NovelToon NovelToon
Alexandra (Simpanan Bos)

Alexandra (Simpanan Bos)

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Kuswara

Bukan terlahir dari keluarga miskin, tidak juga terlilit hutang atau berada dalam situasi yang terdesak. Hanya saja alasan yang masuk akal bagi Alexandra menjadi simpanan bosnya karena dia telah jatuh hati pada karisma seorang Damian.

Pertentangan selalu ada dalam pikirannya. Akan tetapi logikanya selalu kalah dengan hatinya yang membuatnya terus bertahan dalam hubungan terlarang itu. Bagaimana tidak, bosnya sudah memiliki istri dan seorang anak.

Di sisi lain ada Leo, pria baik hati yang selalu mencintainya tanpa batas.

Bisakah Alexandra bahagia? Bersama siapa dia akan hidup bahagia?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alexandra (Simpanan Bos) 13

Yang masuk ke dalam ruangan Damian adalah putrinya bersama pengasuhnya. Dia langsung menggendong Aurora. "Aurora, sayang ada apa?."

Anak kecil berseragam TK itu menangis dalam gendongan Papanya. "Mama sakit, demam tinggi. Papa harus pulang, kita bawa Mama ke dokter."

Damian menatap pengasuhnya. "Iya, Pak. Ibu demam tinggi, tapi sudah saya siapkan obat."

"Iya."

Dari tempatnya Sandra dapat merasakan kesedihan Aurora. Anak kecil itu tidak berbohong, dia benar-benar sedih mengkhawatirkan Mamanya. Tanpa mengucapkannya sepatah kata dia pergi kelaur dari ruangan Damian. Pikirannya kembali dipenuhi rasa sesal. Dia duduk di kursi kerjanya, menatap kosong layar laptop yang ada di depannya.

"Aurora tidak boleh menjadi seperti diriku, aku juga tidak boleh menjadi perempuan ketiga dalam hubungan Damian dan istrinya. Tapi aku mencintainya lalu bagaimana dengan perasaanku?."

Drt Drt

"Selamat sore, Pak."

"Ada supir yang akan mengantarmu ke tempat meeting, karena Damian tidak bisa ikut. Damian harus membawa Juwita ke rumah sakit."

"Baik, Pak."

Sandra segera bersiap turun ke lobi. Sakit yang dirasakan karena Damian tidak ada bersamanya tapi pasti jauh lebih sakit lagi Aurora. Dia menaiki mobil yang disiapkan Pak Noval.

Drt

"Kau sudah jalan?."

Sandra tersenyum, Damian mengirim pesan padanya.

"Sedang dalam perjalanan."

"Aku tidak bisa ikut."

"Tidak apa-apa."

"Selesai meeting langsung pulang ke apartemen."

"Apartemen siapa?."

"Apartemen kita."

"Baik, bos."

Sandra menaruh ponselnya saat tiba di tempat meeting. Dia berjalan dengan sangat anggun, kepala tegak lurus ke depan. Dari kejauhan Pak Noval tersenyum. Dia terpesona dengan kecantikan Sandra.

"Selamat sore, Pak."

"Silakan duduk, Sandra."

Sandra duduk berhadapan dengan Pak Noval.

"Kita langsung saja meetingnya."

"Iya, Pak."

Sandra menerima berkas yang diberikan Pak Noval. Ada beberapa proyek yang akan berjalan di bulan depan.

"Saya percayakan proyek itu pada Damian dan kau harus membantunya."

"Baik, Pak."

"Kemungkinan kau dan Damian akan sering ke luar kota karena proyeknya ada di sana. Mungkin sesekali saya ikut bersama kalian."

"Tidak masalah, Pak."

Lalu mereka mendiskusikan yang lain, ternyata selain cantik Sandra juga sangat pintar. Enak untuk diajak bicara banyak hal bukan hanya pekerjaan saja. Pak Noval kembali mengungkapkan kekagumannya pada Sandra.

"Saya semakin tertarik dengan dirimu, Sandra. Kau sangat cantik, pintar, berbakat, memiliki wawasan sangat luas. Apa calon suamimu belum juga ingin menikahimu?. Kalau tidak biar saya saja yang menikahimu."

Sandra segera menjawab. "Mungkin dalam waktu dekat ini kami akan menikah."

"Saya akan patah hati."

Sekitar pukul sembilan malam Sandra sudah tiba di apartemen Damian. Itu juga setelah berhasil lolos dari ajakan Pak Noval yang sangat memaksa untuk mengantarkannya pulang. Sandra sudah mandi dan hanya menggunakan kimononya saja. Dia mengambil buah yang ada di dalam kulkas.

"Mungkin si bos tidak akan ke sini."

Sandra duduk sembari menikmati potongan buah yang terasa sangat segar. Sudah hampir tengah malam pria itu tidak juga menampakkan batang hidungnya. Sandra bangkit meninggalkan meja makan dan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk. Rasanya sungguh sangat nyaman. Tanpa sadar dia pun dengan cepat.

Keesokan paginya.

Sandra terbangun dalam pelukan seseorang. Wajahnya dihiasi senyuman kala mendapati tubuh Damian yang sedang memeluknya. Sandra mengeratkan pelukannya pada Damian.

