NovelToon NovelToon
Jaksa Bercadar Menolak Tawaran 5 Miliar

Jaksa Bercadar Menolak Tawaran 5 Miliar

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Single Mom / Anak Kembar / Identitas Tersembunyi / Dark Romance
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Salsabilah

Dominic, sang maestro kejahatan, telah menawarinya surga dunia untuk menutup mata atas bukti-bukti yang akan menghancurkan kerajaannya.


Yumi, jaksa muda bercadar itu, telah menolak. Keputusan yang kini berbuah petaka. Rumahnya, hancur lebur. Keluarga kecilnya—ibu, Kenzi, dan Kenzo, anak kembarnya—telah menjadi korban dalam kebakaran yang disengaja, sebuah rencana jahat Dominic.

Yumi menatap foto keluarga kecilnya yang hangus terbakar, air mata membasahi cadarnya. Keadilan? Apakah keadilan masih ada artinya ketika nyawa ibu dan anak-anaknya telah direnggut paksa? Dominic telah meremehkan Yumi. Dia mengira uang dapat membeli segalanya. Dia salah.

Yumi bukan sekadar jaksa; dia seorang ibu, seorang putri, seorang pejuang keadilan yang tak kenal takut, yang kini didorong oleh api dendam yang membara.

Apakah Yumi akan memenjarakan Dominic hingga membusuk di penjara? Atau, nyawa dibayar nyawa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salsabilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tembakan yang mengakhiri

Hanya suara api yang terdengar di kesunyian. Langit mulai tertutup oleh gelapnya malam, menandakan bahwa besok sudah genap empat hari mereka berada di pulau terisolasi itu. Sejak pertengkaran antara Yumi dan Dominic, keduanya sama-sama membungkam, tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Suasana terasa semakin mencengkam, seolah-olah waktu berhenti di antara mereka.

Dominic memandang Yumi yang berbaring dengan posisi membelakangi. Ia bertanya-tanya dalam hati, apa yang dilakukan wanita itu. Sudah dari tadi, Yumi tidak pernah mengubah posisinya. Dominic merasa sedikit ingin tahu, melihat betapa diamnya Yumi.

Dominic kembali berpikir, sudah cukup banyak waktunya yang terbuang sia-sia di Pulau itu.

Dominic yakin bahwa kakeknya dan bawahannya pasti sedang mencari keberadaannya. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri, kemudian kembali menatap punggung Yumi.

"Nona Yumi," suara baritonnya terdengar, Dominic memanggil nama wanita itu. Namun, tidak ada sahutan.

"Nona Yumi," kali kedua suara bariton pria itu kembali terdengar memanggilnya.

Namun Yumi masih terdiam, seolah-olah tidak bergerak sama sekali.

Diamnya Yumi, seolah menggelitik hatinya, ia sepertinya benar-benar sudah mulai peduli pada wanita itu.

Dominic berdiri, berinisiatif untuk mendekati Yumi. Ia ingin memastikan keadaan wanita itu. "Yumi," panggilnya lagi, kali ini tanpa embel-embel "Nona". Suaranya terdengar lebih lembut, lebih penuh perhatian.

Saat ia hampir sampai di samping Yumi, ia mendengar suara lirih dari wanita itu, seperti mengigau. "Kenzi... Kenzo... Mama kangen sama kalian... kalian di mana..." Suara Yumi terdengar pilu, menyayat hati. Sepertinya Yumi benar-benar merindukan sosok kedua putranya.

Dominic semakin mendekat, ia dengan punggung tangannya menyentuh dahi Yumi. Kulit Yumi terasa panas. Wanita itu demam, tubuhnya menggigil hebat. Dominic merasakan betapa lemahnya Yumi.

Saat akan menarik tangannya, Yumi tiba-tiba menggenggam tangan Dominic dengan erat. Cengkeramannya terasa lemah, tapi kuat. "Jangan pergi... tetaplah di sini bersama Mama..." Yumi mengigau, suaranya hampir tak terdengar. Kata-kata itu membuat hati Dominic sedikit tersentuh.

Ia bisa melihat kesedihan Yumi yang begitu mendalam, kesedihan yang begitu menyayat hati. Bayangan wajah putra-putranya, Kenzi dan Kenzo, terbayang jelas di benaknya. Yumi merindukan anak-anaknya, ia merindukan rumah, ibu, ia merindukan kehidupan normal yang telah direnggut oleh kejadian yang menimpa mereka.

Meskipun udara malam terasa dingin menusuk tulang, Dominic membuka kaos terakhir yang dikenakannya dan menutupi tubuh Yumi yang menggigil. Ia berharap bantuan segera datang, agar mereka bisa segera keluar dari pulau terpencil dan mengerikan ini. Tanpa terasa, malam yang panjang itu berlalu.

Dominic tetap menemani Yumi, bahkan menjadikan pahanya sebagai bantal agar wanita itu merasa nyaman. Yumi, yang tak sadarkan diri, tertidur lelap, memeluk erat lengan kokoh pria yang selama ini paling ia benci.

