Zidane Alvaro Mahesa adalah pewaris ketiga dari kelurga terkaya di Asia Tenggara Reno Mahesa, yang menempuh pendidikan di Inggris. Pria tampan dan cerdas ini telah salah pergaulan hingga berakhir menyedihkan. Demi mendapatkan hukuman dari sang Daddy, Zidane di asingkan untuk mendapatkan pelajaran.
Hidup tanpa keluarga dan tidak memiliki aset apapun membuat Zidane merasa sendiri. Hingga ia bertemu dengan sekelompok genk yang menjerumuskan dirinya semakin dalam dan menuju jalan kematian.
Zidane harus menjalani hidupnya penuh kesialan, tuduhan atas pembunuhan dan pemerkosaan seorang gadis telah membuatnya masuk kedalam jeruji besi. Berbagai siksaan dan intimidasi ia peroleh. Hukuman mati telah menanti, Namun Zidane tidak tinggal diam.
Berhasilkah sang pewaris membalas dendam pada orang-orang yang telah membuatnya menderita?
Yuk ikuti kisah selanjutnya, ada juga kisah-kisah romantis anak-anak Reno yang lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon enny76, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelahiran dua bayi twins
Savira terus menenangkan sang mommy yang terus menangis. ibu mana yang tidak sedih melihat kondisi anaknya dalam masa kritis dan mengalami pendarahan hebat.
"Mommy, yang sabar ya. Kak Zee dan dedek twins pasti selamat." ucap Savira sambil mengusap lembut punggung Delena
Sementara di dalam ruangan operasi. Vano transfusi darah pada saudara kembarnya sambil menatap sedih wajah Vania.
Nathan terus menggenggam erat tangan sang istri penuh cinta. Menciumi pipi dan kening nya sambil membisikkan kata-kata semangat.
"Sayang, Kamu harus kuat demi anak-anak kita."
"Sayang... Kamu harus semangat dan jangan menyerah."
"Sayang... aku selalu berada di samping mu. Please bertahan lah, demi aku dan anak-anak kita."
Nathan berbicara sambil meneteskan air mata, ia tidak ingin kehilangan istri yang ia cintai dan cinta pertamanya. Nathan sudah korbankan seluruh hidupnya untuk Vania.
Vano merasakan cinta Nathan begitu tulus dan besar untuk adiknya. Ia tak sanggup menahan sesak di dada. Vano teringat akan nasib Isabella, mantan istrinya yang melahirkan Arabella setelah jatuh dari tangga eskalator. Kehilangan itu sungguh menyakitkan, dan ia tidak ingin terjadi lagi.
Di luar ruangan operasi Savira terus menenangkan sang mommy, Arabella mulai rewel dan terus merengek. Savira meminta bi Rani membawa ke kantin untuk membeli jajanan buat Ara. Tak lama kemudian masuk seorang pria paruh baya dengan tergesa-gesa.
"Sayang..."
Delena dan Savira menoleh.
"Daddy...." seru Savira langsung berdiri.
Reno berjalan cepat kearah sang istri, lalu memeluk Delena.
"Mas.. Anak kita mengalami pendarahan hebat." hiks...
Delena menceritakan apa yang terjadi pada anak perempuan nya. Reno menghela nafas pelan sambil mengusap lembut punggung sang istri.
"Sudah sayang tidak usah bersedih, kita doakan yang terbaik untuk anak dan cucu kita."
"Dimana Ara?" tanya Reno, yang tidak melihat cucunya di sana.
"Tadi rewel Dad, di bawa bibi Rani ke Kantin."
"Dad, mom, aku ke kantin dulu. Mau menyusul Ara. Apa mommy mau Vira belikan makanan?"
Delena menggeleng "Mommy tidak lapar."
Di saat seperti ini, mana bisa Delena makan, hatinya terus memikirkan anak perempuan dan cucu twist di dalam ruangan operasi.
"Kamu harus makan walaupun sedikit sayang. Aku nggak mau kalau sampai kamu drop memikirkan Zee." Reno memperingati.
