NovelToon NovelToon
Tali Pocong

Tali Pocong

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Mata Batin / Ilmu Kanuragan
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: bang deni

Wabah corvid 19 membuat banyak perusahaan yang melakukan pengurangan karyawan , Jaka seorang pemuda tampan pun ikut terkena PHK, kehidupannya menjadi semakin terpuruk saat melihat sang istri berselingkuh dengan temannya yang sekaligus mantan atasannya , yang lebih menyakitkan lagi ternyata pemecatan dan tidak di terimanya ia bekerja juga karena ulah mereka berdua, bagaimana Jaka menghadapi penghianatan istri dan temannya....
yuk kita baca kisahnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sekte Sunsang Langit

Mereka berjalan menyusuri jalan setapak menuju kota asal Dinda—Desa Banyu Lengkuas, sebuah desa kecil yang berbatasan langsung dengan hutan liar dan sungai besar. Perjalanan memakan waktu dua hari, dan selama itu, mereka tak terburu waktu.

Justru sebaliknya.

Setiap malam di bawah rimbun dedaunan, atau setiap pagi di bawah sinar mentari lembut, Jaka dan Dinda memelihara api dalam pelukannya, bukan hanya sebagai sepasang kekasih—tapi sebagai dua jiwa yang sempat terpisah oleh dunia dan maut, dan kini menebus semua dengan waktu yang tersisa.

Sore hari, mereka tiba di tepi sungai jernih beraliran tenang. Dinda membuka pakaiannya perlahan, melangkah ke air, tubuhnya telanjang memantulkan cahaya senja.

Jaka hanya bisa menatap, lalu mengikuti jejaknya. Tubuhnya menyusup ke dalam air, mendekap tubuh kekasihnya yang kini menggigil bukan karena dingin, tapi karena ketegangan gairah yang tak tertahan.

"Di air seperti ini," bisik Jaka di telinganya, "kau terasa... seperti dewi yang lupa bahwa dunia pernah jahat."

Dinda membalas dengan mencium leher Jaka, menariknya lebih dekat. "Dan kau... pahlawan yang lupa kalau air bisa menyamarkan jeritanku."

Desahan mereka menyatu dengan aliran sungai. Tubuh mereka bersatu di bawah permukaan, dalam tarian liar namun penuh kelembutan, hingga air memercik liar menabrak bebatuan.

“Jika ini malam terakhir kita…” bisik Dinda, "aku ingin kau ukir aku... di tubuhmu."

Dan Jaka pun melakukannya. Dengan setiap sentuhan, dengan setiap ciuman, ia mengukir Dinda bukan di kulit—tapi di dalam jiwanya

Mereka tiba di rumah saat langit memerah. Para keluarga menyambut Dinda, banyak yang menangis lega melihat gadis itu kembali hidup-hidup.

Tapi di saat yang sama…

Jaka berdiri jauh di bawah pohon waru besar, memandang dari kejauhan. Kakinya tak mau melangkah ke dalam rumah itu Hatinya pun ragu.

Dinda menghampirinya. Matanya berkaca-kaca.

“Jangan tinggalkan aku, Jaka…”

Jaka tersenyum, menyentuh pipinya. “Dinda… hatiku sudah jadi milikmu. Tapi tubuhku belum bisa diam. Aku belum selesai melakukan tugasku!" ucap Jaka

“Tapi aku ingin kita tinggal bersama" pinta Dinda

Jaka menggenggam tangannya. “Dan aku ingin itu. Tapi sebelum itu, aku harus membakar yang layak dibakar. Aku harus membalaskan dendam atas nama guruku. Aku harus—menyelesaikan semua utang darah.”

Dinda menunduk. Air matanya jatuh.

“Kalau begitu… jangan mati di luar sana. Karena jika kau mati… aku akan mati pelan-pelan di sini.”

Jaka memeluknya erat. Menciumnya… dalam dan panjang, penuh luka dan rindu. Lalu ia menaruh kalung dari Ratri di tangan Dinda.

“Ini… pelindung. Dan pengingat. Kalau aku tak kembali… artinya aku bertarung sampai akhir.”

Lalu Jaka membalikkan badan. Dengan langkah berat, ia berjalan pergi.

Dinda berteriak. “Jaka!!”

Tapi Jaka tak berhenti.

Karena pendekar… tak selalu pulang

Di lereng gunung selatan, Jaka berdiri memandangi cakrawala. Angin meniup rambutnya, matanya tajam menatap jauh.

“Setiap cinta akan kutemui kembali. Tapi sebelum itu… Aku harus membuat dunia ini layak untuknya.”

Ia berjalan lagi… dan di kejauhan, asap hitam dari sebuah desa yang terbakar mulai naik ke langit—pertanda bahwa jalan darah dan pertarungan belum usai.

Desa KARANG ILANG telah berubah jadi lautan bara. Rumah-rumah ludes. Tanah retak membara. Mayat-mayat bergelimpangan, tubuh mereka hitam legam terbakar, sebagian tak utuh. Angin membawa bau gosong dan darah.

Jaka berdiri di atas bukit menghadap desa itu. Matanya menyipit.

“Ini bukan api biasa… ini Ajian Pembakar Jiwa. Seseorang sedang bermain kotor, dan aku akan mematahkan tangannya.” gumam Jaka

Ia melangkah menuruni lereng. Api masih menyala di beberapa titik. Kuda liar berlari panik melintasi puing. Ringkikan mereka menembus asap.

