NovelToon NovelToon
Rembulan Yang Dilupakan

Rembulan Yang Dilupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Persahabatan / Fantasi / Fantasi Wanita / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Puvi

Dibesarkan oleh keluarga petani sederhana, Su Yue hidup tenang tanpa mengetahui bahwa darah bangsawan kultivator mengalir di tubuhnya. Setelah mengetahui kebenaran tentang kehancuran klannya, jiwanya runtuh oleh kesedihan yang tak tertahankan. Namun kematian bukanlah akhir. Ketika desa yang menjadi rumah keduanya dimusnahkan oleh musuh lama, kekuatan tersegel dalam Batu Hati Es Qingyun terbangkitkan. Dari seorang gadis pendiam, Su Yue berubah menjadi manifestasi kesedihan yang membeku, menghancurkan para pembantai tanpa amarah berlebihan, hanya kehampaan yang dingin. Setelah semuanya berakhir, ia melangkah pergi, mencari makna hidup di dunia yang telah dua kali merenggut segalanya darinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gerbang Kota Mata Angin dan Janji Pedagang

Langkah kaki kuda yang lelah dan derit roda gerobak akhirnya bergema di atas jembatan kayu besar yang melintasi parit pertahanan Kota Mata Angin. Bau air yang tergenang dan lumpur bercampur dengan aroma baru: asap kayu bakar, daging panggang, dan logam panas. Suara kincir angin yang berputar dengan lambat dan stabil menciptakan desisan latar belakang yang konstan, berbeda dengan gemericik air di kota asal mereka.

Penjaga gerbang, dua orang dengan baju zirah kulit dan tombak sederhana, menghentikan mereka. Wajah mereka keriput oleh matahari dan kewaspadaan.

"Tujuan dan urusan?" tanya salah satu penjaga, suaranya kasar.

Pedagang Chen turun dari gerobak dengan sigap, senyum ramah pedagangnya langsung terpasang.

"Saya Chen Bao, pedagang dari Kota Mata Air. Membawa kiriman kain dan rempah untuk Liu Fa, di Pasar Barang Kering. Ini surat jalannya." Dia menyodorkan selembar kertas bermaterai lilin.

Penjaga itu memeriksa surat dengan cepat, lalu matanya beralih ke tiga gadis muda di samping gerobak yang penuh dengan debu, noda darah kering, dan pakaian robek-robek. Tatapannya penuh kecurigaan. "Dan mereka?"

"Pengawal saya," jawab Pedagang Chen dengan lancar. "Murid-murid Sekte Qingyun. Ambil misi pengawalan."

Penjaga itu mengerutkan kening. "Murid Qingyun? Kenapa kondisinya seperti habis perang?"

Su Yue melangkah sedikit ke depan. Tanpa sepatah kata, dia mengeluarkan token kayu gelap Sekte Qingyun dari balik bajunya, menunjukkan ukiran nama dan simbol sekte. Aura kultivasinya yang kini di tahap Menengah, meski masih rendah, secara halus memancar, memberikan kesan ketajaman yang dingin.

Penjaga itu sedikit mundur, ekspresinya berubah. Token sekte dan aura kultivator, meski muda, adalah bukti yang cukup meyakinkan di dunia ini.

"Baik. Masuklah. Ingat, jadilah warga yang tertib. Tidak ada keributan."

Mereka melaju melewati gerbang batu besar yang terbuka. Dan begitu mereka masuk, dunia baru membentang di depan mata mereka.

Jalanan Kota Mata Angin lebih lebar daripada di Kota Mata Air, terbuat dari batu pecah yang disusun rapat, bukan batu bulat. Bangunan-bangunannya kebanyakan terbuat dari batu bata dan kayu gelap, dengan atap yang curam untuk menahan angin. Kincir angin ada di mana-mana, di atap rumah, di sudut jalan, bahkan yang lebih kecil di atas gerobak pedagang minyak. Suara mereka adalah dengungan konstan yang memenuhi udara, dikombinasikan dengan teriakan pedagang, ringkikan kuda, dan dentang palu dari pandai besi di kejauhan.

"Berbeda sekali dengan Kota Mata Air," gumam Xuqin, matanya berbinar memandang sekeliling.

"Di sini terkenal dengan anginnya yang kencang dan stabil," jelas Pedagang Chen sambil mengendalikan kudanya melewati kerumunan. "Mereka memanfaatkannya untuk menggiling biji-bijian, memompa air, bahkan untuk beberapa alat mekanik sederhana di bengkel. Pasar Barang Kering ada di ujung jalan utama ini."

