Perjuangan Cinta Sang Ceo

Angga mengamati gadis yang berjalan menuju kantor DINATA GROUP dari kejauhan. Dia sangat yakin itu Amalia, sehingga menyuruh sopirnya untuk berhenti, "Mang, tolong berhenti dulu!" perintah Angga yang tak lepas pandangan nya dari gadis yang ia lihat.

"Kenapa berhenti Kak Angga, ini kita udah terlambat loh!" cergah Angel yang juga melihat Amalia. Dia tak ingin, Angga menemui Amalia.

"Sebentar saja, saya mau menemui seseorang." Angga membuka pintu mobilnya, tapi dengan cepat di cegah oleh Angel.

"Kak, jangan biarkan klien kita menunggu. Ini kita udah terlambat sepuluh menit, jangan buat klien kita kecewa," ujar Angel yang terus mengalihkan Angga dari Amalia.

"Ayo Mang, kita jalan aja!" perintah Angel pada mang Darma, Angga hanya menatap kesal Angel. Sepertinya dia memang sengaja, untuk mencegah Angga menyusul gadis itu.

Mereka melanjutkan perjalanannya, tak menunggu lama, mereka sampai juga di tempat tujuan. Klien dari Indogrup sudah menunggu mereka. Angga langsung menemui, pak Andika, wakil dari Indogrup.

Mereka akan membahas mengenai, peluncuran produk baru dari perusahaan Angga.

Sebelumnya, perusahaan Angga bergerak di bidang bahan-bahan pokok. Tapi dia ingin mengembangkan usahanya, dengan meluncurkan produk baru. Yaitu minuman penambah energi. Perusahaan Indogrup ini yang akan mensuplai bahan pokok untuk produk baru dari perusahaan Angga.

Setelah berdiskusi dengan matang, dan Angga sudah mantap dengan presentasi pak Andika. Akhirnya dia memutuskan untuk bekerjasama dengan perusahaan Indogrup.

Angga masih kepikiran dengan gadis yang ia lihat tadi. Usai meeting, Angga meminta supirnya untuk mengantar Angel kembali ke kantor. Sedangkan Angga sendiri, masih ingin mencari Amalia. Awalnya Angel tidak mau, jika tidak dengan Angga untuk kembali ke kantor. Tapi, Angga tidak peduli dengan rengekan Angel, dan memilih pergi meninggalkan Angel.

Dengan mengendarai taksi, Angga sampai di kawasan Dinata group. Angga turun dari taksinya, dan menuju ke lobi kantor DINATA GRUP. Angga menanyakan pada satpam, yang berdiri di pintu masuk.

"Maaf, apa disini ada karyawan yang bernama Amalia Rahayu Saptaradja?" tanya Angga pada satpam itu.

"Saya kurang tahu Pak, jika berkenan silakan Bapak tanyakan pada pegawai receptionis. Mungkin bisa membantu Bapak, menemukan pegawai yang Bapak maksud!" jawab satpam itu jujur. Dia tidak mungkin mengenali nama-nama pegawai yang bekerja di perusahaan itu. Karena bukan cuma puluhan, bahkan ratusan.

Saat Angga akan beranjak menemui pegawai receptionis. Ponsel Angga berdering, ternyata yang menelpon adalah papanya.

"iya pa!" Angga menjawab telpon papanya

"Mama masuk rumah sakit, cepat kamu kesini!" perintah Pak Dwi dari seberang.

"Mama kenapa Pa? di rumah sakit mana, Mama dirawat?" cecar Angga panik.

"Nanti Papa jelaskan, Mama mu di rawat di rumah sakit Harapan!" sahut pak Dwi memberitahu istrinya di rawat pada Angga.

Angga bergegas menuju ke rumah sakit Harapan, tempat namanya di rawat. Angga sudah lagi tak ingat, rencananya datang ke perusahaan DINATA GRUP, untuk mencari Amalia. Karena khawatir dengan kondisi mamanya.

Saat sudah di rumah sakit Harapan, Angga langsung menemui mamanya. "apa yang terjadi Pada?" tanya Angga saat melihat mamanya terbaring lemas di ranjang.

"Mama mu, dia..." Pak Dwi bingung, saat akan menyampaikan alasan istrinya masuk rumah sakit.

"Ngga...apa kamu tahu semuanya, Nak?" sambung bu Renata, lemah.

"Ada apa ini, Ma?" Angga memeluk Bu Renata, yang sudah mulai sadar.

"Tentang perselingkuhan Papamu?" Tangis Bu Renata pecah, membuat Angga terkejut. Dia tidak menyangka, kalau mamanya akan tahu secepat ini.

