Alina terpaku saat melihat janur kuning disebuah gedung nama Kaka sepupu atau kaka tirinya terpajang dipapan janur kuning.
wanita mana yang tidak sakit hati dikhianati oleh Kaka tiri..Dan calon suaminya.
Ira Kaka tiri atu sepupu Alina.adalah anak bawan ibu tirinya,ayahnya Alina menikahi Hamidah ibunya Ira setelah satu tahun ibunya Alina menikah.
Hamidah adalah adik kandung Halimah yang kebetulan seorang janda. keluarga meminta Subandi ayah Alina turun ranjang.semua dilakukan demi anak-anak mereka.
" astaghfirullah..! sejak kapan Mas Ardi dan Ira pacaran?? kenapa begitu tega mayakiti ku."
kakinya kaku seperti tertanam ditanah tidak bisa digerakkan saat melihat papan nama itu...Wita sang sahabat menenangkan hati Alina.
" tarik nafas dan beristighfar, tenang kan hatimu." ucap Wita.
ikuti kisahnya dinovel yang berjudul.
ditikung Kaka tiri dipinang pengusaha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur silawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 keguguran
"Mas, jangan dikontrakan terus dong cari kerjaan lagi. Melamar di bank lainnya seharusnya kamu terima saja mutasi di Lampung. aku bisa ikut ke Lampung dan mengurus mu disana.
"Kamu kan tahu aku di Bank staf marketing, Mutasi ke ke Lampung pasti sulit mencari nasabah karna daerah." Jawab Ardi santai, dan ia masih menatap ponselnya.. Entah apa yang dilihat oleh Ardi di layar ponsel itu, sehingga dia tidak menoleh sama sekali ke arah istrinya saat berbicara
"Ya, sudah.kalaupun tidak mau jadi marketing Bank,Kamu kan, bisa driver online atau kerjaan lainnya yang penting menghasilkan uang."ucap Ira.
Mendadak tubuh Ira lemas tidak berdaya dan tidak bertulang kepalanya pusing dan kunang-kunang. Ada perasaan menyesal memilih Ardi menjadi suaminya. Tapi menyesal pun tidak ada gunanya karena nasi telah menjadi bubur..tidak mungkin bubur berubah menjadi nasi lagi.
Itu artinya Ira tidak bisa mengembalikan keadaan seperti dulu lagi..
"Buat apa aku bekerja? kamu yang menginginkan menikah sekarang? Ya, kamulah yang bekerja yang membiayai hidup dan kebutuhan sehari-hari.. walaupun aku tidak dimutasi. Memang aku tidak ada keinginan untuk bekerja lagi."ucap Ardi
"Kamu apa sih Ra ,yang bisa diandalkan? Kamu telah membohongi keluarga ku.. ngaku-ngaku rumah besar itu punya mu mengatakan Aluna dan bapaknya menumpang. Ternyata kamu dan ibumu yang menumpang. Aku benar-benar menyesal menikah dengan mu."ucapan Ardi pedas seperti belati menusuk hati Ira.
Ira hanya bisa menangis sesegukan, hatinya sangat sakit mendapatkan perkataan kasar dari suaminya.. Ia tidak terima dikatakan pembawa sial. Berkali-kali Ira memukuli dadanya karena merasakan sesak yang teramat sangat.
Jika Alina sekarang dilimpahi kebahagiaan dan keberkahan yang tiada bertepi..
Berbalik dengan Ira yang di timpa penderitaan, hinaan yang membuat hatinya sakit sehingga ia frustasi dan putus asa.
Tiba-tiba Ira memegang perutnya ia merasakan nyeri di bawah perutnya. Ira meringis kesakitan berkali-kali ia memanggil Ardi untuk mengantarkannya ke rumah sakit karena sakit perut yang ia rasakan bukan sakit biasa..
Tapi Ardi tidak memperdulikan tangisannya.. Ia diam tidak perduli Ardi sibuk dengan ponselnya dan gamenya ia tidak menghiraukan tangisan Ira..
"Mas tolongin aku Mas! Perut ku sakit banget seperti ada yang keluar dari perutku, antarkan aku ke klinik terdekat, perutku sakit sekali seperti diiris-iris."tangis Ira pecah, ia benar-benar sudah tidak kuat dengan perutnya yang sakit ada seperti tersayat..
Darah terus mengalir dari jalan lahirnya. Ira semakin histeris. Ardi dengan santai main game.Ardi masih fokus dan anteng menatapi layar ponselnya, tentu ia tidak mendengar tangisan istrinya karena ia menggunakan headset.
"Massssss.. Sakitttt.huwaaa.huaaaaaaah.Ibu tolongin Ira, perut Ira sakit sekali."Ira meraung-raung menangis, dia berharap tetangganya mendengar tangisannya.
"Berisi,banget sih kamu!! Sakit perut seperti itu saja teriak-teriak dan nangis-nangis seperti anak kecil.Mati saja sana."bentak Ardi. rupanya ia mendengar tangisan Ira tapi ia pura-pura tidak mendengar..Seketika mata Ardi terbelalak melihat Ira sudah berlumur darah di area paha, darah segar mengalir dengan deras dari jalan lahirnya Ira.
