Sebuah kota yang ditimpa tragedi. Seseorang baru saja membakar habis gedung pengadilan di Withechaple, Inggris. Beruntung tidak ada korban jiwa.
Seorang detektif hebat ditugaskan menangkap sang pencuri Lupin. Waktu yang dimiliki Wang yi semakin terbuang sia-sia. Semakin ia merasa bisa menangkap pencuri Lupin, semakin ia terjebak dalam permainan menyebalkan yang dibuat oleh musuh. Beruntungnya gadis cantik bernama Freya, yang bekerja menyajikan bir untuk para polisi di kedai setempat selalu memberinya motifasi yang unik.
Selama beberapa Minggu, Wang yi menyusun rencana untuk menangkap sang Lupin. Hingga sebuah tugas melindungi mahkota Atlantis tiba di kota itu. Wang yi akhirnya berhasil mengetahui siapa sosok sang Lupin. Namun, ketika sosok itu menunjukan wajahnya, sebuah rahasia gelap ikut terkuak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Anonimity, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20 : Introgasi
Wang Yi dan Zhou Shiyu baru saja tiba di Blind Beggar. Itu hari yang cerah jika kau bisa melihatnya. Tapi tidak sama dengan suasana mendung yang selalu menyelimuti Whitechaple sepanjang tahun. Kota ini terasa seperti kota mati. Kau akan membayangkan semua yang tinggal di kota ini adalah mayat hidup.
Wang Yi dan Zhou membuka pintu Blind, hanya ada Shani yang terlihat sibuk di mesin kasir. Satu-satunya pelanggan yang hadir pagi itu hanyalah Frank. Pria tua itu terlihat menikmati segelas Wine di pagi hari. Itu tidak bagus bagi tubuhmu. Dokter manapun tidak akan menyarankan hal itu.
"Wine di pagi hari. Itu akan membuat pencernaanmu buruk." Wang Yi menarik kursi, duduk berhadapan bersama Frank. Sementara Zhou Shiyu berjalan ke balik bar.
"Maaf, aku sedikit terlambat." Ucapnya.
"Ini masih pagi. Tidak masalah." Jawab Shani. Perempuan itu memberi senyum hangat seperti biasanya. Seolah tidak pernah ada beban dalam hidupnya. Tapi siapa yang tahu. Setiap orang di kota ini selalu menyimpan rahasia mereka dengan rapi.
"Bagaimana kondisimu?" Tanya Frank.
"Tidak cukup baik." Balas Wang Yi.
"Bisa membuatmu sampai tidak sadarkan diri. Jelas sekali Lupin bukan orang sembarangan." Frank memainkan gelas Wine di tangan.
"Lupin bukan nama seseorang. Aku hampir menangkapnya jika tidak ada Lupin yang lain." Ucap Wang Yi. Ia masih menyimpan kekesalan akibat semalam.
"Pelakunya ada dua orang?"
"Ya. Lupin pertama yang kutemui adalah seorang perempuan, dan yang membuatku pingsan seorang laki-laki yang memiliki tubuh atletis. Mereka seperti penjahat terlatih. Aku bisa mengalahkannya Jika saja pikiranku tidak teralihkan pada mahkota itu."
Zhou Shiyu berjalan menghampiri keduanya. Gadis itu meletakan secangkir teh hangat, menerbitkannya pada Wang Yi.
"Bisa aku meminta Wine juga?" Pinta Wang Yi.
"Tidak." Ucap Zhou Shiyu tegas. "Itu tidak baik untuk kesehatanmu di pagi hari." Setelah memberikan ceramah singkat, gadis itu kembali ke tempatnya.
"Sekarang menjadi benar-benar kacau. Gedung rumah sakit terbakar tidak bersisa, dan mahkota itu hilang. Bagaimana kita akan menjelaskannya pada pemerintah." Frank menghela nafas. Dari balik bar, Zhou Shiyu memicing tajam ketika mendengar dua pria itu membahas kebakaran rumah sakit tadi malam. Itu memang perbuatannya, dan hanya satu orang yang tahu. Selain Sang Lupin, tidak ada lagi yang tahu. Zhou Shiyu mungkin harus lebih berhati-hati mulai sekarang, semakin dekat dengan tujuannya, kadang harus semakin waspada. Lengah sedikit saja bisa membawanya pada kegagalan.
