NovelToon NovelToon
Warisan Kaisar Naga

Warisan Kaisar Naga

Status: sedang berlangsung
Genre:Murid Genius / Raja Tentara/Dewa Perang / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Timur
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ar wahyudie

Di Benua Timur Naga Langit sebuah dunia di mana sekte-sekte besar dan kultivator bersaing untuk menaklukkan langit, hidup seorang pemuda desa bernama Tian Long.
Tak diketahui asal-usulnya, ia tumbuh di Desa Longyuan, tempat yang ditakuti iblis dan dihindari dewa, sebuah desa yang konon merupakan kuburan para pahlawan zaman kuno.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ar wahyudie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 20

Suara gemericik air menelusup lembut di antara dinding batu giok, bergaung di ruang sunyi Menara Giok Hijau seperti bisikan bumi yang berdoa dalam diam.

Cahaya kehijauan berdenyut pelan di sepanjang pilar, bergerak mengikuti ritme napas formasi bawah tanah, hidup, lembut, namun penuh tekanan yang nyaris tak terdengar.

Di tengah ruangan, Tian Long duduk bersila. Tubuhnya nyaris tak bergerak, tapi udara di sekelilingnya bergetar, seolah menolak diam. Lapisan energi bumi perlahan mengalir dari lantai, naik ke tubuhnya seperti arus sungai yang mencari jalannya ke laut. Berat, stabil, dan menenangkan. Namun di sela aliran itu, sesuatu terasa mengganggu, halus tapi tajam, seperti serpihan pasir yang menyelinap di antara aliran air jernih.

Alis Tian Long berkerut. Denyut nadinya bergema di telinga, ritmenya mulai tak seimbang. Hawa asing itu menelusup lebih dalam, menggoyang keseimbangan yang baru saja ia bentuk. Udara di ruangan menjadi lebih padat, aroma logam samar memenuhi hidungnya.

Tian Long menyadarinya. Ia tahu, ada energi asing yang berusaha merusak keseimbangannya.

“Racun spiritual,” gumamnya dalam hati.

Namun wajahnya tetap tenang.

Ia tahu cara menghadapi hal seperti ini; para pamannya di desa Longyuan telah mengajarinya bagaimana menenangkan qi dan tidak melawan racun secara langsung.

“Racun adalah nafas bumi yang terbalik,” kata pamannya dulu. “Kalau kau berusaha melawannya, kau akan tertelan. Tapi kalau kau mendengarkannya, kau bisa tahu dari mana asalnya.”

Tian Long menarik napas panjang, perlahan menenggelamkan dirinya dalam pusaran rasa sakit. Ia tidak melawan membiarkan racun itu merayap di nadinya, menembus lapisan qi, menyalakan jalur energi di dalam tubuhnya satu per satu.

Panasnya bukan sekadar perih; itu seperti bara yang menelusuri tulang, menggigit setiap serat otot hingga gemetar.

Namun di antara rasa terbakar itu… ada sesuatu yang lain. Sebuah denyut halus, samar, tapi teratur dug... dug... dug...

Ia membeku. Detak itu bukan miliknya.

Dari bawah lingkaran formasi, bumi bergetar pelan, seolah ikut bernapas bersamanya. Cahaya di lantai berkilau, garis-garis spiritual berdenyut seirama dengan detak itu, pelan namun kuat, seperti jantung purba yang terbangun setelah tidur ribuan tahun.

Tian Long membuka matanya sedikit.

Cahaya giok yang semula lembut kini berubah menjadi semburat keemasan samar, menari di kulitnya seperti urat naga yang hidup di bawah daging.

Dan di antara setiap denyutnya, ada bisikan tidak dalam kata-kata, tapi dalam rasa, seolah formasi itu sedang memanggil nama yang telah lama terlupakan.

................... .......................... .........................

Di ruang pengawasan Menara, Tetua Ming berdiri di depan cermin spiritual besar yang menampilkan bayangan Tian Long.

Ia melihat tubuh murid muda itu mulai memancarkan dua warna cahaya: hijau lembut dan merah gelap yang berputar seperti api.

Alis Tetua Ming berkerut. “Racun Bara Hitam…” bisiknya. “Seseorang menanamnya di formasi ini.”

Tetua itu mengangkat tongkat gioknya, hendak menutup formasi, tapi cahaya hijau dari tubuh Tian Long tiba-tiba berubah lebih terang menolak intervensinya.

Aura bumi beresonansi dengan tubuh Tian Long, menciptakan suara rendah seperti raungan naga yang bergema jauh di bawah tanah.

“Dia… menahannya sendiri?” Tetua Ming berbisik, matanya membulat. “Tidak, bukan hanya menahan… dia menyerapnya.”

................... .......................... .........................

Di dalam kesadarannya, Tian Long berdiri di ruang tanpa batas.

Langit berwarna tanah, dan tanah berwarna langit  sebuah dunia terbalik tempat roh bumi bernapas dalam bisikan.

Dari kejauhan, muncul sosok besar berwujud naga berwarna hijau tua dengan mata kuning berkilat.

“Kau berani meminum racun bumi, anak manusia?” suaranya bergemuruh seperti gempa.

Tian Long menunduk sedikit. “Kalau aku ingin menguasai bumi, maka aku harus belajar dari apa yang menyakitinya.”

Naga itu tertawa rendah.

“Kata-kata yang bagus… Tapi bumi bukan hanya penderitaan. Ia juga penyimpan dendam para dewa. Racun yang ada dalam darahmu adalah sisa amarah lama Bara Hitam, napas pertama dari api yang kehilangan langitnya.”

“Kalau begitu,” jawab Tian Long pelan, “aku akan menenangkan amarahnya.”

“Hati-hati. Jika kau gagal menenangkannya, maka amarah itu akan menjadi milikmu.”

