NovelToon NovelToon
Miss N Detektif Perselingkuhan

Miss N Detektif Perselingkuhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Dikelilingi wanita cantik / Misteri / Duniahiburan / Cintapertama / Berondong
Popularitas:234
Nilai: 5
Nama Author: Miss D.N

Naolin Farah Adyawarman, gadis berusia delapan belas tahun yang baru menyelesaikan pendidikan SMA-nya.

Tidak ada yang istimewa dari hidup Naolin, bahkan dia hampir tidak pernah melihat dunia luar.

Karena Naolin adalah anak yang harus disembunyikan, dari khalayak luas. Sebab Naolin adalah anak har*m, sang Papi kandung dengan entah siapa Mami kandungnya.

Hal itu terjadi karena Naolin, diberikan secara sukarela oleh Mami kandungnya yang merupakam gund*k, dari Papinya.

Menurut cerita keluarga Papi, Mami kandungnya Naolin ingin hidup bebas dan belum siap memiliki anak.

Tapi entahlah itu benar atau tidak. Yang jelas, keputusan Maminya itu justru menjerumuskan Naolin ke lembah kesengsaraan!

Karena Naolin akhirnya hidup dengan Mama dan Kakak tiri yang jah*t. Sementara Papi kandungnya selalu berusaha untuk tutup mata, karena katanya merasa bersalah sempat menduakan sang istri sah.

Tapi saat Naolin telah menyelesaikan SMA-nya secara homeschooling, dia dibebaskan dari rumah yang iba

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss D.N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

Tapi saat tiba di minimarket, ternyata sudah ada mobil Om Papi yang mengikutiku!

Om Papi turun dari mobil, setelah berhasil memarkirkan mobil di depan minimarket.

"Ohh, jadi ini minimarket punya kamu? Belinya pakai uang milik Kakek juga?" tanya Om Papi sok akrab.

"Nggak, ini hasil kerjaku!" jawabku ketus.

Om Papi menganggukkan kepala, lalu beliau malah ikut masuk ke minimarket yang sudah tampak kosong. Karena semua barang-barang, telah dimasukkan ke gudang.

"Selamat siang Bapak. Maaf ya, minimarket sedang direnovasi, jadi belum bisa melayani Bapak," ucap Bang Anwar sopan.

"Dia Om Papi," ujarku.

"Om Papi? Ohhh, mungkin maksud Boss kecil, Papi kandungnya kamu ya?" tanya Mbak Ainur.

Aku mengangguk saja, karena memang seperti itulah kenyataannya.

"Panggil saja Om Papi, seperti Naolin. Tapi nama asli saya Anton Adyawarman," jawab Om Papi.

"Waahhh, ketemu wong sugih," ucap Bang Anwar dan Mbak Ainur.

Aku dan Om Papi jadi tertawa, karena kedua pegawaiku ini memang sangat kocak.

"Kalian berdua pegawai minimarketnya Naolin ya? Kenapa panggil anak saya Boss kecil?" tanya Om Papi.

"Karena Boss kecil, lebih muda dari saya dan Ainur. Jadi kami juga merasa tidak enak, kalau harus memanggil dia Kakak apalagi Ibu," jawab Bang Anwar.

"Benar juga, saya bangga sama Naolin. Karena di usianya yang baru memasuki delapan belas tahun, Naolin sudah memiliki minimarket hasil kerja kerasnya sendiri."

"Ini nomor handphone saya, kalau misalnya ada apa-apa bisa langsung hubungi ke nomor itu ya," ucap Om Papi, sambil menyodorkan sebuah kartu nama.

"Ohh, iya Om Papi," jawab Mbak Ainur.

"Satu lagi, tolong jaga Naolin ya. Karena Boss kecil kalian ini keras kepala, dan tidak mau mendengarkan saya."

"Tapi sepertinya Naolin, sangat mau mendengarkan kalian berdua. Jadi tolong jaga, dengarkan, dan laporkan saja kalau ada sesuatu yang salah terjadi pada Naolin ya. Kamu namanya siapa?" tanya Om Papi.

"Saya Anwar Pak," jawab Bang Anwar cepat.

"Ya, kamu sepertinya bisa saya percaya. Tolong bantu saya ya Anwar, berapa nomor handphone kamu? Supaya kalau ada apa-apa, saya bisa langsung hubungi kamu saja," tanya Om Papi.

Bang Anwar langsung memberitahu nomor handphonenya, dan setelah itu Om Papi pamit pulang. Karena katanya ada banyak pekerjaan.

Aku tidak perduli, dan langsung saja mentransfer uang ke pihak kontraktor. Karena aku ingin hari ini juga, minimarket langsung dikerjakan.

Setelah merasa minimarket aman di bawah pengawasan Bang Anwar dan Mbak Ainur, aku bergegas pergi ke kantor stasiun berita milik keluarga Pak Akbar.

Ternyata lokasinya lumayan jauh dari minimarket, jadi baru satu jam kemudian aku sampai ke kantor Pak Akbar.

"Waahhh, keren sekali ya kantornya. Ada berapa tingkat itu ya?" ucapku, saat melihat gedung setinggi itu di depan mata.

