NovelToon NovelToon
KEJEBAK CINTA

KEJEBAK CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Pernikahan rahasia / Mantan
Popularitas:672
Nilai: 5
Nama Author: Bunny0065

Sebagai murid pindahan, Qiara Natasha lupa bahwa mencari tahu tentang 'isu pacaran' diantara Sangga Evans dan Adara Lathesia yang beredar di lingkungan asrama nusa bangsa, akan mengantarkannya pada sebuah masalah besar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunny0065, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jelas

Kelewat bosan, Natasha menekan acak tuts piano.

"Gue enggak suka percaya pada ucapan manusia, mereka selalu bohong, buktinya hari ini, bilang yang lain udah stay di sini, mana? Ada gue sama Lo aja," jengah Natasha.

"Tunggu sebentar lagi, mereka belum selesai bersihin kelas," ucap Alleta.

"Bay the way, sebenarnya alasan gue bawa Lo ke ruang musik disuruh Kevin yang lagi merencanakan pembongkaran paksa agar Sangga ngomong," lanjutnya membeberkan.

Natasha mendongak. "Pembongkaran tentang apa?"

Alleta menggeser Natasha, ikutan duduk di bangku panjang menghadap piano.

"Semua orang bertanya-tanya apa alasan Sangga mutusin Adara dan lebih memilih Lo, itu sebabnya kami sepakat menyekap Lo di sini—sekaligus menjebak Sangga di ruang kelas, setelah itu mereka memaksa minta jawaban," jelas Alleta.

Natasha menyapu tuts piano menggunakan telapak tangannya. "Kalian lakuin ini untuk mengetahui alasan dibalik Sangga pilih gue? Kenapa enggak tanya gue aja!" pekiknya.

"Loh, emangnya Lo tau alasan Sangga ninggalin Adara?"

"Lo ketinggalan info? Menyedihkan! Dan, Lo, enggak tau apa-apa soal hubungan Adara dengan Sangga? Mengejutkan!" miris Natasha.

"Loh, emang informasi apa belum gue ketahui? Jujur, selama gue temenan sama Adara, gue taunya mereka berdua pacaran doang," sahut Alleta.

"Temenan macam apa kalau enggak tau sejauh ini, gue aja orang asing udah tau kejelasan diantara Adara dan Sangga."

Alleta mengguncang bahu Natasha, merengek minta jawaban. "Kasih tau gue, apa informasinya?"

"Janji abis ini Lo memperbaiki sikap ke sisi lebih baik, jangan memaki siapapun, jangan menindas orang lemah, jangan julit dan jangan memprovokasi gue," serius Natasha.

"Janji."

Syarat terpenuhi. Natasha membagi informasi kepada Alleta tentang status Adara dan Sangga yang berhubungan hanya sebatas adik-kakak.

Fakta di luar dugaan tersebut mengejutkan Alleta yang terkenal haus akan sebuah berita.

"Selama ini Adara menipu gue dan semua orang?" terhenyak Alleta.

Kevin mendorong Adara hingga tersungkur jatuh ke lantai.

Mendengar suara 'gedebuk', Natasha dan Alleta terperanjat.

"Akui kesalahan Lo, minta maaf ke Natasha!" sentak Kevin.

"Berhenti memperlakukan adik gue semena-mena!" mohon seseorang.

Natasha tersentak melihat Sangga dipegangi oleh Gibran dan Dimas, di belakang ketiga remaja itu, penghuni kelas Xl A, bermunculan datang memasang ekspresi keras.

"Lo empati sama cewek ini? Setelah aksi bullying dia memfitnah Natasha habis-habisan, berani-beraninya Lo mau lindungi Adara, Lo waras?!" emosi Kevin.

"Seburuk-buruknya kelakuan Adara, dia tetap adik gue! Lo enggak akan ngerti sedalam apa ikatan gue dan dia. Di mata kalian, Adara mungkin cewek enggak tau malu yang ngejar-ngejar gue, tapi di mata gue, Adara cuma gadis polos yang terjebak dalam obsesi!" rahang Sangga mengeras, tidak terima adiknya dikasari sedemikian.

Memahami hal buruk telah terjadi Natasha menghampiri, memegang rahang Sangga dan mengamati sudut bibirnya yang terdapat lebam bercampur bercak merah.

"Akh," ringis Sangga merasakan kulit robeknya ditekan.

Gibran dan Dimas tertular ngilu menonton Natasha tanpa segan menekan kulit terluka bekas hajaran Kevin.

"Lepasin Sangga," pinta Natasha.

Dimas dan Gibran menurut.

Cowok babak belur sudah di amuk penghuni satu kelas meringis kesakitan dalam pelukan gadis sebagai pawang hidupnya.

"Sakit, Sha," lirih Sangga.

"Lagian kenapa nakal, begini kan jadinya ngerepotin gue," balas Natasha.