Bu Renata menceritakan kejadian, saat dirinya di serang oleh wanita selingkuhan suaminya. Wanita itu, tidak terima jika Pak Dwi memutuskan hubungannya dengan dia. Karena itu dengan segala cara, ia lakukan agar Pak Dwi tidak kembali padanya. Termasuk dengan cara memberitahu pada Bu Renata, perselingkuhan suaminya. Kabar yang disampaikan wanita itu, membuat darah tingginya Bu Renata kambuh. Oleh sebab itu, beliau dilarikan ke rumah sakit oleh asisten rumah tangga nya.

"Mah, Papa udah gak lagi berhubungan dengan wanita itu," kilah Pak Dwi, memohon pada istrinya.

"Kenapa Papa tega, ngelakuin itu pada Mama! kurang Mama apa Pah? huhuhu" Bu Renata membuang mukanya, tak ingin melihat suaminya.

"Waduh, kok Mama tahu sekarang sih!" batin Angga. "Kalau kayak gini, bisa-bisa Papa cabut restunya " lanjutnya lagi.

"Ma, berikan Papa kesempatan untuk menebus kesalahannya. Yang paling penting, sekarang Papa sudah memutuskan hubungannya dengan wanita itu," bujuk Angga pada mamanya, yang masih enggan menatap wajah Pak Dwi.

"Iya Ma, Papa mohon!" pinta Pak Dwi, sembari memegangi tangan istrinya.

Bu Renata sudah mengambil keputusan, untuk memberi kesempatan satu kali lagi pada Pak Dwi. Beliau tidak rela, jika rumah tangga nya hancur hanya karena wanita penggoda itu. Angga sedikit lega, karena masalah orang tuanya telah usai. Tapi kegusarannya terhadap hubungannya dengan Amalia, sedikit terancam. Dia harus memikirkan cara lain, agar Papanya masih memberikan restunya untuk dia.

Setelah satu Minggu di rawat di rumah sakit, akhirnya Bu Renata sudah bisa pulang. Keadaannya juga sudah membaik. Angga juga sudah bisa kembali ke kantor tanpa rasa khawatir. Sekarang rencana Angga adalah mencari Amalia, setelah tertunda Karena Mamanya sakit.

Beberapa Minggu Angga terus mencari Amalia. Namun, dia belum bisa menemukan kembali Amalia. Angga menyelusuri setiap jalan, untuk mencari Amalia. Tapi masih gagal, belum juga bertemu.

Angga mulai frustasi, kebiasaan buruknya kini terulang lagi. Dia sudah tidak bisa lagi berfikir dengan normal, sangking frustasinya. Pulang tengah malam dalam keadaan mabuk. Pekerjaannya pun terbengkalai karena sering datang terlambat masuk kantor.

Orang tuanya sudah sering memberi peringatan pada Angga. Tapi tak di gubrisnya, dia sudah ada dalam dunianya sendiri. Tak mampu mengendalikan ego-nya.

Pagi itu, Angga mendengar Siska sedang menelpon seseorang di dapur. Dia menyebut nama Amalia, Angga bergegas menghampiri Siska, dan merebut ponselnya.

"Halo Am, ini aku Angga!" serunya dengan orang yang ada diseberang sana.

Tindakan Angga membuat Siska bengong, sepertinya bosnya memang benar-benar sudah linglung. Karena tidak ada tanggapan dari orang di seberang sana, Angga menatap tajam ke arah Siska. " Jelaskan sama saya, siapa yang bicara sama kamu di telpon tadi!" ujarnya dengan tatapan menyelidik.

"Pak, sepertinya Bapak salah sangka. Dia itu sepupu saya, yang baru datang ke Jakarta," jawab Siska gugup.

"Jangan coba-coba bohongi saya, kalau sampai kamu menutupi keberadaan Amalia dari saya, Saya gak segan-segan akan pecat kamu!" ancam Angga pergi meninggalkan Siska.

Siska benar-benar gak habis pikir, sebenarnya ada hubungan apa sahabatnya itu dengan bosnya. Sampai-sampai bosnya semarah itu, saat Siska tidak memberitahu keberadaan Amalia yang sekarang. Siska memang sudah tahu keberadaan Amalia. Tapi Amelia yang melarang untuk memberitahu kepada siapapun keberadaan nya. Tapi Amalia tidak cerita tentang hubungannya dengan Angga. Dia tidak mau, merusak reputasi Angga di depan karyawan nya. Apalagi yang di pacarinya cuma seorang office girl.

To be continued..

Pasti pada mikir ya..Kemana nih Amalia?

Hehehehe Amalia masih disembunyikan dulu ya!

Masih di pinjem Reza, Di Novel "Belenggu Takdir"

Buat temen-temen yang penasaran Amalia ngapain aja di sana, bisa kepoin kok Novelnya...

Terimakasih....