NovelToon NovelToon
Terjebak Takdir Keluarga

Terjebak Takdir Keluarga

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:44
Nilai: 5
Nama Author: Siti Gemini 75

Eri Aditya Pratama menata kembali hidup nya dengan papanya meskipun ia sangat membencinya tetapi takdir mengharuskan dengan papanya kembali

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Gemini 75, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengakuan di Sore Hari

Sejak Eri menyatakan cinta padanya, Dea seolah bermandikan cahaya. Sikapnya menjadi lebih ceria, sebuah perubahan yang tidak luput dari perhatian teman-temannya, terutama Lia. Mereka berdua sudah bersahabat sejak SMP, melewati suka dan duka bersama, dan Lia adalah orang yang paling peka terhadap perubahan suasana hati Dea.

"Kamu kok akhir-akhir ini ceria banget sih, De? Ada apa?" tanya Lia pada suatu sore yang cerah. Mereka berdua sedang menikmati waktu bersama di Taman Ganesha, Bandung. Taman itu, dengan pepohonan rindang dan kolam kecil yang tenang, menjadi tempat favorit bagi anak-anak muda untuk bersantai dan menikmati suasana kota. Aroma kopi dari warung-warung di sekitar taman menambah kehangatan tempat itu.

"Masak sih? Aku rasa biasa aja!" jawab Dea, pipinya merona merah. Senyum manis yang kini lebih sering menghiasi wajahnya sejak Eri menyatakan cinta, membuat Lia semakin curiga.

"Menurut aku, kamu sekarang jadi lebih ceria!" kata Lia lagi, sambil memperhatikan Dea dengan seksama. Mata Lia yang hitam menelisik setiap perubahan kecil pada diri sahabatnya.

"Ah, nggak, biasa aja kali, Li!" elak Dea, namun wajah dan sorot matanya tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan yang terpancar dari dirinya. Ada sesuatu yang berbeda, sesuatu yang membuat hatinya terasa ringan dan penuh warna.

"Apa boleh aku menebak kenapa kamu sekarang ini jadi lebih ceria?" kata Lia mencoba menebak, dengan nada menggoda. Ia tahu Dea sedang menyembunyikan sesuatu, dan ia penasaran untuk mengungkap rahasia di balik keceriaan sahabatnya itu.

"Kalau bisa, coba tebak apa yang membuat aku ceria?" balas Dea tanpa berusaha mengelak bahwa ia akhir-akhir ini terlihat lebih ceria. Ia penasaran dengan tebakan Lia, dan sedikit gugup menunggu jawaban dari sahabatnya itu.

Dea membiarkan Lia mencari jawaban sendiri atas pertanyaannya. Mereka berdua tertawa kecil, menikmati suasana sore yang cerah di taman itu. Mahasiswa-mahasiswa berlalu lalang, beberapa di antara mereka duduk di bangku taman sambil berdiskusi atau membaca buku. Seorang bapak tua duduk di bawah pohon rindang sambil memberi makan burung merpati.

"Aldi nembak kamu, iya, kan?" tebak Lia, matanya berbinar penuh harap.

"Aldi? Aku kurang suka padanya!" jawab Dea cepat, dengan nada yang sedikit meninggi. Ia tidak ingin Lia salah paham tentang perasaannya terhadap Aldi. Ia tahu Lia menyukai Aldi, dan ia tidak ingin menyakiti hati sahabatnya itu.

"Kenapa kamu tidak suka padanya? Dia suka sama kamu lho, De!" kata Lia, namun seperti ada sesuatu yang membuatnya sakit di balik kata-katanya itu. Lia sebenarnya juga menyukai Aldi sejak lama, tetapi ia tidak berani mengungkapkannya karena ia tahu Aldi menyukai Dea. Ia selalu berusaha menyembunyikan perasaannya, namun hatinya terasa perih setiap kali melihat Aldi mendekati Dea.

"Ya... nggak suka aja. Oya, bukannya kamu suka padanya? Kenapa kalian nggak jadian aja?" Dea balik bertanya, mencoba mengalihkan pembicaraan. Ia merasa tidak enak hati pada Lia karena ia tahu Lia menyukai Aldi. Ia berharap Lia bisa mendapatkan kebahagiaan bersama Aldi, dan ia tidak ingin menjadi penghalang bagi mereka.

