NovelToon NovelToon
Tentang Rasa

Tentang Rasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Asrar Atma

Menyukai seseorang tanpa tahu balasannya?
tapi dapatku nikmati rasanya. Hanya meraba, lalu aku langsung menyimpulkan nya.
sepert itukah cara rasa bekerja?

ini tentang rasa yang aku sembunyikan namun tanpa sadar aku tampakkan.
ini tentang rasa yang kadang ingin aku tampakkan karena tidak tahan tapi selalu tercegat oleh ketidakmampuan mengungkapkan nya

ini tentang rasaku yang belum tentu rasanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asrar Atma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tempat Daniza

Pov Haneul Kamandaka

Di teras rumah Daniza sudah ada anak kecil seusia Fazar, jadi aku tidak perlu memanggil lagi. Setelah turun dari motor, aku lantas langsung bertanya pada anak kecil itu yang matanya mengerjap. "Daniza nya ada? Kakak mau jenguk, di ijinkan ngga?" dia tampak melongo, dan itu membuatku semakin yakin inilah yang namanya Vano-dia ternyata sungguhan mirip dengan Daniza.

"Ada kak, ayo langsung masuk saja!" anak kecil itu menuntun kami masuk ke dalam rumahnya, namun sebelum mencapai kusen pintu, aku berhenti diteras rumah.

"Paman dan bibi, ada?" tanyaku, dia menoleh dan terdiam sebentar "Ayah lagi kerja, Mama di dapur"

"Bisa tolong beritahu bibi, teman Daniza mampir" dia menganguk lalu langsung berlari seraya berteriak memanggil ibunya.

"Kamu benar-benar gila Han! Nekat sekali," Gato disampingku berbicara lirih dengan tangan menenteng kantong kresek berisi buah tangan "Sudah sejak lama, dan ngga mungkin kamu baru tahu." Gato menatap ku prihatin "Lagipula ini masih wajar, aku datang buat jenguk teman seruangan meski ngga akrab. Ini seperti membalas waktu Daniza menjenguk ku, yang gila itu bila aku masuk lewat jendela dan memaksa kehendak ku pada anaknya" ucapan terakhir, aku katakan nyaris berbisik.

"Alamak cakepnya, bersih sekali, anak siapa ini? Namanya siapa? Temannya Daniza yaa? Mau jenguk? Oh...ini sih Hanul itu yang kakinya patah yang dijenguk Daniza sama Ali waktu itu. Gimana Nak keadaan nya sekarang? Memang ngga repot ini jauh-jauh mampir kesini padahal masih pakai tongkat. Itu...bawa apa? Buat Daniza?" ini kali kedua aku bertemu dengan orang yang mampu berbicara sepanjang itu setelah Ibu Itu, ku rasa Ibunya Daniza lawan yang pas untuk Ibu Itu ajak mengobrol.

Aku lalu mengambil kresek dati Gato dan menyerahkannya setelah bersalaman dengan Ibu Daniza. "Buat Bibi dan yang lain juga, Bibi" beliau tersipu lalu pandangan nya beralih pada Gato yang mengulurkan tangan untuk bersalaman juga.

"Gato, Bibi"

"Gatot ini anak siapa? Temannya Daniza juga?" aku berdehem nyaris tertawa mendengar nama panggilan Gato, setidaknya bukan nama ku sendiri yang berubah.

" Ayo masuk...kenapa diluar saja" kami pun masuk langsung di arahkan untuk duduk diruang depan "Sebentar Bibi panggilkan dulu! Daniza...teman-teman kamu datang Hanul dan Gatot ,ayo cepat siapkan minum" teriaknya dihadapan kami "Mau minum apa?" tanya nya lagi kepada kami dengan suara yang biasa ,tidak lagi ditinggikan.

"Ngga usah repot-repot Bibi" Gato menjawab

"Kami bawa air mineral di jok, Bibi" tambah ku juga agar Daniza tidak kesulitan membuat minum dengan kakinya yang mungkin belum membaik, padahal air minum nya ,belum ku pisahkan tempat nya dari kresek buah tadi yang sudah kuserahkan.

"Kalo begitu,Bibi panggilkan Daniza saja" beliau berteriak lagi, dan tak lama setelahnya barulah Daniza keluar.

Mata kami bertemu dan aku dapati Daniza terbelalak, dia nampak sangat terkejut. "Ke-kenapa"

"kenapa apanya? teman jenguk kok malah ditanya-tanya kenapa. Ayo sini duduk temui tamu mu, Mama mau kedalam dulu. Mari Nak Hanul, Gatot, Bibi ke dalam dulu mau bersihkan ikan Gabus, baru dapat mancing tadi siang, besar-besar ikannya mau dimasak langsung takutnya Ayah anak-anak datang kelaparan, kalian berdua sekalian ikut makan juga "beliau lalu berlalu tanpa menunggu apapun dari kami untuk bersuara.

Dan ketika melewati Daniza ,beliau mendorong anaknya agar tidak berdiam diri ditempat dan aku merasa khawatir pada Daniza, padahal jalannya masih tertatih.

Ketika Daniza menghampiri ,aku ikut berdiri ingin membantunya namun belum sempat melangkah apalagi menyentuh nya, dia sudah melotot. "Apa? Aku cuma mau bantu" dia mendengus dan melangkah mendekat, Daniza duduk Dihadapan Gato yang duduk dengan kaki bersilang dilantai kayu.

