NovelToon NovelToon
Terjerat Obsesi Tuan Brian

Terjerat Obsesi Tuan Brian

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Tamat
Popularitas:31.7k
Nilai: 5
Nama Author: Irawan Hadi Mm

Dunia Tati hancur, ketika suami yang sangat dia cintai, yang dia harapkan bisa menjaganya, melindunginya. Malah menjualnya ke pria lain. Sedang suaminya sendiri malah selingkuh.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irawan Hadi Mm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB. 31

Tati memandang kesal pada Brian. Banyak bertanya, tapi ujung-ujungnya malah mengejeknya. Menyebalkan sekali.

“Tati!” seru Talita dari belakang, wanita itu menghampiri Tati.

"Mah, papa gimana di dalam? Apa udah lebih tenang?" tanya Tati khawatir, ia juga menghampiri wanita yang sudah melahirkannya dan merawatnya dengan sangat baik bahkan sampai dia menikah itu.

"Papa kamu sudah lebih tenang! Kita bicara di sana aja ya!" kata Talita mengajak Tati ke arah sofa tamu yang ada di lantai 2, gak jauh dari kamar yang ia tempati. Brian juga mengikuti mereka.

Talita menoleh ke arah Brian.

"Sebenarnya apa yang kamu ketahui dari keluarga kami ini, Brian?" tanya Talita tanpa basa-basi dengan tatapan menyelidik.

"Tidak banyak, hanya sepenggal saja. Dan saya rasa itu bukan sesuatu yang pantas untuk di takuti! Selama Tati tinggal dengan saya, saya pasti akan menjamin keselamatannya!" jawab pria itu dengan sangat santai.

'Ini orang kalau ngomong kenapa gak pernah jelas sih?' batin Tati melirik Brian.

"Apa maksud mu sepenggal? Kamu gak sedang mengancam kami kan?" desak Talita yang semakin penasaran di buatnya.

Brian menarik nafasnya kasar, dia sebenarnya mulai kesal.

'Lebih santai, Brian! Ingat, dia calon mama mertua mu! Bukan relasi mu yang perlu bicara serius.'

"Untuk apa aku mengancam mu ibu mertua? Aku bahkan tidak mendapat untung dari mengancam mu!" celetuk Brian berusaha sesantai mungkin.

Tati mulai gemas.

"Brian! Mama ku sedang bertanya! Tolong lebih serius sedikit!"protes Tati.

"Baik lah, katakan terus terang. Apa yang ingin anda tanyakan pada saya, Nyonya Talita!" tanya Brian dengan serius.

‘Ini orang punya kepribadian ganda apa ya? Cepat sekali berubahnya.’ pikir Tati.

"Kesalahan apa yang sudah aku dan suami ku perbuat? Dan dengan siapa kesalahan itu kami lakukan? Siapa yang ingin melihat kehancuran Tati?" tanya Talita. Dia sejak tadi sangat penasaran dengan hal itu.

Brian menggeleng gak habis pikir, "Seorang gadis kecil yang berniat anda jadikan anak. Tapi urung kalian lakukan, setelah mengetahui ada nyawa yang sedang berkembang di dalam rahim anda, ingat tidak?" tanya Brian.

Talita mengerutkan keningnya dalam, pertanyaan yang memenuhi otaknya kini terjawab sudah.

Brian beranjak dari duduknya dengan menarik serta Tati.

"Kenapa kamu menarik ku, Brian!" Tati mencoba melepaskan tangannya dari cengkraman Brian.

"Kehadiran mu sudah gak lagi dibutuhkan di rumah ini, lebih baik kamu ikut dengan ku! Itu jauh lebih berguna!" sentak Brian.

"Jangan pergi dulu, apa nak Brian tau di mana anak itu sekarang? Karena setahu ku, anak itu sudah diadopsi oleh sepasang suami istri yang sangat menantikan kehadiran anak." kata Talita, mencoba menahan Brian.

"Jelas sangat tahu, wanita itu seperti bayangan untuk Tati. Kehancuran untuk hidup Tati. Tapi anda tidak perlu lagi khawatir, selama ada saya… hanya akan ada tangis kebahagiaan dalam hidup Tati selanjutnya!" jelas Brian, kembali mematahkan keraguan dalam benak Talita.

Talita tertegun. Kenapa rasanya, pria itu memang hanya ingin melindungi Tati.

"Apa kamu yakin bisa membahagiakan putri ku, Brian?" tanya Talita dengan tatapan ragu.

Brian menatap Tati dalam, "Bukan hanya sekedar yakin, tapi memang aku kebahagian Tati yang sesungguhnya." jawabnya yakin dan cepat.

