Awas! 21+🙈
Yutasha Geraldine, biasa di panggil Yuta. Perempuan yang suka berhalusinasi, sehingga ia menjadi penulis novel online di sebuah platform yang ada di negri ini.
Perempuan yang punya keinginan novelnya di terbitkan itu, di buat pusing tatkala orang tuanya memberitahukan perihal perjodohannya dengan anak teman papanya.
Yuta mengatakan pada orang tuanya, bahwa dirinya sudah tidak virgin lagi. Membuat orang tua Yuta marah dan kecewa. Mereka ingin Yuta membawa laki-laki itu untuk meminta pertanggungjawaban karena telah menodai putrinya.
Yuta mencari orang yang tepat untuk di jadikan suami bayaran. Hingga ia menemukan lelaki berkaca mata tebal yang merupakan kakak seniornya di kampus. Yuta terus membujuk lelaki itu agar mau menerima tawaran darinya.
Penasaran kan? Cus ah kepoin cerita mereka!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Khawatir
Yutasha yang sadar akan di perhatikan sedari tadi oleh Erlangga, lalu menoleh ke kanan. Tatapan mata mereka bertemu dan terkunci selama beberapa detik. Tatapan mata Erlangga yang tajam tanpa mengenekan kacamata tebalnya itu, membuat Yutasha salah tingkah dan memalingkan wajahnya. Ia tidak mau terlihat oleh Erlangga bahwa wajahnya kini tersipu malu.
"Kenapa Kak Erlan menatapku seperti itu?" tanya Yutasha sedikit gugup. Karena Erlangga tetap setia menelisik wajahnya.
"Kamu cantik."
"Hah?" Yutasha bengong mendengar celetukan Erlangga.
"Aku heran, kamu tuh cantik, pintar, juga mudah berteman dengan siapa saja. Tapi mengapa kamu malah memilihku sebagai calon suami yang kamu bayar? Kenapa tidak memilih lelaki yang populer dan tampan? Apa lelaki yang kaya, gitu?" Erlangga mencecar berbagai pertanyaan pada Yutasha, sembari matanya tetap setia memandangi kecantikan Yutasha yang menurutnya tidak kalah dengan Tanisha, adiknya.
Yutasha menaruh tisu kotor yang baru ia gunakan untuk membersihkan wajahnya barusan ke kantong plastik. Lalu membenarkan posisi duduknya menghadap ke arah Erlangga. Begitu juga Erlangga yang kini menghadap tepat ke arah Yutasha.
"Apa aku cantik?" Erlangga mengangguk.
"Apa aku orang yang populer di kampus?" Erlangga menggeleng.
"Apa aku dari kalangan anak orang kaya?" Erlangga menggeleng.
"Nah ... Bagaimana bisa aku yang bukan orang populer ini, mencari lelaki populer yang ada di kampus? Nggak ada yang mau lah Kak! Lagian juga aku juga tidak cantik. Dan juga aku bukan anak dari kalangan orang kaya. Mana mau mereka berteman sama aku yang hanya anak karyawan di sebuah perusahaan kecil. Di tambah lagi aku tidak suka dengan sikap anak orang kaya jaman sekarang. Mereka pada menganggap dirinya itu berlian yang tidak semua orang berhak berteman dengan mereka. Mereka juga bersikap buruk pada orang yang ber-ekonomi rendah. Aku sangat tidak menyukai orang yang bersikap seperti itu, Kak!" Yutasha merapikan rambutnya dan menyelipkan sebagian rambut depannya ke belakang telinga.
Mendengar jawaban Yutasha, Erlangga merasa tidak salah bahwa dirinya sudah menaruh hati pada gadis yang ia cari selama ini. Sifat Yutasha yang terbuka dan blak blak an itulah yang membuat Erlangga semakin memantapkan pilihannya.
Namun, ada rasa khawatir di hatinya jika suatu saat Yutasha mengetahui identitasnya yang sebenarnya. Ia takut bila sampai Yutasha akan pergi meninggalkannya. Erlangga segera menepis pikiran mengerikannya itu. Lalu menatap Yutasha kembali.
"Ya sudah, kalau begitu kita lanjutkan saja pernikahan kontrak ini. Lebih tepatnya aku yang di bayar sebagai suamimu," ucap Erlangga lalu menghidupkan mesin mobilnya kembali. "Berasa murah banget, aku," imbuh Erlangga lirih namun tetap bisa di dengar oleh Yutasha.
"Maaf, Kak," Yutasha mengatupkan kedua tangannya di depan wajahnya. Sembari mengedipkan matanya gemas seperti boneka yang imut.
Erlangga terkesiap. Ia tidak kuasa melihat wajah Yutasha yang sangat imut dan menggemaskan. Hingga ia mengangkat tangan sebelah kiri lalu mencubit gemas pipi Yutasha.
"Tidak apa-apa. Dan jangan bersikap seperti itu di depan lelaki lain, kecuali aku. Kamu mengerti?" Erlangga memperingati. Dan di angguki Yutasha.
Mobil yang mereka tumpangi pun mulai membelah jalanan ibu kota. Suasana hening juga menyelimuti di antara mereka. Karena tidak tahan dengan suasana yang hening, akhirnya Yutasha bertanya pada Erlangga. Alasan apa yang membuatnya penasaran selama ini.
"Kak Erlan," panggil Yutasha pelan. Ia memainkan kedua jari telunjuk nya dan mempertemukan mereka berkali-kali.
Erlangga menoleh lalu tersenyum melihat Yutasha yang bersikap seperti anak kecil, yang ingin mengutarakan keinginannya. Kini Erlangga sudah mengenakan kacamata tebal miliknya.
"Apa? Katakan saja?"
"E-emm ... Apa alasan Kak Erlan mau menerima tawaranku? Bila di liat dari uang yang di dapat, itu sangatlah sedikit. Apa Kak Erlan mempunyai maksud lain?"
Erlangga di buat gelagapan dengan pertanyaan dari Yutasha. Ia ingin sekali berdiam saja, namun itu pasti akan membuat Yutasha ngomel-ngonel tidak jelas jika pertanyaannya tidak segera di jawab atau di alihkan.
"Emm ... Itu....,"
Baik kan aku? sehari up empat kali🤧
Like setiap part nya, ya😘