NovelToon NovelToon
TERJEBAK PERMAINAN KAKAK TIRI

TERJEBAK PERMAINAN KAKAK TIRI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik / Cinta Terlarang
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: julies

Area ehem ehem! Yang bocil harap Skip!!!

Bagi Candra, sang Casanova, tidak ada perempuan yang bisa dia ajak serius untuk menjalin suatu hubungan setelah merasa hidupnya hancur karena perceraian sang ayah dan ibunya.

Perempuan bagi Candra adalah miniatur, pajangan sekalian mainan yang hanya untuk dinikmati sampai tetes terakhir.

Namun, kehadiran Lila, seorang gadis yang kini menjadi adik tirinya, membuat dia harus memikirkan ulang tentang cinta. Cinta dan benci hadir bersamaan dalam indahnya jalinan kasih terlarang.

Lalu bagaimana jika larangan itu tetap dilanggar dan sudah melampaui batas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terekspos!

Suara ketukan pintu membuat Kalila beranjak dari ranjangnya. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam.

"Non Lila, tuan dan nyonya besar sudah menunggu di meja makan." Suara pelayan terdengar dari balik pintu yang telah diketuk itu. Akhirnya dengan langka terseok-seok, Kalila segera meraih gagang pintu dan membukanya.

"Sebentar lagi aku turun ya Bi. Makasih ya udah dipanggilin."

Kalila kembali ke dalam kamar, ia merapikan rambutnya yang nampak awut-awutan saat ini. Ia segera menguncir ekor kuda rambut panjangnya yang bergelombang, tubuhnya kini terasa remuk semua.

Lo kok sampai remuk segala? Memangnya apa yang sudah dikerjakan gadis manis itu sampai bisa kelelahan seperti ini? Ternyata, hari pertama magang Kalila dipenuhi dengan drama pembaiatan. Drama penyiksaan lebih tepatnya yang dilakukan oleh Candra Kumara.

Ia masih ingat ketika diminta oleh Candra membawa berkas yang begitu banyak dengan tangannya, membawanya turun ke bawah dengan menggunakan tangga darurat.

Ia juga masih ingat ketika mengajukan protes kepada Candra terkait pembaiatan itu, tapi Chandra malah ngeles dan bilang kalau itu adalah salah satu cara untuk mendisiplinkan para pegawainya selama ini, khususnya pegawai pegawai baru atau anak-anak magang. Hal yang tentu saja disangsikan oleh kalila.

Belum cukup Kalila disuruh bolak-balik membawa berkas dengan tangga darurat, ia juga diminta oleh Chandra untuk membuatkannya makanan berupa nasi goreng di kantin perusahaan dengan tangannya sendiri.

"Loh, Pak, kantin kan punya pegawai, kok mesti saya sih yang masak buat Bapak?" protes Kalila saat itu, tapi Bella, sekretaris bak penari t*lanjang yang menyebalkan di mata Kalila, menggerakkan jari telunjuknya ke kiri dan kanan seolah mengisyaratkan bahwa Kalila tidak boleh membantah atasannya yang sudah begitu keterlaluan hari ini.

Apalagi setelah ia berhasil membuat nasi goreng dan membawanya ke ruangan Candra ia mendapat protes dari lelaki itu, ketika suapan pertama Candra mengatakan bahwa nasi goreng buatannya hambar seperti wajahnya yang ditekuk seharian dan tidak enak dilihat.

Teringat itu, Kalila mencak-mencak sendiri di depan cermin. Rasanya ingin sekali ia mengulang waktu saat sedang menggoreng nasi untuk Candra lalu menaburkan sianida di dalamnya.

Kalila turun menuju meja makan di mana kedua orang tuanya sudah menunggu. Tapi langkahnya terhenti karena di belakangnya terdengar langkah gerak kaki pula yang ternyata itu adalah Candra Kumara yang sedang berjalan santai menuruni tangga menuju meja makan pula.

"Nah, itu dua anaknya udah datang, Pa." ujar mama Bellina tersenyum ke arah Candra juga Kalila yang sekarang sudah duduk berseberangan di meja makan.

Candra hanya mengulum senyum melihat Kalila yang nampaknya masih gondok terhadap dirinya.

"Menu hari ini spesial banget loh, karena Mama sendiri yang bikin. Candra, semoga kamu suka ya." ungkap mama Belina tulus.

Candra tidak menjawab, hanya mengangguk sekilas dan mulai menuangkan nasi beserta lauk pauk. Akhirnya, ia makan dengan lahap namun ia berhenti menyuapkan makanan ke mulutnya ketika ia sadar Kalila dari tadi makan sembari menatap dirinya dengan tajam.

Dasar biawak sawah! Lihat aja entar aku aduin kamu sama papa.

Ngapain lo lihat-lihat gue?!

Makin dilihat mukanya makin nyebelin. Dasar laki-laki kurang ajar!

Berani lo lihat gue kayak gitu lagi, gue beri juga lo baru tahu rasa!

Nampaknya, kedua orang itu tidak berhenti saling berbicara lewat telepati. Mereka saling melotot, menggerakkan bahasa tubuh sebagai bentuk kekesalan satu sama lain dengan saling menatap tajam dan saling mengejek dari kejauhan.

Hal itu rupanya disaksikan oleh papa Mahesa. Ia sangat tidak ingin Candra memperlakukan adik tirinya dengan tidak baik. Tapi selama ini, Kalila tidak pernah mengatakan apapun mengenai kakak tirinya itu. Jadi ia menganggap semua hal baik-baik saja sampai hari ini.

"Kalila, gimana hari pertama magang di perusahaan Papa?" tanya papa Mahesa memecahkan keheningan dan suasana perang dingin juga perang batin yang sedang dilakukan dua orang anak muda di antara mereka itu.

