NovelToon NovelToon
Madu CEO Koma

Madu CEO Koma

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO / Konflik etika / Nikah Kontrak / Pihak Ketiga / Pernikahan rahasia
Popularitas:20.8k
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

"Jika memang kamu menginginkan anak dari rahim ku, maka harganya bukan cuma uang. Tapi juga nama belakang suami mu."
.... Hania Ghaishani .....


Ketika hadirnya seorang anak menjadi sebuah tuntutan dalam rumah tangga. Apakah mengambil seorang "madu" bisa menjadi jawabannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Diamlah

Hania duduk di kursi di sisi ranjang, tubuhnya gemetar pelan. Sejak tadi ia menunggu, dadanya dipenuhi degup yang tak wajar—antara panik, bingung, dan... takut. Brivan tadi bergerak. Ia yakin. Ia benar-benar sadar. Tapi kenapa suster Fira malah terlihat takut, pertanyaan itu masih terus berputar benak Hania.

Meski perasan Hania gamang tentang sadarnya Brivan, bagaimana suaminya itu akan bersikap? Saat tahu ada wanita asing yang kini menjadi istri keduanya, walau di atas kertas. Tapi ada sedikit rasa lega dan bahagia dalam hati Hania. Jika Brivan membuka mata, ia bisa melihat kilau yang selama ini tertutup rapat. Mungkin, mungkin jika dia beruntung, dia bisa melihat Brivan tersenyum. Tanpa sadar ia mengusap pelan perutnya, seolah memberi tahu sang calon bayi jika ayahnya akan segera membuka mata.

Tapi senyum bahagia yang sempat singgah di wajah Hania, seketika memudar begitu suara langkah cepat Mario terdengar dari balik pintu. Pria itu masuk, dengan Fira yang berjalan tergesa di belakangnya. Wajah Mario gelap. Tidak ada sapaan, keduanya datang dengan hening dan dingin Tidak ada basa-basi. Hanya satu benda di tangan sang dokter,sebuah ampul kaca berisi cairan biru pucat.

Tanpa banyak bicara, Mario menarik selimut Brivan dan dengan cekatan menyuntikkan cairan itu ke infus.

Brivan mengerang sangat pelan. Mata Hania membeliak, mendengar suara Brivan. Ia menoleh menatap suster Fira yang terlihat pucat. Tubuh pria kembali lemas, matanya tertutup semakin rapat. Tak ada lagi gerakan, semua itu hanya mimpi singkat.

Mario berdiri tegak, menarik napas berat.

Lalu...

Menoleh, melemparkan tatapan tajam pada wanita yang berdiri disampingnya.

"Kapan kamu terakhir menyuntikkan obat?" Nada suaranya datar. Tapi dingin. Sorot mata pria itu tajam menusuk, seperti anak panah yang siap mengoyak Hania.

Hania mengangkat wajah, gugup. Menelan ludah, membasahi tenggorokan yang tiba-tiba kering.

"Aku... aku selalu menyuntikkan sesuai petunjuk Suster Fira." Hania meremas jemarinya, mengalihkan gemetar yang bisa membongkar kebohongannya. Hania jarang sekali berbohong, hampir tidak pernah. Maka dia akan merasa sangat gugup saat melakukan itu

"Selalu?" Ulang Mario tajam.

"I—iya." Hania semakin menunduk.

"Kau yakin? Tidak pernah telat? Tidak pernah lupa?" Rahang Mario mengeras.

Pertanyaan itu menggantung lama di udara, menusuk seperti jarum halus di bawah kuku.

Hania menunduk sejenak. FIra menatap sekilas Hania yang hampir kehabisan nafas saking gugupnya. Tapi Fira tidak bisa membantu, posisinya sama tidak menguntungkannya dengan Hania. Bahkan lebih. Fira memilih diam, meski batin suster muda itu meronta.

