa.
"Mama pasti bakal balik lagi ke Papa," bisik Vanessa.
Arjuna menggeleng. "Kau tahu sayang, Papa bisa mengurus mu sendiri."
"Anes tahu, tapi Papa juga perlu pendamping. Papa nggak perlu melamun terus pas Anes nggak ada di rumah. Papa tahu, sebentar lagi Anes mau kuliah ke luar negeri. Setidaknya, Papa punya temen di Indonesia."
Arjuna terkekeh, putrinya memang segemas itu saat bicara. "Baiklah terserah. Sekarang kita makanan." Pria itu merangkul putrinya untuk dibawanya ke meja makan panjang.
"Papa masih cinta Mama kan?"
"Sangat..."