Aisyah tidak mengetahui jika suaminya telah menikah lagi dengan seorang wanita kaya pilihan mertuanya. Kenapa suaminya tidak pernah bilang jika suaminya telah menikah lagi.
Teriris sudah perasaan Aisyah, suaminya rela mengkhianati cinta di pernikahan mereka.
Mereka hanya menikah karena terpaksa, dikarenakan kedua orangtua Aisyah yang sudah sakit menderita kanker Paru-paru.
Maka keluarga Suami menerima pinangan tersebut dengan hati sukarela. Termasuk Papa Hasan dari keluarga suami merasa iba untuk menikahi anaknya.
Namun sayang, setelah menjadi istrinya Aisyah bukan di perlakukan baik di dalam sebuah rumah mewah milik suaminya tetapi dijadikan sebagai P3mb4ntu oleh Keluarga itu sendiri.
Apakah Aisyah akan mengambil haknya sebagai seorang istri, atau sebaliknya ia ingin cerai dengan suaminya tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rohima_Cahaya18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terbesit Hati ingin Balas Dendam?
Ali merasa tidak yakin jika pembantunya membunyikan istrinya ketempat lain, namun Ali merasa puas karena sudah membuat rumah temanya berantakan.
Bik Asri merasa tidak asing dengan orang tersebut, bersikap acuh bahkan berani sekali memasuki rumah tanpa seizin pemilik rumah. Ali segera pergi tanpa pesan yang dipesankan, namun saat Ali pergi munculah juga Dokter Aryo seorang diri.
Bagaimana tidak? Kondisi rumahnya bagaikan kepala pecah, siapa yang sudah berani mengobrak-abrik isi rumahnya. Bik Asri tetap kekeh membersihkan bahkan ia sampai pinggangnya mau copot.
"Assalamu'alaikum, Bik Asri?"
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, Tuan tadi ada teman tuan, dia sedang mencari istrinya. Maafkan Kesalahan Bibik, Bibik ga tahu kalau teman Tuan yang mengacak rumah ini," ucap Bik Asri takut jika menerima tamu tanpa seizin Aryo.
"Ini pasti kerjaan Ali, apa dia sudah tahu kalau saya sengaja membuat status disana. Rasakan Ali, inilah caranya kamu membiarkan jika istri tidak pernah engkau cintai, tapi saya akan lebih membuat sehingga engkau benar-benar tidak nyaman dengan dirimu, Ali," batin Aryo, meremas kedua tangannya bahkan ia tak takut baginya perempuan harus di lindungi.
"Sekarang Bibik ikut saya sekarang, Aisyah membutuhkan bantuan Bik. Saat saya tidak ada di rumah, bisakah Bik," Ucapnya sambil tersenyum memohon agar tidak ada oranglain yang mampu mengetahui keberadaan Aisyah.
"Baik, Tuan. Bibik mau asalkan Nona Aisyah tidak di ganggu oleh mereka yang berhati zolim," tukasnya menambahkan bahwa Bik Asri sangat melindungi Aisyah juga bayinya.
Mereka harus berhati-hati dalam kondisi ini, dimana Ali masih mengintai di depan. Untuk apa ia melakukan rencana ini? Ataukah ia cemburu jika Aryo sudah membawa istrinya ke tempat lain. Namun, sebaliknya jika kemunculan Ali masih mengikuti dan membawa Aisyah, maka Aryo tidak tinggal diam. Apapun yang terjadi, baginya Aryo akan selalu menjaga Aisyah.
Pernah ada rasa suka saat Aisyah belum resmi pasangan untuk Ali. Perempuan yang menutup aurat sangat sempurna, suka anak-anak, bahkan ia tak pernah membalas dendam kepada oranglain. Hatinya lembut, dan bila tersenyum terpancar aura positif. Entah kenapa jika Aryo masih melindungi Aisyah, ya meskipun Aisyah masih istri oranglain.
"Bibik masuk duluan! Saya mau kasih pelajaran buat Ali, ternyata dia masih nunggu di depan Bik, berharap ada suatu keajaiban."
"Tapi Tuan, kalau nanti Tuan di bogem gimana. Kayak sinetron itu loh Tuan," Hardiknya sambil merasa prihatin terhadap Aryo, namun Aryo kekeh dengan ucapan Bik Asri.
"Serahkan sama Allah Bik, Allah yang ngasih jalan kehidupan."
"Siap, Tuan, kalau gitu hati-hati."
Bik Asri manut untuk urusan tersebut, Aryo melangkah menghampiri Ali yang tak kunjung pergi dari rumahnya. Lantas kini, Ali dengan amarah langsung memberi pelajaran pada Aryo.
Walaupun ada sedikit memar disana, Aryo marah besar. Para warga ikut membantu. Para warga juga marah dengan sikap asing Ali yang bukan warga daerah sini. Malah Ali berapa kali terus menerus ingin menghajar Aryo hingga babak belur.
Bugghhh
Bugghhh
"Mas-mas jangan massa seperti ini! Mas pasti bukan orang sini, Mas sebaiknya pulang. Jangan buat Keributan disini, nanti ada pihak yang berwajib."
"Gue ga takut, ini orang sudah sengaja membunyikan istri gue didalam rumahnya, dasar pengecut. Maling loh kalau ga gue habisin loh," ucap Ali menunjuk bahwa Aryo tetap tidak bersalah, baginya ia bahkan mempersilahkan para warga masuk ke rumahnya.
Dengan tidak ada keributan lagi, kini Para warga ikut masuk kedalam rumah Dokter. Tidak menyangka saat masuk tidak ada tanda-tanda keberadaan istri Ali, namun Para warga hanya merasa jika Ali agak stres.
"Tuh kan ga ada! Mas ini ngawur aja, ga baik dirumah Pak Dokter ini. Mas sekarang pulanglah, sepertinya Mas butuh obat. Mohon maaf Mas, istri Mas tidak ada disini."
"Betul itu Mas, lagian sudah di geledah tetap tidak ada. Nanti Mas, salah orang. Sudah mas, sebaiknya pulang saja. Sebentar lagi sore."
"Tapi ada Pak! Bahwa orang ini sudah menyembunyikan sesuatu dari Gue. Bapak jangan percaya dengan niat busuk dokter gadungan ini, Dasar Dokter gadungan," sela Ali malah membuat amarah Aryo murka, Aryo merasa tidak suka saat di sebut gadungan?
"Saya tidak suka kamu menyebut saya Dokter Gadungan. Jika disini istrimu tidak ada, jangan berharap datang lagi kesini. Jangan mengacak rumah saya, kamu paham, Ali," Jawab Aryo menyudutkan bahkan ia merasa jika pertemanan mereka berkurang.
Ali pergi tanpa mengucap syukur pada warga setempat, sikap Ali merasa berubah semenjak tidak ada istrinya. Ia berubah karena ia Cemburu jika benar istrinya sedang disembunyikan oleh Dokter Aryo. Ali tidak akan segan-segan membalas dendam apa yang selama ini Aryo lakukan pada istrinya.
***
Veni dirawat di RS Mitra Keluarga, kondisi Veni memperhatikan. Hasan merasa bersalah dalam hal ini, bagaimana ia tidak tahu jika istrinya sudah tersungkur di sebuah depan halaman nya.
Ulah siapa?
Atau mungkin besar ada penyusup yang berusaha membuat keluarga mereka hancur. Namun ponsel Ali tak kunjung aktif, kemanakah perginya Ali? Atau ia sengaja pergi ke rumah Aryo, dokter tersebut.
Tapi yang lebih mengherankan jika Veni koma, apakah ini semuanya takdir untuk Veni.