Meri menjadi berubah seratus persen setelah kematian Mama nya satu bulan yang lalu, anak bungsu ini menjadi sangat menakutkan bagi para saudara nya. tidak bisa lagi mereka mau tidur dengan tenang, di tambah kematian Mama mereka yang masih jadi misteri.
Ada apa kah dengan Meri?
Apa penyebab kematian Mama Meri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Iblis datang
Orang yang di maksud oleh Sadewa akhir nya sudah datang sekitar jam sepuluh pagi, bertepatan pula Meri yang terus berontak mau pulang karena dia bilang sudah rindu rumah nya. nanti ada yang mengambil rumah tersebut, sudah berusaha untuk di tenangkan namun dia masih saja menangis histeris karena tetap kekeh mau pulang.
Ada Om Burhan juga di sana karena dia memang baru dapat kabar kalau dua keponakan harus masuk rumah sakit akibat sebuah tragedi yang mengerikan juga, berdebar hati pria setengah baya ini tadi namun tak urung akhir nya lega juga setelah melihat kedua nya baik baik saja tidak ada yang cidera serius.
Padahal kalau di pikir Mela juga luka parah karena bahu nya sampai geser, mana jari jari nya pun sakit semua karena kuku yang di cabut oleh iblis itu. kalau punya Meri kan di cabut sendiri alias saat iblis ada di dalam tubuh nya, sedangkan punya Mela memang di datangi secara langsung di depan mata.
"Dia siapa, Nan?" Om Burhan menatap Arya yang masih seperti bocah.
"Kata nya Dewa ini orang yang mau membantu, tapi kok muda sekali ya masih." Ernan juga agak ragu melihat tampang Arya.
"Jangan hanya melihat dari wajah nya saja, kalau Dewa bilang ini ya sudah berarti ini." Ervan malah yang lebih bijak.
"Maksud ku bukan ragu gimana gimana, tapi dia masih sangat muda." jelas Ernan.
"Nama saya Arya." Pangeran ular mengulurkan tangan untuk bersalaman pada mereka semua yang ada di sana.
"Saya Om nya Meri dan ini Abang ipar nya Meri semua." Om Burhan menyambut ramah.
Ernan dan Ervan juga gantian menyalami Arya, sedangkan Mai masih pulang karena dia mau mengambil baju dan juga alat lain karena mereka berangkat kan tidak bawa apa apa dari rumah akibat sangking panik nya melihat kepala Mela yang mau di copot begitu saja oleh Meri yang di rasuki iblis itu.
"Tiga manusia ini bersih semua, tampak nya bukan dari mereka asal muasal nya." Maharani memperhatikan mereka.
Arya mengangguk karena dia juga setuju akan ucapan Kakak nya, kalau dari ipar jelas lah tidak ada sangkut paut nya. kadang itu dari Om Burhan yang langsung adik dari orang tua korban, tapi ini sama sekali tidak kelihatan aura jahat nya.
"Boleh saya ketemu Meri sekarang?" tawar Arya karena dia mau melihat yang bersangkutan.
"Ayo saya antar, mari masuk." Om Burhan membuka kan pintu.
"Pergiiiii.....pergi kau dari sini bangsat, aku tidak mau melihat mu lagi, kau jahat!" Meri langsung melemparkan apa saja yang ada di dekat nya.
"Ini masih murni, tidak ada iblis di tubuh nya." bisik Maharani.
"Kakak keluar dulu lah, tampak nya dia melihat mu sehingga ketakutan." suruh Arya tanpa di dengar oleh yang lain.
"Hahhh ada ada saja, awas kalau sampai bertingkah maka akan ku habisi dengan sayap ku." ancam Maharani yang geram sudah.
Meri bersembunyi di dalam selimut karena ketakutan melihat Maharani yang bersayap besi itu, Arya pun berjalan mendekati agar pikiran gadis ini tenang dulu dan bagai mana juga mau mempelajari iblis yang sudah masuk dalam tubuh nya, kenapa di bisa sejahat ini dan kenapa dia menjadi begitu.
"Meri?"
"Aku lelah, demi tuhan aku tidak mau dalam posisi begini." isak Meri dari dalam selimut nya.