Mereka berjalan perlahan, menyusuri jalan utama yang ramai. Banyak mata yang mengikuti mereka, tiga gadis muda yang tampak seperti habis dari pertempuran, mengawasi gerobak pedagang. Beberapa tatapan penasaran, beberapa waspada, beberapa malah bernada jahat. Su Yue merasakan semuanya, tangannya tidak pernah jauh dari gagang Ratapan Dingin.

"Tidak perlu terlalu tegang, Nona Su," bisik Pedagang Chen, seolah membaca pikirannya. "Di dalam kota, terutama di jalan utama, keamanan relatif terjaga. Preman dan bandit biasanya beroperasi di pinggiran atau jalan sepi."

"Lebih baik waspada," balas Su Yue pendek.

Setelah berjalan sekitar dua puluh menit, mereka sampai di sebuah area pasar yang luas, dipenuhi oleh deretan toko dan lapak terbuka. Aroma rempah-rempah, kain baru, minyak, dan barang-barang besi bercampur menjadi satu. Pedagang Chen akhirnya menghentikan gerobaknya di depan sebuah toko yang cukup besar dengan papan nama bertuliskan.

"Toko Serba Ada Liu".

"Kita sampai," ucapnya, turun dengan lega. "Tolong bantu saya bongkar barang-barang ini."

Mereka bekerja cepat, memindahkan bal-bal kain dan karung rempah ke dalam toko. Seorang pria bertubuh sedang dengan kumis tipis dan mata yang tajam seperti elang, Pedagang Liu, keluar menyambut. Dia dan Pedagang Chen berpelukan singkat, lalu percakapan bisnis yang cepat terjadi.

Setelah urusan pembayaran dan pengiriman selesai, Pedagang Chen menepuk bahu Pedagang Liu.

"Sahabat lama, ada yang ingin kuperkenalkan." Dia menunjuk ke arah Su Yue, Xuqin, dan Lanxi yang sedang berdiri menunggu di depan toko.

"Ini Nona Su, Nona Xu, dan Nona Lan. Murid-murid Sekte Qingyun yang baru saja menyelamatkan nyawa dan daganganku dari kawanan serigala dan perampok di jalan."

Pedagang Liu mengangkat alis, memandangi mereka dengan tatapan analitis yang sama seperti Pedagang Chen pertama kali. Namun, dia juga melihat noda darah, pakaian robek, dan yang paling penting, mata mereka yang sudah tidak lagi polos seperti anak desa biasa, tetapi berisi kewaspadaan dan sedikit kegarangan yang diperoleh dari pengalaman.

"Murid Qingyun, ya?" ucapnya. "Chen Bao di sini jarang sekali memuji orang. Jika dia bilang kalian menyelamatkannya, maka itu pasti benar."

Pedagang Chen tersenyum. "Mereka berbakat, Liu. Dan mereka butuh bantuan. Aku janji akan memperkenalkan mereka padamu untuk sumber daya kultivasi dan mungkin pekerjaan sambil mereka di kota sebelum kembali."

Pedagang Liu mengangguk perlahan. "Baik." Dia melangkah mendekati mereka. "Jadi, apa yang kalian cari? Pil pemurnian Qi? Ramuan penguat darah? Atau mungkin senjata yang lebih baik?"

Xuqin menjawab mewakili mereka. "Kami membutuhkan sumber daya untuk memperkuat kultivasi kami, Tuan Liu. Pil pemurnian Qi yang sesuai untuk tahap Qi Refining. Dan mungkin... informasi."

"Informasi?" tanya Pedagang Liu, tertarik.

Su Yue berbicara kali ini, suaranya rendah. "Kami juga tertarik untuk mengetahui apakah ada misi atau pekerjaan kecil di kota ini yang bisa kami lakukan untuk tambahan pendapatan. Sebelum kami kembali ke sekte."

Pedagang Liu mengamati Su Yue lebih cermat. Aura dingin dan ketegasan gadis itu terasa jelas. "Masuk," katanya akhirnya. "Mari kita bicara di dalam. Chen, kau ikut juga."

Mereka masuk ke dalam toko yang sejuk dan gelap, dipenuhi rak-rak berisi botol-botol, kotak-kotak kayu, gulungan kain, dan berbagai barang lainnya. Aroma campuran rempah, kertas tua, dan logam memenuhi udara. Pedagang Liu membawa mereka ke sebuah ruang belakang kecil dengan meja dan beberapa bangku.

"Pertama, pil," kata Pedagang Liu, duduk. "Aku punya 'Pil Pencerahan Qi' tingkat rendah, cocok untuk Qi Refining Awal hingga Menengah. Tiga koin emas per butir. Atau yang lebih murah, 'Ramuan Bersih Meridian', satu koin emas per botol, efeknya lebih lembut tapi bagus untuk pembersihan rutin."

Xuqin dan Lanxi menatap Su Yue. Mereka memiliki banyak koin emas dari rampasan bandit, tapi mereka harus bijak.

