Lanjutan Chelsea and The Ghosts
Bermula dari Seiichi Park yang dihantui oleh arwah gadis koma bernama Sasikirana, membuat dirinya terlibat kasus kejahatan yang sadis, terstruktur hingga tidak memperdulikan nyawa manusia.
Kasus Sasikirana membuat Seiichi bersama dengan Divisi Kasus Dingin Polda Metro Jaya berhadapan dengan mafia hukum yang bukan hanya dari kejaksaan tapi juga kehakiman.
Puncaknya, saat ada korban, Klan Pratomo pun turun membantu para polisi-polisi yang masih lurus dan berdedikasi.
Generasi ke delapan klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Santet?
Ruang ICU PRC Hospital Malam Harinya
Seorang pria dengan mengenakan suit dan berwajah dingin, mendatangi ruang ICU PRC Hospital. Pria itu masih merasa kesal karena tadi dia didatangi lagi oleh pihak kejaksaan untuk mengembalikan Sasikirana ke RS Bhayangkara.
Tentu saja pria itu marah dan memanggil iparnya yang pengacara dan rekannya yang ikut membela dirinya. Hingga akhirnya direktur utama pun turun tangan, membuat keributan di ruang kerjanya tadi.
Masih bagus si dokter jagal itu tidak ada! Entah bagaimana nasib dua orang kejaksaan itu kalau ada si dokter jagal ... Antara ginjal hilang atau dikebiri.
"Dok Lucky!" panggil Lewis, wakil direktur Ramadhan Securitas saat melihat pria itu berjalan menuju ICU.
"Mas Lewis. Lho kok wakil direktur turun tangan?" tanya Dokter Lucky sambil bersalaman.
"Apa dok Lucky didatangi orang kejaksaan tadi?" senyum Lewis.
"Hah! Ternyata kesini juga!" cebik Dokter Lucky sebal.
"Iya. Kebetulan Galuh yang pas disini dan langsung dihadang oleh Dokter Hana. Sudah mau ditendang ala Pake Aizen pula itu dua orang kejaksaan, untung pak Madhava datang menyelamatkan dua orang itu dari tendangan si Madun ... Errrr kalau ini tendangan dokter Hana sih," kekeh Lewis.
"Apa Hanabi mengeluarkan scalpel nya?" tanya Dokter Lucky khawatir.
"Untungnya tidak Dok. Baru mau ditendang saja sudah ramai. Apa ... Nona Sasikirana menyimpan sesuatu, Dok Lucky? Bukti soal kematian ayahnya dan percobaan pembunuhan dirinya serta ibunya?" Lewis menatap horor ke suami Daisy itu.
"Yang jelas, kejaksaaan ada dua kubu. Pembela koruptor dan pihak lurus. Masalahnya, kita tidak tahu yang mana yang kawan atau lawan. Mereka orang-orang yang menjual hukum demi kekayaan dirinya sendiri," desis Dokter Lucky. "Apalagi ini kasus berat, mas Lewis."
Lewis mengangguk. "Aku akan memperlihatkan pada anda, Dok Lucky. Jujur ... Aku tidak tahu apa ini."
Kedua pria itu lalu masuk ke sebuah ruangan yang memakai smart lock door dan Dokter Lucky bisa melihat bahwa itu ruang monitoring ICU khususnya di kamar Sasikirana.
"Apa yang harus aku lihat?" tanya Dokter Lucky sambil menatap monitor.
"Ini Dok."
Mata Dokter Lucky terbelalak dan langsung menghubungi seseorang. "Ichi, kamu dimana?"
***
Seiichi melongo saat datang di PRC Hospital bersama dengan Sasikirana yang merasa arwahnya seperti dilarang masuk ke dalam tubuhnya.
"Apa itu mas Ichi?" bisik Sasikirana.
"Apakah kamu merasa sakit?" tanya Seiichi.
"Aku hanya tidak bisa kembali. Aku seperti arwah gentayangan, mati segan hidup tak bisa," keluh Sasikirana.
"Itu santet. Kamu tidak boleh masuk ke tubuh kamu sampai kamu benar-benar mati," ucap Seiichi membuat Lewis dan Dokter Lucky melongo.
"Santet? Hari gini?" desis Dokter Lucky ke iparnya.
"Iya Oom. Mereka tahu Sasi masih mati suri dan berusaha untuk membuat Sasi mati beneran! Supaya tidak ada yang bisa membongkar penyelidikan ayah dan ibunya." Seiichi menghela nafas panjang. "Aku tidak sanggup Oom kalau ini."
Lewis tersenyum. "Aku sudah hubungi Ustadz Amir dan calon penggantinya, Ustadz Fahreza. Mereka akan datang sebentar lagi."
"Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh," sapa Ustadz Amir dengan nada suaranya yang selalu lembut.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wa barakatuh," balas semua orang disana.
