Freya, seorang gadis ceria dan penuh ambisi memiliki sifat layaknya seorang remaja pada umumnya. Gadis itu sangat mengidolakan Arvin Mahardika, seorang aktor sekaligus model yang sangat tampan, sehingga tak heran jika dirinya memiliki banyak fans fans dari kalangan seusianya. Namun, dari sekian banyak fansnya, hanya satu yang bikin sang aktor pusing, yaitu Freya. Gadis yang menurutnya memiliki gangguan jiwa karna kelakuannya yang menurutnya terlalu berlebihan sebagai seorang fans. Segala cara ia lakukan agar gadis itu berhenti mengejarnya, mulai dari sifat tegasnya sampai mempermalukannya di media hingga membuat Freya sempat menyerah. Namun, tak sengaja ia mendengar percakapan salah satu seorang aktor yang merupakan sahabat dekat sang idola, membuatnya bertekad menyelamatkan sang idola sekaligus pujaan hatinya. Berbagai cara ia lakukan agar bisa memantau kegiatan sang idola, sampai pada akhirnya ia memilih pergi dan menjauh dari kehidupan Arvin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rezqhi Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hilang
Bugh...bugh...bughh (Suara tinju)
"Eh, ada apa ini," ucap Ryan panik karena melihat Gleen yang tiba-tiba datang menyerang Arvin. Raka dan yang lainnya yang melihat itu segera menghampiri mereka dan juga memisahkannya.
"Lo kenapa sih Gleen, datang tiba-tiba nyerang orang," ujar Anya yang tiba-tiba nyelip di antara mereka. "Oh ya, Freya mana. Bukannya lo pergi nyusulin dia?" tanya Anya lagi.
"Gara-gara tuh orang, kak Freya hilang," ucap Gleen dingin. Semua yang mendengar itu kaget, tak terkecuali Arvin yang sedang tergeletak ditanah dengan keadaan wajah yang memar-memar pun tak kalah kagetnya.
"Hilang?" ucap Anya lagi memastikan bahwa ia tidak salah dengar dengan apa yang diucapkan Gleen.
"Iya kak, gue udah berusaha cari-cari kemana pun tapi tidak ada. Gue yakin kakak gue tersesat di tengah-tengah hutan. Dan sampai sesuatu hal terjadi pada kakak gue, gue gak akan segan-segan laporin lo dan viralin lo. BIARIN SEMUA ORANG DI DUNIA INI TAHU, BAHWA SEORANG ARVIN YANG MEREKA PUJA-PUJA TAHU KELAKUAN IDOLA MEREKA YANG SANGAT BERENSEK!" teriak Gleen dengan penuh amarah sambil menunjuk ke arah Arvin yang nampak pasrah.
"Udah-udah, daripada berantem begini bagaimana kalo kita berpencar aja buat carinya. Cewek-cewek tetap di tenda, dan salah satu dari kalian turun kasih tahu warga setempat. Karena mereka pasti tahu tempat ini, sedangkan yang cowok kita berpencar untuk mencari Freya. Tapi jangan lupa di sepanjang perjalanan kasih tanda agar tak tersesat saat pulang," usul pak sutradara yang disetujui semuanya.
Sementara Arvin, cowok itu berdiri dan pergi dari tempat itu. Dengan sisa tenaga yang ia punya, cowok itu berjalan menelusuri hutan tersebut. Ya cowok itu sedang mencari gadis yang akhir-akhir ini mengusik hidupnya. Bukan karena takut ancaman Gleen, namun rasa bersalah menyelimuti cowok itu. Biar bagaimanapun cowok itu memiliki sisi kemanusiaan. Lagian, ia sudah menyadari kesalahannya. Tidak seharusnya ia mengatakan hal menyakitkan tersebut kepada Freya. Jika gadis itu cuma ingin numpang tenar, pasti gadis itu sudah berkoar-koar di sosmed bahkan mengabadikan momen saat gadis itu didekatnya walau secara memaksa.
"FREYA!" teriak cowok itu keras, mengakibatkan suaranya menggema ke seluruh penjuru hutan ini.
"Lo dimana sih," ucap cowok itu kesal.
"AYO DONK KELUAR, SAYA BERJANJI TIDAK AKAN MARAH-MARAH SAMA KAMU LAGI!" teriak cowok itu lagi dengan keadaan yang sangat berantakan. Rambut yang acak-acakan, wajah yang lebam-lebam, dan pakaian yang mulai kusut. Matanya menelusuri seluruh sudut dihutan ini, sampai pada akhirnya netranya itu menangkap tangan seseorang yang kelihatan di balik batang pohon yang cukup besar.
Tanpa menunggu lama, cowok itu berlari menuju pohon tersebut. Dan benar saja, itu adalah orang yang dicarinya. Rasa bersalah pun semakin menyelimuti cowok itu saat melihat keadaan gadis didepannya ini. Bagaimana tidak, gadis didepannya sangat pucat, juga wajah sembab, mata yang bengkak, rambut yang juga sangat lusuh. Sangat jelas kelihatan, gadis ini habis menangis sangat lama. Tanpa menunggu lama lagi, Arvin berjongkok didepan gadis itu dan menepuk-nepuk wajah gadis itu berniat untuk membangunkannya. Namun cowok itu terkejut saat menyentuh wajah orang didepannya ini. Sebab wajah gadis itu sangat panas. Tidak tega membangunkannya, cowok itu menggendong Freya ala bridal style dengan sisa tenaga yang ia punya.