"Cerita padaku apa yang sudah terjadi dan kenapa dia merasuki tubuh mu, kalau kau diam maka dia akan semakin besar kekuatan nya." bujuk Arya.
"Bahkan aku juga tidak tau siapa dia, dia tidak pernah muncul tapi suara nya ada di dalam telinga ku." Meri menangis terisak isak.
Om Burhan sebagai pengganti orang tua pun merasa sangat tersentuh batin nya, keponakan yang bungkus ternyata sangat menderita karena terus di hantui oleh sesuatu yang tidak bisa mau di lihat wujud nya, entah kenapa iblis itu datang untuk membuat masalah terus.
"Kau tidak pernah melihat wujud nya?" tanya Arya hati hati.
"Tidak."
"Suara nya wanita atau laki laki?" tanya Arya lagi dengan sabar.
"Wanita."
"Hahhhh, susah sekali nanti nya berurusan dengan wanita." keluh Arya pelan karena iblis ini wanita pula.
"Siapa wanita itu, rasa nya di keluarga ini tidak ada yang meninggal tragis." gumam Om Burhan juga kebingungan.
"Pernah kah dia ceritakan dendam nya padamu, dik?" tanya Arya lagi.
"Tidak."
"Selimut Meri bergoyang seolah ada yang berjalan, apa itu yang sedang bergerak liar?" Ervan melihat di dalam selimut yang sedang Meri pakai untuk menutupi tubuh nya.
Baru selesai Ervan berucap demikian, malah tiba tiba saja Meri melayang dengan tangan terbuka lebar seolah menantang mereka semua, pandangan mata nya sudah berubah dan ini lah iblis yang sedang di cari oleh Arya. entah kenapa iblis ini begitu dendam, nanti nya akan di korek habis agar jangan sampai ada rahasia lagi.
"Pangeran ular laknat, apa kah hidup mu sungguh sangat kesepian sehingga kau sampai sibuk mencari urusan dengan iblis lain!" Meri menunjuk wajah Arya.
"Iblis yang membuat masalah dengan siapa pun maka akan ku habisi." jawab Arya tenang.
"Dasar duda tidak tau diri, harus nya kau sadar bahwa istri mu meninggal karena kau yang selalu mau ikut campur!" hina Meri lagi dengan sangat lantang.
Semua yang ada di sana tercengang karena Meri bisa tau semua nya dan dia bahkan menunjuk Arya seolah sudah kenal lama, Arya juga tidak menyangkal apa yang di ucapkan oleh Meri. tiga pria ini mundur ketakutan, takut kalau salah sasaran dan malah mereka yang akan di hajar oleh Meri.
"Hahaaaaaa....mau sampai kapan kau terus merusak bahagia iblis lain hanya karena kau tidak bahagia!" Meri terbang dan menempel pada tembok rumah sakit.
"Apa kau bahagia karena sudah merusak hidup gadis yang tidak bersalah?" Arya meremas sesuatu yang dia bawa.
"Katamu dia tidak bersalah? hahahaaaa... Jelas sekali kau tidak tau apa apa sehingga mengatakan dia tidak bersalah!" Meri semakin tidak karuan bentuk nya karena dia merangkak di antara langit langit dan juga tembok.
"Katakan saja kau mau apa? apa yang kau inginkan dari keluarga ini sehingga mengacau sampai seperti ini." geram Arya.
"Aku mau mereka semua mati."
Jelas sekarang apa yang di inginkan oleh arwah di tubuh Meri, dia tidak ingin apa apa selain kematian untuk mereka semua, ini sebuah dendam yang sangat besar. hanya saja belum di ketahui ini dendam karena apa, namun yang jelas ini tidak akan berhenti dengan mudah.
Selamat pagi yang di sertai hujan ini besty, Mak othor gak bisa keluar mau cari sayur ini.
aduh Arya jgn gegabah deh,,soalnya mba pur jg lg tempur sm si asu jd blm bs bantu,,nurut aja apa kata Maharani,,🙁
semakin penasaran...
ko Maharani sampai ragu gitu ya ..
apa bener2 bahaya resikonya ya...
semoga Arya bisa mengatasinya sendiri ...
seperti dulu dia memnasmi juragan adi sendirian saat mba Purnama melawan Nino apa ya.
ayo semaangat Arya..
heran ya hantu aja bisa nguping...