Mikayla seorang gadis berumur 20 tahun yang memiliki kelebihan diantara perempuan lainnya, ia bisa mengeluarkan asi dari dadanya dan itu suatu anugrah untuk nya, karna dengan begitu ia bisa menyumbangkannya untuk bayi-bayi yang ada dipanti asuhan yang tak jauh dari rumahnya, yang memang hanya untuk membeli susu formula saja terkadang tidak bisa, maka dari itu ia sangat bersyukur bisa membantu dipanti asuhan tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Galau
Saat ini Kay dan Wildan sudah berada didepan pintu, setelah sebelumnya mereka sempat mengucapkan salam, tak lama terdengar derit suara pintu terbuka, bersamaan bu Sri yang muncul dari balik pintu tersebut.
'' Loh akhirnya kalian masuk juga? Kirain kalian mau bermalam didalam mobil.'' ucap bu Sri,
Kay dan Wildan saling pandang, sepertinya kali ini pikiran mereka sama.
'' Kenapa bengong gitu? ibu lihat sejak tadi loh mobil kalian dihalaman.'' ucap bu Sri
'' Maksud ibu sejak satu jam yang lalu ibu sudah melihatnya? kenapa gk manggil aku sih bu.'' ucap Kay merasa sebal
'' Loh, kenapa ibu mesti manggil kamu, nanti dikirain ibu gk pernah muda lagi, ya ibu gk mau lah ganggu.'' ucap bu Sri membuat Kay terpelongo, bagai mana bisa ibunya itu punya pikiran seperti itu, bukankah Wildan sudah menikah, itu sama saja ibu nya itu menyuruhnya menjadi seorang pelakor, bisa-bisa ia dicincang habis oleh bu sandra, pikirnya, Kay menggeleng kan kepalanya dengan cepat, mengusir pikiran tersebut.
'' Ibu ini jangan yang aneh-aneh deh buk, tadi itu aku ketiduran dimobil pak Wildan, jadi ibu jangan mikir yang tidak-tidak buk,'' ucap May tak suka.
'' Iyaiya, yasudah kamu istirahat saja didalam.'' sambung bu Sri, yang langsung diangguki oleh Kay
'' Pak Wildan kalau gitu saya masuk dulu, selamat malam.'' ucap Kay yang langsung masuk kedalam rumah
'' Malam Kay.'' jawab nya sambil tersenyum
'' Oya, nak Wildan mau masuk dulu?'' tawar bu Sri
'' Gk usah bu, sudah malm juga kan, sebaiknya saya langsung pulang saja.'' jawabnya
'' Yasudah hati-hati dijalan ya nak Wildan.'' ucap bu Sri
'' Iya bu, saya permisi dulu.'' ucapnya setelah itu langsung melangkah menuju mobilnya yang terparkir, namun sebelum masuk, Wildan sempat menoleh kearah jendela yang berada disamping, ia merasa ada seseorang yang mengintip disana.
'' Seperti ada orang tadi, tapi kok ilang ya? mungkin hanya perasaanku saja.'' gumamnya yang langsung masuk kedalam mobilnya.
Sedangkan dikamarnya, Kay berada dibalik gorden yang tertutup sambil memegangi dadanya yang berdebar.
'' Huuff, hampir saja ketahuan.'' gumam Kay sambil melangkah menuju tempat tidurnya.
Kay duduk diatas tempat tidur sambil mengingat kejadian beberapa saat yang lalu, gadis itu pun menyentuh bibirnya.
'' Kenapa dia menciumku? apa maksudnya? bukankah dia sudah memiliki istri yaitu bu Sandra, lalu kenapa dia menciumku? kenapa dia melakukannya? ini kan ciuman pertamaku, Rudi saja pacar aku belum pernah menciumku, tapi mas Wildan kenapa kamu melakukan itu padaku mas.'' gumamnya lirih. Pikiranya berkecamuk, ada rasa sedikit bahagia dihatinya karna Wildan lah orang pertama yang menciumnya, namun rasa sedihnya lebih mendominasi.
Sebenarnya saat Wildan menggoyang tubuhnya saat dimobil, Kay memang sudah terbangun, hanya saja ia belum membuka matanya, mungkin saat itu ia masih merasa mengantuk, namun suara Wildan yang terus memanggil namanya membuat gadis itu mau tak mau akhirnya membuka mata, secara perlahan, namun belum sempat matanya terbuka sempurna, Kay tiba-tiba langsung kembali menutup matanya, saat gadis itu melihat wajah Wildan yang sangat dekat dengannya, mau tak mau ia memilih untuk pura-pura tidur kembali, Kay merinding saat merasakan wajahnya disentuh oleh tangan kasar laki-laki itu, apa lagi tangan itu sangat nakal dan terus bergerak diwajahnya, ingin sekali Kay membuka matanya saat itu dan memaki laki-laki yang lancang menyentuhnya, namun Kay sama sekali tak ada keberanian, hati dan pikirannya sangat bertolak belaka, pikirannya menolak, namun hatinya seolah menikmati setiap sentuhan diwajahnya, hingga sampai akhirnya Wildan berhasil mencuri ciuman pertama miliknya, saat bibir mereka saling menemempel, Kay merasa darahnya berdesir, apa lagi saat Wildan **********, Kay merasakan perasaan yang aneh yang tidak bisa ia ungkapkan dengan kata-kata, namun ia sadar jika ini tak boleh terjadi, ingin rasanya menjerit saat itu, namun dengan kurang ajarnya hatinya malah merasa senang saat itu, entahlah dia juga tidak tau. Namun Kay tetap saja pura-pura tidur hingga saat Wildan melepas ciumannya dan duduk kembali ditempatnya barulah gadis itu mulai berakting seolah baru bangun dari tidurnya.