"Vir, belikan mommy roti dan cake, juga minuman. Sekalian kopi susu buat Daddy."
"Apa Daddy tidak mau pesan yang lain?"
"Tidak kopi saja."
Savira melangkah pergi dari ruangan tunggu, menuju kantin.
Sementara di dalam ruangan operasi, tim Dokter terus berusaha menyelamatkan Vania dengan menambahkan darah Vano. setengah jam kemudian terdengar suara tangisan bayi yang kedua. Seorang bayi perempuan menangis keras, membuat semua yang berada di ruangan operasi berucap syukur.
Nathan meluapkan semua emosinya dengan menangis sesenggukan. "Sayang, anak kita sudah selamat dua-duanya."
"Selamat Tuan Nathan, anak pertama laki-laki dan anak kedua perempuan." kata sang dokter sambil mengendong bayi merah itu.
Suster membersihkan kedua bayi tersebut.
Nathan melihat Vania meneteskan airmata, ia begitu terharu, sudah melahirkan kedua anaknya dengan selamat. "Terima kasih sayang, sudah memberikan aku dua anak kembar."
Vania tidak berkata apa-apa, ia hanya menatap suaminya penuh haru.
"Dokter, bagaimana kondisi adik saya? Tanya Vano, pada profesor Dr Darma yang menangani kelahiran secar Vania.
"Pendarahan nya sudah berhenti, kondisi nyonya Vania sudah kembali normal. Kami masih observasi. Setelah itu akan di pindahkan keruangan rawat inap VIP."
Vano menghela nafas lega "Terima kasih dokter."
Dokter paruh baya itu tersenyum dan mengangguk.
Suster memberikan bayi laki-laki pada Nathan selaku ayah kandungnya, dan bayi perempuan pada Vano selalu Om nya, setelah di bersihkan dan di pakaikan selimut.
"Selamat ya Natd, sudah menjadi seorang Ayah." kata Vano.
Nathan tersenyum dan wajahnya berbinar cerah. Lalu menciumi kedua anaknya bergantian.
"Azani dulu kedua anak mu." Vano mengingatkan.
Nathan mulai mengazani kedua anaknya penuhi haru. Lalu berjalan kearah Vania dan menempelkan kedua bayinya kedada Vania yang masih terlihat kelelahan.
"Selamat ya Dek, sudah jadi seorang ibu." ucap Vano sambil mengusap lembut pucuk rambut adik kandungnya.
"Terima kasih kak, sudah mendonorkan darah untuk ku." ucap vania pelan. Rasa lelah tercetak jelas di wajahnya yang pias. Namun ia terlihat haru dan bahagia melihat wajah kedua anak kembarnya yang imut-imut. Tampan seperti Ayahnya dan cantik seperti ibunya.
Vano mengangguk "Itu sudah kewajiban ku sebagai seorang kakak."
"Ayo kita temui mommy di luar, pasti ia sangat bahagia. Sejak tadi mommy terlihat sedih dan gelisah."
Vano dan Nathan keluar dari ruangan operasi sambil menggendong bayi twins.
Delena dan Reno terlihat haru saat melihat Nathan dan Vano membawa dua bayi twins. Mereka berdua menyerahkan kedua bayi tersebut pada Delena dan Reno, yang sudah menjadi seorang omah dan Opah.
"Daddy datang tepat waktu." kata Vano sumringah.
"Aku tidak ingin kehilangan momen yang bahagia ini." balas Reno sambil menciumi pipi kedua cucunya.
"Bagaimana kondisi Zee?! Tanya Delena yang masih terlihat khawatir.
"Kondisi Zee sudah normal mom, sekarang masih dalam perawatan dokter." kata Vano
"Alhamdulillah..." ucap Delena yang sudah terlihat bahagia.
💜💜💜
Akankah Marissa pilihan terakhir alvaro nantinya
Lanjut bunda author
Masih slalu menunggu upnya yg slalu bikin penasaran🙏🏻🥰