"Tidak... aku... aku melakukannya...selalu, setiap pagi," Suaranya makin kecil. Bohong, Hania sengaja berbohong pada Mario. ENtah untuk apa. Tapi dia tahu ada sesuatu yang tidak beres di sini.

Mario melangkah maju. Mendekat. Sampai ia berdiri tepat di hadapan Hania.

"Kamu pikir kamu bisa membohongiku!" Sura berat Mario meninggi, Hania terjingkat. Karena Hania paling tidak bisa mendengar bentakan.

Napas Hania tercekat. Tapi ia tak membantah, hanya tangan yang semakin erat mengepal, hingga buku tangannya memutih.

Mario menarik kursi kecil dan duduk. Tatapannya menelanjangi wajah Hania, bukan sebagai wanita, tapi sebagai ancaman. Tikus kecil yang ingin mengoyak keranjang keju.

Bagi Mario, wanita di depannya ini tak lebih dari tikus kecil yang mengendus keju di dapur bangsawan. Ingin mencicip. Tapi tak tahu dirinya. Tidak mungkin Mario biarkan begitu saja.

"Aku tahu kamu tidak menyuntikkan obat itu. Aku tahu kamu sengaja membiarkannya tanpa dosis. Apa yang kau rencanakan?!"

"Kau berharap dia sadar? Kau pikir kau bisa memainkan permainanmu?"

"BODOH!?" Suara Mario menggelegar, membuat nyali Hania menciut.

Hania membuka mulut, tapi Mario menepukkan telapak tangan ke lututnya keras—membuat Hania terdiam. Mengigit bibirnya.

"Dengar baik-baik," ucapnya pelan, tapi tajam.

"Mulai hari ini, kamu tidak lagi bertanggung jawab atas obat-obat yang akan diberikan pada Brivan."

"Suster Fira akan mengambil alih. Dan kamu..."

Ia mencondongkan tubuh, menatap lurus ke mata Hania.

"Kamu hanya wanita yang dibayar. Jangan lupa posisi itu."

Napas Hania tercekat. Tapi bukan karena marah. Tapi karena... sakit. Bukan di tubuh, tapi di harga dirinya.

"Apapun yang kamu lihat di mansion ini... apa yang kamu dengar... bukan urusanmu. Kamu hanya alat. Kamu akan melahirkan anak untuk Audy. Setelah itu—selesai. Jaga batasmu sendiri jika kau ingin masih sayang nyawamu."

"Jangan buat kami mempersingkat waktumu di sini," lanjut Mario,lirih seperti bisikan namun mampu membuat Hania menggigil.

Mario berdiri, membenarkan jas putihnya, lalu menatap Brivan sejenak—seolah memeriksa hasil suntikan. Matanya sejenak memicing.

"Kau! Jangan terlalu ingin tahu. Dan terlalu berharap. Diam dan lakukan apa yang tertulis di kontrak."

Hania menggigit bibirnya. Matanya panas.

“Tidak seperti ini… kenapa begini? Brivan ... Ini kenapa, kenapa mereka seperti ini?" Bisik hatinya. Tapi dia tahu, dia tak bisa mengucapkannya. Bukan sekarang.

“Kau harus ingat satu hal lagi,” tambah Mario dari ambang pintu.

"Tutup mulutmu tentang hari ini. Terutama pada Audy, kalau kau mencoba apa yang sudah aku tata rapi… kau akan tahu kenapa wanita sepertimu hanya cukup hidup di pinggiran dunia kami.”

Lalu Mario pergi, bersama Fira yang mengekor setia. Menutup pintu dengan suara nyaris tak terdengar.

Hania terdiam. Air matanya jatuh pelan-pelan. Bukan karena takut. Tapi karena...

ia tak tahu siapa lagi dirinya sekarang. Kebingungan mendekap Hania.

