NovelToon NovelToon
GETIH REGET

GETIH REGET

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Selingkuh / Romantis / Tumbal / Hantu
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lind Setyani

Hubungan rumah tangga Nadin dengan suaminya semakin hari semakin memanas sejak kepindahan mereka ke rumah baru. Nadin mencurigai perlakuan aneh suaminya sejak kedatangan pembantu barunya, belum lagi kejadian-kejadian aneh yang kerap kali ia dapatkan mulai dari dirinya yang sering di ganggu sosok menyeramkan dan rumah yang kerap kali berbau anyir. Tidak ada gelagat aneh yang di tunjukkan pembantunya itu, akan tetapi Nadin menaruh kecurigaan besar terhadap pembantunya.

Kecurigaan Nadin terbukti saat ia tidak sengaja mempergoki suaminya yang tengah bergumul dengan sang pembantu di saat dirinya sedang tidak di rumah. Di tengah keputusannya untuk bercerai ia justru di buat bingung dengan sang suami yang mendadak menjadi sakit-sakitan. Sampai akhirnya semua mendapat titik terang saat Nadin di datangi temannya yang memiliki kelebihan khusus dan menjabarkan semua hal-hal aneh yang sedang di hadapi Nadin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lind Setyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PENGLARIS BAKSO

“Biar aku pikir dulu Mas, kita ke tempat bakso dulu.”

Reno melajukan mobilnya membelah jalanan malam yang tidak terlalu ramai, untung saja tidak macet sehingga tidak menambah rusak suasana hati Nadin. Mereka tengah berbincang dan bercanda layaknya sepasang suami istri pada umumnya setelah beberapa minggu yang lalu melewati suasana yang panas dan hubungan dingin. Kini Reno sudah kembali pada dirinya yang sebenarnya, ia yang amat mencintai Nadin dan selalu membuat istrinya tersenyum.

Tapi, entah semua itu bertahan sampai kapan, karena tanpa mereka sadari di tempat lain ada seseorang yang tengah menahan emosi dengan tangan meremas kuat ponsel yang sedang ia genggam setelah sebelumnya ia mendapat pesan dari seseorang yang tengah menikmati kebahagiaan malam ini.

...****************...

Nadin dan Reno sudah sampai di depan kedai bakso yang malam ini lumayan ramai. Dengan antusias Nadin turun dari mobil dan memandang bener besar bertuliskan BAKSO AGUNG, lama rasanya ia tidak menikmati salah satu makanan favoritnya ini. Tapi… ada yang berbeda saat Nadin dan Reno mulai masuk ke dalam, ada perasaan tidak nyaman yang tiba-tiba Nadin rasakan. Tanpa memperdulikannya Nadin memilih cuek dan mengikuti suaminya yang sedang memesan dan meminta nomor meja yang akan mereka tempati.

Mereka berdua mendapat bangku nomer 7, yang berarti berada di pojok kanan dekat dengan tembok dan jendela. Sembari menunggu pesanan mereka, Nadin melihat sekitar. Semua yang berada di tempat ini sedang menikmati hidangan masing-masing dengan sangat lahap, Nadin tersenyum memang sudah tidak diragukan lagi jika soal rasanya.

“Mas,” panggil Nadin dengan nada setengah berbisik, sejak tadi ia sudah merasa gusar sejak mulai masuk.

“Kamu kenapa sayang?” Tanya Reno yang heran melihat perubahan Nadin.

Nadin yang awalnya sangat antusias sekarang mendadak berubah menjadi tidak nyaman dan juga sedikit merasa risih, padahal tempatnya sangat bersih tapi entah kenapa Nadin duduk dengan gusar merasa tidak nyaman.

“Aku kok merasa-“

“Satu bakso jumbo, satu bakso lava, dan dua es teh?” Ujar pelayan memastikan pesanan Nadin dan Reno.

“Iya Mbak.” Reno menjawabnya.