Tubuh naga hijau itu berpendar, lalu menghilang dalam pusaran tanah.

Sekejap kemudian, Tian Long merasa seperti tenggelam — tubuhnya jatuh ke dalam jurang qi bumi.

................... .......................... .........................

Dari luar, tubuh Tian Long bergetar keras.

Urat-urat di lengan dan lehernya menyala merah pekat, menandakan racun Bara Hitam mulai mendominasi.

Liu Yuer, yang berdiri di luar ruangan, panik melihat cahaya merah keluar dari celah pintu.

“Dia… kenapa tubuhnya menyala seperti itu?”

Tetua Ming menatapnya tajam. “Jangan berbuat hal yang dapat mengganggu konsentrasinya! Dia sedang bertarung dengan dalam alam spiritualnya.”

Tian Long menahan napas.

Dalam pikirannya, ledakan warna hijau dan merah saling berbenturan.

Suara bisikan muncul dari tanah:

“Kau bukan naga sejati... kau hanya pewaris yang lupa pada sayapnya...”

Tian Long mengepalkan tangan, menahan rasa sakit yang hampir membuatnya kehilangan kesadaran.

“Kalau begitu, aku akan mengingatkannya siapa aku.”

Ia menggigit bibir, darah menetes dari sudut mulut.

Qi-nya berputar ke arah berlawanan dari racun menciptakan spiral ganda yang menyatu tepat di dada.

BOOM!

Suara dentuman qi terdengar bahkan sampai di luar menara.

Tubuh Tian Long terangkat sedikit, cahaya biru kehijauan muncul kembali — melahap merah pekat dari Bara Hitam.

Energi bumi di ruangan itu tiba-tiba mengalir deras menuju dirinya, seperti sungai yang menemukan jalannya pulang.

................... .......................... .........................

Beberapa jam kemudian, ruangan kembali tenang.

Tian Long membuka mata perlahan.

Cahaya hijau muda memancar dari tubuhnya, menandakan racun telah berubah menjadi energi murni bumi.

Di depannya, Tetua Ming berdiri dengan wajah tak percaya.

“Kau... memurnikan racun Bara Hitam menjadi qi bumi suci?”

Tian Long bangkit pelan.

“Bukan aku,” katanya lembut. “Bumi yang melakukannya. Aku hanya mendengarkan.”

Tetua Ming menatapnya lama, lalu menunduk hormat — sesuatu yang jarang dilakukan tetua kepada murid.

“Kalau begitu, bumi telah mengakui keberadaanmu.

Mulai hari ini, Menara Giok Hijau akan menyebutmu — Pewaris Jiwa Bumi.”

Liu Yuer yang mendengar dari luar menatap Tian Long dengan kagum.

Ia tak tahu apa yang terjadi di dalam sana, tapi satu hal jelas — Tian Long kini bukan hanya murid utama.

Ia telah menjadi bagian dari bumi itu sendiri.

................... .......................... .........................

Namun jauh di bawah fondasi akademi, sesuatu ikut terbangun.

Sebuah retakan kecil terbuka di dasar lembah lama, tempat Formasi Alam pernah berdiri.

Dari dalam kegelapan, suara bisikan terdengar, dingin dan menggigit:

“Naga telah menjejak tanah. Maka langit akan bersiap untuk turun.”

Angin berdesir lembut di malam hari.

Langit di atas Akademi Naga Langit berubah warna dari biru muda menjadi abu-abu keperakan.

Dan di dalam kamarnya, Tian Long membuka mata.

Di pupilnya, sekelebat bayangan sayap naga keemasan terlihat sejenak…

lalu lenyap bersama desiran angin malam.

............               ...................               .............

Pengumuman:

Halo, pembaca setia "Warisan Kaisar Naga" terimakasih karena telah mendukung author selama ini dengan membaca dan likenya.

Agar author konsisten untuk upload cerita, teman-teman bisa membantu menyemangati author dengan memberikan like, komentar dan apresiasinya.

Author juga sangat terbuka terhadap masukan dan koreksi. Kalau ada bagian yang menurut kalian bisa diperbaiki, jangan ragu untuk tulis di kolom komentar, ya! Setiap masukan akan membantu author tumbuh dan menghadirkan cerita yang lebih baik lagi.

Sekali lagi, terima kasih sudah menjadi bagian dari perjalanan panjang “Warisan Kaisar Naga.”

Dukungan kalian adalah warisan sejati bagi semangat author

1
Nanik S
Elder Mo... takut Anaknya tersaingi hingga berupaya menghancurkan Tian Long
Nanik S
Langit lama... 🤭🤭
Nanik S
Naga tempatnya racun, Elder Mo salah sasaran 🤣🤣🤣
Nanik S
Tian Long.... sang naga yang akan melangkah
Nanik S
Apakah masih ada Ujian untuk Tian Long
Nanik S
Laaaanjjuuuuuut
Nanik S
Tian Long cepat buka Titik Formasi
Nanik S
Elder Mo... Pak Tua tak tahu malu muridnya kalah Dia tidak terima
Nanik S
Ujian Roh Lulus dan apalagi
Nanik S
Ceritanya mulai hidup Tir
Nanik S
Di Akademi pasti bertemu musuh pertamanya
Nanik S
Kalau bukan manusia apa Pak Tua
Nanik S
Teruskan
Nanik S
Lanjutkan 🙏🙏
Nanik S
ceritanya bagus tapi buatlah lebih hidup
Nanik S
Kenapa Tian Long bisa jauh dari pamanya
Nanik S
Lanjutkan.... bagus Tor
Nanik S
Darah Naga adalah Kunci
Nanik S
Aku sebenarnya siapa... kasihan
Nanik S
Sebenarnya Anak Siapa Tian Long
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!