1
Sahidah Sari
ada apa dengan suster Fira ya? apa yg sdh terjadi sama dia.trs knp dia tiba tiba mau bantu Hania tp syukur lah dia berubah pikiran.

apa ibunya Brivan ga tau ya klu Audy sdh keguguran dan anaknya lagi terbaring sakit.
Afiq Ditya
Kenapa tiba² Suster Fira mau membantu Hania untuk membuat Brivan bangun??tapi keadaannya yg kacau justru bikin penasaran,, hal apa yg buat Suster Fira berubah,,
Ibunya Brivan akan datang,, berharap bgt dia akan bisa membawa Brivan pergi bersamanya,jika Brivan menjauh dr Mario,itu artinya Brivan akan bisa segera sadar,,,
Yanti99
Fira kenapa tiba" berubah pikiran,,apakah dia punya rencana lain?
nah loh ibunya brivan mau ke indo jenguk brivan gimana ya nanti reaksinya kalau tau Audy udah ga mengandung lagi
Yanti99
andai kamu tau Audy,brivan ga sadar karna ada campur tangan sahabatmu Mario yg kamu anggap selalu ada buat kamu,padahal dia yg mengendalikan semuanya
Em Bun
hania kamu ga mimpi kan ?


dan untuk mu ibu briv semoga segera menengok ya. putra mu tidak berdaya
nur asiah
angin segar pertolongan telah tiba untuk Brivan, semoga lancar yaaaa
Dimas Setyo 😍
Alhamdulillah Fira akhirnya mau bantu Hania dan di sisi lain ibu kandung brivan mau datang ke Indonesia semoga ini kabar baik
vay73
❤❤❤❤
kieky
ada secercah harapan bukan hanya untuk hania tapi juga untuk brivan...semoga suster fira benar" bisa membantu...agar rahasia yg ada dimansion maheswara segera terungkap...
Afiq Ditya
kok curiga ya klo Ivana dan Mario itu bersekongkol,, yapss,Audy udah seperti bidak catur yang Mario dan Ivana jalankan,, kemana arahnya dan dimana Audy harus berada seperti sudah diatur oleh Ivana dan Mario,,,
Afiq Ditya
please Hania,, klo kamu memang ingin menyelamatkan Brivan,setidaknya kamu harus punya jaminan jika nyawa kamu juga aman,,
Suster Fira memang bukan pengecut,tapi aq fikir dia lebih bisa memikirkan untuk tetap aman dalam Istana Raksasa itu,,,
Afiq Ditya
buat Audy itu Brivan adalah dunianya,, jadi kyknya gak mungkin deh klo Audy terlibat,,
bisa gak Hania jangan cari² masalah,, karena ini bukan hanya tentang Brivan z,tapi nyawa Hania juga terancam jika dia macam²,,,
Biancilla
kita lihat apa yang akan dilakukan seorang ibu melihat putranya dalam keadaan koma karena dibuat tidur oleh dokter yg juga sahabatnya
Biancilla
apa yang membuat suster Fira akhirnya mau membantu Hania.....
Estri Gunyani
semoga pas ibunya datang brivan sadar dari komanya.
Nar Sih
semoga suster fira berhasil bantuin hana
Bintang Ihsan
segera pulang ibu, dan lihatlah anak mu di beri bius setiap hari, bantulah anakmu ibu
jimin park
apa yg terjadi pada suster fira...apa ada sesuatu yg membuat dia berubah fikiran...semoga aja apa yg dikatakan suster fira benar adanya...pantas aja selama ibunya brivan g kelihatan, ternyata lagi ikut suaminya dinas
liska Supriatna
Syukurlah skrg Fira mau membantu Hania,,, tp ada apa dgn dia. apa ada seseorang yg menyakiti hatinya.... hingga dia nekad mengambil keputusan ini,,,, apa jgn² Fira suka sama Mario, tp Fira tahu kalau Mario tidak mencintainya. dn mlh menyukai Audy,..
Fitri HY
.ibu,ah ada ibunya smga bisa bantu Brivan bangun dan yg penting dia sayang sma Hania,gak julid deh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!