***
'' Duuhh, kok gue jadi galau gini ya, apa gue harus minta pertanggung jawaban dia karna sudah memerawani bibir gue? tapi salah gue juga sih, kenapa coba gue diam aja saat dia mencium bibir gue tadi,, haaiisss tau ah pusing.'' setelah lelah berperang dengan pikirannya Kay pun langsung memejamkan matanya.
KEESOKAN HARINYA..
Pagi ini, Kay melakukan aktivitasnya seperti biasa, setelah memompa asi untuk baby Al, dan bayi yang ada dipanti asuhan, Kay langsung keluar dari kamarnya sambil membawa asi yang tadi ia pompa dan meletakannya diatas meja. Tak lama terdengar suara klakson motor yang Kay yakin itu adalah motor milik Rudi, gadis itupun langsung keluar dari rumah untuk menemuinya.
'' Hai Kay, kamu udah siap?'' tanya Rudi, pemuda itu turun dari motornya dan melangkah mendekati Kay.
'' Aku kangen banget sama kamu Kay.'' ucapnya yang tiba-tiba memeluk tubuh gadis itu membuat Kay tersentak kaget.
'' Rud, kamu ngapain peluk aku gini nanti kalau dilihat ibu gimana?
'' Sebentar aja Kay, aku hanya merasa kangen sama kamu.'' jawabnya yang kembali memeluk erat tubuh Kay, walaupun sebebarnya Kay sedikit risih, namun Kay pasrah saja, hingga suara deheman seseorang membuat keduanya langsung melerai pelukan mereka.
'' Ibu.'' ucap mereka kompak, Kay dan Rudi pun menjadi canggung karna melihat tatapan tak senang yang bu Sri berikan pada keduanya.
'' Kalian ini kalau mau bermersaan cari tempat yang tidak ada orang lain disana, sangan disini, karna jelas kalian akan merasa terganggu, karna disini ada ibu.'' ucap bu Sri ketus.
'' Ibu, apaan sih, siapa yang mesra-mesraan? orang mau kerja kok.'' jawab Kay
'' Benarkah? jadi tadi yang ibu lihat apa kalau bukan mesra-mesraan?'' cibir bu Sri
Sedang kan Rudi hanya diam, merasa tak tau harus berkata apa.
'' Ck, apaan sih buk, udah ah,aku mau berangkat kerja saja.'' ucapnya sambil salim pada bu Sri, yang disusul eh Rudi.
Dan akhirnya mereka pun berangkat dan meninggalkan kediaman bu Sri, namun saat berada dipersimpangan jalan Kay melihat mobil Wildan, bahkan gadis tersebut dapat melihat bayangan laki-laki itu dari dalam mobil, namun sepertinya pria tersebut tak melihatnya.
'' Mas Wildan,'' gumamnya pelan.
Kini Wildan sudah sampai didepan kediaman bu Sri, dan kebetulan wanita paruh baya itu juga ada diteras rumah.
'' Assalamu'alaikum bu Sri.'' sapa Wildan
'' Wa'alaikum salah nak Wildan, duduk dulu nak Wildan.'' ucapbu Sri.
Wildan mengangguk dan mengambil posisi duduk disamping bu Sri. Laki-laki itu melihat kedalam rumah yang terlihat sepi.
'' Kay dimana bu, kok gk kelihatan?'' tanya pria tampan tersebut.
'' Loh, Kay baru aja pergi kerja nak, emangnya kamu gk ketemu ya sama dia tadi?'' tanya bu Sri
'' Benarkah? Tapi sayang sekali bu saya tidak melihatnya. Apa dia bersama dengan kekasihnya ya buk?
'' Iya benar, tapi ibu mulai kurang suka sma dia
'' Loh kenapa buk? bukannya dia baik, ganteng lagi bu.'' goda Wildan
'' Ganteng sih ganteng, tapi tadi dia peluk Kay sembarangan, didepan ibu lagi, gk ada malunya dia jadi laki, gk ngehargai ibu.'' ucap bu Sri.
'' Benarkah buk? mungkin mereka gk tau kali bu kalau ibu ada disini.'' ucap Wildan lagi.
'' Gk tau gimana, ini kan rumah ibu, ya pastilah ada ibu didalamnya, dasar anaknya aja yang gk tau malu dan gk tau tempat.'' sambung bu Sri.
Tobe continued