NovelToon NovelToon
Althea (Luka Yang Ku Peluk)

Althea (Luka Yang Ku Peluk)

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Nikah Kontrak / Obsesi / Romansa
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author:

Althea hanya ingin melupakan masa lalu.
Tapi takdir membawanya pada seorang Marco Dirgantara ,CEO Dirgantara Corp sekaligus mafia yang disegani di Eropa.
Kisah cinta mereka tidak biasa. Penuh luka ,rahasia dan bahaya.

Bab 20 - Cinta di Uji ,Cinta yang di Miliki

Hai para rider.. sebelumnya aku ucapin makasih untuk kalian yang udah mampir di sini ,yang setia nunggu aku update.. Dan di bab ini aku mau kasih tahu visual tokoh-tokoh pemeran ,biar nge halu nya jadi makin seru hehehe.. Enggak banyak ,hanya karakter utama...

Marco Dirgantara

Althea Safira

Jay ,Ceo MuseVibe

Reno ,Asisten sekaligus sekretaris Marco

Bab 20 – Dimiliki, Dicintai, Diuji

Pagi hari itu, cahaya matahari menyelinap pelan dari balik tirai linen putih yang bergerak lembut diterpa angin. Udara di kamar utama Mansion yang luas itu masih dipenuhi aroma tubuh mereka yang saling menyatu semalaman.

Althea membuka matanya perlahan. Kelopak matanya terasa berat, tubuhnya masih sangat lelah luar biasa, terutama bagian inti bawahnya yang terasa linu. Ia mencoba bangkit, tapi lengan Marco yang besar sudah lebih dulu melingkari pinggangnya, menahan geraknya.

Tubuh lelaki itu memeluknya dari belakang, nafas hangatnya terasa di tengkuk Althea. “Kau mau kabur lagi, hem?” bisik Marco pelan, suara seraknya menandakan ia baru bangun. Tapi di telinga Althea, suaranya seperti mantera.

Althea terdiam. Matanya menatap jendela, pikirannya masih kacau oleh apa yang terjadi semalam. Tapi bukan hanya amarah dan luka yang mengendap ,ada jejak sentuhan yang tak bisa ia lupakan.

“Aku tidak bisa menjadi milikmu selamanya kalau kau terus menyakitiku, Marco,” ucap Althea nyaris seperti bisikan.

Marco membalik tubuhnya, menarik Althea agar kini berhadapan langsung dengannya. Mata pria itu menatap dalam ke mata istrinya, menyesap setiap jejak luka di sana.

“Aku monster, Right?” gumam Marco, mencium ujung dahi Althea dengan lembut.

Althea mengangguk pelan dengan mata yang terlihat sayu namun sangat cantik.

“Tapi sayangnya monster ini... hanya bisa hidup kalau kau tetap ada di sisinya.”

Althea menatap Marco lama. Laki-laki itu... terlalu penuh luka, terlalu penuh cinta, dan sialnya... terlalu menguasai dirinya. Ia menutup mata, menelusupkan wajahnya ke dada Marco. Tidak berkata apa-apa, Tapi diamnya itu justru seperti jawaban yang paling dalam.

 

Hari itu, setelah Marco kembali ke kantor, Althea mencoba bangkit dan membersihkan diri. Pelayan mansion sudah menyiapkan sarapan, tapi perut Althea masih mual. Ia lebih memilih berdiam di balkon, menatap pepohonan yang hijau, mencoba memikirkan langkah selanjutnya.

Namun pikiran itu terusik oleh notifikasi pesan.

“Aku khawatir padamu. Kalau kau butuh bicara, aku masih di Amsterdam sampai lusa.” ~Jay~

Althea sempat tertegun, ia menatap layar ponsel cukup lama, sebelum akhirnya mengunci kembali.

Di tengah pergolakan batin itu, suara langkah cepat membuatnya menoleh. Ares muncul di balkon, dengan sweater kebesaran dan senyum aneh di wajahnya.

“Kakak...” ucapnya ceria. “Aku baru tahu mansion ini punya bak mandi sebesar jacuzzi. Bisa kita isi slime warna-warni gak?”

Althea mendesah, tapi tak tahan tertawa. “Ares... Kau itu umur berapa, sih?”

Ares mendekat, lalu duduk di kursi sebelah Althea. Ia menatap kakaknya dengan senyum polos. “Aku bahagia lihat kakak hari ini. Walau ada air matanya sedikit.”

“Kenapa kau tahu?”

“Karena semalam Marco terlihat seperti gorila kelaparan yang akhirnya nemu mangsanya.” Ares terkikik. “Tapi... aku juga tahu Marco sangat mencintaimu.”