"Apa karena aku menyukai Aldi, kamu tidak mau menerima cintanya?" tanya Lia, dengan nada yang sedikit lirih. Matanya berkaca-kaca, menahan air mata yang siap tumpah.

Dea sedikit terkejut mendengar pertanyaan Lia. Ada rasa tidak enak pada Lia setelah ia tahu Lia punya dugaan seperti itu padanya. Ia tidak ingin persahabatan mereka rusak karena masalah cinta. Persahabatan mereka adalah harta yang tak ternilai harganya, dan ia tidak ingin kehilangannya hanya karena seorang cowok.

"Aku tidak suka pada Aldi bukan soal itu, Li, tapi aku memang tidak suka pada Aldi, lagipula aku sudah punya pacar, tapi bukan Aldi!" kata Dea akhirnya, dengan nada yang tegas. Ia ingin Lia tahu bahwa ia tidak ada hubungan apa-apa dengan Aldi, dan ia berharap Lia bisa mempercayainya.

Gantian Lia yang sekarang terkejut mendengar pengakuan dari Dea bahwa Dea sudah punya pacar. Lia tidak menyangka bahwa Dea sudah mempunyai pacar selain Aldi, karena menurutnya, selama ini yang ia tahu, cowok yang dekat dengan Dea cuma Aldi. Aldi adalah teman sekelas mereka. Dea dan Aldi saling mengenal sejak MOS di SMA. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, belajar bersama, dan bermain bersama.

"Terus kalau bukan Aldi, lalu siapa cowok kamu?" tanya Lia dengan rasa penasaran. Ia benar-benar ingin tahu siapa pacar Dea.

Dea diam beberapa saat, mempertimbangkan apakah dia akan memberitahu Lia atau tidak tentang siapa pacarnya. Kalau dia tidak bilang siapa pacarnya, nanti Lia masih berpikiran bahwa pacarnya adalah Aldi, sedangkan ia tahu Lia sangat menyukai Aldi. Namun akhirnya ia memutuskan untuk mengatakan pada Lia, agar Lia tidak salah sangka padanya lagi. Kalau bisa biarlah mereka jadian, kasihan Lia kalau sampai patah hati.

"Pacarku adalah Kak Eri!" katanya kemudian dengan malu-malu. Pipinya merona merah saat menyebut nama Eri. Jantungnya berdegup kencang, membayangkan wajah tampan Eri dan senyum manisnya.

"Kak Eri... Kak Eri siapa, De?" tanya Lia penasaran. Ia tidak mengenal nama itu.

"Kak Eri temannya Kak Ryan!" jawabnya.

"Kak Ryan yang anak ITB itu?"

"Iya...!"

"Kok kamu bisa kenal dia? Di mana kenalnya?"

"Waktu dia main ke rumah Kak Ryan!"

"Waaah, aku nggak nyangka kamu dapat pacar anak kuliahan, dia pasti keren ya, De?" Lia berseru, dengan nada kagum. Ia tidak menyangka Dea bisa mendapatkan pacar seorang mahasiswa dari ITB. Ia membayangkan Eri adalah sosok pria yang tinggi, tampan, dan pintar, seperti tokoh-tokoh dalam drama Korea yang sering ia tonton.

"Ya iyalah, dia keren!" jawab Dea, dengan nada membanggakan. Ia sangat bangga dengan Eri, dan ia tidak sabar untuk menceritakan semua tentang Eri kepada Lia.

"Aku jadi penasaran dan pengen tahu pacar kamu, De!" kata Lia, dengan nada menggoda. Ia ingin sekali bertemu dengan Eri, dan melihat sendiri betapa kerennya pacar Dea itu.

"Iiih, nggak usah ya, kamu naksir nanti, kan gawat!" jawab Dea dengan mimik lucu, membuat Lia tertawa melihat mimik Dea yang lucu itu.

Melihat Lia tertawa, Dea jadi ikut tertawa. Mereka berdua tertawa bersama, melupakan sejenak masalah cinta yang rumit. Tawa mereka menggema di taman, bercampur dengan suara kendaraan yang lalu lalang di jalan raya.