Tak dirasa, hari mulai gelap. Namun Arvin masih saja belum menemukan jalan pulang. Bisa dibilang dirinya ikut tersesat, karena tadi tidak memperhatikan jalan saat mencari Freya. Rasa lelah kini dirasakan cowok itu, akhirnya ia putuskan untuk melanjutkan perjalanan besok saja. Cowok itu mencari pohon besar yang bisa ia dan Freya tempati untuk berteduh. Setelah menemukannya, cowok itu menyandarkan gadis yang digendongnya ke batang pohon itu. Cowok itu juga menyandarkan dirinya didekat Freya. Cowok itupun tanpa sadar menoleh ke arah gadis disampingnya itu dan menatapnya dengan perasaan yang cowok itu sendiri tidak tahu. Tak lama kemudian ia melihat gadis itu menggigil kedingingan. Dengan sigap Arvin melepas jaket yang dikenakannya dan menutupi tubuh gadis itu. Ia juga meletakkan kepala gadis itu di bahunya dan mengusap lembut rambut panjang gadis tersebut. Entah mengapa darahnya saat ini berdesir berada begitu dekat dengan gadis itu. Padahal baru saja tadi siang ia memaki-maki gadis itu. Tak ingin memikirkan terlalu jauh, cowok itu memutuskan untuk ikut tidur.
Di sisi lain Gleen, Raka, dan juga Ryan sibuk mencari Freya. Yang lain juga ikut mencari, namun sesuai dengan arahan sutradara tadi mereka berpencar agar cepat ditemukan. Ketiga cowok itu nampak gelisah karena orang yang dicarinya belum dapat, sementara hari sudah mulai gelap. "Ya Allah, walaupun kak Freya nyebelin. Tapi hamba sangat menyayangi dia. Bagaimanapun kak Freya itu saudara hamba..." lirih Gleen.
"Sabar ya Gleen, pasti Freya ketemu kok," ucap Raka menguatkan Gleen.
"Eh, btw si Arvin itu tadi kemana sih. Apa jangan-jangan dia cari Freya sendiri ya," ucap Raka lagi mengingat tadi cowok itu melihat Arvin berjalan menuju ke dalam hutan seorang hutan dengan tergesa-gesa.
"Biarin aja Ka, lagipula itu tanggungjawab si Arvin. Gara-gara dia, si Freya jadi hilang," ucap Ryan enteng.
"Bukan gitu Yan, tapi kalo tuh anak ikut tersesat juga gimana. Soalnya dia jalannya tergesa-gesa gitu tanpa memperhatikan jalan. Kalo tuh bocah lupa jalan balik, gimana," ucap Raka dengan nada sedikit khawatir.
"Syukurlah kalo dia tersesat," jawab Ryan tanpa sadar sambil tersenyum smirk. Raka dan Gleen yang mendengar itu kaget, namun Gleen tidak mau ambil pusing. Dia masih kesal dengan Arvin.
"Maksud Lo apa Yan?" tanya Raka dengan penasaran. Ryan yang sadar akan ucapannya merutuki kebodohannya. Cowok itupun terlihat gugup. "Ya-ya, maksud gu-gue syukurlah kalo si Ar-Arvin tersesat. Biar dia rasakan hukuman karma itu ada," jawab Ryan dengan gugup dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Aneh lo," ujar Raka dengan sedikit curiga.
"Apaan sih, yuk fokus cari Freya. Lo gak lihat apa raut wajah bocah ingusan nih, dia kek mayat hidup kakaknya belum ditemukan," ucap Ryan berusaha mengalihkan pembahasan.
***
"Hiks...hiks...hiks...lu kenapa sampai hilang sih Frey. Gue khawatir banget sama lu, lu sahabat gue yang paling gue sayang," ucap Anya sambil terisak. Ya sedari tadi gadis itu menangis memikirkan keadaan sahabatnya. "Sabar ya Nya, Freya pasti ditemukan kok. Semuanya udah cari dia, warga juga udah turun tangan kok cari dia," ucap Laras yang berusaha menenangkannya Anya.
"Iya Anya, kita berdoa aja ya semoga Freya tidak kenapa-napa," ucap Megan sambil mengelus-elus belakang Anya bermaksud menenangkan gadis itu. Megan merupakan salah satu pemain dari 'KEKUATAN CINTA' juga. Ia berperan sebagai tokoh antagonis di sinetron tersebut. Walau demikian, aslinya Megan itu baik,penyayang, dan lembut. Kebetulan saja Megan memiliki raut wajah yang tegas dan terkesan judes sehingga yang belum kenal dengan gadis itu pasti berpikir bahwa Megan merupakan orang yang judes dan kasar. Oleh sebab itulah, ia sering mendapatkan peran antagonis.