Hidupku bergantung pada diriku sendiri bukan orang lain. orang lain hanya mendengarkan mu sesaat tapi dirimu mendengarkan mu setiap saat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaka Tatok's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Setelah mereka pergi dari rumah Mbah surip.
mereka bertiga menunggu kebaikan yang mereka dapat.
" guys kalungnya udah nyambung lagi." ujar Anwa.
" yesss..." ucap Riana semangat.
" hahhahaha.." mereka bertiga tertawa.
" ehh ehh tapi kita ngak dapat kerang kebaikan,lo dapat ngak.? " tanya Refa.
mereka menunggu,menepuk tangan berharap muncul kerang kebaikan itu,tapi tidak ada.
" mungkin kebaikan hari ini tidak dihitung." ucap Riana
tiba-tiba terdengar suara...
" menolong jangan sampai ada yang tau,menolong harus dengan ikhlas."
" oh iya ...mmmmm..." ucap Refa menepuk jidatnya.
" tadi kan wig copot,kan jadi ketahuan kan..ah bete.." serunya lagi.
" udahlah yang penting ibu itu sudah sehat dan anaknya sudah berjanji ngak akan nipu warga lagi. lagian kan menolong itu harusnya tanpa pamrih,iyaa ngak .!" ucap Riana.
" lo benar,Na. yukk.." ajak anwa.
* tosss... ujar Riana.
mereka pergi dari sana.
***
Siswa berkumpul di padang sambil menikmati suasana cerah didesa itu.
" suasaana cerah banget." ucap salah seorang siswi.
Riana dan kedua sahabatnya muncul ke sana.
" Bu.. itu mereka bu." ucap seorang siswa.
gurunya langsung melihat kearah yang ditunjuk.
" Alhamdulillah..." ujar guru mereka.
" ayoo..."
" Riana..." panggil Dani segera mendekat .
" Rianaa..." ucap Dion langsung menghadang langkah Riana.
" Kamu ngak apa-apa kan,aku cemas banget loh." ucap Dion cempreng.
" tapi kalo hilang-hilang jangan ngerepotin juga " ucap Dani melengos pergi karna tak suka melihat Dion memegang tangan Riana.
" jangan sok perhatian lo Dion,biasaa aja kali ,ngak usah lebay.." ujar Refa malas.
" orang cuman khawatir aja kok huuh". ujar Dion.
" tapi kamu benaran ngak apa-apa kan." ujarnya lagi kepada Riana.
" iyaa ngak apa-apa." ucap Riana malas.
" Dani kok jadi jutek gitu sih." gumam Riana.
Anwa tersenyum mendengar gumaman Riana.
" Lo itu gimana sih,jutek itu tandanya cemburu." ucap Anwa merangkul Riana.
mereka akhirnya tersenyum senang.
***
Siska sedang sibuk dengan handphone nya
Andre datang menghampiri nya .
" Siska.. lo lihat ini." ucap Andre menunjukkan sisik merah.
" itu sisik apa'an. sini gue coba lihat ? " tanya siska mengambil sisik itu dan diteliti.
" keknya gue pernah lihat deh." ujarnya lagi.
" coba kamu pegang,aku coba cari di google." ujarnya lagi.
" ini itu sisik Putri duyung." ujar Siska menunjukkan hasil petunjuk Google.
kebetulan lewat Riana and the geng.
segera mereka mendekat untuk mendengarkan apa yang sedang Andre dan Siska bahas.
" gue ingat ,gue waktu itu lagi nyari kostum untuk jadi putri duyung lomba museum waktu itu." ujar Siska.
" gue dapat ini ditempat waktu Riana anwa dan Refa sebelum mereka ditemuin ." ujar andre.
" dulu gue sempat bermimpi soal ini,berarti mimpi gue ngak salah dong." ujar nya lagi.
" jangan-jangan mereka itu..." ujar Andre menahan rasa penasarannya.
" aduh gawat,mereka sudah mulai curiga,ayo kabur." ucap Riana
" yuk..yuk.." ujar Refa dan Anwa segera pergi dari sana.
tidak sengaja Riana menginjak ranting kayu.
kraakkk..
membuat Siska dan Andre terkejut.
" sebentar yah." ucap Siska segera peegi memeriksa bunyi apa itu.
" ngak ada apa-apa.." gumam Siska.
Riana and the geng sedang bersembunyi diatas pohon.
siska segera bergegas pergi dari sana.
***
" ayo silakan.. minum dulu sebentar." ujar papa Andre
Andre kebetulan pulang.
" ayoo..ayoo..marsya.." ucap papa Andre.
" ehh Andre sudah datang.." ujar papanya lagi.
