Nisa. gadis yang tidak sengaja bertemu dengan laki-laki yang bernama Aslan. dan keduanya dalam kondisi terpuruk.
Nisa yang mendapati kenyataan, kalau kekasih hatinya lebih memilih perempuan lain merasa sangat terpukul, padahal hari itu Mereka sudah berjanji akan pergi mendaftarkan pernikahan mereka.
dan ketika melihat laki-laki yang didorong keluar dan sampai terjatuh itu, dan kejadian yang tepat di depan matanya membuatnya langsung berpikir dan bertindak. Nisa langsung mengajaknya menikah, walaupun dia tahu kalau laki-laki itu adalah orang asing.
lalu bagaimana kelanjutan mereka ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tirta_Rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Aku tidak akan mengemis cinta
dan keesokan harinya, seperti yang telah mereka bicarakan semalam, hari ini mereka akan pergi ke bank terdekat, untuk membuatkan buku rekening suaminya. Nisa sendiri hanya ikut apa yang dikatakan suaminya saja. dia tak banyak menerka-nerka, dan tidak banyak menghakimi mengatakan ini dan itu.
lagi pula, uang untuk membuka rekening suami, dan saldo awal juga cukup untuk melakukan setoran awalnya.
setelah selesai, Mereka pun langsung keluar dari bank tersebut.
"alhamdulillahirobbilalamin.. ayo dek. hari ini kakak ingin malas-malasan. oleh karena itu, kamu temani Kakak ke warnet sebentar" Nisa yang mendengar itu hanya menuruti permintaan suaminya saja.
mereka menuju warnet tentu saja dengan berjalan kaki. karena jaraknya dari bank tersebut sudah tidak terlalu jauh. tapi sayang, di perjalanan mereka tidak sengaja dihampiri oleh Adam, yang tampak melihat keberadaan mereka di sana.
"Nisa!!" panggilannya. mendengar panggilan itu, Nisa dan Aslan pun dengan kompak menoleh ke arah sumber suara. Nisa yang melihat keberadaan Adam tidak melepaskan tautan tangannya dengan tangan suaminya.
Adam yang menghampiri mereka dan memperhatikan tautan tangan itu langsung mengerutkan keningnya. dia merasa heran, mengapa Nisa menggandeng tangan laki-laki lain.
"kenapa kamu malah menggandengnya nis..?" tanya Adam. mendengar itu, Aslan langsung menatap ke arah istrinya. Aslan khawatir, istrinya akan melepaskan tautan tangan mereka. namun, semua di luar prediksinya. justru, Nisa malam menambah satu tangannya lagi untuk menggandeng tangan sang suami.
"memangnya kenapa..? tidak salah kan kalau saya menggandeng tangan suami saya sendiri ?"
Duar!!
seketika kepala Adam seperti meledak mendengar pernyataan itu. dia menatap ke arah Nisa dengan tatapan melotot dan sekaligus tidak percaya mendengar penuturannya.
"Apa maksudmu nis..? kamu jangan sembarangan berbicara. sejak kapan kamu menikah dengan laki-laki yang tidak pernah kamu kenal ?" ucap Adam dengan nada suara yang tidak suka. dia merasa tersinggung, karena Nisa meninggalkannya begitu saja tanpa ada sepatah kata pun yang disampaikan kepadanya.
"sejak aku mengetahui, kalau kamu lebih memilih perempuan lain ketimbang aku."
Duar!!
dan lagi-lagi, pernyataan misa kembali membuatnya tersadar dari lamunannya. apakah mungkin bisa sudah mengetahui perbuatannya selama ini ?
"Apa maksudmu..? kenapa kamu berbicara begitu. Aku sama sekali tidak mengerti.." tutur anjing dengan sedikit keraguan di dalam hatinya. sampai kapanpun dia tidak akan mengakui perbuatannya. dan sampai kapanpun dia tidak akan melepaskan Nisa, perempuan yang nyatanya sangat berarti dalam kehidupannya.
"kamu tidak perlu membohongi diri kamu sendiri mas Adam. Aku sudah mengetahui kebenarannya kok. waktu itu, kita sedang berjanji akan berangkat ke kantor KUA untuk melangsungkan pernikahan. nyatanya, kamu tak kunjung datang. akhirnya aku memutuskan untuk menyembangi tempat kerja dan juga rumahmu. tapi, karena aku nekatku itulah, membuatku mengetahui apa yang sebenarnya terjadi diantara kita. aku melihat dan menyaksikan sendiri, bagaimana kamu menerima pinangan gadis itu, dengan ekspresi wajah yang sangat ceria." tuturnya sambil menatap kecewa ke arah Adam. namun tetap tangannya tidak lepas dari Aslan.
"Kamu ngomong apa.. Aku sama sekali tidak mengerti.." adam masih mencoba untuk berbohong. mendengar itu Nisa langsung terkekeh.