Ucapan Nadin terpaksa terpotong karena kehadiran pelayan tersebut. Dua mangkuk bakso ia letakkan di meja mereka berdua tidak lupa dengan dua es teh berukuran jumbo. Setelah kepergian pelayan tadi, Nadin masih belum juga menyentuh semangkuk baksonya, ia hanya memandanginya saja seolah seleranya sudah hilang padahal waktu berangkat tadi ia sudah merasa tidak sabar.

“Kok Cuma di lihatin.” Tegur Reno karena istrinya hanya diam mematung memandangi bakso lava yang ia pesan. “Mau aku suapin?” Tanya Reno mengambil alih mangkuk yang sedari tadi cuma di pandangi oleh Nadin tanpa ada niatan menyentuhnya.

Reno memotong kecil bakso yang dari dalamnya mengeluarkan sambal. Ini adalah bakso favorit Nadin karena rasanya pedas, terkadang ia masih belum cukup dan nambah sambal lagi. Saat Nadin menerima suapan dari Reno, seketika ia merasa mual saat lidahnya sudah mengecap rasa dari sepotong bakso tersebut. Dengan buru-buru Nadin menyambar tisu untuk mengeluarkan kembali makanan yang sudah sebagian ia kunyah.

“Ada apa Nad?” Heran Reno melihat reaksi dari istrinya, ia memilih mencoba sendiri untuk memastikan penyebab Nadin seperti itu.

Enak, tidak ada yang aneh, itu yang Reno rasakan saat mulutnya mengunyah bakso milih Nadin.

“Mas, kok rasanya engga enak gitu ya,” ucap Nadin dengan pelan takut ada yang mendengar.

“Enak kok, emang engga enak gimana?” Kini Reno berganti mencicipi bakso miliknya sendiri, dan sama. “Coba kamu makan yang ini,”

Nadin kembali membuka mulutnya untuk menerima suapan dari suaminya, kini bakso jumbo milik suaminya, berharap rasanya tidak buruk seperti bakso miliknya sendiri. Lagi, Nadin tidak bisa menelan Bakso yang menurutnya berasa seperti daging yang sudah basi.

“Kamu makan sendiri aja Mas, aku mau minum es teh-nya aja.” Nadin tidak ingin membahasnya lagi karena takut ada yang melihat gerak-geriknya atau pun mendengar pembicaraannya sehingga menyinggung pemiliknya.

“Beneran?” Reno memastikan, ia benar-benar di buat bingung dengan istrinya itu.

Tidak mungkin juga jika Nadin sedang bercanda, ia paling tidak bisa menolak makanan enak, apalagi ini adalah salah satu makanan kesukaannya. Tapi sejak masuk ke dalam warung, Reno sudah di buat bingung dengan perubahan dan kegusaran dari tingkah Nadin. Akhirnya Reno memakan dua porsi bakso sendirian, Nadin hanya melihat saja. Benar-benar perut karet, Reno menandaskan dua mangkuk penuh bakso di depannya, nadin yang melihatnya hanya bisa menggeleng tidak menyangka.

“Mau langsung pulang atau mau ke luar lagi?” Tanya Reno yang sudah selesai dengan makannya.

“Mau nyari jajan dulu.” Jawab Nadin kembali antusias.

“Ayo, keburu malam sampai rumahnya.” Ajak Reno.

Mereka berdua berjalan ke tempat kasir untuk membayar pesanan mereka, sembari menunggu Reno mengantri di kasir, Nadin memilih berjalan duluan ke tempat mobil berada. Ia yang sebelumnya sudah meminta kunci mobil pada suaminya memilih menunggu di dalam mobil saja. Saat sudah duduk, Nadin melihat ke arah warung bakso di mana suaminya yang masih berdiri dengan tiga orang berjajar di depannya yang juga sedang mengantri.