Tati menoleh ke arah pria di sampingnya itu. Kenapa dia merasakan sesuatu yang aneh di dadanya. Ketika Brian mengatakan semua itu.

"Benarkah?" timpal Tati dengan ragu.

Hap.

Brian menggendong Tati, "Aku gak pernah main-main dengan apa yang aku ucapkan! apa yang aku katakan, itu akan aku buktikan. Dan itu yang akan menjadi kenyataan!" kata Brian yang sangat yakin.

Talita mulai mempercayai ucapan pria itu. Bahkan Tati terlihat tidak punya kata-kata untuk membantahnya.

"Tunggu, nak Brian. Tidak bisa kah kamu membiarkan Tati semalam di rumah orang tuanya?" tanya Talita, melihat Brian mengayunkan langkah menjauh darinya.

Brian menghentikan langkahnya, menatap sang calon ibu mertuanya dengan serius.

"Jangan serakah, aku sudah berbaik hati membawanya ke hadapan mu! Lagi pula akan ada orang ku yang akan mengurus kalian. Cukup kalian tunggu kabar baik dari kami." ucapnya terlihat tak perduli.

Tati mengerdikkan dagunya, "Kabar baik apa maksud mu?" tanya Tati pelan.

"Perceraian mu dengan suami brengsek mu, setidaknya aku harus bersabar 2 bulan. Untuk mendapatkan status suami sah sebagai suami mu" jawab Brian.

Tati melingkarkan kedua tangannya di leher Brian, "Memang kamu yakin, aku akan setuju menjadi istri sah mu?" tanya Tati. Wanita itu sepertinya benar-benar terbawa perasaan karena apa yang dikatakan Brian pada ibunya tadi. Dia sepertinya sudah mengikis habis rasa takutnya pada Brian.

Brian berseringai, dengan memajukan kepalanya ke arah wajah Tati.

"Sangat yakin, aku bahkan gak akan membiarkan mu menolak ku!"

Di saat jarak wajah keduanya hanya beberapa inci. Talita tampak mendengus kesal.

"Brian, Tati masih istri orang. Jaga jarakmu!" pekiknya memperingatkan.

"Siapa suruh menghentikan langkah ku, mama mertua!" Brian melanjutkan langkahnya, meninggalkan Talita di lantai 2.

Sementara itu di tempat berbeda, di salah satu gedung pencakar langit. Junet baru aja memasuki lobi kantor.

Satpam yang memang berjaga di depan pintu menyapa Junet.

"Selamat siang pak Junet! Itu kenapa mukanya pak?" tanya pak satpam, yang semakin penasaran dan mendekatkan dirinya melihat wajah Junet.

Junet kesal sekali, bahkan satpam saja mau ikut campur.

"Bukan urusan mu!" bentak Junet, nyelonong masuk ke dalam gedung. Wajahnya terlihat semakin masam. Dan babak belur di wajahnya itu, membuatnya terlihat semakin mengenaskan sana.

Masih kesal pada satpam, Junet kembali dihentikan oleh sapaan seorang resepsionis yang langsung berdiri ketika melihatnya datang.

"Selamat siang, pak!" sapa Ratna, di belakang meja resepsionis.

"Hem, apa sekretaris ku sudah datang?" tanya Junet tanpa menghentikan langkahnya. Dia ingin tahu, apa Monika sudah sampai di kantor atau belum.

Ratna menggaruk kepalanya bingung, "Sudah pak, dari 1 jam yang lalu, pak! Mungkin saat ini bu Monika ada di ruangannya." jelasnya. Dia juga ingin bertanya tentang Junet yang babak belur sebenarnya. Tapi dia urungkan. Nada bicara Junet yang ketus membuatnya tidak berani bertanya lebih lanjut.

Ting.

***

Bersambung …

1
Cute Alpa
nice
Stella
Bagus
Lisa
okelah
Anya
oke sih
Putri
bagus juga
Azzura
suka cerita ini
Clara Joya
Suka novelnya
Cecen
Lumayan bagus, semangat kak
Grace Nelli
Agak hareudang ya, lanjut
Yoongi marry me
Memang ya, memang memang pokoknya. Gak Junet gak Brian, gak ada yang kayak gwangsik
Aqila
semakin seru ne
As Salwa
keren banget ceritanya
AFikha
semangat terus buat up
Azahra
lanjutkan
Adibah
jangan lupa up thor
Andien
lanjutkan up
Alice
bagus banget alur cerita novel mu thor
Indriyani
lanjut kan thor
Anggun
Suka Cerita ini
Githa
Bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!