"Ra.. kamu kenapa?? Kenapa bisa seperti ini sih kamu makan apa memangnya?"Ardi ketakutan dan panik.. Jika terjadi apa-apa dengan istrinya pasti keluarga Ira akan menyalahkannya dan menyeret Ardi ke jalur hukum, jika sampai Ira meninggal dunia karena pendarahan...
"Bertahan ya? Mas akan mencari bantuan."Ardi kalang kabut mencari bala bantuan.. para tetangga berdatangan untuk membantu Ardi membawa Ira ke rumah sakit terdekat. Ardi dan Ira mengontrak dekat rumah Bu Yuni.Itu Semua permintaan dari Bu Yuni ia tidak ingin jauh dari anak laki-laki, satu-satunya.
Yani yang baru pulang dari mencari pekerjaan.. melihat orang berkerumun di kontrakan kakaknya ia panik,gadis cantik itu berlari-lari, ia menembus orang berkerumunan di depan kontrakan kakaknya.
"Mas kak Ira Kenapa Mas, Kenapa berdarah-darah seperti ini? astagfirullah. Kak Ira kenapa bisa seperti ini sih Mas? Kak Ira, istighfar ka."Yani menangis histeris.. walaupun ia tidak suka dengan Ira, tapi melihat Ira dengan kondisi yang sangat memprihatinkan dan lemas tak berdaya seperti itu.. Yani sedih dan kasihan.
Dengan mengendarai sepeda motor, dan Yani mengapit tubuh Ira dari belakang. Mereka membawa Ira kerumah sakit yang jaraknya tidak jauh dari kontrakan Ardi, mungkin hanya berjarak setengah kilometer saja dari kontrakan Ardi.
Para petugas rumah sakit membantu Ardi menurunkan Ira. Dan membaringkan Ira di tempat tidur rumah sakit.
"Langsung dibawa ke ruang bersalin saja, Bapak suaminya? silahkan urus administrasi di pendaftaran.. jika memiliki kartu jaminan kesehatan tunjukkan pada admin yang menginput data pasien. Misalkan Bapak menggunakan pembayaran tunai. Bapak harus menyiapkan depositnya.. saya akan menangani pasien, pendarahannya sangat hebat sekali."ucap bidan tersebut, dan tidak lama dokter kandungan menyusul masuk ke dalam ruangan bersalin..
Perawat menyiapkan alat untuk USG kehamilan. Ira yang sudah terpasang selang infus, mukanya sudah tidak terlalu pucat lagi.
Yani dengan setia menemani sang kakak ipar.
"Ka,Ira baca doa kak, Banyak-banyak zikir ya ka dalam hati ."bisik Yani di telinga kakak iparnya itu.. Ira mengangguk pasrah.
"Yan,Mas Ardi di mana?"tanya Ira, saat sedang kritis,Ira masih sempat menanyakan keberadaan suaminya.
"Mas Ardi di depan, sedang mengurus pendaftaran ka. Jangan banyak pikiran ya? Nanti Mas Ardi menyusul ke sini menemani kakak."jawab Yani lembut.
Dokter kandungan menggelengkan kepalanya, ia sedang memutar-mutarkan alat transduser di atas perut Ira yang telah dioles gel.
Dokter tersebut lagi-lagi menggelengkan kepalanya ia menatap Ira iba.
"Janin ibu tidak bisa dipertahankan. Akibat pendarahan hebat, Ibu telah keguguran dan harus di kuret."mendengar pernyataan dokter Ira menangis histeris ia tidak terima dengan pernyataan dokter bahwa dirinya telah keguguran..
"Ya Allah Dokter!Suami Saya pasti meninggalkan saya Kalau tahu Saya keguguran."tangisan Ira menyayat hati siapa saja yang mendengarnya. Perawat yang mendampingi Dokter wanita itu Ikut menangis. sesama perempuan Ia merasakan seperti apa sedihnya kehilangan anak, walaupun masih berbentuk darah...
Yani pun demikian, Ia ikut menangis sesenggukan. Yani jadi kasihan dengan Ira yang begitu mencintai Ardi.
Menurut Yani Masnya itu. Tidak layak untuk dicintai, laki-laki yang tidak punya perasaan, dan perikemanusiaan terhadap kaum wanita.. tidak berhak dicintai dengan tulus.
"Mas Ardi tidak akan pernah meninggalkan Kakak, percaya sama Yani.."ucap Yani dengan nada lembut.
"Bu Ira.. biasanya kalau habis keguguran itu cepat kok hamil lagi.. yang penting sekarang Bu Ira sehat dulu, kondisi tubuhnya fit insya Allah akan dikasih lagi keturunan.."ucap Dokter wanita itu penuh kelembutan..
"Tolong panggilkan Mas Ardi yan?"titah Ira ke Yani.. gadis jangkung itu, melangkahkan kakinya meninggalkan ruang bersalin.. untuk mencari Ardi, yang tidak kunjung datang sehabis mengurus administrasi Ira.
Sampai di depan ruang pendaftaran, Yani sangat emosi jiwa. Melihat Ardi yang sedang menyandarkan punggungnya di tembok rumah sakit itu.. ia enak-enakan bermain game seperti tidak ada dosanya.
"Mas Ardi!! Keterlaluan banget sih, istri sedang bertaruh nyawa. Kamu enak-enakan main game di sini. Ka Ira itu keguguran, Mas diminta dokter untuk masuk ke ruang bersalin."ucap Yani.