"Saya kira kau tidak akan datang, bos."

"Walau terlambat tapi saya datang."

"Hmmm."

Sandra memejamkan mata mengikuti Damian, karena hari ini mereka tidak bekerja. Kembali tidur dalam kehangatan bersama orang yang dicintai. Ternyata mereka tidak bisa benar-benar tidur setelah menahan keinginan mereka yang tiba-tiba muncul. Alhasil keduanya olahraga pagi di atas kasur.

Sama-sama mencapai puncak dan mereka lemas, menghabiskan banyak tenaga. Mereka mengatur napas yang tersengal-sengal. Wajah berkeringat mereka menujukkan kebahagiaan tiada tara. Mereka duduk saling menghadap dengan tubuh polos.

"Bagaimana meetingnya semalam?."

"Lancar bos. Bagaimana juga keadaan Mamanya Aurora?."

"Masih demam tinggi."

"Terus kenapa kau tinggalkan?."

"Ada perawat."

Sandra mengangguk-anggukan kepalanya lalu kembali bicara.

"Kenapa istri bos sakit? Apa karena saya?."

Damian menggelengkan kepala, dia menangkup wajah Sandra karena gemas. "Bukan karena dirimu, Sandra. Dan saya tidak tahu kenapa dia jatuh sakit. Tapi yang jelas perceraian kami sudah diurus pengacara keluarga."

Wajah Sandra menjadi pucat. "Mungkin dia sakit karena tidak menginginkan perceraian bos."

"Kami sudah setuju untuk berpisah, Papa mertua juga sudah tahu dan tidak keberatan. Jadi ini bukan karena dirimu."

Sangat sulit bagi Sandra menepis perasaan bersalah dalam hatinya. Pasti ini terjadi karena dirinya. Karena melihat Sandra yang melamun, Damian menggoda perempuan yang masih polos itu. Meremas lembut dadanya yang padat dan kenyal.

"Ahhh...bos."

"Saya sangat menyukainya."

*

Juwita pergi di butik setelah beberapa hari istirahat di rumah. Dia menemui Irena di sana, karena sangat bosan bila harus di rumah terus.

"Aku senang kau sudah sembuh."

"Iya, aku harus segera bangkit. Tidak boleh terpuruk terlalu lama karena ada Aurora."

"Kau benar."

"Tapi ngomong-ngomong, kau sudah tahu siapa perempuan yang dicintai Damian?."

"Belum, Widya juga tidak bisa memberi informasi apa-apa."

"Bagaimana dengan Sandra? Apa kau sudah tidak mencurigainya lagi?."

Sandra menggeleng. "Tidak, karena Papa sangat menyukai perempuan itu. Dan sepertinya dia juga perempuan baik-baik."

"Semoga saja."

"Tapi Papamu yakin akan menikahi Sandra?."

"Aku tidak tahu, tapi yang aku lihat Papa sangat menyukai Sandra."

Kemudian Juwita terdiam, kembali melamun membayangkan ke depannya hidup tanpa Damian Bagaimana juga bicara pada putrinya yang sangat menyayangi Damian. Kepalanya kembali berdenyut hingga dia pun memijatnya pelan.

"Kau baik-baik saja?."

"Hanya sedikit pusing."

"Masih memikirkan Damian?."

Juwita mengangguk lemah.

"Kenapa kau tidak bertahan? Kau punya hak untuk mempertahankan kebahagiaanmu dan juga Aurora. Apalagi kau dan Damian saling mencintai, aku yakin Damian masih memiliki cinta untukmu."

"Sepertinya tidak lagi, aku melihat matanya. Dia benar mencintai perempuan itu."

Irena menjadi diam, dia tidak bisa memaksa Juwita lagi untuk mendengarkannya. Yang ada akan menambah rasa pusing kepala Juwita saja.

Di tempat lain, Damian dan Sandra melakukan pertemuan dengan beberapa orang yang terlibat dalam proyeknya. Cukup singkat pertemuan itu sehingga mereka memiliki banyak waktu untuk terus berdua. Memang dunia terasa milik mereka saja.

"Mau langsung balik ke apartemen apa mau jalan-jalan dulu?."

"Bagaimana kalau kita nonton saja?."

"Boleh."

Mereka menuju mall yang letaknya tidak jauh dari tempat pertemuan. Di keramaian Damian sudah berani menggenggam tangan Sandra. Mereka berdua benar-benar di mabuk cinta. Drama romantis yang sedang mereka tonton, keduanya begitu hanyut dalam film tersebut. Namun tetap saja sesekali Damian melancarkan aksinya, mencium bibir Sandra tanpa takut ada orang yang melihatnya.

Sandra mengingatkan. "Bos, ini tempat umum."

Jawab Damian enteng "Tidak akan ada yang melihat."

1
Lia Kiftia Usman
😡 jahaat... pak noval
Lia Kiftia Usman
respek p noval tidak banyak drama u masalah damian juwita.

entah kalau dia tau damian - sandra 😊🤫
Lia Kiftia Usman
gregetan sama tingkah damian - sandra.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!