NovelToon NovelToon
Cinta Cucu Sang Konglomerat

Cinta Cucu Sang Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Aliansi Pernikahan / Percintaan Konglomerat
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ichi Gusti

Jika sebelumnya kisah tentang orang miskin tiba-tiba berubah menjadi kaya raya hanyalah dongeng semata buat Anna, kali ini tidak. Anna hidup bersama nenek nya di sebuah desa di pinggir kota kecil. Hidupnya yang tenang berubah drastis saat sebuah mobil mewah tiba-tiba muncul di halaman rumahnya. Rahasia masa lalu terbuka, membawa Anna pada dunia kekuasaan, warisan, dan cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichi Gusti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mata-mata

Anna pun berusaha menenangkan diri dengan mengambil napas dalam lalu mengikuti William dari belakang. Di ruang rapat, Anna meletakkan berkas-berkas yang tadi telah dicetak nya di tempat berkas sebelumnya yang sudah disusun oleh Risha dan sekretaris yang lain.

"Kenapa Lo bisa ikut ke ruang meeting?" tanya Risha tak percaya saat Anna sudah duduk di meja notulis yang berada di belakang tempat duduk direksi. "Kenapa bahannya diganti?" Risha merasa sudah melakukan tugas dengan baik, namun usaha kerasnya malah diganggu sama anak baru. Ia makin kesal kepada Anna.

Anna menghela napas lalu menatap Risha. "Bukankah kemarin Mbak Sherly nyuruh aku buat mempersiapkan bahan ini? Ya ngapain aku kerja sampai lewat jam kantor kalau bahan nya ga kepake, kan?" sinis Anna.

Risha menggigit bibirnya tidak percaya kalau Anna seberani itu bertindak atas inisiatif sendiri. "Tapi itu kan biar lo punya kerjaan daripada bikin ribut dan Lo bisa belajar, kan?!" bisik Risha.

Karena Anna datang bersama direktur utama, berarti yang memerintahkan untuk mengganti bahan itu pasti direktur utama. "Lo ngadu ke Pak William?" tanya Risha tak percaya.

Anna melengkungkan bibirnya. Tersenyum. Ia tidak menjawab agar terkesan membenarkan ucapan Risha. Ia tahu, apa pun jawaban nya, dirinya pasti tetap dianggap salah.

"Dasar cewek pengadu!" geram Risha. Ia makin benci dan muak terhadap karyawan baru itu.

Anna tidak menggubris umpatan Risha, malah fokus pada sosok William yang dalam mode seram.

"Apakah Pak William selalu seperti ini?" tanya Anna kepada Risha, satu-satu nya orang yang bisa ditanyai saat ini. Anggap saja kemarahan Risha tadi angin lalu.

"Ngapa Lo nanya gitu? Ya iyalah Pak William selalu begini!" Meski tak paham apa yang dimaksud Anna, Risha membenarkan kalimat Anna biar terkesan ia serba tahu.

Anna tak percaya. Beberapa kali bertemu William, lelaki itu selalu penuh emosi dan bertindak seperti orang mesum. Kali ini, jangankan melirik Anna, menganggap Anna ada di ruangan itu saja tidak.

Ya sudah. Dengan gini kan Gue bisa lebih fokus kerja! Semangat Anna! Anna menyemangati diri sendiri.

***

Beberapa hari berlalu, suasana ruang sekretaris mulai kondusif. Sejak rapat pertama yang dihadiri oleh sekretaris baru seperti Anna, direktur utama tidak lagi menunjukkan tanda-tanda tak biasa seperti memperlakukan Anna dengan spesial lagi.

William lebih sering dinas luar ditemani oleh Sherly atau Risha dan Vita. Anna hanya mendapat pekerjaan menyusun agenda rapat para wakil direktur serta administrasi terkait surat masuk dan surat keluar di divisi sekretaris.

"Ann, minggu depan ada perayaan ulang tahun perusahaan. Lo mau ikut lomba apa?" tanya salah satu sekretaris kala jam istirahat tiba dan Anna hendak berdiri meletakkan cangkir kopi nya di pantry.

"Ulang tahun perusahaan?" Anna belum tahu tentang kegiatan itu. Padahal ia melihat hampir semua surat yang masuk maupun yang keluar ruang direktur. Kalau ada agenda kegiatan, tentu ada surat-menyuratnya dong!

"Ya. Pekan depan." Gadis- teman Anna itu mengangguk.

"Emang ada lomba apa aja?" Anna telah meletakkan cangkir di area piring kotor lalu kembali ke kursi nya untuk mengambil dompet sebelum pergi ke kantin. "Lo ikut ke kantin?" lanjut Anna. Suasana ruang sekretaris sedang sepi karena yang lain sedang bertugas menemani para direksi yang rapat di luar kantor.