"Aku yakin Sang Lupin masih berada di kota ini." Ucap Wang Yi.
"Sangat mungkin. Sejak mahkota itu tiba di kota ini, pemerintah pusat telah menetapkan penjagaan dengan ketat. Terutama pada perbatasan antar kota. Tidak ada yang melaporkan kalau tadi malam ada yang keluar dari arah kota. Besar kemungkinan kedua Lupin masih tinggal di dalam kota. Mereka mencari kesempatan untuk pergi." Kata Frank.
"Dan sebelum itu kita harus segera menangkapnya." Balas Wang Yi.
"Kau berkelahi dengan Kedua Lupin tadi malam. Apa kau meninggalkan tanda-tanda pada mereka? Itu bisa mempermudah pencarian kita."
"Aku baru ingat kalau Lupin perempuan mengalami cedera pada kakinya saat aku mencegahnya untuk kabur." Kata Wang Yi.
"Apa kita harus mencurigai setiap perempuan yang pincang mulai sekarang?" Frank sedikit bergurau. Itu berguna ketika suasana benar-benar tegang.
"Mungkin saja." Timpal Wang Yi.
"Aku akan kebelakang sebentar." Ujar Shani. Zhou Shiyu mengangguk.
Zhou Shiyu melihat Freya berjalan ke arah Blind. Sebagai teman yang baik, gadis itu tidak menunggu tapi mendatangi.
"Kakimu kenapa?" Tanya Wang Yi. Ia baru saja melihat Freya masuk bersama Zhou Shiyu. Dan yang menjadi perhatiannya adalah cara berjalan gadis itu yang sedikit pincang.
"Hanya terjatuh dari tangga." Jawab Freya.
"Dia sering bertengkar dengan kucingnya." Zhou Shiyu menambahkan.
"Ah, Snowy. Aku pikir kau harus mengganti namanya. Itu nama yang terlalu indah bagi kucing nakal itu." Ujar Frank.
"Bukan aku yang memberinya nama, itu ibuku." Balas Freya. Kedua gadis itu berjalan ke tempat mereka. Wang Yi dan Frank kembali asik dengan obrolan mereka.
"Dia punya kucing?" Tanya Wang Yi.
"Ya. Binatang itu memang nakal. Satu tahun yang lalu, lenganku pernah terluka akibat cakarannya."
"Oh." Wang Yi menenggak teh-nya yang mulai dingin.
"Kenapa? Kau mencurigai gadis itu juga?"
"Mungkin. Tapi aku tidak bisa berkata iya secara pasti. Aku tidak mau di penjara dengan pasal pencemaran nama baik." Balas Wang Yi.
"Ngomong-ngomong, tadi malam kau menyuruh seorang penjaga membawa Bazza dan memasukannya ke penjara?" Tanya Frank.
"Ah, aku baru ingat orang itu. Aku hampir melupakannya jika kau tidak mengingatkanku." Wang Yi bernafas lega. Semoga saja dia bisa mendapatkan informasi yang berguna dari pria itu.
"Semua orang di kota ini memang tidak menyukainya. Saat masih muda, dia pernah beberapa kali di tahan akibat tindakan obat terlarang. Tapi semakin umurnya bertambah, dia jadi lebih pendiam. Aku pikir dia tidak lagi melakukan kejahatan." Frank meneguk gelas terakhir.
"Aku hanya penasaran kenapa dia ada di museum tadi malam. Aku tidak yakin kalau dia akan bekerja untuk para Lupin." Wang Yi mulai mengeluarkan deduksi. Ia menghabiskan gelas terakhir, kemudian berdiri. "Sebaiknya kita interogasi dia. Sedikit informasi saja akan berguna." Frank mengangguk menyetujui.
Keduanya berjalan keluar dan Blind. Zhou Shiyu memperhatikan mereka dari belakang. Ia mulai menyusun rencana di dalam otaknya, apakah dia akan melakukan aksinya lagi malam ini?
...***...