**

Keesokan harinya, saat membuka mata, Yumi mendapati tangan Dominic masih berada dalam pelukannya. Sejenak, nyawanya seakan terkumpul kembali saat ia menyadari bahwa yang menjadi bantalnya adalah paha pria itu. Yumi buru-buru mengubah posisi duduknya, menarik tangannya dari lengan Dominic.

"Kau sudah sadar?" tanya Dominic, tetap masih sama dengan ekspresi wajahnya yang tidak berbentuk. Ia bertanya hanya ingin memastikan Yumi sudah tidak demam lagi.

Yumi menatap langit, di mana matahari sudah mulai terik. Ia tak menjawab pertanyaan Dominic. Pikirannya masih melayang, memikirkan sepertinya semalam dia sedang demam.

Yumi mendekati air tawar, yang sengaja Dominic persiapkan untuknya, wanita itu meneguk air jernih itu untuk menghilangkan dahaganya.

Pesisir pantai terasa sejuk, dihembus angin kencang yang bertiup dari laut. Angin itu menerpa pakaiannya, menciptakan gerakan yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang indah, lekuk tubuh yang selama ini tersembunyi di balik pakaian longgar yang selalu dikenakannya.

Secara tak sengaja, pandangan Yumi bertemu dengan tatapan Dominic. Pria itu memperhatikannya, memandang lekuk tubuhnya yang terekspos oleh angin. Rasa malu dan marah bercampur aduk dalam hati Yumi.

Yumi menatap tajam ke arah Dominic. "Apa yang Anda lihat?!" suaranya terdengar tegas, menunjukkan ketidaksukaannya. Ia segera pergi meninggalkan Dominic, menghindari tatapan pria itu yang membuatnya merasa risih dan tidak nyaman.

Ia merasa terhina karena tubuhnya dilihat oleh Dominic, pria yang selama ini selalu membuatnya kesal. Ia ingin segera menenangkan dirinya dan melupakan kejadian memalukan itu.

"Sepertinya pekerjaan wanita memang suka marah-marah tidak jelas," gumam Dominic, sebuah keluhan pelan yang lebih kepada dirinya sendiri.

Dari kejauhan, Dominic melihat sesuatu yang bergerak cepat di atas air, semakin mendekat. Awalnya terlihat seperti sebuah bot laut biasa, namun firasat buruk tiba-tiba menyergapnya. Itu bukanlah Axel, ia yakin. Kecepatan bot itu sangat tinggi, membuatnya semakin yakin akan bahaya yang mengintai.

"Dor!"

Suara tembakan menggema, menegaskan kecurigaannya. Itu adalah musuh, musuh yang telah mengetahui keberadaan mereka dan sengaja datang untuk membunuhnya.

"Yumi!"

Tanpa berpikir panjang, Dominic menarik Yumi, menjatuhkannya ke tanah agar terhindar dari tembakan para penjahat.

"Argh! Siapa mereka!"

"Musuh!"

Dor! Dor! Dor!

Suara tembakan dari arah lain, menyerang musuh yang ingin membunuh Dominic.

Dominic menoleh, lega melihat Axel yang akhirnya tiba.

Dor! Dor! Dor!

Suara tembakan bergema di mana-mana, nyaring dan dahsyat. Tembak-menembak terjadi di antara Axel dan para penyerang. Di antara suara tembakan yang menggelegar, terdengar jeritan-jeritan yang memilukan:

“Aaaaaarghhh!” Jeritan panjang, menunjukkan rasa sakit yang luar biasa.

“Hngggh…” Suara tercekik, napas tersengal-sengal sebelum akhirnya berhenti.

“Aaaaa…!” (Jeritan pendek, tiba-tiba terputus)

“Ugh…” Suara lemah, menunjukkan seseorang yang terluka parah

Suara-suara itu bercampur aduk dengan dentuman tembakan, menciptakan suasana mencekam dan penuh kematian. Bau darah dan mesiu memenuhi udara. Itu adalah simfoni kematian yang mengerikan.

Dan bagi Yumi, itu adalah pemandangan pertama yang dilihatnya, sesuatu yang sangat mengerikan. Darah berhamburan ke mana-mana, merah menyala di atas pasir putih. Suara-suara kematian, jeritan kesakitan dan desisan napas terakhir, terjadi tepat di depan matanya. Adegan itu begitu dahsyat, benar-benar mengerikan, sesuatu yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya dalam seumur hidupnya.

Kejadian di hadapannya begitu mengguncang, Yumi sampai lupa untuk melarikan diri. Dengan sigap, Dominic menarik lengannya, menjauh dari lokasi tembak-menembak, menghindari tembakan-tembakan yang masih terus beradu. Mereka berlari menuju kapal Axel yang sengaja datang untuk menyelamatkan mereka. Axel menyambut keduanya dengan senang hati, lega karena berhasil menemukan Tuannya sebelum waktu yang ditentukan oleh Kakek William habis. Namun, ada sedikit keganjalan yang terlintas di benak Axel saat ia melihat Yumi. Ia bertanya-tanya dalam hati, bagaimana bisa Tuannya bersama dengan wanita itu?