Pandangan Nadin jatuh ke arah meja nomer dua dari depan, meja pojok kanan yang berisikan satu keluarga sedang makan. Tapi bukan itu yang menarik untuk Nadin lihat, tapi sosok yang sedang duduk di atas meja dengan badan bungkuk telanjang dengan rambut terurai ke atas meja saking panjangnya. Detak jantung Nadin seolah di pacu berkali-kali lipat lebih cepat, nafasnya juga memburu sedangkan badannya membeku karena takut yang luar biasa. Kedua mata Nadin sudah berkaca-kaca karena seluruh badannya merinding melihat sosok yang sedang meneteskan air dari mulutnya ke dalam mangkuk-mangkuk yang sedang di nikmati oleh seorang pelanggan yang duduk di bangku tersebut.

Baru kali ini Nadin benar-benar melihat hantu dengan begitu jelas meski jarak mereka terbilang jauh. Hanya untuk sekedar menutup mata saja Nadin sudah tidak bisa seolah badannya di sihir menjadi beku supaya menyaksikan pemandangan mengerikan tersebut.

“Sayang.”

“Nad!” Reno menepuk pundak Nadin karena sejak tadi hanya menatap kosong ke arah luar kaca.

“Mas,” seketika Nadin berhambur memeluk tubuh Reno.

Ia paham betul apa yang sedang ia lihat tadi, sebuah tempat makan yang terdapat hal seperti itu belum lagi mereka yang terlihat meludahi mangkuk-mangkuk makanan yang akan di makan oleh pelanggan sudah pasti tempat seperti itu memiliki penglaris. Kini terjawab sudah pertanyaan Nadin mengapa tadi ia sama sekali tidak bisa menikmati makanan di sana sedangkan suaminya dengan lahap makan tanpa merasakan apa yang ia rasakan.

Jangan lupa tinggalkan like and comment, terima kasih.

1
Wiwit
lanjuttttt
Apa ini jadi awal terbuka rahasia pembantunya?
Baru baca, dah bersambung aja.../Facepalm/
Tapi nenek itu siapa? Jangan2 itu berhubungan dengan Naya lagi/Blush/
Disclaimer!!

Hmm... maaf nih, ya. Aku bukan ingin membenarkan karena aku lebih tahu atau gimana. Tapi sebenarnya, ada beberapa dialog yang bisa dipisah, dan membuat antar karakter/tokoh terasa lebih ke memang sedang melakukan percakapan.

Aku tak ada niatan untuk menggurui, tapi ini hanya masukan dariku sebagai pembaca./Pray/

Misalnya, saat awal Nadin masuk, sebenarnya ia bisa diberi gambaran kecil kenapa ia bertanya, "Mas, kamu kenapa?" terus "Masih ada yang sakit?" dan tindakan sebelum benar-benar masuk lalu bertanya. Jadi, tak mendadak bertanya.😅

Semangat ya, thor. Aku tunggu update selanjutnya~/Determined//Smile/
Linn: terima kasih kak atas masukannya☺ untuk kedepannya saya akan lebih memperhatikannya lgi seperti saran kakak🙏
total 1 replies
Bingung mau komen apa
Linn: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Meski kebanyakan narasi, tapi kakak cepat juga upnya. Baru selesai kemarin baca, eh udah ada lagi/Facepalm/
Linn: aamiin terima kasih banyak☺☺
total 3 replies
Lanjut, thor~/Determined/
Kesalahan yang mereka lakukan adalah tak adanya komunikasi.
Ini bisa di sedikit dipadatkan, untuk bagian meletakkan tas. Cuma saran dariku.
Sepertinya, aku bisa menebak orangnya deh~😅
Delapan kilo?🤔 What?!
Oh pantaslah/Facepalm/
Jikapun begitu, bukannya Nadin masih bisa ke toko, ya🤔
Aku penasaran, siapa wanita yang ada di prolog, ya?
Izin mampir, kak.🙏
Lagi menjelajah novel horor soalnya, hehe~😅
Linn: wahh terimakasih kak sudah mampir di cerita saya😍
total 1 replies
Arif Tegal
emang ada tah
Linn: ada kak, hanya saja mungkin sudah jarang yang menggunakannya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!