Seumur hidupnya Anne selalu hidup dalam tekanan, dia tumbuh menjadi gadis lemah dan penakut. Kata-kata andalannya hanya satu, "Maafkan Saya."
Anne percaya hanya kata maaf yang mampu membuat hidupnya selamat.
Hingga sebuah peristiwa membuatnya terjebak dengan seorang Presdir dingin, Jackson Wu.
"Maafkan Saya, Tuan. Saya mohon jangan pecat Saya. Saya mohon maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ILKP Bab 31 - Sangat Gerah
"Selamat datang, Jack. Silakan duduk," ucap Deon, menyambut sang tamu dengan tangan berbuka.
Beberapa minggu terakhir mereka memang sering bertemu, sebab ada rencana untuk membuat kerja sama antar dua perusahaan. Tapi sekarang masih tahap perencanaan dan beberapa kesepakatan, belum ditentukan secara resminya.
Jackson mengangguk dengan sedikit senyum di bibirnya, sementara Willy menjabat tangan Deon dengan sopan, bahkan setelahnya Willy pun menundukkan kepalanya memberi hormat.
Terakhir Anne akhirnya menunjukkan diri.
Deg! Anne dan Deon sama-sama terkejut.
Namun Anne yang awalnya menunduk, memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya dan menatap sang asisten pribadi. 'Deon, apa yang harus aku lakukan sekarang?' batin Anne galau, untuk sesaat mereka saling tatap.
'Nona, apa yang Anda lakukan di sini bersama Jackson?' batin Deon pula, seolah bicara melalui ikatan batin.
'Jangan menatapku terus seperti itu Deon, bukankah kita harus pura-pura tidak saling mengenal?' tanya Anne di dalam hati, wajahnya memelas sekali.
'Nanti Anda harus menjelaskan semuanya pada Saya,' batin Deon pula.
Tatapan keduanya yang tak putus terpantau juga oleh Jackson dan Willy.
"Ehem," dehem Jackson dan sontak membuat tatapan Deon tertuju ke arahnya. "Aku juga mengajak salah satu karyawan ku untuk pertemuan ini, tidak masalah kan?" tanya Jackson, mulai waspada pada Deon yang menatap Anne dengan lekat.
Deon mengangguk kecil, meskipun di dalam benaknya banyak pertanyaan. Kenapa Anne bisa bersama dengan Jackson? Bukankah Anne bekerja sebagai OG di Wu Corporation?
"Tentu saja tidak masalah, Jack. Ayo duduk," balas Deon pula. Mereka semua akhirnya duduk di sofa. Jackson dan Deon duduk berdekatan sementara Anne berada di samping Willy.
Sesekali Deon menatap ke arah Anne dalam pertemuan tersebut, memastikan bahwa sang Nona merasa nyaman di kantornya sendiri. Selama ini Anne selalu menolak tiap kali Deon mengajaknya untuk berkunjung, namun hari ini Anne justru datang sendiri.
Tentu saja Deon merasa senang.
Setelah beberapa hal mereka bicarakan akhirnya sekretaris Deon masuk membawakan minuman dan beberapa cemilan.
"Susu hangatnya berikan pada nona Anne," titah Deon saat sang sekretaris mengatur posisi minum. Tadi dia memberi instruksi pada sang sekretaris untuk menyiapkan minuman tersebut, minuman yang disukai oleh sang nona muda.
Dulu sejak kecil Anne suka sekali minum susu, tapi sang paman tak pernah memberikannya.
Di masa lalu Deon adalah anak orang kepercayaan mendiang kedua orang tua Anne. Namun mereka tak bisa berbuat banyak ketika semua urusan keluarga Grayson diambil alih oleh sang paman.
Hingga tiba-tiba paman Anne lumpuh dan akhirnya menyerahkan semua kekuasaan itu di tangan Deon. Sampai detik ini Deon masih teguh patuh pada sang nona muda.
Deon tidak sadar bahwa ucapannya itu memantik api kecemburuan di hati Jackson. Seolah Deon tahu betul bahwa susu hangan adalah minuman kesukaan Anne, sedangkan Jackson saja tidak mengetahui hal tersebut.
"Terima kasih, Deon," balas Anne keceplosan, tapi tidak sadar.
Jackson dan Willy saling pandang sejenak, memperhatikan interaksi keduanya yang seperti sudah begitu dekat.
Tidak, Jackson mendadak bingung sendiri. "Apa sebelumnya kamu sudah mengenal Anne?" tanya Jackson, menatap Deon dengan tatapannya yang dingin. Padahal mereka adalah teman dan sebentar lagi mungkin menjadi partner bisnis, tapi kini tatapan Jackson lebih mirip tatapan pada musuhnya.
Ditanya seperti itu bukan hanya Deon yang terkejut, tapi Anne juga.
Anne yang hendak menikmati susu hangatnya jadi urung, tangannya yang sempat terulur untuk mengambil gelas jadi dia urungkan.
"Tidak, Jack. Aku tidak mengenal Nona Anne sebelumnya. Aku hanya menebak mungkin nona Anne menyukai susu hangat," balas Deon.
"Tidak perlu memanggilnya dengan sebutan Nona, panggil Anne saja seperti kamu memanggil Willy."
"Aku memanggilnya Nona karena aku menghormatinya, tidak lebih."
"Sepertinya pembicaraan kita cukup hari ini," putus Jackson, dia bahkan langsung bangkit tanpa menyentuh kopinya.
"Kenapa buru-buru sekali, kamu bahkan belum minum kopimu."
Anne juga menatap nanar pada susu hangat miliknya.
Willy berdiri dan Anne pun mengikuti.
"Aku akan pergi sekarang, pertemuan selanjutnya biar Willy yang atur," ucap Jackson.
Deon mengangguk, dia tak bisa mencegah andai Jackson memang ingin pergi. Tapi sejenak dia menatap sang nona muda. 'Hubungi saya setelah anda memiliki waktu,Nona,' batin Deon, hanya mampu bicara di dalam hati. Berharap Anne mampu memahaminya.
'Aku pasti akan menghubungi mu setelah ini, Deon. Terima kasih karena pura-pura tidak mengenalku, terima kasih susu hangatnya,' batin Anne.
Jackson sangat gerah melihat tatapan keduanya tersenyum. "Ayo pergi," ucapnya tidak sabaran.
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
wkwkwk