"Apa yang kau renungkan, Axel? Kau menunggu kepala mu tertembak, dan bocor!" Dominic menatap tajam bawahannya yang tiba-tiba lelet. Nada suaranya tegas, menunjukkan ketidaksukaannya.

"M-maaf, Tuan," jawab Axel tergagap, segera kembali ke mood serius.

"Kemarin kan!" Dingin Dominic terlihat geram pada musuh yang tiba-tiba menyerangnya.

Ia mengambil senapan di tangan Axel dan menyerang kapal musuh tanpa ampun. Ia membabi buta melepaskan tembakan, kemudian mengambil bom yang telah dipersiapkan Axel untuk keadaan darurat. Dengan gerakan lincah dan terlatih, Dominic melemparkan bom-bom itu ke arah kapal musuh. Ledakan dahsyat mengguncang perairan, menghancurkan kapal musuh hingga tak bersisa.

Yumi menyaksikan semua itu dengan mulut ternganga dibalik cadarnya seolah tak percaya. Laki-laki yang selama beberapa hari ini menjaganya di pulau terpencil itu, ternyata sangat bengis dan mematikan. Keganasan Dominic dalam menghadapi musuh membuat Yumi tercengang.

Ia bahkan sampai tak bisa berkata-kata, hanya bisa terpaku menyaksikan aksi brutal namun efektif dari pria yang selama ini membuatnya kesal. Bayangan Dominic yang melindungi dan merawatnya di pulau itu bercampur aduk dengan bayangan Dominic yang sekarang, seorang pejuang yang kejam dan efisien.

"Dia melakukannya tepat di depan mataku..." gumam Yumi dalam hati. Selama ini ia berusaha keras mengumpulkan bukti-bukti kejahatan Dominic, memburu setiap jejak yang bisa menjebloskannya ke penjara. Ironisnya, kali ini ia menyaksikan sendiri aksi brutal Dominic, namun ia tak punya bukti atau rekaman apapun untuk menjeratnya. Kejadian itu terjadi begitu cepat, tanpa saksi lain selain dirinya. Rasa frustrasi dan ketidakberdayaan memenuhi hatinya.

Tiba-tiba, moncong senjata api dingin terasa menyentuh dahi Yumi. Yumi tersentak kaget, ia mendongak dan melihat , ternyata pelakunya adalah Dominic.

Tatapannya bertemu dengan tatapan Dominic, tatapan dingin dan tanpa ampun. Yumi menelan ludah, merasakan keringat dingin membasahi kulitnya. Perlahan, Dominic menarik pelatuk senjata, siap melepaskan tembakan yang akan mengakhiri hidup Yumi.

"Kesalahanmu karena kau tidak membunuhku sebelumnya," bisik Dominic, suaranya dingin dan menusuk. Senyum tipis mengembang di bibirnya, senyum yang mengerikan dan penuh kebencian. "Akhirnya, kaulah yang mati!"

Dor!

Suara tembakan menggema, menandai berakhirnya sebuah babak.

1
Andariani Novit
jangan jangan Yumi gadis yang dicari Dominic, semoga mereka berjodoh
Herlina Yanti
lanjut dong bikin penasaran aja.
Salsabilah: iya kak☺️ dukung terus kak novel aku ya. Salken kak🙏🙏🙏😀
total 1 replies
Ramlah M
kok aku ngak yakin bukan Dominic pelakunya
Salsabilah: iya, benar kk. makasih juga dukungannya 🥰🥰 Salken kk😀🙏🙏
total 1 replies
Ninik
kok aku curiga justru ada konspirasi antara Miranda pak yoga dan Dominic
Salsabilah: memang patut di curigai kk. makasih dukungannya 🥰 salam kenal kak🙏🙏🙏
total 1 replies
mince
lanjut kak
mince
lanjut kak
mince
lanjut kak
Salsabilah: baik kak☺️
total 1 replies
mince
ceritanya lebih menantang
Salsabilah: Makasih udah mampir membaca novel recehan aku kak🤗🤗🤗 salam kenal kak🙏🙏🙏😉
total 1 replies
Salsabilah
salam kenal, jangan lupa bri dukungan ya☺️
Salsabilah
jangan lupa mampir ya teman-teman ☺️☺️
Salsabilah
jangan lupa mampir dan tinggal kan jejak ya😘😘
Salsabilah
jangan lupa mampir dan tanggal kan jejak ya😘
Salsabilah
jangan lupa tinggalkan jejak ya😘😘
Salsabilah
jangan lupa tinggalkan jejak ya😘😘😘
Salsabilah
Mafia kejam vs. Jaksa bercadar. Keadilan vs. Kekejaman. Cinta vs. Benci. Siapakah yang akan menang? Temukan jawabannya dalam novel yang akan membuat Anda terpaku hingga akhir. Selamat membaca!

Dan salam kenal para reader ☺️☺️😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!