NovelToon NovelToon
The Legend Of Zhi Tian

The Legend Of Zhi Tian

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Murid Genius / Identitas Tersembunyi / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:11.3k
Nilai: 5
Nama Author: secrednaomi

Zhi Tian hanyalah anak yatim-piatu buta yang sejak kecil hidup menyendiri di pesisir pantai.

Disuatu hari tanpa sengaja Zhi Tian menyelamatkan seorang pria yang terdampar didekat rumahnya. Pria itu bernama Shan Lao, yang ternyata merupakan kultivator paling hebat di benuanya.

Keberadaan Shan Lao mengubah hidup Zhi Tian, berkatnya ia bisa melihat kembali. Tidak hanya sampai di sana, Zhi Tian juga diajarkan banyak ilmu beladiri dari pria tersebut.

Zhi Tian yang sudah dibekali ilmu beladiri kemudian mulai mengejar cita-citanya yang ingin melihat seluruh dunia.

Ini adalah cerita Zhi Tian, seorang anak laki-laki dari pulau terpencil yang menjelajahi dunia yang dipenuhi dengan konflik dan peperangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 4 — Lebih Dekat

Yue Qiao menyadari perubahan raut Shan Lao sesudah mendengar kisah ayah Zhi Tian, gadis itu segera menangkap apa yang dipikirkan pemuda tersebut.

"Mungkinkah anda ingin pergi dari pulau ini dan pulang ke tempat tinggal anda lagi?"

Shan Lao mengangguk tanpa berniat menutupi niatnya. "Benar tetapi tidak untuk sekarang. Nanti setelah tubuhku benar-benar pulih sepenuhnya."

Yue Qiao menggeleng. "Kurasa itu sangat mustahil Saudara Shan?"

"Hm, mustahil? Kenapa demikian."

Yue Qiao lalu menjelaskan bahwa dalam radius ratusan bahkan ribuan kilometer dari pulau ini tidak ditemukan apapun selain lautan yang tidak berujung.

Penduduk desa di pulau ini sudah lama ingin menjumpai daratan lain dengan berlayar sejauh mungkin namun hingga sekarang tidak pernah ada yang berhasil melakukannya.

Shan Lao terdiam, ia sebenarnya sudah menduga jarak pulau ini dengan daratan yang ia tinggali berjarak sangat jauh namun ia tidak menduga akan sampai sejauh itu.

"Terimakasih Nona Yue, aku akan mengingat informasi yang anda sampaikan..." Shan Lao menjelaskan bahwa ia akan berusaha mencari solusi terkait perkara ini.

Yue Qiao lalu berpamitan karena ingin pergi ke desa untuk mengambil roti lagi, Yue Qiao sadar Shan Lao maupun Zhi Tian belum kenyang dengan makanan yang ia bawa sebelumnya.

Shan Lao adalah tipikal manusia yang sulit berhutang budi pada orang lain, ia merasa tidak enak hati jika menerima kebaikan Yue Qiao begitu saja tanpa membalasnya.

"Jika koin perak tidak berguna ditempat ini, apa yang harus aku tukar untuk bisa membayar roti-roti tadi?"

"Ah itu tidak perlu... Sudah kukatakan aku memberikan ini karena murni keinginanku." Yue Qiao menolak.

Biarpun berkata demikian, Shan Lao tetap memaksa ingin membalas kebaikan gadis itu hingga akhirnya Yue Qiao memilih yang mengalah.

Yue Qiao menatap Shan Lao dari atas sampai bawah, ia ragu apakah pria itu mempunyai barang yang diinginkannya.

"Katakan saja... Meski aku terlihat tidak memiliki apapun tetapi sebenarnya ada banyak barang berharga yang aku bawa." Shan Lao batuk pelan karena menyadari tatapan gadis tersebut.

"Ehm, kalau begitu apakah anda punya pisau. Saat ini pisau sudah cukup langka di desa dan mempunyai nilai yang tinggi di sana."

Shan Lao mengangguk, ia kemudian mengeluarkan tiga buah pisau dibalik jubahnya.

"Kau membawa pisau dibalik pakaianmu, bukankah itu berbahaya?" Yue Qiao terlihat terkejut cara Shan Lao mengambil pisaunya.

"Aku seorang nelayan, pisau adalah salah satu alat penting jadi aku menaruh di pakaianku untuk berjaga-jaga."

Yue Qiao lalu membuka sarung yang menutupi pisau itu, ia cukup terkejut ketika melihat kualitas dari pisau yang diberikan Shan Lao.

"Ini... Aku tidak pernah melihat pisau dengan kualitas sebagus ini?" Yue Qiao terpana.

"Oh, Nona Yue memiliki wawasan yang luas terhadap senjata."

"Tentu saja, karena orang tuaku adalah seorang pandai besi yang membuatkan alat-alat berburu di pulau ini. Membuat pisau merupakan salah satunya."

Yue Qiao memeriksa tiga pisau lainnya dan kualitas mereka hampir sama, sebagai putri dari pengrajin alat-alat, Yue Qiao menyadari pisau pemberian Shan Lao memiliki nilai yang sangat tinggi di desa.

"Aku berikan tiga pisau itu padamu, anggap saja sebagai bayaran atas roti yang anda berikan." Shan Lao berharap pisau itu sepadan dengan roti yang Yue Qiao bawa.

"Roti-roti tadi tidak bisa disandingkan dengan pisau-pisau ini, tetapi aku akan memberikan banyak roti dan makanan agar harganya setimpal."

Yue Qiao tidak bisa menolak pisau pemberian Shan Lao karena ingin menunjukkan pisau itu ke ayahnya. Disisi lain, sebagai bayarannya Yue Qiao berjanji akan membawakan banyak makanan enak kesini.