"Gue capek meyakinkan orang-orang berkepala batu, mereka menolak percaya kalau Adara adalah adik gue."

"Kami takut dibohongi, terpaksa mukulin pacar Lo abis-abisan," cicit Dimas.

Kevin membersit hidung, menaruh rasa cemburu kepada Sangga yang dikhawatirkan oleh Natasha.

"Kami minta maaf atas adanya kekerasan fisik di luar rencana," ucap Gibran menunduk dalam.

"Gue memaklumi tindakan kalian. Tolong, setelah ini jangan mengulangi hal merugikan kayak gini lagi, kalau kalian ada unek-unek mengganjal di hati, tanyakan baik-baik pada orangnya, jangan diam-diam menjebak dan menghakimi seperti ini," nasehat Natasha.

Serentak mengangguk tak enak hati.

"Vin, makasih atas keberanian Lo mengajak semuanya bersama-sama mengungkap tabir di balik label hubungan, kebenaran tentang Adara, gue, dan Sangga, akhirnya diketahui banyak orang," sambung Natasha.

Kevin tersenyum masam, lelah berjuangnya dapat tapi balasan cintanya tidak. "Sama-sama."

"Sebelum Lo pergi obati Sangga, apa tanggapan Lo tentang Adara?" timpal Alleta dari tempatnya menyaksikan, masih sulit menerima kenyataan bahwa temannya seorang pengkhianat.

"Gue maafin dia dengan syarat berubah menjadi baik," jawab Natasha.

"Tuh, dengar, Lo udah dimaafin, asal kudu berubah, jangan usik Natasha lagi, berhenti ngejar abang Lo, perbanyak tobat, hapus perasaan suka abnormal Lo ke Sangga!" cibir Kevin.

"Cukup Vin, giliran gue urus Adara." Alleta mendekat.

"Siram telinga teman Lo dengan seputar kebaikan kalau ada kendala ditengah penyembuhan mental, panggil kami buat bantu menyadarkan Adara," kata Kevin.

Alleta tidak merespon, prihatin mengelus punggung gemetar Adara.

"Operasi selesai. Cabut ke asrama!" seru Kevin.

Gibran, Kevin serta murid lainnya berduyun-duyun meninggalkan ruang musik membawa kelegaan di hati sudah mengetahui fakta tersembunyi.

"Gue titip Adara," ucap Sangga.

Alleta mengangguk.

*

"Natasha, cowoknya suka tawuran? Tendang aja alat vitalnya supaya kapok!" ujar Kak Dita.

"Jaga mulut Lo, kak, gue serius sakit," ucap Sangga.

Kak Dita memukul lengan bocah menggunakan botol Aqua kosong. "Kenyataan mental tahu, jangan sok berani!"

"Mereka licik, main keroyokan."

"Diem, gue susah obati nya," tegur Natasha.

Sangga meringis, luka robeknya disapu kapas sudah dibasahi alkohol.

"Akh, jangan di tekan," erang Sangga.

"Tanggung, gunting aja sekalian biar dia nangis sungguhan!" celetuk Kak Dita.

Natasha terkekeh ringan melanjutkan kesibukannya mengobati Sangga yang lesehan di lantai kamar dengan kepala numpang di bantal kodok miliknya.

"Anak ini enggak tawuran kak. Sangga korban amukan satu kelas akibat kebohongannya main-main nutupin hubungan aslinya dengan Adara," beritahu Natasha.

"Syukur, makan buah kebohongan! Lagi pula siapa suruh umpet adik sendiri!" cibir Kak Dita.

"Saya juga heran merhatiin gaya pacaran anak ini sama Adara, begitu diselidiki eh... ternyata adik, kakak," lanjut Natasha.

"Untung kamu cari tau lebih teliti coba langsung percaya kayak penghuni lain, sampai sekarang mungkin kamu kena manipulasi oleh penipu kalem," kata Kak Dita.

"Penipu kalem?" beo Natasha.

"Sangga, siapa lagi. Ya udah, saya tinggal dulu ke bawah mau beresin bekas makan, kalian enggak boleh macam-macam!" Kak Dita pamit.

"Dimengerti Kak," ucap Natasha.

Penjaga Asrama putri pergi sembari menutup pintu kamar. Natasha meniup luka hampir selesai diobati, kemudian menegang di tempat merasakan kulit lehernya disentuh Sangga.

"Gue kira bekas merahnya enggak ilang, boleh gigit lagi?" pinta Sangga.

"B-boleh." Natasha merunduk, memberi lampu hijau kepada Sangga mencium kulit lehernya.

Sebelah tangan Sangga melingkari pinggang Natasha dan menariknya jatuh.

Natasha meredam desahan ketika tubuh bagian depannya menekan dada bidang Sangga.

"Jangan berlebihan, kak Dita bisa masuk kapan aja ke sini dan memergoki kita," pelan Natasha.

"Apa peduli gue. Lagian kita udah nikah, ketahuan juga enggak akan jadi masalah."

