NovelToon NovelToon
Pendekar Pedang Halilintar

Pendekar Pedang Halilintar

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Action / Epik Petualangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Budidaya dan Peningkatan / Mengubah Takdir
Popularitas:16.9k
Nilai: 5
Nama Author: DANTE-KUN

Ye Fan, pemuda 15 tahun dari Klan Ye—klan kelas tiga di Kota Pelangi—dikenal sebagai anak ajaib dalam seni pedang. Namun hidupnya hancur ketika klannya diserang oleh puluhan pendekar tingkat ahli yang mengincar pusaka mereka, Pedang Giok Langit.

Seluruh klan terbantai. Hanya Ye Fan yang selamat.

Dengan luka di jiwanya dan kemarahan yang membakar hatinya, ia bersumpah untuk menjadi lebih kuat, merebut kembali Pedang Giok Langit, dan membalaskan dendam Klan Ye yang telah musnah.

Ikuti perjalanan Ye Fan di PENDEKAR PEDANG Halilintar!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31: Kakek Tua Misterius

Malam itu Ye Fan memasuki kompleks pasar gelap yang tersembunyi di bawah kota. Bau besi, darah, dan rempah yang membakar hidung bercampur menjadi satu.

Lampu-lampu minyak menggantung rendah, menampilkan bayangan-bayangan panjang para pengunjung — pendekar bayaran, pencuri, pedagang terkutuk, sampai pembunuh yang wajahnya penuh bekas luka.

Ye Fan menutup hampir seluruh tubuhnya dengan pakaian serba hitam, hanya menyisakan sepasang bola mata dingin yang tajam seperti pedang.

Ia tahu…

Tempat seperti ini bukan sekadar pasar.

Ini adalah sarang ular yang bisa menggigit kapan saja.

Sebelum pintu masuk bawah tanah terbuka, seorang penjaga bertubuh besar menghentikannya.

“Biaya masuk. Lima koin perak.”

Ye Fan membayar tanpa banyak bicara.

Pintu batu bergerak perlahan ke samping, dengan suara berat yang mengalun seperti ruang rahasia kuno yang dibuka kembali.

Begitu ia masuk—

dunia bawah tanah itu menunjukkan wujudnya.

Lorong-lorong penuh pedagang yang menjual segalanya. Dari pedang berlumuran darah, pil terlarang, jimat terkutuk … sampai mayat-mayat yang dijual sebagai bahan eksperimen.

Tapi meskipun ia sudah berkeliling hampir satu jam…

Tidak satu pun yang terlihat menjual informasi.

Ye Fan mulai gelisah.

Jejak kelompok jubah hitam itu tidak bisa menunggu. Waktu hanya akan membuat mereka semakin menghilang.

Akhirnya, ia berhenti di depan sebuah kios sederhana yang menjual senjata dan pil.

Tidak ada yang menarik dari tempat itu.

Penjualnya pun hanya seorang kakek kurus berkumis putih panjang, duduk santai sambil menggeser-geser biji kacang sebagai cemilan.

Ye Fan mendekat.

“Saudara tua,” suaranya rendah dan terkontrol, “aku mencari seseorang yang menjual informasi.”

Kakek itu mengangkat wajah, menatap Ye Fan dengan mata yang … berbeda.

Tajam. Dalam. Seolah bisa melihat ke tulang.

Sesuatu yang membuat Ye Fan sedikit menegang.

Tapi kakek itu tersenyum kecil, mengunyah kacangnya.

“Informasi apa yang kau cari, anak muda?”

Ye Fan tidak berputar-putar.

“Aku mencari kelompok misterius yang mengincar pusaka legendaris turun-temurun dari berbagai klan. Mereka selalu memakai jubah hitam tertutup saat menyerang.”

Napas sang kakek terhenti sejenak.

Kemudian ia mendesah panjang.

“Anak muda … jika itu yang kau cari, kau sedang mencari hantu yang bahkan matahari pun tak mampu menyinari.”

Ye Fan menatapnya tanpa mengedip.

Kakek itu melanjutkan:

“Kelompok itu … menjadi bayangan paling gelap di seluruh kekaisaran Tang. Saking misteriusnya … hampir tidak ada bukti bahwa mereka benar-benar ada.”

Lalu suara si kakek menurun.

Lebih berat. Lebih serius.

“Setiap orang yang mengetahui sedikit saja tentang mereka … bahkan hanya mendengar rumor yang benar … akan diburu sampai ke ujung dunia dan dimusnahkan bersama seluruh keluarganya.”

Ye Fan mengepalkan tangan.

Ingatan tentang malam pembantaian klan Ye kembali menghantam dadanya.

Kilatan api yang menghancurkan rumahnya.

Teriakan keluarganya.

Dan bayangan jubah hitam yang menusuk pupus segala harapan.

“Jadi,” kata si kakek, “tidak ada nama mereka. Tidak ada markas. Tidak ada identitas. Para pendekar tertinggi pun tidak tahu apa-apa.”

Ye Fan menunduk sedikit.

Seperti menerima pisau tumpul yang disayat perlahan ke dadanya.

Lagi-lagi … jalan buntu.

Namun ia tetap membayar.

Mengeluarkan tiga koin emas dari kantongnya.

Namun kakek itu malah tertawa renyah.

“Anak muda, uangmu terlalu besar untuk informasi kosong seperti ini.”

Ia menggesek meja … dan meletakkan sebuah botol kecil yang memancarkan cahaya merah keemasan samar.