Althea tersenyum getir, mengusap kepala adiknya yang kini tumbuh dewasa tapi masih dengan jiwa anak-anak. Momen itu begitu hangat, membuat salah satu pelayan mansion mencuri pandang dan tersenyum kecil.

Di sore harinya....

Jay meminta pertemuan singkat dengan Althea di rooftop cafe, masih dalam suasana profesional. Tapi ketika mereka bertemu, Jay menyodorkan secangkir teh panas.

Mereka bertemu tanpa sepengetahuan Marco tentunya. Namun Althea sendiri sudah tidak ingin ambil pusing ,kalaupun Marco tahu ,Althea akan pergi diam-diam dengan Ares dari Amsterdam.

“Althea... aku tidak akan menanyakan hal pribadi,” katanya. “Tapi aku ingin kau tahu... bukan hanya karena pesonamu, tapi karena kepribadianmu yang tetap kuat, meski dunia berusaha menjatuhkanmu ,dan itu membuat aku jadi penasaran. Bagaimana kau bisa bertahan?”

Althea menatap Jay, ada jeda panjang sebelum ia bicara.

“Karena aku punya alasan untuk bertahan. Aku punya Ares. Aku punya pekerjaan. Dan...” ia berhenti sebentar, “aku punya seseorang yang meskipun menyakitiku, juga menyelamatkanku.”

Jay mengangguk pelan, matanya sedikit sendu. “Beruntung sekali pria itu.”

Mereka tidak bicara lama. Tapi sebelum berpisah, Jay memberikan sesuatu pada Althea ,bukan bunga, bukan hadiah mewah, melainkan sebuah kartu undangan konser MuseVibe di Seoul.

“Bukan sebagai partner bisnis, tapi sebagai seseorang yang layak duduk di baris depan.” ucap Jay. “Aku harap, suatu hari nanti, aku bisa melihatmu berdiri di panggung juga. Entah sebagai pembicara, atau... sebagai wanita yang berhasil menguasai dunia tanpa kehilangan dirinya.”

Althea mengangguk dalam ,kemudian ia tersenyum manis.. "Terimaka kasih Jay ,aku pasti datang."

"Satu hal lagi ,jika kau lelah ,kau bisa hubungi aku. Yaaahh ,sedikit kurangnya aku juga bisa diandalkan," ucap Jay sembari membenahi dasinya.

Althea tidak menjawab ,namun sorot matanya terlihat menyimpan satu hal yang mungkin akan ia kemukakan suatu hari nanti.

Mereka akhirnya dipersimpangan jalan ,dengan membawa perasaan masing-masing. Namun Jay tampak masih menatap kepergian Althea ,hingga punggung nya sudah tidak tampak di mata Jay.

"Althea Safira."

"Wanita berdarah campuran Indo-Belanda. Masa lalu yang rumit dan menyakitkan ,penyiksaan yang dilakukan ayah tirinya ,bahkan hampir dijual. Adiknya penderita Asma berat ,namun sayang ia masuk ke dalam dunia Monster yang sesungguhnya. Aku tidak memaksa ,kecuali dia yang akan datang padaku dengan sendirinya." Ucap Jay

Malam harinya ,Ares memilih kembali ke kamar usai makan malam. Begitu juga dengan Althea dan Marco.

Marco baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit pinggang. Althea duduk di ranjang, menatap pantulan wajahnya di cermin.

Marco mendekat, lalu berdiri di belakangnya. Ia menyentuh bahu Althea, membungkuk, dan menatap mata istrinya melalui pantulan kaca.

“Kau cantik,” katanya pelan. “Tapi yang lebih memikat... adalah bagaimana kau bertahan.”

Althea bangkit, berbalik, tanpa kata Althea memeluk Marco dari depan. Kali ini, bukan dengan marah, bukan dengan air mata. Tapi dengan kelembutan yang telah lama ingin ia berikan.

“Jangan pernah memaksaku lagi seperti semalam,” bisik Althea di dada Marco. "Kau seperti Monster kelaparan dan menemukan mangsa."

Marco mengangguk. Ia mendekap Althea, lalu memeluk lebih erat.

“Aku tidak akan menyentuhmu... kecuali kau sendiri yang menginginkannya,” ucap Marco.

Dan saat itu, Althea mengangkat wajahnya. Menyentuh bibir Marco pelan. Menciumnya tanpa kata. Marco sempat terkejut ,namun detik berikutnya ia membalas bahkan memimpin pergulatan bibir itu.

"Marco ... Aku mau lagi ,bisik Althea dengan pipi bersemu merah."

Marco langsung mengangkat Althea ,meletakan nya di ranjang mereka dengan hati-hati. Marco melucuti pakaian tidur Althea dengan lembut ,hingga kembali mata nya disuguhi kemolekan tubuh istrinya.

