NovelToon NovelToon
Aku Dinikahi Untuk Balas Dendam

Aku Dinikahi Untuk Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Ars Asta

Bagi Dira pernikahan adalah sebuah mimpi indah. Dira tak menyangka pria yang tiba-tiba mau menikahinya di hari pernikahan, disaat calon suaminya menghilang tanpa jejak, ternyata menyimpan dendam masa lalu yang membara.

Denzo tak menikahinya karena cinta melainkan untuk balas dendam.

Namun, Dira tidak tahu apa dosanya hingga setiap hari yang ia lalui bersama suaminya hanya penuh luka, tanya dan rahasia yang perlahan terungkap.

Dan bagaimana jika dalam kebencian Denzo, perlahan tumbuh perasaan yang tidak ia duga?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ars Asta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Di sepanjang perjalanan setelah dari kantin. Gina terus mengoceh pada Dira. Mulutnya terus mengucapkan nasihat pada Sahabatnya sekaligus atasannya itu. 

"Kamu gimana sih, harusnya nggak usah dekat-dekat sama dia lagi," ucap Gina menasehati sahabatnya. 

"Iya, aku ngerti, tapi kan kita teman kantor nggak enak nolaknya." Dira mengangguk. 

"Bisa kamu tolak kalau kamu risih," timpal Gina dengan wajah kesalnya. 

"Bisa, aku nerima ajakan dia karena sama kamu juga makan siangnya, nggak berdua aja," balas Dira tersenyum hangat akan perhatian wanita di sampingnya. 

Gina memutar mata malas. "Kapan kamu kenalin pacar kamu? Biar tuh cowo ngga deketin kamu terus." tanyanya. Ia menatap Dira serius. 

"Nanti," jawab Dira singkat juga tanpa kepastian. 

Karena kesal dengan jawaban Dira, ia mendorong pelan baju Dira. "Ish nyebelin banget jawabnya. Nanti? Nanti kapan."

Dira tertawa melihat Dira yang cemberut tak terima.

"Malah ketawa." kesal Gina berjalan lebih dulu. 

Dira masih tertawa melihat tingkah Gina yang ngambek karena ulahnya. 

"Gin, tunggu dong." Dira mempercepat langkahnya dan langsung menggandeng lengan Gina saat mencapainya. 

"Nanti, aku belum bisa kasih tahu kapan itu, tapi pasti aku kenalin ke kamu ya." ucap Dira lembut, ia tidak lagi tertawa. 

Gina menghela napas, berhenti melangkah dan menatap wanita yang memegang tangannya itu. 

"Aneh kamu, memang kalian lagi Backstreet? Sampai-sampai nggak mau kenalin sekarang, atau jangan-jangan pacar kamu kerja di perusahaan ini juga? Iya?" Gina memberikan pertanyaan beruntun. Ekspresinya terlihat sangat penasaran. 

Dira kembali tertawa kecil. "Satu-satu pertanyaannya."

"Jawab aja," tuntut Gina. 

"Semua pertanyaan kamu jawabannya tidak." jawab Dira. 

"Tidak? Maksudnya gimana?" Gina kembali bertanya, ia tak mengerti jawaban singkat dari Dira. 

Dira menghela napas pelan, tangannya mengusap pelipisnya. "Aku nggak lagi Backstreet sama dia, dan dia juga nggak kerja di perusahaan ini, Gin."  

Gina mengangguk paham "Oh gitu, terus kenapa sampai sekarang kamu nggak kenalin pacar kamu?"

"Ada alasan tapi aku nggak bisa bilang sekarang," ungkap Dira, ia memegang tangan Gina berharap wanita itu mengerti. 

"Oke. Aku nggak nanya lagi tapi aku mau kamu ngga dekat-dekat sama Alan. Ya walaupun dia baik, mungkin? tapi kamu kan punya pacar jadi harus jaga jarak." Gina menatap wajah Dira dengan ekspresi serius juga terlihat sangat tulus. 

"Iya, makasih ya udah ngingetin." Dira tersenyum hangat. Gina memang sangat perhatian dan tulus padanya. 

***

Sore harinya Dira telah tiba di rumah. Suasana rumah terasa ramai karena beberapa pelayan menemani nya membuat makan malam. 

"Non, saya potong-potong sayurnya ya," ucap salah satu pelayan. 

"Saya potong ayamnya Non." Pelayan lain ikut membantu. 

Dira tersenyum. "Makasih ya mbak."

Wanita itu memasukkan potongan wortel dan kentang di dalam panci yang mendidih. Ia menambahkan bumbu ke dalamnya. Aroma sayur sop tercium harum. 

Sambil menunggu Sopnya matang, Dira menggoreng ayamnya. Ayam yang sudah dimarinasi lalu dia lumuri tepung. 