" Andre, kenalin ini teman lama papi,namanya Tante Tuti dan ini anaknya marsya." ucap papa andre.
" Andre tante.." salam andre
" Tante susi." ucap mama marsya menjabat tangan.
" marsya.." ucap marsya.
" kamu masih ingat Andre kan,kalo ngak salah, pas terakhir ketemu itu andre masih kecil deh." ujar papa Andre.
" iyaa iyaa. aku masih ingat" ucap mama marsya.
" kamu sekarang udah gede,pasti kalo ketemu dijalan tante ngak akan ngenalin deh." ujar mama marsya lagi.
" eh..kita pasti akan sering bertemu,tante lagi ada projek besar dengan papi kamu lo," ucap mama marsya.
" oh ya, proyek apa.? tanya Andre.
" oh iya Ndre,kebetulan Tante Tuti ini kan seorang ilmuwan. tante susi ini lagi cari investor untuk penelitian dia . papa Sekarang kan kondisi keuangannya mulai stabil ini,apa lagi papi sangat tertarik jadi partnernya , apa lagi kan tante tuti ini teman lama papa." ucap papa Andre menjelaskan .
" oh iya pa, andre ikut senang deh, semoga projeknya sukses yah " ujar Andre senang.
" terimakasih yah " ucap mama marsya.
mereka tersenyum senang.
***
Riana and the geng tiba dirumah .
mereka segera beristirahat diruang tamu.
" hahahha.. akhirnya kita sampe dirumah,gue senang banget deh tanpa ada orang curiga." ucap Riana senang.
" kita memang berhasil kabur sekarang. tapi kalau mereka terus menyelidiki kita,kita bisa ketahuan kapan aja." ucap Anwa.
" iyaa juga yah, aduhh. gimana ini gue takut kalo begini terus. " ucap Refa
" ahh udah lah Anwa refa, please deh ah, jangan pikirin yang aneh-aneh. kalo kita kelihatan panik,mereka akan tambah curiga sama kita,lagian mereka ngak tau kan kalo kita ini Putri duyung,lagian mereka cuma curiga dengan sisik itu" ujar Riana santai.
" Lo lupa kita punya kekuatan, dengan kekuatan ini kita bisa apa saja. lo lupa yah." ujar Riana lagi.
" iyah yah, terserah lo aja " ucap Anwa senang dan Refa pun lega.
" toss toss.." ucap Riana senang.
" Assalamualaikum.." ucap papa Anwa.
" walaikumsalam om. haii om.." Riana menyapa papa Anwa.
" haii pa.." ucap Anwa bangun menyambut papanya.
" yaudah kalian ngobrol aja dulu, papa mau masuk dulu." ujar papa anwa.
" paa.. tunggu.." tahan anwa.
" papa kenapa.? kok mukanya bete begitu, papa sakit atau papa ada masalah." tanya Anwa.
" papa hanya pusing sedikit saja, mungkin karena lambat makan aja.." ucap papanya.
" papa masuk dulu." pamit papanya.
Riana segera melambaikan tangan memanggil Anwa untuk mendekat.
" coba ajak papa lo kerumah sakit."
Anwa segera pergi ke kamar papanya.
" papa.." panggil Anwa mengedor pintu kamar papanya.
papanya sedang mencuci muka di westapel kamar mandi.
" Ada apa anwa? " tanya papa
" papa Benaran ngak apa-apa.? papa sakit kepala ,ayo kita kerumah sakit pa.biar anwa antarin" ujar Anwa.
" papa ngak apa-apa sayang. ini papa baru habis mandi dan minum obat, sebentar juga sembuh.." sahut papanya dari dalam.
" benaran pa.." tanya anwa memastikan.
" udah,kamu jangan kuatir,bentar kok. papa baik-baik aja. jadi kamu jangan berpikir macam-macam." ujar papa menyahutinya.
Anwa segera berbalik dengan lemas. Riana dan refa segera menghampirinya.
" Anwa.." panggil Riana dan refa.
" papa lo ngak kenapa-kenapa kan.? " tanya Riana.
" gue juga ngak tau,gue disuruh tenang . gue tetap khawatir dan buat gue tetap panik.
abis gue ngak bokap gue stres lagi,dia satu-satunya orang tua gue, terus kalo terjadi apa-apa dengan bokap gue gimana..? ucap Anwa bingung.
" sssuusstt...anwa Jangan ngomong kek begitu ah..gue yakin bokap lo sayang sama lo,pasti kalo ada apa-apa bokap lo pasti ceritain sama lo. lagian lo udah gede udah dewasa jangan panik gini dong. bokap lo mungkin benaran lagi pusing dan ngak enak badan ,jadi lo jangan pikirin macam-macam. " ujar Refa merangkul sahabat nya.