" Ada tugas penting apa Gat? tapi kok Lani sama yang lainnya ngga kasih tahu apapun" Gato menunjuk ku dengan dagu nya yang diangkat, membuat Daniza juga ikut menengok.

"Tanya sama Han ?kenapa dia ngajak aku kesini" Daniza membuang muka, dan lebih memilih melihat pada Gato lagi

"Mau minum apa Gat?"

"Ngga usah,kami cuma sebentar" aku ikut duduk ditempat ku tadi-disamping Gato "Gimana kakimu, Daniza? Udah mendingan, udah diurut belum?"

"iya" jawaban itu lagi,aku sampai merasa lelah, dan Gato disampingku malah terkekeh.

Hening mengambil alih setelah pertanyaan pertama dan terakhir itu aku ajukan. Daniza dengan pandangan nya ke arah luar rumah, Gato sibuk dengan Hanphone nya sedangkan aku terpaku pada Daniza, diam dan mengamatinya.

Dia memakai kaos longgar yang terlihat kebesaran ditubuh nya di padu celana traning panjang dan rambut dicepol asal, sehingga berantakan tapi anehnya- dia tetap indah.

"Delia...mana mata nya" dan baru teralih ketika suara berisik datang dari kamar yang ditutupi gorden, suara khas anak-anak bercanda, berceloteh dan tertawa-tawa.

Lalu seorang bocah laki-laki keluar dari dalam dengan muka bantal dan rambut acak-acakan. Matanya menyipit saat melihatku, mengerjap lalu berbinar. Dia cengar-cengir saat aku menyapa nya dengan tersenyum, lalu setelahnya dia berlari menuju lebih dalam kedalam rumahnya. Disusul seorang bocah perempuan kecil yang jalan nya belum tegap, dia keluar dari kamar dan sepertinya juga baru bangun tidur. Namun dia langsung duduk dan menatapku saja, tidak berlari ataupun tersenyum seperti bocah lelaki sebelumnya.

"Delia...sini" Daniza mengulurkan kedua tangannya, berharap bocah itu berjalan menghampiri tapi bocah kecil itu hanya diam menatap kami bergantian.

"Dan, aku mau numpang toilet"

"Didalam Gat "Daniza sudah berdiri, dan aku mencegahnya sebelum dia pergi mengantar Gato "Dia bisa sendiri, Daniza...." Daniza melihatku dan Gato yang mengangguk, jadilah Gato pergi sendiri setelah meminta izin dan mendengar denah toilet nya dari Daniza.

"Kapan pulangnya?" Tanya nya, tapi dia tidak melihat padaku lebih tertarik pada pemandangan yang ada diluar sana.

"Nanti tunggu sebentar dulu" dan keheningan kembali mengambil alih, sementara diam ku hanya menatapnya.

Derap langkah kecil tidak mengganggu ku sama sekali dari pemandangan wajah Daniza yang sepertinya merasakan tatapan ku yang tidak berpaling, dia berulang kali pura-pura menggosok hidungnya atau apapun dibagian wajahnya seraya melirik padaku.

Sampai sesuatu benda jatuh melayang dikaki ku yang selonjoran, aku terbelalak sangat terkejut dengan benda asing berwarna merah muda itu. Apa itu? kacamata khusus perempuan, berkapas dan bertali dengan motif kupu-kupu.

"Daniza...apa itu milik mu" aku tidak tahu apakah Daniza sempat menoleh padaku atas pertanyaan ku itu, tapi yang pasti gerakan tangan nya begitu cepat meraih benda itu diatas kaki ku.

Aku mendongak menatap nya yang menyembunyikan benda itu dibelakang punggungnya,wajahnya merah sekali. "Bukan punya ku" dia menjelaskan dengan nada yang tinggi seraya bangkit dan berjalan menuju kamar, membawa serta benda tadi.

Perhatikan ku lantas beralih pada bocah kecil yang menatap kakak nya dengan tampang tidak berdosa, lalu aku tertawa dan berusaha keras agar suara ku tetap tertahan sampai bahu ku bergoncang.

"Delia...kamu sama Mama saja" Daniza datang dengan wajah yang masih merah, dia menggendong adik nya ke dalam dan berpapasan dengan Gato yang baru muncul.

"Ada apa denganmu, Han?" Aku menggeleng tapi bibir ku tersenyum "Ada kejadian apa? Kalian berciuman?" Aku menggeleng lagi dan membiarkan Gato mengeryit .

1
Abel Peony
Seliar Lalat
Abel Peony
Kacamata/Shhh/
Abel Peony
Awas, bau jigong!
Abel Peony
Jahil Banget, sumpah, deh!
Abel Peony
Jahil, yah!
rina Happy
haruskah aku mnunggu tamat dulu novelmu baru aku baca author?
aaaaaaa aku tak sanggup menungguuuu
Asrar Atma: hehehe sabar yaa, rina.
total 1 replies
Kesini
panas hanul
Kesini
sopan lah begitu
Kesini
wahhhh intens
Abel Peony
Huh/Shhh/
Abel Peony
Daniza itu anak alam
Abel Peony
Gatot, Hanul/Good/
Abel Peony
Masa langsung nanya bawaan orang, sih, Bu?
Kesini
kan benar Gato tau segalanya
Kesini
mertua mu kejam hanul
Kesini
walah Bu Gato itu
Kesini
banyak sekali pertanyaan
Abel Peony
Banyak duit, Si Han, ini. Pantesan Daniza suka.
Abel Peony
Masa, Dim?
Asrar Atma
wah...makasih Rina Happy
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!