Kalila segera tersadar dan segera mengalihkan pandangan, memberikan perhatian sepenuhnya kepada papa Mahesa. Ia tersenyum kecil dan mulai bercerita.

"Semuanya menyenangkan kok, Pa. Mas Candra baiiiiiiiiiiik banget sama aku." Kalila sengaja memberi tekanan pada kata baik itu.

Candra sendiri hendak menyuarakan protes karena ia sangat risih mendengar Kalila menyebutnya dengan panggilan 'mas'. Tapi tak ada kata yang keluar dari mulutnya, ia hanya terus makan sembari sesekali masih memandangi Kalila yang gondok terhadap dirinya.

"Papa dengar, kamu jadi satu ruangan ya sama Candra?"

Lagi, Kalila mengangguk. Sedangkan Candra sendiri tampak tidak peduli dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh papanya itu. Ia sama sekali tidak ingin menjawab, begitu kentara sekali bahwa Candra tidak pernah berbicara lagi dengan papa Mahesa selain itu untuk urusan perusahaan.

"Iya, Pa. Tapi boleh nggak sih Pa, aku minta dipindahin ke luar aja. Kayaknya lebih enak deh kalau meja aku di luar kan Mas Candra juga udah punya sekretaris pribadi dan...."

"Aturan yang udah gue buat itu nggak boleh dilanggar kalo lo pengen nilai magang lo bagus!" potong Candra cepat.

Kalila seketika jadi mengatupkan rapat bibirnya. Papa Mahesa memandang anaknya dengan pandangan tidak suka tetapi Mama Bellina malah menanggapi hal itu dengan tersenyum.

"Iya, nggak papa, Kalila. Kamu harus denger ya kata kak Candra."

"Tapi Ma ..."

"Selain harus nurutin aturan gue di perusahaan, Lo juga mesti nurutin apa kata nyokap Lo. Gak kan lo jadi anak durhaka!" potong Candra lagi.

Kalila kesal sekali melihat Candra, ingin rasanya ia memasukkan kepala Candra ke akuarium besar milik papa Mahesa yang berisi ikan-ikan mahalnya. Bila perlu ia akan meletakkan ikan piranha agar mereka memakan habis wajah Candra yang menyebalkan itu.

Kalila akhirnya diam walau sebenarnya ingin sekali mengajak Candra berdebat malam ini. Tetapi berhubung saat ini ada kedua orang tuanya, ia tidak ingin merusak suasana yang sedang tenang dan gembira saat ini.

"Iya, Ma, aku bakal nurutin kok semua peraturan yang dibuat sama Mas Candra." Lagi-lagi akhirnya Kalila mengalah dengan memberikan senyum kepada papa Mahesa yang juga tampak tidak enak karena ulah anak kandungnya itu.

Selepas makan malam, Kalila duduk di pinggir kolam renang. Ia memainkan air dengan kakinya. Ia tidak sadar bahwa sedari tadi ada sepasang mata yang sedang menatapnya dari atas sana. Rupanya kamar Candra, balkonnya langsung menghadap ke bawah tepatnya ke air kolam.

Kalila juga tidak tahu bahwa saat ia sedang berenang malam itu, Candra melihatnya. Karena kebetulan setelah makan malam papa dan mama pergi keluar.

Kalila yang tergoda dengan jernihnya air langsung melepas dress yang ia kenakan sehingga saat ini ia hanya mengenakan bikini. Dan entah mengapa saat ia melihat Kalila hanya mengenakan bikini untuk berenang malam itu, ia jadi menahan nafasnya. Tubuh indah adik tirinya itu terekspos begitu saja.

Kalila yang juga awalnya tidak tahu bahwa Candra Kumara berada di rumah saat naik ke atas kolam selesai berenang, jadi kaget ketika mata mereka saling bertemu pandang dengan dia yang hanya menggunakan bikini saja.

Ia segera mengambil dressnya dan memakai kembali benda itu lalu masuk ke dalam kamar mandi di bawah, tempat pertama yang mempertemukannya dengan Candra Kumara dulu.

Jiwa jahil Candra semakin keluar, ia sengaja menunggu adik tirinya di depan pintu dan alangkah kagetnya Kalila ketika melihat Candra sudah berdiri di depan sana dengan ia yang keluar hanya memakai handuk di tubuhnya.

1
🎀evalidya 🆁🅰🅹🅰 ❀∂Я
selalu semangat kakak, Tuhan memberkati dgn kebahagiaan dan kesabaran....
moominRJ
Lanjutt kaa😍
moominRJ
Hahaa bner tuh ka mamam tuh gengsi🤣
moominRJ
Awas la hati2 nanti demit gondrong ganteng ngegrayangin kmu lagi😁
moominRJ
Makasihh ka up nya🥰
moominRJ
Wahhh wahh bisa2nya si gondrong memanfaatkan moment🤭
Yayang Coedil
nahlhoooo.........!!!!!
Susi Lawati
bagus juga cerita nya
🎀evalidya 🆁🅰🅹🅰 ❀∂Я
pokoknya the best kalo kak Julies, si ceo gondrong 🤗🤗🤗🤗
july: hihihi
total 1 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor
moominRJ
Smngatt kaka mksih up nyaa🥰
moominRJ
Wah lila hati2 bucin sma keong racun🤣
moominRJ
Candra omesss🤣
moominRJ
Posesif sekalih anda bpa candra😁
moominRJ
Makanya bella ngaca sadar diri jg cuma sekertaris ko kya bos ngatur2
moominRJ
Makasih up nya kaka🥰
moominRJ
Posesif amat pak🤭
Reni Anjarwani
semanggat up terus kak karyanya bagus
lyani
nah kan siap2 kau bel
lyani
bukannya takut ketahuan kamu bel
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!