Natasha menepis tangan Sangga yang merayap naik mengelus punggungnya.

"Lo enggak suka gue bersikap gini?" tanya Sangga.

"Lo berlebihan." Natasha hendak menjauh.

Namun Sangga segera membalik posisi dan menindih Natasha dengan senyum makna.

"Minggir, Lo apa-apaan sih!" panik Natasha.

Sangga memegangi kedua tangan Natasha di samping kepala, menyeringai tipis dan meniup wajah kusut Natasha.

"Kita udah nikah, sekali-kali enggak ada salahnya menyentuh lebih. Gue tau, Lo juga suka saat gue sentuh'kan?"

Natasha memalingkan wajah panasnya, menolak salah tingkah.

"Gue suka posisi ini, Lo kelihatan semakin cantik," puji Sangga.

"Cepat minggir," usir Natasha.

"Nanti setelah gue kembali gigit kulit putih Lo."

"Ya udah, gue bersedia kapan aja mau Lo gigit dengan syarat enggak boleh ninggalin bekas," pasrah Natasha bicara cepat.

Sangga tertawa pelan. "Tetap aja gue enggak dapat gigit kalau ketentuannya dilarang meninggalkan jejak, daripada menyetujui syarat buatan Lo lebih baik gue jadi udara segar biasa Lo hirup setiap hari."

"Kenapa pilih udara?" tanya Natasha.

"Karena jelas peran gue dibutuhkan."

"Gombal."

"Harusnya enggak papa gue gombal ke pacar sendiri, kecuali obral gombalan ke cewek lain."

"Jangankan gombal mau Lo nikahi cewek lain sekalipun, jawaban gue terserah," balas Natasha bersikap tidak peduli.

"Serius sayang. Lo kasih ijin, baru gue bergerak bar-bar deketin Dysa."

"Kalau gitu bebasin gue deketin cowok lain, baru kita imbas," ujar Natasha tak kalah mengancam.

"Bercanda sayang gitu aja baper," ledek Sangga.

"Gue enggak baper, Lo mendua, gue balas."

Sangga mengaku kalah melawan perempuan, mengingat kata dr. Aga bahwa perempuan selalu maha benar, dan perkataanya terbukti sore ini.

Natasha menatap gelang melingkari tangan kanan Sangga.

"Itu gelang couple dengan Adara?"

"Gue lupa buang," kata Sangga sambil menarik untaian tali simpul hendak melepas, tapi cegahan tangan Natasha sukses mengurungkan niatnya.

"Pakai, barusan gue cuma nanya."

"Lo enggak cemburu?" lontar Sangga.

"Kita terikat karena kesalahpahaman, gue belum ngerasain apapun ke Lo, prihal gelang pakai aja enggak usah di lepas apalagi dibuang. Benda itu berharga pemberian adik, jaga sebaik mungkin tanda kasih sayang Adara ke abangnya," tutur Natasha.

"It's okay dengan adanya gelang ini enggak bikin Lo risih enggak bakal gue buang." Diam sejenak.

"Kita terhubung karena insiden kejebak di kamar mandi, gue terima kenyataan kalau hati Lo belum jatuh ke gue. Setelah ini, apa perlu kita jaga jarak?" sambung Sangga.

Natasha kembali menatap Sangga.

"Qiara Natasha?"

"Kita seperti biasa," jawab Natasha.

"Permintaan segera di-ACC."

"Sekarang minggir, gue mau ke toilet," kata Natasha.

Sangga mencuri cium bibir Natasha lalu bergeser duduk.

Perlahan Natasha beringsut bangun, merapikan rok abunya yang tersingkap setengah paha, gara-gara kenekatan Sangga.

Di dalam kamar mandi, Natasha mengatur nafas, keputusan spontan nya merugikan perasaan terdalamnya. 

'Mustahil hati gue secepat ini jatuh ke cowok ngeselin itu, keputusan gue dalam tahap proses ACC, apa kedepannya hubungan gue sama Sangga menjamin baik? Gimana kalau Sangga beneran melirik Dysa?' gelisah Natasha.

"Sha, udah belum di dalamnya?"

Seruan Sangga di luar sana mengagetkan, Natasha buru-buru mencuci tangan dan kembali menghampiri.

"Gue mau pulang. Makasih udah obati luka gue," ucap Sangga seraya menegakkan tubuh.

"Ce–cepat banget," terbata Natasha kurang ikhlas jika Sangga pulang sekarang.

"Malahan udah lama gue di sini. Gue pamit, takutnya khilaf apa-apain Lo sebelum waktunya."

1
Không quan tâm🧚‍
Gak nyangka endingnya bakal begini keren!! 👍
Naruto Uzumaki
Bosen gak ada akhirnya!
Bunny Bear: Belum juga selesai, memang alur agak lambat sih
total 1 replies
minsook123
Penuh kejutan, ngga bisa ditebak!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!