Setelah berkata demikian, Yue Qiao kemudian berpamitan dan pergi dari gubuk Zhi Tian.

"Hm, gadis itu benar-benar memiliki hati yang baik, jarang sekali aku melihat ada wanita yang memiliki karakter sepertinya..." Shan Lao mengelus dagunya sambil menatap kepergian Yue Qiao yang semakin menjauh.

Sebagai seseorang yang telah mengarungi beberapa penjuru dunia, Shan Lao sadar sikap Yue Qiao merupakan sesuatu yang langka dijumpai di dunianya yang dipenuhi keserakahan dan kerakusan.

Shan Lao kemudian kembali ke gubuk sambil menunggu kedatangan Yue Qiao kembali.

***

Lima hari berlalu, Shan Lao sudah mulai terbiasa tinggal di gubuk Zhi Tian. Selama periode tersebut, Shan Lao fokus memulihkan kondisi kesehatannya dengan mengonsumsi tanaman-tanaman obat yang ia bawa.

Tanaman-tanaman itu Shan Lao simpan di sebuah cincin yang disebut cincin ruang.

Cincin ruang merupakan merupakan alat penyimpanan bagi para kultivator, ia bisa menyimpan benda apapun ke dalamnya tanpa memandang ukuran, bentuk, dan jumlah.

Dengan mengonsumsi tanaman obat, kondisi Shan Lao terus membaik seiring berjalannya waktu. Kali ini bahkan pemuda itu sudah bisa beraktivitas seperti biasa meski tetap dengan stamina yang cukup terbatas.

"Paman-paman lihat, hari ini aku mendapatkan lobster!" Zhi Tian tiba-tiba masuk ke gubuk dengan ditangannya terdapat lobster yang berukuran cukup besar.

Shan Lao yang baru menyerap khasiat tanaman obat segera menghampiri bocah itu.

"Hm, kau mendapatkannya lagi..." Shan Lao cukup terkejut.

"Apakah, apakah paman bisa membuat masakan lobster rebus itu lagi?!" Tanya Zhi Tian dengan penuh harap.

Shan Lao tersenyum. "Tentu, aku akan memasaknya untukmu sekarang."

Shan Lao tertawa kecil melihat begitu antusiasnya Zhi Tian, semenjak dua hari lalu ia memang membuat masakan lobster rebus untuk bocah itu namun tidak menduga ia akan ketagihan dan memintanya lagi dan lagi.

Zhi Tian bukan kali pertama mendapatkan lobster ini, dulu juga ia sering menemukannya namun selalu dibuang kembali ke laut tetapi semenjak Shan Lao memberitahu bahwa lobster bisa dimakan, Zhi Tian jadi lebih sering mencarinya dibandingkan kerang.

Disisi lain Shan Lao juga ternyata memiliki keahlian tinggi dalam ilmu memasak, Yue Qiao sendiri pernah mencoba masakannya dan memuji rasa masakan pemuda tersebut.

Shan Lao kemudian mulai memasak lobster tersebut, kebetulan dirumah Zhi Tian terdapat alat-alat memasak yang dulu dipakai ibunya.

Dengan bumbu yang ia punya dicincin ruang, Shan Lao memasakkan lobster panggang untuk Zhi Tian.

"Oh, anda memasak lagi Saudara Shan?" Yue Qiao baru saja tiba di gubuk Zhi Tian sambil membawa beberapa makanan.

Yue Qiao selalu ke gubuk Zhi Tian setiap hari membuat hubungan Shan Lao dan gadis itu menjadi lebih akrab. Setiap makanan yang Yue Qiao bawa akan dibayar oleh Shan Lao berupa pisau atau alat-alat lainnya.

"Tian baru saja mendapatkan lobster, jadi aku memasakkan makanan untuknya." Jelas Shan Lao.

"Apa bibi juga mau, masakan Paman sangat enak loh..." Zhi Tian yang sedang duduk jongkok didekat perapian, baru menyadari keberadaan Yue Qiao.

Yue Qiao tertawa kecil lalu mengelus kepala Zhi Tian. "Tidak terimakasih, Bibi sudah makan sebelumnya."

Ketika lobster rebus itu sudah matang, hanya Zhi Tian yang memakannya sementara Shan Lao hanya mengambil sedikit agar bocah itu bisa makan dengan kenyang.

"Saudara Shan, apa kau jadi pergi ke desaku hari ini?" Tanya Yue Qiao memastikan.

Shan Lao menangguk. "Ya, selagi hari masih terang aku ingin pergi ke sana."

1
algore
joz
algore
jos apa klo up sehari 2 pasti lebih jos
Made Suarjana
dari semua karyamu, hanya ini yg tidak aku minati thor
Luthfi Afifzaidan
lg
Didi Jaya
bg ngpa kultivasi bayangan GK lanjut
maz tama
ditunggu update terbaru nya thor /Joyful/
maz tama
/Facepalm//Joyful/lah tidak salah disuruh pukul ya pukul lah /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
maz tama
horeeee akhir nya teknik sihir/Joyful/
maz tama
sedih nih ga bisa menikahi
maz tama
/Facepalm//Joyful/kejutan baru lagi
maz tama
hahahaha tidak akan sakit karena dia monster /Joyful//Facepalm/
maz tama
mantap Thor
maz tama
ayoooo jadi lebih kuat
maz tama
hahahaha...sumpit yg hebat
maz tama
bantaaaaiiiiiii
maz tama
bagus Thor pemahaman dasar memang harus /Grin/
opik
yoo mantap lanjutkan author
Sony Setiawan
singkat amat thor
Buang Sengketa
hahaha.. 🤣
Sony Setiawan
shan lao kocak juga hahaha....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!