"Li, aku harap kamu tidak berpikiran bahwa aku mencintai Aldi sehingga kamu tidak berani mendekatinya. Percayalah, antara aku dan Aldi tidak ada hubungan apa-apa, jadi kamu jangan pernah sungkan padaku!" jelas Dea panjang lebar pada Lia. Ia ingin Lia tahu bahwa ia tidak ada niat untuk merebut Aldi darinya. Ia ingin Lia bahagia, dan ia akan mendukung apapun keputusan Lia.

Semua itu ia lakukan agar Lia tidak merasa sungkan lagi padanya untuk mendekati Aldi. Lia menatap mata Dea lekat-lekat seakan-akan mencari kepastian di mata Dea. Ia ingin memastikan bahwa Dea benar-benar tidak menyukai Aldi, dan ia tidak akan menyakiti hatinya jika ia mendekati Aldi.

Dea yang ditatap seperti itu oleh Lia, sadar apa arti tatapan Lia itu. Ia tahu Lia masih ragu dengan perkataannya.

"Li, aku tahu kamu masih ragu padaku, tapi percayalah bahwa aku benar-benar tidak ada hubungan dengan Aldi, dan akupun sudah punya Kak Eri, yakinlah itu, Li!" jelas Dea sambil memegang pundak sahabat karibnya itu dengan lembut. Ia ingin Lia percaya padanya. Ia ingin Lia tahu bahwa ia selalu ada untuknya, dan ia akan selalu mendukungnya.

Lia yang merasakan pegangan lembut dari Dea jadi terharu, dipeluknya Dea dengan erat sambil berkata, "Maafkan aku, De, kalau kamu jadi tidak enak hati padaku karena persoalan Aldi!" Air mata akhirnya tumpah dari mata Lia, membasahi pundak Dea.

"Iya, Li, aku bisa mengerti kok, dan sekarang kamu tahu, kan, kalau aku tidak ada hubungan dengan Aldi dan akupun sudah punya Kak Eri, yakinlah itu, Li!" balas Dea sambil memeluk Lia. Ia merasakan kehangatan persahabatan mereka, dan ia tahu bahwa persahabatan mereka akan selalu abadi.

Untuk beberapa saat mereka tenggelam dalam pelukan hangat seorang sahabat yang selalu bersama dalam suka maupun duka, persahabatan yang terjalin sejak mereka SMP sampai sekarang, seerat apa persahabatan yang mereka jalin hanya mereka sendiri yang tahu. Burung-burung pipit yang berterbangan di sekitar mereka seakan-akan menjadi saksi apa yang dirasakan mereka berdua. Angin sore berhembus sepoi-sepoi, membawa aroma bunga dan dedaunan yang menenangkan.

Setelah berpelukan, mereka berdua merasa lebih lega. Masalah yang selama ini mengganjal di hati mereka akhirnya bisa diselesaikan. Beban di pundak mereka terasa ringan, dan mereka bisa bernapas lega.

"Ayo kita pulang, sudah sore nih, nanti kalau kita pulang terlalu sore kita pasti akan kena marah orang tua kita!" Kata Lia sambil melihat kanan kiri dan tanpa sadar ternyata matahari sudah mulai terbenam di ufuk barat. Lampu-lampu jalan mulai menyala, menandakan hari semakin malam.

Melihat Lia melihat kanan kiri Dea pun jadi ikut melihat kanan kiri dan ketika Dea melihat kanan kiri ternyata sudah sore, Dea pun akhirnya berkata

"Oiya ternyata sudah sore ya, kalau begitu ayo kita pulang sekarang!"

"Oke lah ayo kita pulang!" Balas Lia sambil berdiri dari duduknya diikuti Dea.

Mereka berdua akhirnya meninggalkan tempat itu dengan perasaan lega karena tidak ada ganjalan lagi di hati mereka. Perasaan Lia yang tadinya bagai ombak yang keruh dan bergolak, sekarang tenang bagai air sungai yang bening. Mereka berdua berjalan pulang dengan bergandengan tangan, menikmati sisa-sisa sore yang indah. Persahabatan mereka kembali terjalin erat, lebih kuat dari sebelumnya. Mereka berjanji akan selalu saling mendukung dan menjaga persahabatan mereka, apapun yang terjadi.

\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!