Tapi sayangnya aku tidak bisa masuk sembarangan ke sana, karena petugas keamanannya akan bertanya ada urusan apa.

Jadilah aku hanya menunggu saja di seberang kantor, yang kebetulan ada mall. Jadi aku bisa parkir di mall, yang menghadap langsung ke kantor Pak Akbar.

Sambil mengawasi kantor Pak Akbar, aku stalking akun sosial media Kak Sabrina.

Ternyata Kak Sabrina adalah seorang seleb internet. Karena dia memang cantik, tinggi, putih, berpendidikan dan memiliki pekerjaan yang bagus.

Kebanyakan postingan Kak Sabrina, endorse barang-barang. Tapi ada beberapa juga yang memperlihatkan kebersamaan Kak Sabrina, Pak Akbar dan si kecil Adira.

Tapi tiba-tiba aku melihat Kak Sabrina turun dari sebuah mobil, bersama seorang wanita paruh baya yang terlihat sangat modis.

Aku langsung turun dari mobil, dan mengikuti keduanya memasuki mall. Ternyata Kak Sabrina dan Ibu itu masuk ke restoran, yang menjual masakan Korea.

Waahh, jadi tambah lagi daftar makanan yang akan aku cicipi.

Aku duduk di sebelah Kak Sabrina, dan Ibu itu. Kami sama-sama langsung dilayani dengan sangat baik, oleh Mbak pelayan yang ramah.

Setelah memesan satu set daging panggang, dan beberapa jenis masakan lainnya, aku mulai mempersiapkan alat perekam suara dan kamera kecil.

Semuanya aku pasang, menghadap langsung ke Kak Sabrina dan Ibu itu.

"Sabrina, apa kamu sudah benar-benar yakin ingin memasuki keluarga kami? Masih ada waktu tiga bulan, untuk kamu berpikir ulang."

"Kalau kamu mau mundur, juga tidak apa. Karena semua uang yang dipersiapkan untuk persiapan pernikahan kamu dan Akbar, kan berasal dari keluarga kami."

Aku langsung bisa menebak, siapa Ibu yang sedang duduk berhadapan dengan Kak Sabrina. Dia adalah Ibu Lilis, calon Ibu mertuanya Kak Sabrina.

"Memang kenapa Ibu Lilis? Apakah saya masih terlihat kurang pantas, di mata Ibu?" tanya Kak Sabrina, yang terlihat tenang.

"Bukan kurang pantas, hanya saja kalau kamu sudah masuk ke keluarga kami, maka tidak ada lagi jalan untuk mundur."

"Kamu harus bisa menjaga nama baik keluarga kita. Kalau misalnya suatu saat kamu menemukan sebuah rahasia, maka kamu harus tutup mulut."

"Walaupun itu akan menyakiti kamu dan anak-anak, tetap jaga saja rahasia itu. Tidak boleh ada perceraian juga, karena hal itu hanya akan menjatuhkan nama baik keluarga."

"Sabrina, hidup bergelimang harta bukan berarti kamu akan bahagia seumur hidup. Karena ada harga mahal, yang harus kamu bayar untuk semua kekayaan yang sudah terlanjur kamu nikmati. Paham!"

Aku langsung bingung mendengarnya, karena maksudnya bagaimana?

Tapi Om Papi juga punya rahasia kelam, yaitu aku. Jadi sepertinya semua keluarga kaya raya, memang memiliki rahasia kelam yang harus terus dijaga demi nama baik di mata banyak orang.

"Maksud Ibu apa? Kalau memang Ibu tidak menyukai saya, tinggal bilang saja dari sekarang. Karena saya akan terima, dan langsung memutuskan hubungan dengan Mas Akbar!" jawab Kak Sabrina tegas.

"Sabrina, apa saya ada bilang tidak menyukai kamu? Jangan terlalu diliputi emosi nak, karena hal itu hanya akan menghancurkan kamu."

"Ingat, keluarga kami dan keluarga kamu sudah bertemu. Kami sudah sepakat, dan menentukan tanggal. Ingat Sabrina, penyakit jantung yang Papa kamu derita."

"Sebenarnya menurut saya, kamu tidak punya jalan untuk mundur lagi. Karena kamu tidak mau kehilangan sosok Papa, yang sangat kamu sayangi itu kan!" tanya Ibu Lilis, dengan senyum sinis.

Belum sempat terjadi baku hantam, pesanan kami sudah dihidangkan di meja makan.

Konsentrasiku langsung teralih pada makanan. Sepertinya aku harus menjauhi makanan, kalau sedang bekerja.

Karena fokusku langsung hilang, dan sibuk mencicipi satu persatu isi piring kecil berisi aneka makanan dengan rasa asam serta gurih dari minyak wijen.

"Ibu Lilis, siapa sebenarnya Ayah kandung Adira?"

Aku langsung tersentak kaget, mendengar pertanyaan Kak Sabrina. Karena aku kan masih menyelidiki. Aduh, Kak Sabrina ceroboh sekali!

Tapi belum sempat Ibu Lilis menjawab, tiba-tiba datang ...

1
menhera Chan
Ending yang menghangatkan hati, seperti pelukan. 🤗💕
Nurqaireen Zayani
Asyik nih!
♡お前のペンデハ♡
Menghancurkan hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!