RRIIIIINGGGIIIIHHHH!!!

GRAKKK!! Sebuah rumah roboh, tiangnya jatuh seperti tulang patah.

Tiba-tiba…

CLAK!

Langkah kaki berat terdengar. Tiga sosok berjubah hitam muncul dari balik reruntuhan. Wajah mereka tertutup topeng kayu gelap. Mereka berdiri tegap, membawa senjata berbeda—satu tombak panjang bergigi, satu pedang dua sisi, dan satu rantai berduri.

Pemimpin mereka maju.

“Ini bukan tempat untuk bermain Kembalilah !" ucapnya lantang

Jaka mendengus. “Mulut kalian bau darah. Harusnya dibersihkan pakai sabetan cambuk.”

Pendekar rantai itu maju. “Kurang ajar, bocah!”

SWUUUNG!!!

Rantainya melayang ke arah kepala Jaka seperti ular logam.

CLAAANGG!!

Cambuk Gembolo Geni menyala, membelit rantai itu di udara dan memutar balik kekuatannya!

KRAAAAKK!!

Tangan pendekar rantai terpelintir dan patah!

“AAAARGH!!”

Sebelum bisa mundur, Jaka menariknya dengan cambuk, lalu menendang perutnya keras-keras.

BUAAARRKK!!

Tubuhnya terpental menghantam batu besar—Batu itu hancur berkeping-keping!!

GRRAAKKHH!!!

Pendekar pedang langsung melesat maju. Pedangnya berpendar ungu gelap.

“Mati kau!?"

CLAAAAANG!!!

Pedang dan cambuk beradu. Percikan api menyambar ke segala arah.

TING! TRRING!! KLAKANG!

Tubuh mereka berputar. Setiap benturan menimbulkan ledakan kecil. Getaran dari sabetan tenaga dalam membuat tanah di bawah mereka retak seperti kaca pecah.

“Ajian pencacah "

Pedang menyabet horizontal—Jaka melompat tinggi, lalu menghujam dari atas dengan cambuk menyala.

“GEMBOLO GENI"

BLAARRR!!!

Ledakan cahaya merah membakar pohon-pohon di belakang mereka. Tubuh pendekar pedang melintir di udara lalu jatuh dengan tubuh setengah terbakar. Ia menjerit keras:

“AAAAAAARRGGHHH!!!!”

Satu lagi tersisa—pendekar tombak. Tapi kali ini, ia tak menyerang sendirian.

Dari reruntuhan muncul dua kuda perang hitam tanpa pengendara, matanya merah menyala. Mereka menyerbu bersamaan.

RRIIIIINGGGGGGHHH!!!

“TAMAT KAU, BAJINGAN

Jaka bersiaga. Tubuhnya berpendar cahaya merah muda dari Ajian Bengkeleng ,Ajian Kidang Kencana dan Ajian Gembolo Geni Menyatu

Ia menjejak tanah, menciptakan getaran yang menghentikan kuda!

“AJIAN TAPAK GEMBOLO GENI!"

WUUUSHH!!!

Tubuh Jaka lenyap. Lalu tiba-tiba, ia muncul di punggung salah satu kuda, langsung memukulkan tangan berapi ke tengkuknya.

SRETTT!!

Kuda itu meledak!

BLAAAARRR!!!

Dari semburan api dan serpihan darah, Jaka melompat ke arah tombak pendekar terakhir, mengayunkan cambuk ke bawah.

CIIAATT!!

BRAKKKK!!!

Tanah pecah! Pendekar tombak terseret masuk ke dalam retakan tanah, tubuhnya tertimpa batu besar.

Hening.

Debu dan asap perlahan mereda.

Jaka berdiri di tengah reruntuhan. Nafasnya berat. Tapi matanya masih tajam.

Ia menatap puing terakhir desa itu. Di antara kayu terbakar, ia melihat sesuatu.

Sebuah kitab hitam berdarah dengan lambang ular melingkar menggigit matahari.

Jaka mengangkatnya pelan.

“Ini… lambang Sekte Sungsang Langit.”

Dan ia tahu… ini baru awal dari kegelapan yang jauh lebih besar.

1
Batsa Pamungkas Surya
siapaaaaaaq
Batsa Pamungkas Surya
yaaaaaa
Was pray
semakin seru kisah jaka, tapi kurang serunya up nya gak pasti
Blue Angel: nanti di up rutin Lagi kemaren lagi sibuk kak
Blue Angel: nanti di up rutin Lagi kemaren lagi sibuk kak
total 2 replies
Was pray
masih sering keliru menyebut nama ya thor? ada rangga dan budi pula..
Blue Angel: lagi buat novel lain jadi salah tulis, terima kasih nanti di revisi
total 1 replies
Batsa Pamungkas Surya
boleh boleh boleh
Batsa Pamungkas Surya
ok ok ok
Batsa Pamungkas Surya
semoga bertemu
Batsa Pamungkas Surya
lanjutkan
Bang Deni 0909
kekuatan oh kekuatan
Hiu Kali
rangga lage thor.. tuyul lampung nyasar kah iki thor..
( KANG SESAD ): lu gak bikin novel lagi bang
Blue Angel: maaf suka salah ketik nanti di revisi🙏🙏🙏
total 3 replies
Hiu Kali
rangga iki sopo thor? ra-ngganteng blass kah?
Blue Angel: salah nulis , Rangga MC di warisan gunung , nanti di revisi🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!