"Kami akan ambil tiga Pil Pencerahan Qi untuk masing-masing," putus Su Yue setelah berpikir sebentar. Sembilan pil total. Itu akan menghabiskan dua puluh tujuh koin emas dari kantong mereka. Masih banyak sisanya.

Pedagang Liu mengangguk, lalu berdiri dan mengambil beberapa botol kecil dari rak. "Baik. Lalu, untuk pekerjaan..." Dia duduk lagi, jari-jarinya mengetuk meja.

"Kalian datang di waktu yang tepat. Sebenarnya, ada sedikit masalah di gudangku. Sebuah kotak barang langka, 'Batu Angin Tenang', baru saja tiba dari pengiriman jauh. Batu itu... agak tidak stabil. Mengeluarkan hembusan angin kecil acak yang bisa merusak barang di sekitarnya. Aku butuh seseorang yang bisa mengamankannya, mungkin dengan menyalurkan Qi atau menggunakan segel sederhana untuk menstabilkan energinya sampai aku bisa menjualnya kepada seorang pembeli khusus. Upahnya... lima koin emas per orang. Tertarik?"

Su Yue, Xuqin, dan Lanxi saling pandang. Ini terdengar seperti pekerjaan yang membutuhkan kendali Qi, tepat seperti yang mereka butuhkan untuk latihan.

"Kami tertarik," kata Xuqin. "Tapi kami belum ahli dalam segel."

"Aku akan tunjukkan dasar-dasar segel penahan energinya," kata Pedagang Liu. "Sederhana. Yang penting konsentrasi dan stabilitas Qi."

"Kami akan melakukannya," putus Su Yue.

"Bagus," kata Pedagang Liu. "Selesaikan itu, dan kalian akan mendapatkan pil dan upah kalian. Dan..." dia memandang Pedagang Chen yang mengangguk puas, "karena rekomendasi Chen di sini, kalian sekarang menjadi pelanggan tokoku. Lain kali butuh apa-apa, datanglah langsung. Aku akan berikan harga yang wajar."

Rasa syukur mengisi hati ketiga gadis itu. Perjalanan berbahaya mereka tidak hanya menghasilkan upah misi dan rampasan tak terduga, tetapi juga koneksi berharga ini.

"Terima kasih, Tuan Liu. Dan terima kasih lagi, Tuan Chen," ucap Xuqin mewakili mereka.

Pedagang Chen tersenyum lebar. "Sudahlah. Kita saling membantu. Sekarang, kalian urus pekerjaannya dengan Liu. Aku harus urus beberapa hal lagi di kota sebelum kembali besok. Kalian akan menginap di mana?"

Mereka terdiam. Mereka belum memikirkannya.

Pedagang Liu menyela. "Ada penginapan sederhana dan aman di ujung jalan ini, Pondok Kincir. Bilang saja dari rekomendasiku, harganya separuh."

Rasa lega yang lain. Segalanya mulai berjalan dengan baik.

Su Yue memandangi kedua pedagang itu, lalu pada teman-temannya. Di dalam kota baru yang ramai dan berisik ini, di antara dengungan kincir angin dan tawar-menawar pedagang, mereka telah menemukan bukan hanya tempat berlabuh sementara, tetapi juga sebuah awal dari jaringan dan kemandirian mereka sendiri di dunia kultivasi yang luas. Misi pertama mereka hampir selesai, tetapi petualangan di Kota Mata Angin baru saja dimulai.

1
Melvina Sary
Menangkan suyue
Melvina Sary
Gao Feng jahat
Melvina Sary
Hehee takut dia itu
Melvina Sary
Bagus kerjasamanya 🙏
Mistik 55
Good senior song
Mistik 55
Mantap thor lanjut
Melvina Sary
Lohh udah bab terakhir nya. Perasaan cepat banget. Satu kopi thor ☕
Puvi: Makasih kk🙏
total 1 replies
Melvina Sary
Mari berangkat misi kedua 🏇
Melvina Sary
Gooooo misi kedua 💪
Melvina Sary
Mantap untuk permulaan 👍
Melvina Sary
Tetua aneh
Melvina Sary
Loh. Jumpa tuh orang
Melvina Sary
Mantap thor
HUOKIO
Bagus. Cepat up nya thor
Puvi: Makasih kak
total 1 replies
Melvina Sary
Seru banget ada komedi nya
Puvi: Makasih kakak🙏
total 1 replies
Melvina Sary
UP lagi thor 👍
Melvina Sary
Mantap untung banyak
Mistik 55
Bagus banget 🙏
Puvi: Makasih kak🙏
total 1 replies
Melvina Sary
Pedagang Chen sangat baik☺️
Puvi: iya tuh
total 1 replies
Melvina Sary
Semakin seru thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!