Sayang ,kenapa kamu sangat indah ,ucap Marco disela sentuhan nya. Ia terus menyerang Althea ,melumat dalam bibir manis itu ,mencecap lidah Althea dengan nikmat.

"Eeughhhh ,Marcooo..." Althea melenguh dalam.

Dua bukit kembar Althea menjadi favorite Marco ,ukuran nya pas ditangan nya ,sekal ,padat dan indah. Kedua tangan besar nya meremas lembut ,mengulum ke dua pucuknya dengan sangat bergairah.

"Aakhhhh Marcoo ,pelan-pelan ,jaaangan digigit lagii.. ucap Althea memohon..

Marco memutar posisi ,kini Althea yang memimpin.

Althea sedikit malu ,namun ia bergerak perlahan melakukan apa yang Marco lakukan padanya ,hingga Marco mengeluarkan desahan nya.

10 menit Althea memimpin ,membuat seorang Marco Dirgantara kalang kabut. Ia kembali memimpin ,dan bersiap menghujam milik istrinya. Namun sebelum itu ,ia mencumbu bagian bawah istrinya ,ia akan selalu membuat Althea tak berdaya dengan sentuha dibawah sana.

"Aakhhhh akhhhhh.. Marcoo cu...kup... aaakhhhhhh." Althea mendesah panjang ketika mencapai pelepasan nya berkali-kali akibat permainan brutal Marco dibawah sana.

Nafas Althea terengah-engah ,Marco merangkak ke atas.. ia menatap wajah cantik istrinya yang bersemu merah. Marco tersenyum puas ,kemudian kembali mencium bibir Althea yang sudah bengkak.

Dalam pergulatan bibir itu ,Marco mulai berusaha memasuki milik istrinya yang selalu sempit. Satu kali ,dua kali ,dan selalu hentakan ke tiga Marco berhasil.

"Aaaakkkkkkkhhhh Marco" ini masih sakittt..."

Althea kembali menjerit ,kedua tangan nya meremat seprei. Marco menatap kembali wajah Althea dengan tatapan memuja.

Saat Althea merasa nyaman ,baru Marco bergerak. Ritme nya yang semula perlahan kini semakin cepat ,Althea semakin tidak karuan ,ia kembali merakan badai itu akan datang menghampiri ,ia memeluk Marco erat ,suara desahan nya memenuhi kamar yang luas itu. Hingga akhirnya mereka terbang bersama merasakan kembali nikmat dunia ,tanpa paksaan ,tanpa air mata.

"Althea sayang" ,geram Marco. Kemudian ia terjatuh diatas tubuh polos Althea yang kini basah dengan peluh dan jejak percintaan Marco.

 

Ke esokan hari nya Di kantor pusat Dircorp

Reno sedang berdiskusi dengan tim musik dari MuseVibe, ketika tiba-tiba Marco membuka pintu ruang meeting dengan gaya cuek namun karismatik.

Dan di belakangnya, Althea dengan kemeja putih longgar dan celana high-waist, tampak menawan sekaligus profesional.

Namun Marco melakukan sesuatu yang membuat semua orang menahan tawa.

Dengan gaya tegas, ia membuka tas selempang pink mini dari balik jasnya, dan mengeluarkan kotak makan lucu berbentuk panda.

“Ini. Kamu lupa bawa bekal.” katanya datar.

Althea yang tengah menyapa tim MuseVibe, mendadak kaku.

“Marco! Kamu bawa bekalku ke ruangan rapat?!” bisik Althea malu.

Reno hampir menyemburkan kopinya. Sementara Jay yang duduk di ujung ruangan hanya menggeleng pelan, tapi senyum di wajahnya terlihat jelas.

“Pria macam apa yang bawa lunch box pink untuk istrinya ke kantor rapat besar?” celetuk salah satu staff yang kebetulan juga teman dekat Marco ,Bryan.

Marco menjawab seakan membaca pikiran“Pria yang takut istrinya kelaparan. Dan hanya dia yang boleh lihat istrinya mengunyah dengan mulut gembulnya.”

Althea menunduk, wajahnya memerah, tapi bibirnya tersenyum malu. Para karyawan berusaha menahan tawa, bahkan Reno menyikut Marco dengan ekspresi geli.

Perlakuan Marco kali ini sedikit berbeda ,seperti perlahan ingin membuka status pada dunia. Bisik Althea dalam hati dengan senyum kecil

Happy Reading ,semoga sukaa sama visualnya ♥️

1
ISIMPFORMITSUKI
Mantap jiwaa!
Thảo nguyên đỏ
Gemesin banget karakternya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!