Di ruang interogasi kantor polisi Whitechapel, di tengah ruangan berdiri sebuah meja logam panjang dengan dua kursi saling berhadapan. Lampu neon tunggal menggantung di langit-langit, berayun pelan setiap kali ada angin yang masuk dari ventilasi.
Bazza duduk di kursi sebelah kiri, kedua tangannya diborgol di depan. Matanya cekung, wajahnya dipenuhi keringat dan lelah. Wajah itu pernah dikenal—sebagai pemabuk kecil yang sering bikin ribut di pinggir jalan, bukan sebagai seseorang yang mungkin terlibat dalam pencurian besar-besaran.
Wang Yi duduk di hadapannya dengan map tipis di tangan. Frank berdiri di dekat dinding, menyilangkan tangan sambil mengamati ekspresi Bazza. "Kita tidak akan membuat ini lebih sulit, pria besae." Wang Yi membuka suara. Nada suaranya datar tapi mengandung tekanan. "Kau sudah tahu kenapa kau dibawa ke sini."
Bazza menggeleng cepat. "Aku tidak tahu apapun, Detektif."
"Begitukah, tapi aku tidak yakin." Wang Yi mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan. "Jika kau tidak tahu apapun, lalu apa yang kau lakukan di dalam museum tadi malam?"
Bazza menelan ludah. "Ada orang yang mengetuk pintu rumahku. Aku menemukan sepucuk surat yang di tulis Sarah untukku."
"Sarah?" Alis Wang Yi berkedut.
Frank menghela napas pelan, lalu mendekat. "Jangan sampai aku memukulmu lagi seperti tahun-tahun sebelumnya, Bazz. Aku tahu kau menyukai Sarah sampai kau terobsesi dengan gadis itu. Tapi ingatlah kalau dia sudah mati."
"TIDAK!!" Sentaknya. "Sarah-ku tidak mati. Dia menunggu di sana tadi malam." Bazza mulai kehilangan kendali. Pria besar itu mungkin memiliki sebuah trauma yang menciptakan halusinasi di kepalanya.
Wang Yi memandangi wajahnya cukup lama. "Baiklah, kita anggap saja kau bertemu dengan gadis yang kau cintai. Jadi apa kau tahu siapa yang mengetuk pintu rumahmu?"
Bazza menggeleng pelan. "Aku tidak menemukan siapapun di sana. Tapi surat itu tergeletak di sana. Sarah pasti menungguku jika kau tidak menangkapku!"
Wang Yi menghela nafas. Tidak ada informasi yang bisa dia gali dari pria ini. "Dia hanya sebuah pion yang di buat. Aku tidak tahu tujuannya." Gumam Wang Yi.
"Lupin yang melakukannya?" Tanya Frank.
"Antara Lupin atau si pembakar."
"Detektif, tolong lepaskan aku. Aku harus bertemu Sarah. Dia pasti sedang menungguku." Pinta Bazza memohon.
"Tergantung informasi apa yang bisa kau berikan." Wang Yi menatap tajam. "Suasana hatiku sedang buruk, jangan sampai tubuh gempalmu aku buat tidak bersisa."
"Z-Zhou Shiyu." Ujar Bazza.
"Apa?" Wang Yi mencoba mendengar sekali lagi dengan jelas.
"Si pembakar itu adalah Zhou Shiyu." Kata Bazza.
"Kau tahu kalau aku bisa menjahit mulutmu jika kau menuduh orang sembarangan." Wang Yi sedikit geram.
"Aku bersumpah. Tadi malam aku tidak sengaja melihat Zhou Shiyu keluar dari rumahnya. Dia membawa beberapa galon sedang berisi cairan bensin. Aku mungkin tidak akan mengenalinya karena dia memakai penutup kepala dan masker jika dia tidak keluar dari rumahnya. Aku berani bersumpah demi apapun." Ucapan Bazza terdengar serius.
"Cukup omong kosongmu, bajingan! Kau menuduh orang tanpa bukti yang jelas, itu termasuk tindak kejahatan. Dan kau berharap bisa lepas dari ini? Jangan bermimpi." Kata Wang Yi. Setelah menggebrak meja, ia keluar dari ruangan dengan emosi.