“Ini sebagai balasan. Anggap saja … hadiah karena kau telah membuatku tertarik.”

Ye Fan terpaku.

Ia mengenali botol itu.

Pil Darah Phoenix.

Pil kualitas tinggi.

Nilainya … lebih dari seratus koin emas.

Bahannya bahkan berasal dari darah phoenix langka yang hanya bisa didapatkan dari gunung suci tertentu.

Sebuah pil yang berkhasiat untuk mempercepat regenerasi luka dan juga memberikan kekebalan terhadap beberapa racun.

Kakek itu menyeringai melihat keterkejutan Ye Fan.

Lalu ia bersandar, suaranya berubah … menjadi lebih dalam.

“Jangan kaget. Anak muda sepertimu … jarang muncul di dunia persilatan. Tekananmu … keberanianmu … aura pembawamu … itu bukan milik remaja biasa.”

Ye Fan menegakkan tubuhnya.

Tangannya sudah bersiap untuk mengeluarkan pedang dari cincin ruangnya — refleks.

Kakek itu mengangkat tangan.

“Tenang. Kalau aku ingin nyawamu … kau sudah mati sejak kau masuk pasar ini.”

Ye Fan mengerutkan alis.

“Siapa kau sebenarnya?”

Kakek itu tersenyum misterius.

Dan untuk sesaat, auranya berubah.

Bergetar.

Bergema.

Tidak seperti aura orang biasa.

Tapi aura seorang … pendekar tingkat tinggi.

“Kau pasti tidak sadar,” ucapnya pelan, “tapi kita sudah bertemu sebelumnya.”

Ia mengetuk meja.

“Di restoran mewah tadi.”

Dunia sedikit berhenti.

Ye Fan tersentak.

Kakek itu menatapnya lembut namun penuh wibawa … berbeda dari pedagang pasar gelap biasa.

“Aku hanyalah seorang tetua dari Sekte Pedang Surgawi, salah satu sekte terkuat di kekaisaran Tang.”

Ye Fan terdiam.

Sekte Pedang Surgawi…

Nama yang bahkan anak kecil pun pernah dengar — rumah para pendekar pedang terkuat di tanah Tang.

Kakek itu melanjutkan:

“Sekali-sekali aku turun ke pasar gelap, menjual pil dan senjata sebagai kedok … dan untuk mencari bibit-bibit pedang langka.”

Tatapannya menajam langsung ke bola mata Ye Fan.

“Dan kau, anak muda … adalah salah satu yang jarang sekali kulihat dalam seratus tahun.”

Ye Fan tidak tahu harus menjawab apa.

Karena bagaimana pun, kakek tua itu, yang ternyata seorang Tetua Sekte Pedang Surgawi bisa langsung mengetahui dirinya hanya dengan merasakan sedikit auranya saja.

Ye fan benar-benar terkejut dengan kemampuan kakek tua itu, dan merasa bahwa dunia ini memang sangat luas dan ia harus terus meningkatkan kekuatannya.

Kakek itu kembali tersenyum dan menyodorkan pil ke arahnya.

“Terima pil itu. Anggap sebagai tanda persahabatan … atau mungkin, takdir.”

Ye Fan menerima pil itu perlahan.

Pil itu hangat … seolah hidup.

Sebagai gantinya, kakek itu hanya meminta satu hal.

“Jika suatu hari kau punya waktu … datanglah ke Pegunungan Kunlun.

Di sanalah Sekte Pedang Surgawi berdiri.

Aku ingin melihat … sejauh mana pedangmu bisa tumbuh.”

Ye Fan menatap kakek itu.

Dalam matanya ada sesuatu—ketegasan, ketertarikan … dan semacam penghormatan yang tulus.

Akhirnya Ye Fan menjawab dengan suara yang rendah namun tegas:

“Baik. Jika waktunya tiba … aku akan datang.”

Kakek itu tertawa kecil.

“Bagus. Sekarang pergilah, anak muda. Dan simpan baik-baik pil itu. Itu bisa menyelamatkan nyawamu … atau memberimu kekuatan baru.”

Ye Fan mengangguk hormat, lalu berbalik pergi dari kios itu.

Di belakangnya, sang kakek masih menatap punggungnya dalam-dalam, sebelum berbisik:

“Dunia persilatan Kekaisaran Tang … tampaknya akan segera berguncang.”

1
saniscara patriawuha.
gasssd polllllll....
saniscara patriawuha.
gasssss.
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ...........
saniscara patriawuha.
gassss pollllll..
saniscara patriawuha.
tingkatkan lagi mc nya biar lebih sat set sat set,,,
saniscara patriawuha.
lanjutkennnnnn....
saniscara patriawuha.
gassssdd....
𝕸𝕬𝕾𝕿𝕰𝕽𝕾 𝕷𝕰𝕰, 𝕬𝕸𝕶
Mantap
udenk
goooos
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor .........
🌼🆚🐝
tdk sprt di awal alurnya,terlalu byk penjelasan yg di ulang2
🌼🆚🐝
keren
🌼🆚🐝
crazy up babang💪💪💪💪
Jojok Supriyanto
bukankan Ji Hong ayahnya Ji Hun ya... koq ini jadi pamannya...
Dante-Kun: Hehe 🤭🤭 otornya ngantuk, makasih udah di kasih tau, langsung revisi sekarang
total 1 replies
Jojok Supriyanto
empat ditambah tujuh, sebelas Thor..
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ...........
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ..........
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ........
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor .........
BOIEL-POINT .........
very niCe Thor ........
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!