Gadis mengangguk dan ikut berdiri bersama Anna. "Biasanya sih kayak acara 17-an. Rata-rata lomba per-tim sih."

"Ohh. Kalo gitu pasti Mbak Sherly yang ngatur, kan?"

"Hehe. Iya sih. Tapi kita boleh ngusulin diri mau ikut lomba apa aja."

"Oooh. Ntar gue pikirin kalo brosur acaranya udah ada deh."

Mereka pun turun ke kantin karyawan.

"Lo mau makan apa?" tanya Gadis saat Anna masih terpaku melihat buku menu.

"Mmm. Kaya nya gue lagi pingin soto medan, deh!"

"SAMA-IN!!"

Anna kaget karena bahunya ditepuk Tony, dan suara pria itu seperti merusak indra pendengaran nya.

"Lo apa-apaan sih Ton! Kaget tau!" Anna mengerutkan kening ke arah Tony yang nyengir duduk di samping Anna.

"Sorry! Sengaja!" Lagi-lagi Tony nyengir. "Soalnya baru kali ini sih ketemu di kantin."

"Siapa, Ann?" Gadis yang seperti dianggap tidak ada di depan Anna bertanya penasaran. Tidak hanya menggoda Dirut, ternyata Anna punya gebetan lain di kantor ini, ganteng lagi! pikir Gadis.

"Sodara gue! Kenalin gih, Dis!" jawab Anna menulis pesanan nya. "Ton, ini Gadis. Gadis, ini Tony!"

"Hallo!" sapa Tony mengulurkan tangan nya. Mereka pun saling menyebut nama masing-masing.

"Lo mau pesan apa, Dis? Biar sekalian gue tulis!"

"Eh. Ah. Itu, samain juga deh!" jawab gadis sedikit gugup karena ia sedang sibuk membuka chat.

[Anna kayak nya punya gebetan deh gaes!] tulis Gadis memberi laporan.

Sebenarnya dia memang sengaja mencoba dekat dengan Anna untuk menjalani tugas sebagai mata-mata para sekretaris yang tidak menyukai Anna.

[WTF! yang bener?] Risha

Gadis mengirim gambar di grup.

(gambar Anna dan Tony sedang melihat buku menu) [ini buktinya!] balas gadis lagi saat Anna dan Tony lengah dan ia berhasil mengambil gambar.

[Ganteng, ih] Naomi.

[Iya, ganteng! Anak mana?] tulis Risha

[Kayaknya anak baru juga di kantor ini, soalnya gue belum pernah liat sebelumnya] Gadis.

[Eh, tapi kayak nya gue juga pernah liat mereka datang dan pulang bareng deh!] Risha.

"Lo di bagian apa?" tanya Gadis kepada Tony, penasaran karena teman rumpinya juga ingin tahu.

"Gua pengembangan. Salam kenal lagi," jawab Tony yang mengacungkan tangan ke arah pramusaji.

"Iya. Salam kenal lagi" Gadis meletakkan ponsel nya.

"Gue minum lemon tea, Lo mau minum apa Dis?" tanya Anna kepada rekan nya itu.

"Gue... alpukat."

"Gue lemon tea juga," sambung Tony tersenyum ke arah Gadis dan Anna.

Anna mengkonfirmasi pesanan mereka kepada pramusaji yang datang mencatat pesanan.

Siang itu kantin karyawan terlihat cukup ramai. Sesekali tampak Tony menyapa rekan kerja yang dikenalnya.

"Ngomong-ngomong Lo ikut lomba apa, Na?" Tony membuka percakapan saat pesanan mereka belum kunjung tiba.

Anna dan Gadis bertatapan sejenak. Mereka juga habis membicarakan itu sebelum ke kantin.

"Au ah. Gue belum dapat info. Emang Lo ikutan juga, Ton?"

Tony tersenyum manis. Tentu saja ia ikut, bahkan ia di dukung untuk menjadi andalan dari divisi perencanaan dan pengembangan. "Liat aja, ntar!"

Anna mencibir.

"Ini pesanan nya, tiga porsi soto medan, dua lemon tea dan satu alpukat, ya?!" pramusaji manis meletakkan pesanan mereka di atas meja.Tak lupa dengan senyum se-cerah bunga mawar ke arah Tony.

Lelaki tampan itu  membalas dengan senyum, serta melirik sekilas ke arah Anna yang tidak memperlihatkan emosi apa pun.

Hhh. Tony pun menghela napas. Percuma juga gue sok banyak dapat perhatian dari cewek lain, Anna kayak biasa aja!

***

1
Juliana Pieter
thir mana lanjutannya
Ichi Gusti: lagi direview🤭
total 1 replies
&-miss chan-&
Bikin merinding! 😱
Mưa buồn
Aku setia menunggu, please jangan membuatku menunggu terlalu lama.
Ichi Gusti: terima kasih atas dukungan nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!