Tampak Ustadz Amir bersama tangan kanannya yang akan menjadi penggantinya nanti, Ustadz Fahreza, bersama dengan tiga orang anak buahnya.
"Dok Lucky, mas Lewis dan nak Ichi. Apa kabar?" senyum Ustadz Amir yang masih awet muda meskipun sudah tidak muda lagi.
"Alhamdulillah baik, Pak Ustadz," balas Dokter Lucky sambil Salim, begitu juga dengan Lewis dan Seiichi.
"Nak Sasi, apa ananda mau kembali ke tubuh ananda atau masih mau membantu nak Ichi?" tanya Ustadz Amir ke arah Sasikirana yang terkejut karena pria sepuh itu bisa melihatnya.
"Pak Ustadz ... Bisa melihat saya?" tanya Sasikirana bingung.
"Tentu saja aku bisa nak Sasi. Anda mau bangun sekarang?" jawab Ustadz Amir.
"Saya ...." Sasikirana tampak bingung. "Jujur saya masih merasa aman seperti ini tapi jika saya bangun dan lebih bisa membantu ... "
Ustadz Amir tersenyum. "Sejujurnya aku tahu ananda memang lebih aman seperti ini tapi ... Baiklah kita akan singkirkan santet itu karena ... Anda dicegah untuk kembali ke raga anda. Mereka ingin anda benar-benar meninggal. Reza dan anak-anak, kita bersiap ya."
"Baik pak Ustadz," jawab Ustadz Fahreza.
"Kalian pakai baju APD lengkap dulu, bapak-bapak. Standarnya." Dokter Lucky mengambilkan baju-baju APD yang harus dikenakan.
"Dok Lucky, bagaimana dengan santetnya?" tanya Ustadz Fahreza yang hampir menjadi anggota keluarga Pratomo namun hubungannya dengan Radhia Yung, cucu Aji Yung dan Falisha Hassan, tidak berjalan mulus. Radhia akhirnya menikah dengan seorang dosen berdarah Korea Indonesia dari Seoul National University. Ustadz Fahreza pun patah hati dan akhirnya menikah dengan salah satu anak santri di pondok milik Ustadz Amir.
"Bolehkah aku minta dikembalikan ke yang kirim? Mau dukunnya, mau yang minta, mau otaknya ... Atau keluarganya! Terserah! Dia sudah bersekutu dengan iblis, sudah waktunya dia membayar semua itu!" geram Dokter Lucky.
Ustadz Fahreza tersenyum. "Benar-benar anda semakin mirip anggota klan Pratomo."
"Kami masuk dulu Dok Lucky," senyum Ustadz Amir bersama dengan anak buahnya setelah memakai APD lengkap.
"Sasi... Kamu mau kembali ke badan kamu?" tanya Seiichi.
"Kita lihat nanti mas Ichi. Kalau memang aku harus kembali ... Ya aku akan membantumu." Sasikirana menatap Seiichi. "Aku tidak akan mati semudah itu!"
Seiichi tersenyum. "Kamu memang ditakdirkan untuk tidak mati secepat itu, Sasi."
Dokter Lucky dan Lewis hanya menatap bingung ke Seiichi yang ngomong dan senyum sendiri.
"Kamu bisa senyum manis juga ya Ichi. Biasanya mukanya flat macam penggaris," gumam Dokter Lucky membuat Sasikirana cekikikan.
***
Sementara itu ...
"AAAAARRRGGGHHHHH!"
"Pah ! Papah! Bangun! Papah kenapa?!" seru seorang wanita yang langsung menyalakan lampu kamarnya. Wanita itu melotot tidak percaya melihat suaminya keluar darah dari mata, hidung, mulut dan lubang telinganya.
"PAPAAAAAHHHHH!!!!"
Pria itu mendelik ke arah makhluk hitam yang mendatangi dirinya.
"Kamu kalah Aiman ... Tumbal kamu dilindungi oleh orang Suci ... Aku ambil kamu dan istrimu sekalian ...."
Malam itu suara lolongan panjang dari pasangan suami istri terdengar di rumah yang mewah itu. Semua orang yang tinggal disana berusaha masuk ke dalam kamar itu. Saat mereka bisa masuk, kondisi pasangan itu sangat mengenaskan.
"Sam, hubungi sekretaris istana! Mentri Hukum dan HAM meninggal tidak wajar!" ucap salah satu pengawal.
***
Yuhuuuu up Pagi Yaaaaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu ❤️🙂❤️
Berkat didikan pak Hoshi bon cabe level 100 😝😝😝😝
Dulu sabrina sdh punya ardiona, skrg ji woo udh sama dr. Nadhif
Belajar sama ikan teri, fariz bkn rm
Meskipun per"dummy"an hanya punya terry seekor 😂😂😂😂