"terserah kamu saja Mas Adam. sekarang, kita sudah tidak memiliki hubungan apa-apa lagi. dan perkenalkan, laki-laki ini adalah suamiku. dan saat kamu menghianati ku waktu itu, aku langsung diputuskan menikah dengan laki-laki lain. dan sekarang, pernikahan kami sangat sah di mata hukum dan juga agama." tuturnya. adam masih linglung mendengar penuturan itu.
dia tidak mengerti, kenapa Nisa dengan lancar dan seolah-olah tak memiliki beban di dalam hatinya untuk menyampaikan kebenaran ini kepadanya.
Apakah Nisa sudah tidak mencintainya lagi ?
"Aku tidak mengerti nis, kenapa kamu begitu dengan lantangnya menceritakan tentang pernikahanmu dengan orang lain. mengapa mulutmu begitu ringan menyampaikan kebenaran ini ? Apakah di dalam hatimu, sudah tidak ada aku lagi.?" tanya Adam dengan ekspresi kecewanya.
jujur saja, dia masih sangat mencintai Nisa. selama ini, Dia sangat khawatir dan cemas kalau Nisa mengetahui perbuatannya di belakang. dia takut akan mengecewakan gadis ini. tapi tampaknya, dialah yang kecewa
"Apakah hanya segitu cintamu padaku..? kamu bilang kamu sangat mencintaiku, tapi buktinya kamu malah menikah dengan orang lain, tanpa memberikan aku kesempatan untuk menjelaskannya.!! kenapa kamu tega kepadaku nis!!" seru Adam. dia tentu tidak terima dengan kenyataan ini. Nisa menghela nafasnya lagi.
"Apa bedanya perbuatanmu kepada ku mas. dulu aku sudah mengatakan kepadamu, kalau kamu sudah tidak mencintaiku lagi, tolong jangan menipuku dan membohongiku. karena aku adalah perempuan mahal, yang takkan pernah mengemis pada laki-laki yang telah mencampakkanku. sekarang kamu sudah melihatnya kan Mas.. walaupun hatiku sakit dan tidak menerima perbuatanmu ini, aku tetap tidak datang padamu untuk memohon dan mengemis cinta." tutur Nisa. dan penuturan itu seolah-olah merupakan tamparan keras di wajah Adam.
"Aku akui Mas. aku juga sangat mencintaimu.. tapi, itu dulu sebelum kamu mengkhianatiku, dan sebelum aku mengetahui penghianatanmu. dan hari ini, mungkin tidak mudah bagiku untuk melupakan semuanya, tapi ketika hati ini sudah mulai ikhlas, maka tidak ada yang tidak mungkin. dan dengarkan, aku melepaskanmu, karena aku juga sudah memiliki suami. Dan aku harap, Mas Adam juga begitu." Nisa pun langsung menoleh ke arah suaminya.
"ayo kita berangkat mas. di sini panas sekali.." ujar Nisa yang langsung mengubah ekspresinya. Adam menatap ekspresi Nisa yang dulu pernah IA nikmati itu kini sudah bukan miliknya lagi.
jujur saja, hatinya merasa sakit dan juga menyesal, karena sudah membuat bisa kecewa. dia ingat dan sangat tahu jelas, Nisa memang adalah perempuan yang mahal, yang tidak akan mau mengemis dengan laki-laki lain. karena itu, Nisa tidak membiarkan sembarangan laki-laki menjamah tubuhnya, atau mengambil kehormatannya. karena baginya, ketika laki-laki itu sudah meninggalkannya, maka tidak ada kenangan manis yang perlu ia ingat, dan juga penyesalan yang harus ditanggungnya.
"tidak tidak.. ini tidak mungkin.. aku tidak mungkin kehilangan dia.." adam menggelengkan kepalanya. rasanya dia ingin sekali mengejar Nisa dan memisahkan tautan tangan mereka. tapi Adam masih sadar, kalau saat ini mereka berada dalam keramaian. kalau sampai perbuatannya ini menjadi tontonan masyarakat setempat, dan kemudian menjadi viral di sosial media, maka namanya sendiri yang akan menjadi rusak.
"aku harus cari kesempatan lagi untuk bisa mengajaknya mengobrol. Aku tidak mau kehilangannya begitu saja.. selama ini, dialah yang paling baik dan perhatian kepadaku. tidak ada yang lain, perempuan yang sifatnya sama dengan Nisa. aku harus mendapatkannya.. dan dia hanya boleh menjadi milikku." gumam Adam sambil mengepalkan tangannya. setelah menghela nafasnya dan merasa sedikit lebih tenang, dia pun langsung segera meninggalkan tempat itu dan memutuskan untuk membiarkan masalah ini terlebih dahulu.
dia tetap akan berusaha meyakinkan Nisa kembali, apapun resikonya.