Tak menunggu waktu lama semua makanan sudah masak, karena bantuan pelayan dan Bi nina, membuat Dira tak lama memasak. 

Pelayan menyajikan semua makanan di meja. 

"Nona duduk aja, pasti capek kan?" tanya salah satu pelayan, ia menuntun Dira duduk di kursi meja makan.

"Iya Non, duduk aja biar kami yang sediain semua." Mbak Erla ikut bersuara. 

"Makasih ya mbak, aku gapapa kok." Dira merasa hangat tapi tak menolak. 

Para pelayan menyedikan air serta alat makan, hingga semua siap di meja makan. 

Dira berdiri dari duduknya. 

"Mau kemana Non," tanya Bi Nina. 

"Saya mau ke kamar dulu, Bi." jawab Dira menoleh pada Bi Nina di Sampingnya. 

Setelah itu Dira melangkah ke kamarnya. 

Beberapa menit berlalu, beberapa pelayan masih berada di ruang makan. 

Suara mesin mobil terdengar dari luar. Seorang pelayan berlari masuk. "Tuan udah pulang," teriaknya

Bi Nina serta beberapa pelayan itu berjalan ke luar. Mereka menyambut Tuannya itu saat Dira sedang berada di kamarnya. 

"Tuan." Bi Nina mengambil tas kerja Denzo dari tangan sekretaris Rei yang ikut di belakangnya. 

"Dimana dia?" Denzo menoleh pada Bi Nina

Paham apa yang Denzo katakan, Bi Nina langsung menjawab. "Nona sedang berada di kamarnya, Tuan."

Mereka melangkah masuk, pria yang memiliki ekspresi dingin itu lanjut melangkah ke kamarnya. Yang lain tidak mengikuti begitu juga Sekretaris Rei yang duduk di ruang tengah. 

Pria yang baru pulang dari kantornya itu membuka pintu dengan pelan. Ia mengedarkan pandangannya tak melihat istrinya. 

Alisnya terangkat, ia membuka jasnya dan menyimpannya di atas sofa. 

Pintu walk in closet terbuka, wanita yang dia cari keluar dengan memegang pakaian santai untuknya. 

"Mas udah pulang." Dira tersenyum menyambut Suaminya. 

Pria itu tak berkata apapun juga masih dengan ekspresi dinginnya. 

"Aku simpan di sini ya mas, pakaian gantinya." Wanita itu menaruh pakaian di tangannya di atas kasur. 

Tanpa Dira duga, suaminya berjalan mendekat. Ia mencondongkan badannya pada  Dira, matanya menatap tajam. 

Dira merasa gugup. "Ke-napa Mas?" ucapnya terbata. Tangannya berkeringat karena tak nyaman dengan tatapan tajam pria di depannya. 

"Apa yang kau lakukan? Kau pikir dengan bersikap baik seperti ini aku akan luluh?" Suara Denzo terdengar tajam. 

Denzo kembali bersikap seperti biasa, pria itu sudah dilema antara perasaannya yang mulai luluh dan dendamnya yang dia simpan, tapi dendamnya lebih besar dari itu membuatnya kembali lebih kejam. 

"Tidak Mas, aku cuma bersikap selayaknya seorang istri." Mata Dira mulai berkaca-kaca. 

Denzo mendekatkan wajahnya "Istri? Kau bahkan tak layak untuk itu dan aku tak pernah menganggapmu sebagai istriku." Denzo berbisik pelan dengan nada kejam di telinga Dira. Seringat muncul di bibirnya lalu ia meninggalkan Dira, ia masuk ke kamar mandi. 

Badan Dira terasa lemas mendengar ucapan suaminya, ia pikir pria itu sudah sedikit menerimanya, tapi ternyata tidak. Sikap Suaminya masih sama. 

Ia terduduk di lantai memegang dadanya yang terasa sesak. Air matanya pun kini mengalir dari pipinya. 

Aku salah apa? Kenapa Mas Denzo sangat kejam padaku. Jika memasang aku salah kenapa tidak mengatakan langsung kesalahanku. Aku-aku bahkan tidak tahu kesalahanku. 

Wanita itu terus terisak, ia menunduk, meremas ujung bajunya. 

1
Alphonse Elric
Thor, gimana sih? Kok blm update lagi? 😩
Ars Asta: Hai, makasih udah nunguin ceritaku ya🥰, Ars cuma bisa up 2 bab perhari. kedepan bakalan aku usahain buat crazy up, jangan lupa like dan beri rating 5 ya kak🩵
total 1 replies
Bea Rdz
Ngga nyangka sebagus ini!
Ars Asta: Senang banget dengarnya, makasih sudah mampir baca ceritaku🥰. Semoga enjoy dengan bab-bab selanjutnya ya...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!