Lelah selalu dimanfaatkan sang ayah, hingga akhirnya Bella memutuskan rantai keuangan ayahnya dengan menyerahkan kesuciannya pada sang sahabat. Leo Respati, adalah pria beruntung itu yang mendapatkan keperawanan Bella.
Tapi Leo bukanlah pria biasa, Ia selalu bertanggung jawab atas Bella setelahnya. Bahkan Leo berjanji akan selalu melindungi Bella bahkan dengan nyawanya sendiri.
Bagaimana Bella, jika tahu Leo adalah anak seorang Mafia? Apalagi saat Leo bertanggung jawab meneruskan bisnis hitam orang tuanya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erna Surliandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bella fortuna
"Yah... Ayah, jangan! Ayah!!" Bela memekik dan berusaha merebut dompetnya saat sang Ayah mulai memgambil semua isi yang ada didalam.
Ayahnya sangat tahu jika hari ini adalah gajihan Bela dari Restaurant tempatnya bekerja. Ia yang biasanya amat jarang pulang, akan segera datang dan menguras habis isi dompet itu dan hanya menyisakan beberapa lembar untuk anaknya. Usai mengambil semua isinya, Ayah kania melempatnya sembarangan dan tertawa dengan puas memegang segepok uang hasil jerih payah Bela selama satu bulan penuh itu.
"Kau dapat bonus?" tanya Sang ayah saat sadar uang gaji itu lebih besar dari biasa yang Ia ambil dengan senyumnya yang semakin lebar.
"Itu dari hasil Bela lembur, Yah. Tolong, jangan diambil semua." rengeknya bersimpuh dilantai semen yang dingin dan tanpa alas itu.
Dia Bella Fortuna. Nama itu menyaratkan arti sebuah keberuntungan sebenarnya, namun hidupnya sama sekali tak pernah beruntung dalam hal apapun sejak Ia kecil. Seperti Dua sisi mata uang yang berbeda antara harapan dan kenyataan.
Gadis ini baru berusia 19tahun kala itu, namun ujian hidup yang Ia alami teramat pahit dibandingkan anak lain seusianya yang mana mereka selalu ingin bersenang-senang bersama para sahabatnya. Nongkrong, makan, clubing, atau mencari kebahagiaan yang lainnya. Ia memang pekerja keras, tapi sayang hasil kerja kerasnya itu selalu saja direbut sang Ayah untuk modelnya berjudi dan bermain wanita diluar sana. Bella sebenarnya tak heran, karena itu memang kebiasaan sang Ayah sejak Ibunya masih ada.
Bella memiliki cita-cita untuk kuliah tinggi agar bisa bekerja diperusahaan besar dan memperbaiki hidupnya. Bersyukur jika dengan itu Ia juga bisa lari dari ayahnya. Demi apapun, Ia amat ingin bebas dari pria biadaab itu secepatnya dan bagaimanapun caranya.
Pernah terbesit oleh Bella, jika Ia ingin membu nuh sang ayah dengan racuun atau menghunusskan sebuah pisau tepat di jantungnya. Tapi Ia tak pernah bisa melakukan itu, dan entah kenapa tak pernah tega.
Plaaak!
Lima lembar uang merah dijatuhkan dalam pangkuan Bella saat itu. Bella meraihnya dengan perasaan yang amat pilu, karena jumlah itu tak akan cukup untuk biaya hidupnya selama menunggu gaji berikutnya.
"Cuma buat ongkos pulang pergi, kan? Kalau cuma makan, minta saja sama Bosmu disana. Atau, kau makan saja sisa para pelangganmu yang tak habis. Biar sisa, tapi itu masih makanan mahal dan enak." ucap Ayah Bella dengan amat santai.
Tangis Bella tak terbendung lagi kala itu. Ia menggenggam uangnya dan berdiri meraih jaket, lalu pergi meninggalkan sang ayah sendirian dirumahnya. Ia bahkan tak memasak atau membuatkan teh pada lelaki itu dan masa bodoh Ia akan memakan apa disana nanti. Ia hanya ingin pergi, dan tak lagi ingin melihat wajah ayahnya itu sampai kapanpun.
"Tuhan... Apakah jahat jika aku berdoa, agar Ayah matii dijalanan sana?" gumam Bella dalam hati, dengan segala rasa sakit hatinya saat ini.
Bella bahkan tak memiliki kendaraan sendiri meski sudah Tiga tahun bekerja di Restaurant. Bagaimana tidak, jika semua gajinya diambil oleh sang Ayah tanpa sisa. Bahkan saat Bella menitipkan gajinya pada Bos pemilik Restaurant, Ayahnya nekat datang dan nyaris menghancurkan Retaurant itu dengan segala amukannya. Beruntung Bella tak dipecat atau harus membayar kerugian dari semua yang diperbuat sang Ayah.
Kini, didalam bus yang sepi itu Bella duduk termenung merutuki nasibnya. Antara doa akan kematian sang ayah, Bella berdoa jika akan ada seseorang yang bisa membawanya pergi suatu hari nanti. Entah karena cinta, atau karena hanya ingin menyelamatkan dirinya dari sang Ayah.